“Kenapa kau hanya berdiri di sana, Jason?” panggil Elena dengan raut wajah tak senang. Jason terkesiap dan lekas masuk ke dalam. “Bagaimana kabarmu, Papa?” “Papa sudah jauh lebih baik. Bisakah kau mengurus kepulangan Papa sekarang? Papa tidak betah tidur di rumah sakit, Jason,” pinta William. “Baik, Papa. Aku akan bicara dengan dokter dulu.” Jason tak lupa mencium kening dan puncak kepala Elena dengan mesra. “Mau ikut denganku?” “Vera masih ada di sini,” balas Elena datar. Jason merasakan keanehan pada sikap Elena. Dia pun teringat lagi kemarahan Elena tadi pagi oleh rasa cemburu. “Jam besuk sudah hampir berakhir dan kita akan membawa Papa William pulang.” Jason menyeret kursi ke dekat Elena, lalu merangkul sambil memijat lengannya. “Papa ingin sekalian dibelikan sesuatu?” Jason sesungguhnya sedang mengusir Vera secara halus. Keberadaan Vera sangat mengganggu keluarga mereka, pikir Jason. Namun, Vera tak bergerak dan malah tersenyum menatap dirinya. “Papa hanya ingin pulang, Ja
“Kau juga sepertinya sudah lama mengenal Vera. Apa aku salah?” Elena mengungkap semua kecurigaannya. Jason kecewa karena Elena hanya bersandiwara mesra di depan Vera sebelumnya. Elena tak mau terlihat kalah ataupun cemburu di depan wanita lain, bukan karena percaya padanya. “Aku akan menceritakan segalanya di rumah nanti.” Elena berhenti di tempat saat Jason mengajak dirinya berjalan ke ruangan dokter. “Tidak. Katakan sekarang!” desak Elena. Jason menghela napas pelan selagi menarik Elena duduk di bangku koridor. Kemudian dia mulai menjelaskan sosok Vera yang dikenalnya di kehidupan pertama. Juga kecurigaan Jason jika Vera memiliki niat tersembunyi karena terus muncul di sekitar mereka. Dia sengaja tak mengatakan tentang segala macam ramuan yang diberikan Vera untuk menyelamatkan Elena, karena terlalu memakan waktu yang cukup lama untuk menjelaskan. Elena kecewa. “Kenapa kau tidak menceritakan lebih awal?” Jason meraih kedua tangan Elena. “Maaf ... karena dia bukan orang penting
Jason terlentang tak berdaya di atas ranjang. Matanya menerawang ke arah langit-langit saat Elena mempersiapkan permainan itu. Kedua tangan Jason diikat di samping, begitu pula dengan kakinya. Jason pikir, Elena hanya mengikat biasa dan dia dapat mengurai tali itu dengan mudah. Pada kenyataannya, Elena membuat simpul kuat yang tak bisa dilepaskan dengan segenap kekuatan. “Apa kau sedang menghukumku?” gumam Jason. “Elena tersenyum miring. “Kau harus dihukum karena merahasiakan banyak masalah penting dariku.” Jason mengentakkan lengan hingga ranjang berguncang. Namun, kedua tangannya hanya bisa terangkat sekitar lima senti. Kedua kakinya pun terbuka dan tak bisa merapat. “Sejak kapan kau memiliki tali ini?” “Jangan pura-pura bodoh, Jason. Aku menemukan tali ini di dalam tasmu. Kau pasti sangat ingin diikat,” bisik Elena di dekat telinga Jason. Lalu membasahi bawah telinga Jason dengan meliuk-liukkan lidahnya. Tali tersebut adalah sisa tali yang digunakan untuk menyekap Johan dulu.
“Elena! Jangan pergi .... Masih ada yang belum kau tahu! Mendekatlah! Aku akan menceritakan semua!” seru Jason frustasi. Elena tersenyum penuh kemenangan, lalu kembali naik ke ranjang. Jason lantas menceritakan segalanya secara detail, tanpa ada satu pun yang terlewatkan. Jason juga bercerita bahwa dia nyaris membunuh semua orang yang melenyapkan nyawa Elena di kehidupan pertama. “Johan koma karena aku hampir membunuhnya. Jenna dan Anna juga sekarat. Mungkin sudah mati saat aku meninggalkan tempat mereka bersembunyi dariku. Aku dikejar polisi setelahnya.” Elena memandang Jason dengan tatapan ngeri. Suaranya tersekat di tenggorokan dan bibirnya terbungkam rapat. Apakah Jason di hadapannya sungguh Jason yang dikenal Elena? ‘Demi aku, Jason sampai melukai orang lain.’ “Fakta bahwa Anna menyuruh orang mencelakai Papa William juga tidak bisa aku maafkan, Elena ....” Tak hanya itu saja. Jason mengakui bahwa dirinya mengurung dan menghajar Johan habis-habisan belum lama ini. Ditambah l
“Aku tidak mau!” sergah Jason saat mereka dalam perjalanan ke kantor Forbes Group. Elena yang berpikir bahwa Vera menyukai Jason itu akan melempar umpan dengan menggunakan suaminya. Rencana Elena sangat gila menurut Jason. Jason tak akan sanggup melakukannya. Hanya Elena satu-satunya wanita yang boleh dia sentuh sampai mengembuskan napas terakhir.“Apa kau rela tubuh suamimu dijamah wanita lain?” Jason tak habis pikir dengan rencana Elena.“Astaga! Tidak sampai sejauh itu! Kau hanya perlu mendekati Vera untuk mencari tahu niatnya. Tidak mungkin aku membiarkan ada wanita lain yang menyentuh suamiku yang suka menipu!”Jason senang saat mendengar ucapan Elena di awal. Hanya saja, kata terakhir yang Elena katakan seharusnya ditujukan kepada jiwa Jason yang lain.“Lagi pula, pikiranmu berlebihan jika menganggap dia menyukaiku. Dia mungkin hanya berlagak suka padaku untuk mendapatkan sesuatu dariku.”Jason telah mengatakan tempat penyimpanan benda pusaka warisan Keluarga Wright yan
Elena tahu bahwa Luna merasa cemburu oleh kedekatannya dengan Vera yang tiba-tiba muncul jadi karyawan di Forbes Group. Luna selalu bicara sinis ketika menanggapi Vera ketika mereka sedang bertiga. Apabila Vera sungguh berniat melakukan sesuatu pada hubungan Elena dan Jason, besar kemungkinan jika Vera juga mendekati kelompok Luna demi bisa melancarkan aksinya. ‘Luna dulu pernah membenciku. Vera bisa membujuk Luna secara halus untuk melakukan sesuatu padaku. Di saat aku dan Luna berteman, Vera juga bisa menggunakan kesempatan itu agar lebih dekat denganku, lalu dia mulai merayu Jason,’ batin Elena menebak-nebak. Meski terdengar berlebihan, Elena tak akan lengah pada kemungkinan-kemungkinan kecil yang mudah terlewatkan. Dia sudah banyak memiliki kenangan pahit setelah memiliki ibu dan adik tiri jahat, dan tak akan pernah lagi menyepelekan hal-hal kecil yang dapat membahayakan atau merugikan dirinya. “Lupakan saja ... mungkin aku hanya berlebihan,” tutur Elena seraya melanjutkan pe
“Jadi, bukan kau, tapi Tuan Jason yang diincar Vera ... perempuan licik,” geram Luna lirih. Elena segera menarik Luna menjauh dari pintu. Dia telah menemukan lagi ketenangannya, dan tak mau terburu-buru memergoki perbuatan Vera. Vera merupakan orang yang pernah mengalami dua kehidupan seperti dirinya dan Jason. Juga banyak tahu tentang banyak hal sebelum mereka. Elena tak ingin mengacaukan situasi dengan bertindak gegabah. Meski tangannya gemetaran ingin mencakar tangan Vera yang digunakan untuk menyentuh wajah sang suami tercinta. “Kenapa kau malah menyeretku pergi!? Kita tidak bisa membiarkan Vera bertindak semaunya sendiri! Kurang ajar sekali dia, berani menyentuh wajah Tuan Jason! Bahkan, aku pun tidak akan sanggup melakukannya!” “Tenang, Luna. Biar bagaimanapun, dia teman kita, bukan? Mari kita melangkah dengan suara keras agar dia menyadari kedatangan kita.” “Lalu, kau akan diam saja?” Luna ternganga tak percaya. “Tentu saja tidak. Aku ingin tahu bagaimana sifat asli Vera
“Wah, tumben kau memakai gaun, Ver! Cantik sekali,” puji Rose. Luna tersenyum sinis. “Benar, kau cantik sekali! Seperti ingin merayu seseorang. Apa kau akan berkencan setelah ini dan tidak jadi menginap bersama kami?” “Oh, tidak! Aku baru saja menghadiri acara pernikahan saudara jauhku.” Vera tersenyum kecil. “Apa kau membawa baju ganti? Tidak nyaman kalau tidur seperti itu nanti ...,” kata Elena setelah tak menemukan tas besar yang muat membawa pakaian. “Bolehkah aku meminjam pakaianmu?” pinta Vera. “Tentu saja ....” Elena tersenyum manis. “Aku akan memilihkan pakaian tidur untukmu nanti ....” Para wanita pun membuat pesta kecil setelah Elena mengusir William dari sana. Mereka bercengkrama seolah tak ada yang terjadi antara Elena dan Vera meski Luna sesekali mencibir Vera. Hingga para wanita itu terlelap di tempat yang sama. Hanya ada seorang wanita yang terjaga. Vera mengguncang badan teman-temannya satu persatu, memastikan tak ada yang terbangun. Kemudian berjalan keluar rua