"Tuan tidak perlu melakukan hal yang sia-sia. Dia itu seorang anak muda pemalas yang hanya mengandalkan hidupnya dari mengemis. Jika hari ini Anda menolongnya, mungkin besok dia juga tetap akan mengulangi mengemis dan mengemis lagi!" seru Ki Sarta dengan wajah tidak mengenakkan.
Yin Long ingin menyahut, tetapi orang lain merebut ucapannya."Benar sekali. Dia itu tidak pernah ada kapoknya. Kemarin dia baru saja diusir, tetapi hari ini juga datang lagi. Pelanggan kami banyak yang lari karena merasa jijik melihatnya!" Seorang wanita menimpali. "Gara-gara kedatangannya, kedai kami terancam tidak laku."Yin Long menggelengkan kepala, merasa miris dengan sikap semua orang."Bukankah kedai ini masih tetap cukup ramai?" Jatayu yang bicara kali ini."Memang masih ramai, tetapi tidak seperti sebelum pengemis itu datang. Para orang-orang kaya yang tadinya menjadi pelanggan di sini, semuanya pergi hanya karena melihat dia duduk di sana." Salah seor"Baiklah, Tuan Bai Yi. Semoga kita bisa menjadi sahabat di masa depan." Jatayu berkata seraya menggigit sepotong bakwan yang disusul dengan beberapa buah cabai hijau. "Tentu. Mengapa tidak?" Yin Long menyahut sambil mulai menyantap makanan yang dipesannya dan sudah mulai sedikit dingin. "Silakan dinikmati hidangannya. Anggap saja sebagai tanda perkenalan dari musafir tak beratap ini." Jatayu hanya tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, Tuan Bai!" Sebenarnya, Jatayu dengan sengaja mendatangi Yin Long karena ia juga merasakan bau napas naga yang cukup asing baginya. Dia hanya ingin memastikan dari jarak dekat, apakah kecurigaannya ini benar-benar nyata. "Aromanya tidak seperti aura milik Paman Zi Wu yang masih sedikit berbau naga kegelapan. Bau napas naga orang ini justru sangat murni dan tidak mudah ditebak. Siapa dia sebenarnya?" Jatayu berkata-kata dalam hati sembari memerhatikan Yin Long dengan mata menyipit.
Pengemis berambut gimbal menyeringai. "Baiklah. Kakak kejam ini yang akan membantu membalas perbuatan semua orang yang sudah berlaku tidak adil terhadapmu. Sekarang, sebaiknya aku mencoba menghilangkan dulu luka-luka ini." Pengemis muda kembali memejamkan kedua matanya dan mulai berkonsentrasi.Cahaya keemasan kembali keluar dari dalam tubuh si pengemis berambut gimbal, membungkusnya dan seperti membakar semua luka-luka di sekujur badannya. Dalam proses ini, jika pemilik tubuh dalam keadaan sadar, maka tak bisa dibayangkan bagaimana sakitnya.Tak seberapa lama kemudian, luka-luka di kulit badan pengemis berambut gimbal itu menghilang seketika dengan tanpa meninggalkan bekas sama sekali. Baru setelah itu, cahaya emas yang membungkus tubuh pengemis muda pun kembali meredup."Berhasil!" Bibir pengemis muda berseru sambil membuka mata. "Rupanya aku masih memiliki kekuatan untuk menyembuhkan diri." "Tapi ... rambut ini, aku sungguh
Tiba-tiba saja, Jin mengeluarkan beberapa benda tipis selebar piring kecil yang tampak sangat berkilauan. "Kamu pakailah ini untuk membiayai hidupmu." "Lempengan emas?" Mata pengemis itu terbelalak lebar. "Dari mana kamu mendapatkan benda itu, dan apakah ini asli?" Jin tersenyum dan mengulurkan lempengan emas itu kepada si pengemis. "Aku punya banyak sekali benda semacam ini. Dan dari yang pernah aku dengar, manusia sangat menyukai dan memujanya sebagai harta berharga yang tak ternilai harganya. Mereka bahkan rela saling membunuh hanya karena benda ini. Padahal menurutku, ini hanyalah sampah yang biasanya akan aku buang setelah dia tidak mau lagi melekat di kulitku.""Ini benar-benar benda berharga, tapi mengapa kamu menyebutnya sampah?" Pengemis muda tidak mengerti, tetapi dia menerima lempengan emas yang menyerupai sisik binatang. "Dan ... apa maksud dari perkataan Kakak Jin yang terakhir tadi?" "Tidak mau lagi menempel di kulit?" Pengemis mu
"Kalau begitu terserah padamu." Jin Long tak mau ambil pusing masalah nama.Pengemis muda itu terdiam, memerhatikan kulitnya yang sekarang terlihat halus, putih dan bercahaya. Itu sangat jauh berbeda dengan beberapa saat yang lalu, sebelum Jin Long menyembuhkan luka-luka menjijikkan tersebut dengan esensi kekuatannya yang aneh."Sekarang kulitku seperti kulit bayi yang baru saja terlahir ke dunia," gumam pengemis muda itu dengan rasa takjub. "Kulit tubuhku benar-benar putih dan jauh lebih baik dari kulitku sebelumnya."Pengemis muda itu lalu berkata, "Hmm ... kalau begitu, aku akan menamai diriku dengan nama Elang Ragaseta yang artinya adalah tubuh putih. Itu seperti diriku yang seperti baru saja terlahir kembali. Dan selain itu, aku juga ingin terlihat gagah seperti burung elang yang terbang di angkasa raya!""Baiklah." Jin Long mengangguk setuju. "Mulai sekarang namamu adalah Elang Ragaseta." Pengemis muda tersenyum senang dan bergumam
"Ya. Dengan adanya aku di dalam tubuhmu, maka kamu bisa terbang kapanpun kamu mau," jawab Jin Long dengan begitu santai. "Sekarang, aku adalah kamu, dan kamu juga adalah aku." "Benarkah? Lalu, siapa sebenarnya kamu ini?" Elang Ragaseta sungguh takut jika yang menempati tubuhnya saat ini adalah sejenis makhluk jahat. "Aku adalah Jin Long. Dulu aku juga pernah menjadi seorang jenderal perang!" seru Jin Long sambil terus membumbung ke angkasa."Apa?" Elang Ragaseta tidak terlalu jelas dengan ucapan Jin Long. "Jenderal perang?" Jin Long tak memedulikan semua pertanyaan dari si pemilik tubuh dan terus membawa Elang Ragaseta terbang menjauhi daerah tersebut. Ia bahkan tidak menyadari, jikalau ada seseorang yang sedang memerhatikan dari kejauhan. 'Tubuh orang ini sangat lemah dan itu tidak sesuai dengan kekuatanku. Jika aku memaksa menggunakan kekuatanku melalui tubuh ini, kemungkinan hanya akan merusak dan menghancurkannya,' pikir Jin Long
Di sisi lain, secara tanpa sadar Yin Long mendongak ke atas dan melihat selarik cahaya keemasan. Meskipun pandangan mata manusia biasa tidak akan bisa melihatnya, tetapi penglihatannya adalah mata naga langit yang luar biasa tajam dan bisa menembus ruang tak kasat mata. Yin Long tertegun. 'Cahaya keemasan itu?'Hati Yin Long terasa berkedut, berharap jika yang dilihatnya tidak salah. "Ada apa, Kakak Bai Yi?" Jatayu yang baru saja selesai menyusuri tepian sungai guna mencari tubuh pengemis pun merasa heran. Ia melihat Yin Long sedang menatap ke suatu arah dengan pandangan aneh."Oh!" Yin Long terkejut."Tidak ada apa-apa, Adik Jatayu. Aku hanya sedang berpikir tentang orang itu. Bagaimana mungkin dia tiba-tiba saja menghilang?" Yin Long terpaksa berkata lain guna mengalihkan perhatian Jatayu."Aku juga tidak habis pikir, mengapa orang itu tiba-tiba saja hilang? Aku sudah memeriksa semua bangkai buaya yang mati itu dan aku meliha
"Pangeran, tolong pikirkanlah baik-baik!" Hei Sha dengan sorot mata penuh kekhawatiran."Benar, Yang Mulia Pangeran. Kami tidak akan sanggup melawannya. Terlebih lagi jika dia mengetahui, kalau kita berasal dari Klan Naga Hitam. Saya khawatir, dia tidak akan pernah mengampuni kita!" Hei Mo berteriak mengingatkan."Benar, Yang Mulia! Ingatlah juga, bahwa Anda baru saja sembuh dari luka-luka akibat melawan Naga Ungu, Zi Wu. Kekuatan Jenderal Naga Perak ini juga yang sudah membuat Jenderal Hei Kun terluka di medan perang saat itu!" Prajurit naga hitam lainnya berteriak. Mereka sungguh sangat khawatir, jika sang pangeran akan membuat masalah baru yang kemungkinan lebih besar dari sebelumnya.Pangeran Hei Xian secara tiba-tiba berhenti, berbalik menghadap keenam pengikutnya. Mau tak mau, mereka semua berhenti dengan mengambangkan diri di udara. "Oh, jadi orang itu yang pernah melukai Paman Hei Kun?" Pangeran Hei Xian menganggukkan kepala. "M
Dalam sekejap, pandangan mata gaib pemimpin tertinggi Klan Naga Hitam berhasil menembus tirai gaib yang membuatnya terkejut. bola mata tajam Pangeran Hei Xin Long memancarkan cahaya hijau terang yang kuat, pertanda jika dia sedang menggunakan kekuatan penembus melalui penglihatannya."Ah Kun, Ah Xiang, aku melihat ada hal yang sangat menarik di dalam sana!" seru Pangeran Hei Xin Long setelah selesai dengan pelacakannya dan menarik kembali kekuatannya."Benarkah, Yang Mulia?" Jenderal Hei Xiang merasa tertarik."Ya." Pangeran Hei Xin Long maju beberapa langkah ke depan. "Sepertinya ini adalah tempat yang dikatakan oleh Hei Mo kemarin saat kita memburu anak itu." Jenderal Hei Xiang teringat akan suatu hal. "Hamba rasa juga demikian, Yang Mulia. Kemarin kelompok Pangeran Hei Xianlah yang berhasil menemukan anak yang kita cari selama ini, dan Hei Mo menjelma menjadi seekor kelinci untuk memancing anak itu agar keluar dengan sendirinya dari lingkup ru
Beberapa hari kemudian, di Lembah Pakisan.Kabut tipis menggulung pelan di atas aliran Sungai Seruling, menelusup ke celah-celah dedaunan pakis yang tumbuh liar di sepanjang lereng lembah.Malam telah turun, menyelubungi langit dengan jubah kebiruan gelap. Nyala lentera-lentera dari kertas berwarna merah keemasan di Paviliun Bunga Kertas tampak bergoyang lembut diterpa angin lembah.Di dalam paviliun, An Se duduk bersila di atas tikar anyaman bambu, mengenakan jubah dalam warna hijau pinus dengan sulaman awan di ujung lengan. Di hadapannya mengepul secangkir teh hangat, aroma melatinya lembut, bercampur dengan harum kayu cendana dari dupa yang terbakar di sudut ruangan, sedangkan tangannya sibuk menata bidak-bidak catur bulat pipih warna hitam di atas papan berbentuk bujur sangkar.Suar seseorang terdengar dari belakang An Se. "Tuan Besar, Tuan Muda Yin ada di sini. Katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Tuan Besar." "Suruh dia masuk," kata An Se dengan suara tenang."Bai
Hei Fu Long langsung mengerti. Wanita itu mengambil guci tempat arak dan menuangkannya hingga hampir penuh ke dalam cawan di tangan suaminya. "Silakan, Yang Mulia." Pangeran Hei Xin Long hanya mengangguk dengan anggun. Para prajurit naga hitam segera bangkit dari bersujudnya dan berdiri berbaris dengan wajah yang sedikit lebih baik."Baiklah. Untuk masalah kegagalan para prajurit bisa kita bahas di lain waktu. Aku masih bisa memberikan toleransi kepada mereka. Sekarang, kami hanya ingin mengetahui tentang keberadaan Hei Xian, putra kami." Hei Mo mengepalkan kedua tangannya. "Menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, sebenarnya kami memberanikan diri untuk kembali, itu karena kami membawa sebuah berita penting." "Berita penting?" Pangeran Hei Xin Long mengernyitkan dahinya. "Sepenting apa berita itu, dan apa adakah kaitannya dengan Xian'er kami?"Semua orang juga merasa penasaran hingga mereka menahan napas."Berita penting apakah itu, lalu di manakah Pangeran kalian?" Pangeran Hei Xin
"Pangeran merencanakan sesuatu yang berbahaya," ucap Hei Mo disertai keringat dingin yang membuat tubuhnya gemetar."Ah Xian! Apa yang direncanakan olehnya?" Hei Fu Long sangat khawatir. "Kamu tenanglah dulu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long mengingatkan. Hei Fu Long menatap Pangeran Hei Xin Long, ekspresi wajahnya terlihat cemas. "Yang Mulia ...." Pangeran Hei Xin Long menggeleng dan berkata, "Lanjutkan!""Baik, Yang Mulia." Hei Mo melanjutkan, "Semula kami hanya mengawasi dari jauh apa pun yang dilakukan oleh Yang Mulia Pangeran, sampai akhirnya kami kehilangan jejaknya untuk sementara waktu.""Kehilangan jejak?" Alis Pangeran Hei Xin Long berkerut, lalu bertanya, "Sepertinya kalian baru saja bertarung dengan orang yang bisa membuat kalian kewalahan dan menjadi seperti ini.""Itu memang benar, Yang Mulia," ucap Hei Mo dengan rasa was-was hingga kepalanya ditunjukkan dengan cukup dalam. "Dan kami ... kalah." "Susah kuduga. Jika kalian baru saja bertarung dan kalah, lalu mengapa kali
Pangeran Hei Xin Long mengangkat kepalanya dari sandaran kursi. Wajahnya terlihat buruk. "Jika ada cara untuk menembus segel sialan itu, maka sudah sejak lama aku pasti akan melakukannya!"Nada suara Pangeran Hei Xin Long terdengar emosi. Ekspresi wajahnya bahkan langsung berubah dari hanya kesal menjadi marah. "Jangankan untuk menghancurkan pagar pelindung itu, sedangkan menyentuhnya saja kita tidak bisa!"Melihat gelagat tidak baik, Tetua Hei Ji merasa hatinya bergetar. Dia buru-buru berkata yang bersifat menenangkan. "Yang mulia mohon tenanglah, saya yakin pasti akan ada cara untuk mengatasi masalah ini.""Kalau begitu, sebaiknya Anda segera memikirkan caranya. Aku tidak mau tahu bagaimana cara Tetua melakukannya, dan aku hanya ingin Anda berhasil mendapatkan cara untuk mendobrak pagar pelindung di atas lembah itu." Pangeran Hei Xin Long berkata sembari mengibaskan tangan hingga kain lengan jubahnya bergerak, menimbulkan desir angin.Tetua Hei
Hei Fu Long segera bangkit dan berjalan ke arah Pangeran Hei Xin Long. Wanita itu kembali menggamit lengan Pangeran Hei Xin Long dengan mesra, lalu berucap dengan suara lembut. "Kami semua mengerti akan perasaan Anda, Yang Mulia. Tentu saja kita harus merebut kristal jiwa itu meski harus membunuh anak itu. Sekarang kita hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha lagi." Hei Fu Long tentu saja mengetahui, jika orang semacam ini tidak mudah diluluhkan. Namun, dia tetap melakukannya meski mungkin Sang Penasihat Agung ini tidak terlalu menganggap ucapannya adalah hal yang penting. "Hamba tahu kalau masalah ini tidak dapat diabaikan. Raja Klan Naga Hitam harus secepatnya dibangunkan agar kita semua kembali memiliki pemimpin yang sesungguhnya. Atau ... bagaimana jika hamba juga turun tangan dan melihat formasi yang melindungi lembah itu?" Hei Xin Long tidak menjawab ataupun menepis pegangan tangan istrinya dan membi
Saat ini, Pangeran Hei Xin Long merasa perih dalam hati. "Bertahun-tahun. Ini sudah bertahun-tahun, bahkan kita di sini sudah lebih dari dua ratus tahun dalam pencarian kristal jiwa raja naga keparat itu, Fu'er!" Pangeran Hei Xin Long menatap wajah wanita cantik di sampingnya dengan pandangan yang sulit diartikan. "Dan waktu kita sudah tidak banyak lagi. Tubuh Hei Wang tidak bisa terus ditempatkan di dalam peti giok hitam itu untuk selamanya." Tetua lain berseru, "Benar sekali apa yang dikatakan oleh Anda, Yang Mulia. Meskipun peti giok itu dapat mempertahankan tubuhnya, tetapi juga dapat menyerap habis vitalitas dan daya kekuatan Yang Mulia Raja. Dan kalaupun Yang Mulia Raja bisa dibangunkan kelak, mungkin dia sudah tidak memiliki kekuatan seperti semula." Kepala Pangeran Hei Xin Long semakin terasa sakit. "Jadi, ternyata peti giok hitam itu tetap ada akibat buruknya juga?" tanya Jenderal Hei Kun Long. "Jika aku tidak memikirkan hal itu, maka aku tidak akan terlalu terburu
"Pangeran Hei Xian dapat mendeteksi kristal naga pelangi dalam diri seseorang?" tanya Tetua Hei Sheng dengan ekspresi terkejut. "Bagaimana mungkin?" Mendengar pertanyaan ini, Hei Fu Long menjadi gelisah, takut jika identitas putra kesayangannya terbongkar. Ia melirik sekilas ke arah Pangeran Hei Xin Long yang tetap tak bergerak dari tempatnya. 'Bagaimana ini?' tanya Hei Fu Long dalam hati dan ia semakin merasa khawatir. 'Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!' Tetua Hei Sheng memandang ke arah Pangeran Hei Xin Long, lalu bertanya dengan ekspresi penasaran. "Yang Mulia, benarkah apa yang dikatakan Jenderal Hei Xiang tentang Pangeran Hei Xian?" Sebelum menjawab, Pangeran Hei Xin Long meneguk sisa minumannya. "Benar." Semua orang yang baru saja mendengar hal ini pun dibuat terkejut. Pangeran Hei Xin Long melanjutkan ucapannya dengan sikap tenang. "Meskipun dia sedikit nakal tetapi putraku memiliki kemampuan langka yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Itu memang keistimewaann
Yin Long teringat ketika dirinya menembus portal cahaya yang membawanya ke bumi. Pintu masuk dan keluar antara alam bumi dan alam langit itu terlalu jauh dari tempatnya sekarang ini. 'Baiklah, untuk masalah ini akan aku bicarakan dengan Senior Zi Wu saat aku bertemu dengannya. Dia lebih berpengalaman tentang kehidupan di sini.' Yin Long merapikan penampilan Bai Xian dan menutup tubuhnya dengan sehelai selimut tipis.Ia memerhatikan sekali lagi wajah tampan nan cantik yang masih tertidur pulas sambil menyentuh dagunya sendiri. Ada kilasan kecantikan Ratu Bai Hua, ada pula lintasan bayangan wajah Yang Mulia Raja Klan Naga Putih, Caihong Xue. Kedua rupa indah itu seakan menyatu dalam wajah Bai Xian yang masih dalam pengaruh mantra penidur. Yin Long merasa pusing dengan penglihatannya. Ia bahkan mengutuki ilusi yang terus saja melintas tanpa henti hingga tubuhnya sedikit terhuyung. Semakin dilihat secara saksama, kian terlihat nyata pula
Pria muda itu kemudian bergegas ke ruangan lain dan berniat segera menyiapkan beberapa hidangan makan malam ala kadarnya untuk disantap mereka berdua. Sesampainya di dapur, Yin Long langsung mengeluarkan barang-barang yang disimpan di dalam sabuk ruang, seperti bahan obat dan mainan yang rencananya akan diberikan kepada An Zi. Sabuk ruang milik Yin Long adalah suatu tempat penyimpanan gaib yang memiliki daya tampung cukup besar. Benda ini semacam alam kecil yang tercipta pada sabuk keramat miliknya. Ukurannya sendiri bisa dikatakan sangat luas hingga bisa menampung banyak sekali benda. Ini adalah benda dari Alam Naga Langit, sebuah dimensi lain tempatnya dirinya berasal dan barang semacam ini tentu saja sangat jarang ada di bumi pada zaman ini. Yin Long tersenyum sendiri saat memainkan benda bulat dari kayu yang sekarang berputar di atas meja. Dia bergumam, "An Zi dan Rakandaru pasti senang dengan mainan ini. Rasanya sangat