Pembalasan sang Suami
“Lepaskan aku, Jason!” pekik Elena sambil meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan di kedua tangannya. “Pergelangan tanganku bisa lecet terkena sabuk kulitmu!”Jason telah menanggalkan baju. Dilanjutkan dengan membuka celana kain panjang yang menutupi tubuh bagian bawahnya.“Jangan banyak bergerak kalau tidak mau kesakitan,” balas Jason santai.Elena ketakutan ketika melihat sang suami yang mendekat. Sebab, dia tak tahu apa yang akan Jason lakukan. Dia juga tak mau merasakan hal serupa yang pernah diperbuatnya malam kemarin.“Jangan main-main, Jason .... Kakiku masih kesemutan!” Elena mengatakan sembarang alasan agar Jason berhenti menyeringai penuh kemenangan. Dia tak suka merasa tak berdaya dan melihat Jason dengan mudah berhasil menguasai dirinya.“Oh, aku hampir lupa ....” Jason tiba-tiba turun dari ranjang menuju kamar mandi. Tak lama kemudian, dia kembali membawa handuk basah dan kering.“Untuk apa handuk itu?” tanya Elena curiga.Jason hanya tersenyum menanggapi. Dia
Pagi hari di kediaman Forbes, teman-teman Elena terkejut saat membuka mata. “Sejak kapan kita tidur dan pindah ke kamar?” tanya Dayana kebingungan. Dayana tidur bersama Rose, sedangkan Luna berada di kamar lain dengan Felice. “Aku juga tidak tahu ....” Sebelum mereka beranjak dari tempat tidur, Elena mengetuk pintu dari luar, kemudian masuk ke dalam. Dia bersama Luna dan Felice sudah bangun lebih dulu. “Kalian baru bangun? Ya ampun, kita menginap di rumah orang! Jangan jadi pemalas!” seru Luna sambil melemparkan diri ke kasur. “Semalam, aku sangat ingat kalau kita masih di ruangan lain! Siapa yang memindahkanku?” Dayana masih terheran-heran. “Entahlah, aku juga ketiduran di ruangan lain bersama kalian. Lalu Jason memindahkanku ke kamar dan para pengawal juga memindahkan kalian,” balas Elena pura-pura tak tahu. Elena hanya memberi tahu Luna kejadian semalam. Sebab, Luna tak bisa berhenti bertanya karena penasaran dan takut ada yang menodai tubuhnya. “Ini aneh ... perasaanku sete
Pagi tadi, Vera datang ke kantor sebelum ada karyawan yang datang. Dia sengaja mencari waktu yang tepat, saat petugas kebersihan biasa membuka dan membersihkan kantor Elena. Kemudian, dia meninggalkan surat pengunduran diri di meja. “Tenang, Jason .... Bukankah kita justru tidak perlu melakukan apa-apa lagi?” Elena lega karena dia tak akan lagi terlibat masalah dengan Vera. Jason pun juga tak perlu menerima Vera sebagai karyawan di JG Group. Akan tetapi, cara berpikir Jason berbeda dari Elena. Jiwa Jason pernah terkurung seorang diri hingga dia terbiasa berpikir secara mendetail semua tindakan orang-orang di sekitarnya. Mengingat usaha Vera yang sangat jauh hingga mencelakakan banyak orang di kehidupan pertama, juga mencoba melakukan lagi di kehidupan kedua, Jason tak semudah itu percaya bahwa Vera sudah menyerah. “Aku belum bisa tenang kalau orang itu masih hidup, Elena! Dia pasti menyiapkan sesuatu untuk kita!” Jason sangat yakin dengan pemikirannya sendiri. “Kita hanya perlu b
“Tuan Jason baik-baik saja, Nyonya. Tidak ada masalah kesehatan yang serius. Saya sudah memberikan obat untuk Tuan Jason,” terang dokter itu. “Baik-baik saja bagaimana, dok? Wajahnya sangat pucat begitu.” Jason menarik Elena supaya duduk di sampingnya. Dia tak ingin melihat Elena panik dan khawatir atas kondisinya. Biarpun demikian, Jason senang melihat reaksi Elena yang begitu peduli padanya. “Aku baik-baik saja. Mungkin hanya kelelahan karena hukuman darimu waktu itu,” ujar Jason lirih. Meski suara Jason pelan, William dan orang-orang yang ada di sana dapat mendengarnya karena suasana di kamar itu sangat sunyi. William memelototi Elena, seakan-akan sedang menegur dengan matanya. Sudah beberapa kali William memergoki Elena memaksa Jason untuk melayaninya. “Aku tidak berbuat apa pun, Papa!” sergah Elena. “Dari tanda dan gejala Tuan Jason, lebih baik saya memeriksa Anda lebih dulu, Nyonya,” tutur sang dokter sambil tersenyum. Elena menunjuk wajahnya sendiri. “Kenapa aku yang dipe
“Kau benar-benar tidak suka mendengar bahwa aku sedang mengandung?” tanya Elena dengan mata berkaca-kaca. Elena pikir, Jason akan melompat-lompat kegirangan setelah dirinya positif hamil. Seperti dulu, Jason yang lain menunjukkan kebahagiaan sampai menangis terharu ketika mendengar berita gembira itu. Namun, Jason yang sekarang justru terdiam seribu bahasa dengan tatapan kosong. “Jason mungkin sangat bahagia sampai tidak bisa berkata-kata, Elena.” William berusaha menenangkan Elena biarpun dia juga sedikit bingung dengan sikap Jason. “Dia malah seperti mayat hidup, Papa! Tadi Jason sempat mendengar kita bicara. Sekarang begini lagi! Apa kita perlu memanggil Tetua Michael? Kurasa, Jason sedang kerasukan sesuatu!” Jason Wright saat ini sedang mencoba tersadar. Dia tengah membayangkan kehidupannya yang dulu hingga sekarang. Tak banyak kebahagiaan yang datang menghampiri hidupnya. Kenangan indah bersama Elena pun sebagian milik jiwanya yang lain meski mereka adalah jiwa yang sebenar
Dua hari berlalu, sejak Elena mengetahui bahwa dirinya mengandung. Tak ada perubahan signifikan pada tubuhnya. Namun, tidak dengan Jason. Setiap pagi, Jason selalu mengeluh mual dan pusing. Akan tetapi, Jason selalu mengikuti Elena ke mana pun juga, seolah tak ingin berpisah dengannya sedetik saja. Seperti hari ini, Jason juga ikut ke kantor Elena meski badannya terasa sangat lemas. Dia tak minum obat karena ingin merasakan sensasinya saat akan menjadi seorang ayah. Jason justru senang karena dirinya yang melalui itu semua, dan bukan Elena. Ditambah lagi, Logan tiba-tiba minta izin ingin melakukan sesuatu di luar kota untuk mengurus masalah pribadi. Jason kesulitan pergi ke mana-mana karena hanya dengan Logan dia biasa berkeluh-kesah. “Jason, kau pulang saja sekarang. Kau tidak bisa berbaring dengan nyaman di sini.” Elena mengambilkan minum dan obat untuk Jason. Dia merasa iba melihat kondisi Jason. “Kau tadi lupa tidak minum obatmu, bukan?” “Aku tidak mau minum obat, Elena.” Jaso
“Bagaimana kabarmu, Vera?” Andrew memeluk hangat wanita muda itu, lalu mencium pipinya. “Sudah lama kau tidak memanggilku ke rumah kita.” Benar. Andrew merupakan pria yang memiliki hubungan istimewa dengan Vera. Sudah dari kehidupan pertama, Vera dijadikan wanita kedua Andrew. Jika Andrew bercerai dengan istrinya lebih cepat dari sebelumnya karena ketahuan selingkuh, tetapi tidak untuk kehidupan kedua. Vera jadi lebih berhati-hati saat menemui Andrew, dan meminta pria yang seusia ayahnya itu untuk membelikan tempat tinggal khusus untuk mereka. Vera tentunya hanya memanfaatkan Andrew, baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang, setelah tahu jika Jason mengejar-ngejar Elena. Dia pun yang membujuk Andrew untuk melenyapkan saudaranya sendiri, dengan alasan agar bisa menguasai seluruh aset Forbes Group. Akan tetapi, Vera tak melakukan itu di kehidupan sekarang. Dia sadar sepenuhnya jika Elena dan Jason akan lebih waspada terhadap orang-orang di sekelilingnya untuk mencegah hal buruk
Belum sampai seminggu sejak Logan menjalankan rencana, tepatnya lima hari telah berlalu. Akan tetapi, Luna semakin merasa gelisah. Masih belum ada kabar dan tanda keberadaan Logan. Luna sudah berjanji tak akan ikut campur atau menyusul Logan walaupun sangat ingin mencari tahu keadaannya. Selain itu, Luna tak mau membuat Rose juga terlibat masalah karena dia mendapatkan informasi darinya.“Haruskah aku mengatakan rencana Logan kepada Tuan Jason saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Logan?” gumam Luna ketika dirinya sedang memandangi pantulan dirinya sendiri di depan cermin toilet kantor. “Tidak … aku harus sabar. Masih ada dua hari lagi. Logan pasti akan kembali sebelum itu.”“Oh, kau di sini rupanya, Lun!” Suara Elena membuat Luna terlonjak kaget. “Aku mencarimu ke mana-mana untuk mengajakmu makan siang. Jason ingin makan di luar lagi. Dia pasti mengajak mampir ke sana-sini kalau kami hanya pergi berdua.”Luna memaksakan senyuman. “Suamimu sedang butuh banyak perhatian. Pekerja
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo