“Jason! Kau mengejutkanku!” pekik Elena. Dia sudah sangat takut karena sepatu yang dikenakan Jason bukan miliknya. “Di mana sepatumu?” Jason masuk membawa nampan yang penuh dengan makanan. Bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyuman karena wajah lucu Elena yang ketakutan. “Sepatuku terkena bara dan aku meninggalkan di taman. Tuan Jimmy yang meminjamiku sepatu ini.” Jason meletakkan nampan di meja, lalu menyiapkan hidangan untuk sang istri. “Duduklah. Tadi kau hanya makan camilan, bukan?” Elena mendengus kesal sambil menutup pintu. Dia mengempaskan badan di kursi sambil cemberut. “Kau masih lapar? Apa kita akan ke sana lagi?” Elena sudah tak mau lagi ke taman. Dia ingin segera berduaan dengan Jason. “Tidak perlu.” Jason tersenyum sambil menatap Elena sarat makna. “Kita ke sini untuk bulan madu, bukan untuk bersosialisasi.” Elena tersenyum samar. “Makan yang banyak, Jason. Kau harus mengisi tenaga supaya tidak lemas sampai pagi,” ujar Elena sambil mengusap paha Jason naik-turun m
“Papa kecelakaan?” Dunia Elena seakan berputar. Mendadak kepalanya terasa pusing. “Kapan kecelakaan itu terjadi?” “Tadi waktu kita jalan-jalan keluar ….” Elena seolah kehilangan tenaga. Seharusnya dia tak terlalu menggebu-gebu menyuruh Jason untuk menunda mengangkat panggilan telepon William. Rasa takut dan kesedihan yang dulu kembali terasa. Apakah takdir akan berubah seperti sedia kala? Hanya waktu kejadian saja yang berputar lebih lambat dari yang seharusnya? “Kita berkemas sekarang. Papa William dirawat di rumah sakit.” Jason gegas memasukkan semua barang bawaan mereka. Untung saja, mereka hanya membawa barang-barang sisa perjalanan kemarin yang tidak terlalu banyak. “Papa … dirawat di rumah sakit?” gumam Elena lirih, mengulang kata-kata Jason seolah tak percaya. Elena pikir, William mengalami kecelakaan seperti dulu hingga merenggut nyawa. Rupanya, William selamat dari kecelakaan itu. Namun, Elena masih belum tenang jika tidak memastikan dengan kedua matanya sendiri bahwa
“Pulanglah, Elena … hanya kaki Papa yang sakit. Kau seharusnya juga masih menghabiskan waktu bulan madu dengan Jason. Ada banyak pengawal di depan kamar. Kau tidak perlu mengkhawatirkan Papa.” Sudah hampir dua hari Elena menginap di rumah sakit untuk menjaga William. Jason juga selalu mendampingi dirinya meski sesekali keluar mengurus kasus kecelakaan William bersama Logan. “Tidak ada hal yang lebih penting dibanding papaku …. Bulan madu bisa di mana dan kapan saja. Lagi pula, aku juga sudah puas jalan-jalan bersama Jason.” Elena tersenyum bahagia. “Jason sepertinya sudah melupakan tentang masalah itu, Papa. Dia jadi semakin manis ….” William ikut tersenyum sambil mengusap puncak kepala Elena. “Baguslah. Sudah Papa duga jika menghabiskan liburan berdua akan memperbaiki sikap Jason. Dia hanya kelelahan mengurus banyak hal, Elena. Ajaklah Jason bepergian seminggu sekali.” Elena mengangguk dengan senyuman. “Karena itu, kau harus pulang dan bersiap menggantikan Papa bekerja di kantor.
Logan beberapa kali membuka mulut ingin mengatakan sesuatu kepada Elena. Namun, dia kembali menutup rapat mulutnya. Di satu sisi, Logan mencemaskan perubahan Jason yang mengambil risiko berbahaya. Juga akan berakibat buruk pada masa depan Jason jika Anna, Jenna, maupun Johan sampai kehilangan nyawa. Namun, di lain sisi, Logan pun juga merasa bahwa mereka bertiga pantas mendapatkan karma. Selain itu, Logan tak berani mengungkap permainan kotor Jason, di mana akan merusak keharmonisan rumah tangga Elena dan Jason. “Bibirmu sariawan? Kau ingin bicara sesuatu!?” tanya Elena sebal melihat wajah Logan dengan mulut kembang kempis dan mengeluarkan suara lirih yang mengganggu. “Tidak, Nyonya.” Logan mengatupkan gigi rapat-rapat. “Apa yang sedang Jason bicarakan dengan pihak rumah sakit? Lama sekali ...,” gerutu Elena. Jason datang setengah jam kemudian. Elena sudah muak berada di dalam mobil bersama Logan terlalu lama. “Cepat jalan!” titah Elena. “Kau kenapa marah-marah, Elena? Apa Loga
“Elena yang menawarkan pekerjaan di sini. Dan ... apa kita pernah mengenal sebelumnya, Tuan? Anda menuduhku seolah kita saling mengenal baik,” balas wanita di depan Jason.“Jangan berlagak bodoh, Vera! Kau yang memanfaatkanku agar kau bisa ikut kabur dari dunia itu,” geram Jason.Vera tampak benar-benar terkejut sambil menutup mulut dengan telapak tangan. Namun, senyuman kecil di bibirnya tertangkap oleh penglihatan Jason.“Memanfaatkanku? Kau juga mendapatkan keuntungan sendiri.” Vera tak tahan lagi bersandiwara di depan Jason.“Awas saja kalau kau sampai membuat masalah!” ancam Jason.“Wah, ternyata kau yang asli benar-benar kembali! Aku sudah membuang permata dari pusaka keluargamu padahal .... Selamat, Jason Wright!”Ough ... Jason ingin sekali mencekik Vera. Benar jika wanita itu pernah membantu dirinya dengan memberikan penawar yang hanya menunda kematian Elena. Namun, Jason tahu bahwa Vera juga senang memanfaatkan keadaan.Jika bukan karena Elena yang membawa masuk Vera
“Abaikan saja,” bisik Jason tak mau menghentikan aktivitas mereka.Tangan Jason masih meremas-remas seluruh anggota badan Elena yang kenyal dan menggemaskan. Tangan satunya mulai membuka sabuk dan menurunkan zipper celana.“Tunggu ....” Elena mendorong Jason ke samping. “Aku harus bekerja, Jason. Ini hari pertamaku menggantikan Papa.”Melihat manik sang istri yang telah berubah serius, Jason terpaksa melepaskan Elena. Dia membuka pintu setelah merapikan celana.Walaupun Jason sangat ingin mencari kehangatan sang istri, tetapi dia merasa perlu menghargai antusias Elena dalam bekerja.“Aku berangkat dulu, Sayang.” “Hati-hati ... jangan terlalu kelelahan.”“Aku akan menjemputmu nanti ... jangan pulang sendiri. Segera hubungi aku jika kau membutuhkan bantuan, atau terjadi sesuatu yang mendesak dan tidak bisa kau selesaikan,” pesan Jason.Jason mengecup kening Elena selagi Vera masuk ke dalam. Dia melewati Vera yang membawa banyak berkas di pelukannya sambil melirik sinis kepada w
Setelah mendapatkan tubuh barunya, ada satu hal yang Jason lupakan. Dia belum sempat melihat ke ruang bawah tanah atau mencari pusaka peninggalan keluarga Wright. Namun, langkahnya dihentikan oleh Brian yang masih tinggal di rumah itu. “Kau sudah lama tidak ke sini. Aku mengirim pesan berkali-kali, tapi kau tidak membacanya. Telepon pun tidak diangkat.” Jason sengaja tak pernah membalas atau menjawab panggilan itu karena belum sepenuhnya mendapat ingatan dari tubuh baru. Tetapi, Jason di kehidupan pertama pun telah mengenal Brian. Meski dia tak tahu apa yang dikerjakan pria itu di rumahnya. “Aku baru saja bulan madu dan Papa William belum lama ini mengalami kecelakaan.” Brian tampak terkejut. “Aku sudah dengar dari orang-orang di sini tentang bulan madumu. Tetapi, tidak ada yang membicarakan papa mertuamu kecelakaan. Bagaimana kondisi Tuan William sekarang?” “Tulang kakinya retak, tetapi untungnya tidak sampai terluka parah.” “Syukurlah .... Oh, benar! Aku sudah memeriksa cairan
“Kenapa kau hanya berdiri di sana, Jason?” panggil Elena dengan raut wajah tak senang. Jason terkesiap dan lekas masuk ke dalam. “Bagaimana kabarmu, Papa?” “Papa sudah jauh lebih baik. Bisakah kau mengurus kepulangan Papa sekarang? Papa tidak betah tidur di rumah sakit, Jason,” pinta William. “Baik, Papa. Aku akan bicara dengan dokter dulu.” Jason tak lupa mencium kening dan puncak kepala Elena dengan mesra. “Mau ikut denganku?” “Vera masih ada di sini,” balas Elena datar. Jason merasakan keanehan pada sikap Elena. Dia pun teringat lagi kemarahan Elena tadi pagi oleh rasa cemburu. “Jam besuk sudah hampir berakhir dan kita akan membawa Papa William pulang.” Jason menyeret kursi ke dekat Elena, lalu merangkul sambil memijat lengannya. “Papa ingin sekalian dibelikan sesuatu?” Jason sesungguhnya sedang mengusir Vera secara halus. Keberadaan Vera sangat mengganggu keluarga mereka, pikir Jason. Namun, Vera tak bergerak dan malah tersenyum menatap dirinya. “Papa hanya ingin pulang, Ja