[Abang, mama dan papa, ajak kita makan malam di restoran. Abang cepat pulang ya. Cinta akan siap-siap.] Cinta kemudian mengirim pesan tersebut. Meskipun masih jam 1 siang, namun dia sudah mengirimkan pesan untuk Rafasya. Dan berharap agar pria itu membaca pesannya dan cepat pulang ke apartemen.Cinta terlalu sangat senang dan tidak sabar untuk bertemu dengan kedua mertuanya. Sejak jam 3 sore dia sudah selesai berdandan cantik. Jika suaminya lambat pulang, Cinta berencana untuk merias ulang wajahnya. Biar aja di katakan orang aneh, karena Cinta sudah menunggu sejak jam 3 sore, suaminya baru pulang jam 5 Sore. Sedangkan acara makan malam bersama mertua jam 7 malam. Cinta memandang penampilannya di depan cermin. Malam ini wanita itu ingin terlihat cantik dan sempurna. Meskipun hanya makan malam dengan keluarga namun Cinta begitu sangat senang. Setelah menikah, ini merupakan makan malam pertamanya bersama mama dan papa mertuanya. Dan ini juga makan malam pertamanya bersama dengan Rafasy
Rafasya masuk ke dalam apartemen yang seperti tidak memiliki penghuni. Dia langsung berjalan ke kamar dan kemudian masuk ke dalam kamar. Dilihatnya kondisi kamar dalam keadaan kosong. Malam ini, dia tidak pulang terlalu malam seperti yang biasanya. Rafasya sampai di apartemennya jam 10 malam. Melihat kamar yang dalam keadaan kosong, dia tahu bahwa Cinta berada di kamar belakang. Meskipun sudah tahu, tetap saja pria itu pergi melihat istrinya.Di bukanya pintu kamar dengan sangat pelan dan berencana untuk mengintip. Keningnya berkerut ketika melihat Cinta yang berdandan cantik dengan memakai gaun berwarna merah."Mengapa dia berdandan seperti ini? Apa dia memiliki janji dengan pria lain?" Dadanya terasa panas seketika. Tatapan matanya begitu tajam memandang Cinta yang tidur di lantai. "Aku tidak akan memberikan ampunan untuk dia, jika dia bermain dengan pria lain." Wajahnya merah padam dengan rahang yang mengeras. Dia pergi begitu saja meninggalkan Cinta yang sedang tertidur. Ra
Cinta merasakan kepalanya yang terasa begitu amat pusing, hingga tidak sanggup untuk berjalan. Pada akhirnya Cinta terduduk lemas di lantai. Meskipun sudah duduk, namun tetap saja kepalanya terasa begitu pusing. Bahkan tubuhnya terasa sedang berpura-pura. Agar kepalanya tidak semakin pusing, Cinta merebahkan tubuhnya sambil memejamkan mata.Cinta terbangun dan melihat ke sekitarnya. Ternyata dia masih berada di dapur. Entah sudah berapa lama dia tertidur di lantai seperti ini. Tapi dia tidak sepenuhnya yakin kalau tadi tertidur, bisa saja pingsan. Diingatnya, sebelum mata terpejam, pandangannya buram dan menghitam. Air matanya mengalir dengan sendirinya. "Aku gak boleh sakit, aku harus kuat dan sehat. Bila aku sakit, pasti tidak akan ada yang perduli."Cinta berangsur duduk dan berdiri secara pelan-pelan sambil memegang dinding. Dia berjalan menuju lemari pendingin. Diambilnya jahe di dalam kulkas. Dikupasnya kulit jahe terlebih dahulu, lalu dibasuh dan digeprek. Cinta memasukkan
Cinta pulang ke apartemen dengan membawa belanjaan yang sangat banyak. Meskipun driver taksi sudah menawarkan jasa untuk mengantarkan barang-barang belanjanya, hingga sampai ke depan pintu apartemen, namun Cinta menolak. Takut suaminya akan salah paham bila tahu. Di bukanya pintu dengan napas tersengal-sengal, karena kelebihan mengangkat beberapa kantong plastik yang besar dan juga cukup berat. Tenaganya terasa sudah habis, tangan juga sakit. Pada akhirnya, Cinta menyeret kantong belanjanya, ke kamar belakang.Dengan sengaja, dia membeli banyak kain bakal untuk dijahitnya. Sudah banyak model pakaian yang dibuatnya. Bila sudah ada bahan seperti ini, hanya tinggal memulai menjahit baju yang sekiranya banyak peminatnya. "Untuk kerja sudah tidak mungkin, aku ini sudah nikah. Kalau sempat dia tahu, takutnya dianya marah. Jadi ya sudah, aku coba saja mulai bisnis." Cinta tersenyum. Suaminya, tidak mau tahu terhadap dirinya, namun tetap saja, Cinta menjaga kehormatan sang suami. Dia tida
Sudah beberapa hari ini Cinta selalu saja pusing dan juga mual. Bahkan wanita itu selalu saja memuntahkan apa yang dimakannya. Cinta memegang kepalanya yang terasa pusing, sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas."Perut aku sakit dan perih, tapi tiap kali makan kenapa keluar lagi. Kenapa sekarang aku gampang masuk angin." Cinta mengusap minyak kayu putih di bagian perut, punggung serta pundaknya. Entah mengapa sekarang kondisi tubuhnya begitu sangat tidak baik, mudah lelah, pusing, mual dan pinggang juga sering terasa sakit jika duduk lama. Meskipun kondisinya seperti ini, Cinta tetap ke kampus untuk kuliah. Wanita itu berharap bisa menyelesaikan studinya dengan cepat dan mendapatkan predikat cumlaude. Cinta memiliki nilai tertinggi di kelasnya, dan tidak pernah memperoleh nilai C. Itu artinya, dia masih memiliki kesempatan besar untuk lulus dengan predikat cumlaude.Seberat apapun permasalahan dalam rumah tangganya, dia tetap mengutamakan kuliahnya. Setelah nanti bercer
Setelah pertengkarannya bersama dengan Rafasya, pria itu memang tidak pernah lagi pulang ke apartemen dan ini bahkan sudah hari ke 10. Cinta memandang ponselnya dan kemudian meletakkan ke atas meja. Menelpon pria itu sama saja dengan menabur garam ke dalam laut, karena tidak akan ada hasil sama sekali . Mau seribu kali pun dia menghubungi, bahkan jarinya sampai patah sekalipun yang namanya panggilan telepon darinya tidak akan diangkat. Yang ada nomornya ponsel diblokir. Daripada hanya menambah luka, Cinta memilih untuk tidak menghubungi. Dia duduk di sofa sambil menunggu pria itu pulang tapi entahlah, apakah dia pulang atau tidak. Sejak dari pagi hingga Jam 05.00 sore, dia masih setia menunggu, namun yang di tunggu tidak juga pulang. Cinta memandang layar ponselnya dan mengecek pesan yang kemarin dikirimnya. Pesan itu tidak dibaca sama sekali.Kecewa, hanya satu kata ini yang melukiskan perasannya saat ini. Namun siapa yang peduli dengan apa yang dirasakannya. Cinta beranjak dar
Aturan yang sudah dibuatnya sendiri, membuat pria itu tidak pernah salah. Sebesar apapun kesalahan yang telah dilakukannya, tetaplah Cinta yang dianggapnya salah. Seperti sekarang, kesalahan Cinta karena tidak ada di apartemen.Dengan rasa marah dan juga kesal, Dia membuka pakaian dan kemudian masuk ke kamar mandi, guna untuk membersihkan tubuhnya. Setelah mandi beberapa menit Rafasya keluar kemudian memakai pakaian dan duduk di atas tempat tidur. "Kau lihat, apa yang akan kulakukan kepadamu," geram Rafasya. Walau bagaimanapun Cinta masih istrinya dan tidak selayaknya seorang wanita pergi sesuka hati seperti ini. "Ternyata dia sangat merdeka setelah aku tinggalkan." Pikiran negatif kini menumpuk di otaknya. Dia sudah bisa membayangkan seperti apa liarnya Cinta dibelakangnya. Hingga sampai jam 11 malam Cinta tidak juga pulang. Ini yang membuat Rafasya semakin marah. Pria itu memilih tidur untuk menghilangkan rasa lelah dan menenangkan pikirannya.Mencari Cinta, sudah pasti tidak ak
Seorang wanita cantik duduk di depan meja bar. Sedangkan seorang bartender pria menuangkan minuman ke dalam gelas wine.Wanita cantik itu tersenyum dan kemudian meneguk minuman itu dengan satu kali tegukan.Minuman beralkohol bukanlah suatu hal yang harus dijauhinya Karena wanita itu merupakan salah seorang pecandu minuman yang memabukkan tersebut.Karin selalu mencuri-curi waktu untuk datang ke tempat ini, karena kekasihnya tidak pernah mengizinkannya untuk ke klub malam. Sebenarnya Karin merupakan wanita yang mencintai kebebasan namun dia tunduk dan patuh terhadap kekasihnya itu. Mungkin karena cintanya yang begitu besar untuk si lelaki.Disaat pikiran lagi kacau, maka dia beranggapan bahwa hanya minuman lah yang dapat menenangkan pikiran yang semrawut seperti sekarang.Karin frustasi dan juga marah. Apa yang telah direncanakannya dengan matang, tidak berjalan dengan semestinya. Dia juga sudah tidak membeli alat tes kehamilan. Karena setelah mengecek pagi dan ternyata siangnya dia