Aleena menatap meja makan yang kini dipenuhi oleh berbagai menu sarapan tanpa berkedip. Bukan hanya sajian di meja makan yang membuatnya takjub, namun fakta tentang Juan yang menyiapkan segalanya ini lah yang lebih membuatnya tercengang.
Pagi tadi ia bangun dalam keadaan hangover, kepalanya terasa berat hingga ia muntah-muntah. Aleena tidak mengingat apapun kejadian semalam kecuali dirinya yang mabuk saat merayakan keberhasilan serialnya dengan rekan-rekannya. Ia bahkan tidak mengerti kenapa dirinya bisa terbangun di kamar apartemennya sendiri."Apa kamu yang menjemputku semalam?" Aleena memberanikan diri untuk bertanya. Juan yang tengah meminum kopi hitamnya mendongak untuk menatap Aleena."Bukan. Kau pulang seorang diri." jawabnya datar. Aleena menggaruk pelipisnya yang terasa gatal, bukan kah aneh jika seseorang yang tengah mabuk berat bisa pulang dalam keadaan selamat seorang diri?Aleena kemudian mengangguk pasrah, ia akan mencari tahu seAleena menatap pantulan wajahnya yang sayu lewat cermin. sementara itu Juan berada di belakangnya, pria itu memeluk tubuhnya dengan posesif.Hembusan nafas pria itu menerpa bagian lehernya, menciptakan sensasi hangat sekaligus menggelitik area tersebut. Juan mencumbu bagian itu dengan rakus, cumbuan yang berhasil membuat Aleena mendesah tertahan. Wanita itu memejamkan kedua matanya karena malu melihat ekspresi wajahnya sendiri.Puas dengan lehernya, Juan kemudian berpindah ke depan dan berjongkok menghadap bagian bawah tubuh Aleena.Pria mendongak untuk menatap wajah sang terkasih, penasaran bagaimana wajah cantik itu nampak terbuai dengan sentuhannya. setelah puas memandangi sang jelita, ia pun mulai mendekatkan wajahnya tepat pada area kewanitaan milik Aleena. Dan Juan mendaratkan kecupannya disana sebelum menjulurkan lidah basahnya untuk mengeksplorasi area tersebut. Tubuh Aleena tersentak begitu nyata, membuatnya deng
"Kalungmu cantik sekali," puji Alexa, wanita cantik yang selalu menunjukkan ketidaksukaannya pada Aleena secara gamblang. Aleena tersenyum kaku sambil berusaha menutupi kalung pemberian Juan dengan telapak tangannya. Kalung platinum dengan liontin yang memadukan batu emerald dan onyx. Hijau dan hitam mengkilap, mengingatkan Alexa pada pasangan toxic dari belahan dunia lain. "Itu pasti sangat mahal." ujarnya lagi. Aleena menggeleng pelan, "Ini pemberian fans." jawab Aleena.Alexa tersenyum penuh arti, "Pasti penggemarmu sangat kaya raya." gumamnya yang masih mampu Aleena dengar. Sebenarnya Aleena tidak mengerti kenapa Alexa mengajaknya bertemu di kafe, padahal keduanya pernah terlibat adu mulut sebelumnya. Alexa juga terkesan selalu merendahkan dirinya saat Aleena pertama kali bertemu dengan wanita itu. Sebenarnya Aleena memakluminya, secara Alexa adalah seniornya dan juga wanita itu lebih populer dibandingkan
Aleena mematung di tempatnya, ia hendak memasuki studio pemotretan namun belum sempat kakinya melangkah dirinya lebih dulu mendengar beberapa staf disana membicarakan dirinya. “Kau tidak mengerti betapa superiornya Tuan Juan, dia mendatangkan banyak sponsor hanya untuk aktris baru itu.” “Kabar yang beredar juga banyak yang mengatakan jika Dia bukanlah pemeran utama yang sebenarnya. Kasihan sekali orang yang harus tersingkir gara-gara dia.” “Dia kesayangan agensi, mau apalagi? Hal seperti itu sudah biasa terjadi di Dunia entertainment.” “Tapi dia memang cantik, sih.” Aleena memegangi erat ponselnya, ia jadi ragu untuk masuk ke dalam. Tapi menghindar juga bukan pilihan tepat, apalagi ini jadwalnya melakukan pemotretan. Namun tetap akan terasa tidak nyaman berada dalam satu ruangan bersama orang-orang yang membicarakan dirinya dari belakang. Apalagi dalam pembicaraan itu terdapat kenyataan yang baru ia dengar. B
"Bagaimana bisa?" Aleena bertanya dengan tatapan mata yang kosong. Juan terkejut, ia bingung dengan pertanyaan Aleena yang dirasa tidak sejalan dengan apa yang ia utarakan barusan."Mimpiku, bagaimana bisa kamu tahu mimpiku yang sudah aku angankan sejak remaja?" tanya Aleena lagi memperjelas pertanyaannya barusan.Kedua obsidian hitam milik Juan melebar, ia bungkam setelah mencoba mengingat apa yang ia ucapkan sebelumnya.Aleena memejamkan kedua matanya dan membiarkan beberapa bulir air mata jatuh melewati pipinya. "Juan, beritahu aku dengan jujur. Apa kamu mengenalku sebelum aku bertemu denganmu?" Aleena menatapnya dengan nanar, memohon agar pria itu mau berkata yang sejujurnya.Juan mengangkat wajahnya dan menatap ke langit-langit apartemen mereka. Pria itu kemudian berdiri menjauhi Aleena yang masih terduduk lesu di atas sofa.Juan gelisah, ia takut. semuanya bercampur menjadi satu dan membuat pikiran
Juan mematikan televisi yang baru menampilkan berita infotainment dimana isinya tentang rumor yang menimpa Aleena. Ia berpikir keras, bagaimana hal tersebut bisa terendus begitu cepat sedangkan dirinya dan Aleena menutup rapat-rapat hubungan mereka. Juan terdiam, tidak tahu harus melakukan apa. Hubungannya dengan Aleena sedang kacau balau, dan dirinya tak ingin muncul di depan publik hanya untuk mengklarifikasi rumor tersebut. Juan takut Aleena semakin membenci dirinya. Tiba-tiba ponselnya bergetar dan membuat Juan terhenyak dari lamunannya. Pria itu meraih ponsel yang ada di atas meja lalu menekan tombol hijau. Itu adalah panggilan dari Bryan. "Ada apa?""Anda sudah tahu beritanya?""Ya, aku baru saja melihatnya.""Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku ucapkan pada mereka?"Juan terdiam memikirkan langkah apa yang akan ia ambil dalam menenangkan kehebohan itu. "Bant
Alexa sadar betul jika Juan adalah orang kaya yang sangat berpengaruh di kota besar ini. Tapi anehnya wanita itu tidak memiliki keraguan sama sekali dengan beraninya menyeret nama Juan bersama skandal Aleena.Bahkan saat kini keduanya saling bertatap muka pun, Alexa seolah tidak gentar sama sekali dengan keputusannya. Juan menatap wanita yang merupakan salah satu aktris milik agensinya, dengan nama Alexa Williams.“Alexa Williams putri dari seorang wanita simpanan dokter ternama bernama Edward Ricardo—” Juan bergumam pelan seraya membaca data diri milik Alexa. Alexa menatap Juan terkejut tatkala pria itu menyinggung latar belakang dirinya yang sebenarnya. Dan hal tersebut memercikan ketakutan dalam diri Alexa.“Apa maumu?” tanya Juan enggan basa-basi.“Kau mau marah karena ketidakadilanku padamu?” katanya lagi.Alexa yang tadinya hanya menundukkan wajah sontak saja mendongak dan menatap Juan.“Dia tidak pantas
Aleena memposisikan tubuhnya untuk tengkurap sambil memeluk bantal. setelahnya Ia menyampingkan wajahnya menatap lampu yang menyala di atas nakas. Sementara itu Juan berdiri di ujung ranjang dalam keadaan bertelanjang dada, ia menyunggingkan seringai tipisnya lalu merangkak perlahan mendekati tubuh Aleena. pria itu menyentuh beberapa helai rambut Aleena yang menutupi telinga wanita itu dan menyingkirkannya. Juan juga mengusap daun telinga milik Aleena dengan ibu jarinya hingga beberapa kali. Aleena memejamkan matanya tatkala sensasi geli itu ia rasakan, belum lagi saat ibu jari milik Juan menelusuri area belakang telinga hingga leher dan membuat bulu kuduknya meremang seketika. Juan, pria itu selalu tahu cara untuk memancing hasrat Aleena lewat bagian-bagian tubuh wanita itu yang sensitif. Juan kemudian mendekatkan wajahnya pada belakang kepala Aleena, ia mengecup belakang telinga wanita itu lalu berbisik, "Aku merasakan kerinduan yang sama terhada
Lima hari lagi ada ajang penghargaan tahunan untuk para aktor film maupun series yang diadakan di LA. dan untuk pertama kalinya Aleena masuk ke dalam nominasi aktris pendatang baru terbaik berkat akting dan popularitasnya di series yang kemarin ia bintangi. karena hal tersebut membuat Aleena harus pergi ke Los Angeles. Aleena memeluk punggung Juan yang tengah duduk di ujung ranjang miliknya. wanita itu tengah merajuk lantaran Juan berhalangan untuk menemani dirinya di sana. “Aku akan sendirian.” ucap Aleena. “Ada Lizzy bersamamu. disana juga akan ada banyak orang, kamu tidak akan kesepian.” balas Juan lembut. “Tapi aku tidak mengenal mereka semua.” Aleena kembali menimpali perkataan Juan. Pria itu tersenyum tipis, ia harus banyak bersabar jika Aleena sedang dalam mode manjanya. “Nanti kalian bisa kenalan di waiting room.” balas Juan lagi terkesan asal-asalan. Aleena mencebikkan bibirnya kesal, wanita itu kemudian melepaskan