“Yudha, kau tidak apa-apa.....?”
“Aku tidak apa–apa Manggala...kau sendiri bagaimana....?”.
“Aku tidak apa-apa......”.
“Apakah kalian kira bisa mengalahkanku ha.....!!! apakah guru kalian Panembahan Agung tidak mengajarkan yang lebih baik pada kalian untuk menghadapiku......”. tiba-tiba saja terdengar suara mengema ditempat itu, anehnya mulut Pangeran Iblis tampak tidak sedikitpun terbuka saat mengeluarkan ucapan tadi, tapi suaranya sudah terdengar begitu keras dan nyaring, ucapan itu jelas meremehkan serangan yang baru saja dilancarkan oleh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut.
“Jangan berani kau menghina guru kami manusia iblis.....”. ucap Raja Naga tak kalah sengit.
“Kenapa, kenapa tidak guru kalian sendiri yang datang menghadapiku, kenapa hanya 2 murid bodoh seperti kalian yang dikirimnya untuk menghadapiku.......kalian hanya mengantarkan nyawa saja ditanganku, sebaiknya pergilah, katakan pada guru kalian itu untuk menghadapiku sendiri.......”. ucap Pangeran Iblis lagi dengan senyum meremehkan.
“Jangan sesumbar dihadapanku manusia iblis......ingin kulihat seberapa hebat kesaktianmu......hiyaaa......”
“Manggala, jangan.......!!!”. terlambat bagi Raja Alam Lelembut untuk mencegah kakak seperguruannya itu yang telah terlebih dahulu melesat kearah sosok Pangeran Iblis dengan garangnya.
“Blep....bleppp.....bleppp........”. sungguh hebat serangan yang dilancarkan oleh Raja Naga, tubuhnya terlihat berpindah-pindah tempat dari satu tempat ketempat yang lain dengan cepatnya.
“Huppp....hiyyaa...”. tak mau kalah dengan saudara seperguruannya, sosok Raja Alam Lelembutpun ikut memburu kedepan, tak kalah dengan serangan mematikan yang dilancarkan oleh Raja Naga, tubuh Raja Alam Lelembut yang melesat kedepan tiba-tiba saja menjelma menjadi puluhan banyaknya dan semua bayangan sosok Raja Alam Lelembut ikut melancarkan serangan kearah Pangeran Iblis.
Dua serangan mematikan dari kedua Maharaja besar ini begitu amat menakjubkan dan sangat mengerikan, angin berhembus kencang mengiringi serangan keduanya, sementara itu ditempatnya, sosok Pangeran Iblis masih berdiri dengan tenangnya, bahkan ;
“Hyaaa......ppyaaarrr..........”. hanya dengan satu hentakan keras, bayangan kedua naga raksasa yang melibat tubuhnya hancur seketika, disaat itulah serangan Raja Naga dan Raja Alam Lelembut telah semakin mendekat, bahkan ;
“Duarr.....duarrrr......duarrrrrr.......duarrrrrrr........”. terjadi beberapa ledakan dasyat saat kedua telapak tangan Pangeran Iblis menahan kedua serangan Raja Naga dan Raja Alam Lelembut secara bersamaan, dan kini terlihat perpaduan tenaga dalam diantara ketiganya.
“Hyyaaarrrr.......bllaaarrrrrr...........”. bersamaan dengan teriakan keras oleh Pangeran Iblis, seiring dengan itu pula satu ledakan besar terjadi membuat tempat itu bergetar dengan hebat, ledakan maha dasyat itu terlihat membuat tubuh Raja Naga dan Raja Alam Lelembut terlempar dengan deras kebelakang, sepertinya dalam adu tenaga ini, Pangeran Iblis lebih unggul dari keduanya, tapi walaupun tubuh keduanya terlempar, kedua-duanya masih mampu untuk mengendalikan gerak jatuh tubuh mereka dengan bersalto beberapa kali diudara dan kemudian menjejakkan kakinya dengan mulus ditanah.
“Benar-benar hebat.......”. ucap Raja Alam Lelembut lagi kagum melihat kesaktian yang dimiliki oleh sosok Pangeran Iblis.
“Benar, dia memang hebat Yudha, sudah saatnya kita gunakan pusaka Yudha Manggala kita untuk mengalahkannya”. ucap Raja Naga lagi yang langsung disambut dengan anggukan kepala oleh Raja Alam Lelembut.
Raja Naga penguasa istana dasar Samudra terlihat mengangkat tangannya kearah langit, matanya terlihat terpejam dan bibir yang berkomat-kamit, dan ; “Zzzeegghhh..........”. sebuah cahaya biru yang cukup terang benderang muncul ditelapak tangan kanan Raja Naga yang masih terangkat. Perlahan terlihat Raja Naga menurunkan tangannya yang mengeluarkan cahaya biru tersebut. “Clebbb......”. seiring dengan itu cahaya biru itu lenyap dan kini ditangan kanan Raja Naga terlihat tergenggam sebuah pedang berwarangkakan seekor naga yang tampak tengah membelit dari ujung hingga pangkal warangka pedang bergagang kepala naga tersebut.
Sama seperti halnya yang dilakukan oleh Raja Naga, Raja Alam Lelembutpun melakukan hal yang sama, tangan kanannya terlihat terangkat keudara.
“Zzzeegghhh..........”. seperti halnya Raja Naga, ditangan kanan Raja Alam Lelembut yang masih berada diudara terlihat sebuah cahaya kuning keemasan. Perlahan terlihat Raja Alam Lelembutpun menurunkan tangannya yang mengeluarkan cahaya kuning keemasan tersebut.
“Clebbb......”. seiring dengan itu cahaya kuning keemasan itu lenyap dan kini ditangan kanan Raja Alam Lelembut tergenggam sebuah seruling yang sepertinya terbuat dari emas murni, hal ini terlihat dari warna kuning keemasan yang memancarkan dari seruling yang ada ditangan Raja Alam Lelembut. Sebuah seruling yang terbilang aneh dan unik, bagaimana tidak, hulu dari gagang seruling tersebut tampak tidak berbentuk seperti halnya suling pada umumnya dimana disepanjang seruling tersebut terlihat seekor naga yang melilit hingga sampai hulu seruling, ditambah lagi diujung seruling tampak sebuah kepala harimau bermahkota.
Kedua senjata yang kini berada ditangan kedua Maharaja Alam Lelembut dan alam ghaib ini jelas bukan senjata sembarangan, hal ini terlihat jelas dari cahaya yang terlihat memancar keluar dari kedua pusaka tersebut.
“Cringg.......”. menyadari kalau lawan yang ada dihadapan mereka kali ini bukanlah orang sembarangan, tepatnya mahluk angkara murka, tanpa menunggu waktu lagi, Raja Naga segera mencabut pedang yang ada ditangannya, seketika semburat cahaya biru keluar terpancar dari pedang yang kini telah berada ditangan Raja Naga.
Anehnya melihat kedua senjata yang ada ditangan kedua lawannya, tiba-tiba saja terlihat perubahan diwajah dingin Pangeran Iblis. “Ayo Yudha......”
“Pedang Manggala heaaaa.......wuussshhhhh.......”. dari pedang ditangan Raja Naga, keluar satu cahaya biru yang terang benderang hingga cukup menerangi tempat tersebut, cahaya biru melesat dengan kecepatan tinggi kearah sosok pemuda yang diduga adalah sosok Pangeran Iblis.
“Swuittt......wuiiittt......wuiittttt...............”. tidak hanya itu, tiba-tiba saja terdengar suara alunan seruling yang rupanya berasal dari seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut, secara perlahan tapi pasti, terlihat dari 7 lubang yang terdapat diseruling tersebut, terlihat keluar sinar-sinar kuning keemasan yang membentuk garis panjang seperti sebuah benang emas yang kini melesat terbang kearah sosok Pangeran Iblis yang masih melayang diudara.
Sementara itu cahaya biru yang tadi keluar dari Pedang Manggala yang ada ditangan Raja Naga, tiba-tiba ; “Sharrrggkkk............”. cahaya itu berubah menjelma menjadi sesosok Naga raksasa yang kini terus melesat kearah sosok Pangeran Iblis. Sementara itu kelima cahaya yang tadi keluar dari lubang-lubang seruling emas yang ada ditangan Raja Alam Lelembut tampak tak kalah hebatnya melesat kearah Pangeran Iblis, bahkan seperti apa yang terjadi pada Naga Biru jelmaan cahaya yang tadi keluar dari Pedang yang ada ditangan Raja Naga. Lima cahaya kuning keemasan itupun terlihat melesat dengan cepat kearah sosok Pangeran Iblis. Hampir bersamaan sosok bayangan naga biru jelmaan cahaya biru yang keluar dari hulu Pedang Manggala serta kelima cahaya yang keluar dari lubang-lubang seruling Yudha itu langsung melibat dan membungkus sosok Pangeran Iblis dari ujung kaki hingga sebatas leher, begitu keras dan eratnya membelit tubuh Pangeran Iblis seakan ingin meremukkan tubuh
Kehidupan terus berjalan seiring dengan perputaran sang waktu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulanpun berganti tahun, tanpa terasa kehidupan diatas jagat raya terus berjalan seperti biasanya. Sementara itu keadaan diatas jagat raya ini tengah menganut sebuah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang berkuasa, tepatnya masa itu disebut sebagai masa dunia persilatan. Para pendekar dari seluruh sentero jagat terus memperdalam ilmu kesaktian yang mereka miliki untuk menjadi yang nomor 1 dan yang terkuat dijagat raya ini, golongan putih dan golongan hitam terus saling berlomba-lomba untuk mencapai tingkatan tersebut, tak perduli berapa nyawa yang harus melayang karena tujuan itu, nama dan kedudukan menjadi pendekar yang tak terkalahkan telah membutakan mata setiap orang yang haus akan besarnya sebuah nama untuk ditakuti dan disegani baik oleh lawan maupun kawan. Dan hal itu pulalah yang saat ini terjadi disebuah pulau yang terkenal akan kekayaan buminya y
Gempa hebat yang terjadi semalam, ternyata tidak saja terjadi di Lembah Obat, tapi hampir terjadi diseluruh alam jagat raya ini, hingga keesokan harinya terjadi kegegeran dan kegemparan diseluruh alam jagat raya ini karena terjadinya gempa bumi yang sama sekali tidak diduga dan tidak diraba kedatangannya. Seketika saja berita tentang gempa bumi hebat itu menjadi bahan pembicaraan dimana-mana, berbagai persepsi diutarakan oleh setiap orang, tapi yang mana yang benar, tidak ada seorangpun yang dapat menjamin kebenaran akan hal itu. Tapi sebagian tokoh-tokoh yang sudah mumpuni, gempa hebat yang terjadi semalam bukanlah gempa biasa, melainkan suatu pertanda besar yang akan terjadi di alam jagat raya ini. Tapi merekapun masih tetap bertanya-tanya tentang hal itu. Tidak ada seorangpun yang dapat merabanya secara pasti. Bagi beberapa yang tahupun hanya menyimpannya menjadi rahasia dirinya sendiri. Oleh karena pristiwa besar yang mengundang seribu macam pertanyaan dan
Cukup lama, tidak ada yang membuka suara mengenai hal itu, hingga akhirnya ketiga datuk terlihat menarik napas panjang, akankah pertemuan kali ini tidak akan menghasilkan apapun. “Tunggu.....!!”. tiba-tiba saja sebuah suara terdengar diiringinya dengan berkelebatnya satu sosok bayangan melesat dan turun tepat ditengah-tengah mereka. Semua mata kini langsung tertuju kearah sosok yang kini telah berada ditengah-tengah mereka, rupanya sosok tersebut adalah sosok seorang kakek yang berpakaian putih, tapi bukan hal itu yang aneh pada sosok kakek yang satu ini, wajahnya terlihat begitu memerah, sementara ditangannya tampak sebuah bumbung tuak yang sesekali dituangkannya kedalam mulutnya, dapat dipastikan kalau merahnya wajah sikakek tentu karena minuman tuak yang ada ditangannya, rambutnya terlihat memutih, padahal wajahnya masih belum begitu tua, kedua matanya terlihat seperti orang yang tengah mengantuk, bahkan gaya berdirinya saja seperti orang yang mau jatuh. A
Matahari masih bersinar dengan teriknya siang itu, sinarnya yang panas menyengat seakan ingin membakar semua apa yang ada diatas permukaan bumi ini, hingga tak heran banyak orang lebih memilih untuk tetap berada didalam rumah mereka karena mereka tak tahan akan panasnya sinar matahari pada siang itu. Diantara teriknya terpaan sinar sang surya, sebuah lembah terlihat berdiri dengan suburnya, sejauh mata memandang, pohon-pohon berbagai jenis dan ragam tumbuh dengan suburnya dilembah tersebut, dari jenis yang mudah ditemui hingga sampai jenis yang amat langka sekalipun ada dilembah itu, hingga tak heran orang-orang dunia persilatan memberikan nama Lembah Obat kepada lembah tersebut, tapi keberadaan Lembah Obat ini hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Sehingga bisa terbilang sangat jarang ada orang yang dapat mencapai tempat itu. Siang itu, dua sosok tubuh tampak berjalan menaiki Lembah Obat, keduanya adalah dua sosok kakek-kakek yang mengenakan serba putih, g
“Benua, kedatanganku kemari bersama Datuk Langit adalah karena......”. “Aku sudah tahu maksud kedatangan kalian semua, kalian pasti ingin menanyakan tentang pertanda gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.......” “Benar, kedatangan kami memang ingin menanyakan tentang hal itu Peramal 5 Benua......”. ucap Datuk Langit lagi “Ah, jangan terlalu berbasa basi seperti itu datuk, panggil saja namaku seperti yang lainnya.......” “Weleh....weleh, kau memang hebat Benua, tak heran namamu sebagai Peramal 5 Benua tidak diragukan lagi......”. “Bujul buneng, sudah-sudah, sekarang katakan pada kami Benua, apa sebenarnya arti pertanda dari gempa besar itu, aku sudah tidak sabar untuk mendengarnya......”. “Memang gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu bukan kejadian biasa, tapi nanti saja aku akan menjelaskannya pada kalian, karena kita masih akan kedatangan seorang tamu lagi.....”. ucap Benua lagi hingga membuat semua yang ada di
“Mengejutkan apa !! cepat katakan Benua, jangan membuatku penasaran.......”. ucap Sigila Tuak lagi cepat dengan tidak sabar. “Dia mengatakan tentang sesuatu yang mungkin sebagian dari kita pernah mendengarnya, tapi kita menganggap hal itu hanyalah sebuah cerita kosong belaka, bahkan aku sendiri pernah mengaggap kalau cerita itu juga hanyalah isapan jempol belaka, tapi ucapannya membuatku tersadar kalau apa yang selama ini kudengar itu bukanlah omong kosong.......”. ucap Benua lagi. “Bujul buneng, kau semakin membuat kami bingung Benua, cepat jangan berbelit-belit......”. ucap si Raja Cebol lagi cepat. Peramal 5 Benua hanya tampak menarik napas panjang seraya memandangi raut-raut wajah yang ada dihadapannya yang sepertinya sudah tidak sabar untuk mendengar ceritanya. “Legenda tentang kelahiran Raja Dunia Kegelapan, Pangeran Iblis........”. ucap Benua lagi. Ucapan itu cukup membuat semua tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu menjadi saling pandang satu s
Hari demi hari terus berjalan, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun dan tanpa terasa waktu terus bergulir tanpa ada yang mampu mencegahnya. Kehidupan diatas muka bumi terus berjalan sebagaimana biasanya. Masing-masing orang bergelut dengan kegiatan dan aktivitasnya masing-masing, seakan-akan ingin berlomba-lomba dengan kecepatan sang waktu. Pulau Jawa adalah sebuah pulau yang terkenal akan kesuburan tanahnya, kemakmuran kehidupan rakyatnya, hingga tak heran pulau ini menjadi begitu banyak incaran kaum-keum penjajah dimasa yang akan datang. Pada masa itu ada banyak kerajaan besar dan kerajaan kecil yang berdiri ditanah jawa, bahkan tidak jarang kerajaan-kerajaan kecil menjadi incaran dan jajahan kerajaan-kerajaan besar, tapi begitulah keadaan yang terjadi saat itu, siapa yang kuat dialah yang berkuasa. Salah satu kerajaan yang saat ini tengah berkembang dengan pesat, bukan saja karena kemakmuran dan kekayaan alamnya, tapi juga karena kekuatan angkatan perang ya
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu