Share

Di Belakang Nadine

Penulis: Faiqa Eiliyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Makassar 21 Agustus 2008

Diary, di sini aku masih separuh gamang ketika kejadian siang tadi terekam kembali seperti sebuah adegan film dalam benakku. Aku menggeleng frustasi, mengingat begitu banyak dosa yang harus kudapatkan karena cintaku yang bodoh ini.

Aku meringis menahan sakit meski tak terlihat luka itu adanya dimana? Andai saja luka itu kasat mata, maka dengan mudah akan kucuci bersih, kubaluri obat lalu kuperban untuk mempermudah proses penyembuhannya. Luka ini sungguh tak terlihat, tapi sakit yang ditimbulkan sangat nyata terasa.

"Karin, tadi Adnan ngapain ke kamar?" tanya Nadine yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu kamar.

"Kamu dari mana?" aku balik bertanya, tanpa menjawab pertanyaanya.

"Aku di sebelah, salat Maghrib di Masjid."

"Aku kok nggak dipanggil?" tanyaku lagi, kali ini sambil memutar tubuh ke arahnya dan membelakangi kiblat.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Konspirasi Cinta Pertama   Merelakannya

    Makassar 09 Oktober 2009Entah mengapa rasa sakit itu menghilang. Aku tidak cemburu pada Fatma meskipun akhirnya tau tentang penghianatan ini. Aku menelan pahitku, mengecap getirku. Ini bukan pertama kalinya kehidupan menyuguhiku dengan kepahitan. Aku sudah terbiasa hidup dalam kerangkeng ketidak adilan, akan kuikuti kemana pun arusnya akan membawaku.Diary, kutitipkan semua kepingan-kepingan luka ini padamu. Biarlah jadi rahasia kita hingga ke ujung masa. Kan kusimpan dan kujaga dirimu baik-baik, sama seperti engkau menjaga semua kepingan rahasia hati ini dengan baik pula.Sejak kejadian di pesta sepupu Kak Sandra waktu itu. Aku mencoba merelakan Adnan, mengikhlaskan dia pergi mencari kebahagiaannya. Jika memang kebahagiaan Adnan bukan padaku. Aku tak ingin lebih lama menyakiti dan mengikat ia bersamaku.Makassar 12 Oktober 2009Diary, aku mau menangis, bolehkah? Apa yang terjadi sore ini sem

  • Konspirasi Cinta Pertama   Hujan Di Awal Februari

    Makassar 03 Februari 2010"Tumben banget si kamu ngajak aku ke kebun Nad?" tanyaku dengan langkah sempoyongan di belakangnya karena pematang yang kami lalui terlalu sempit. Salah melangkah sedikit saja, bisa bikin kami tercebur ke sawah.Sejak kejadian di arena balap waktu itu, aku sengaja menghindar dari Adnan. Cara terbaik adalah dengan tidak menginap atau sekedar berkunjung ke rumah Nadine. Tiap Nadine kangen, dia yang akan datang dan menginap ke rumah Papa.Kadang pula Ichal sengaja menjemput kami berdua di depan gerbang sekolahku. Lalu kami akan pergi bertiga ke pantai atau ke mana saja. Masih jelas dalam ingatan betapa tercekatnya aku. Saat Ichal tiba-tiba mempertanyakan ketidak hadiran Adnan dalam jalan-jalan kami kali itu. Meski Nadine selalu punya banyak alasan untuk menutupi yang tengah terjadi sebenarnya dari Ichal. Tetap saja, aku merasa ada yang terkoyak dengan sangat keras jauh di dalam sana. Ketika nama orang begitu aku

  • Konspirasi Cinta Pertama   Terpuruk

    "Mau ngomong apa?" tanyaku memulai pembicaraan ketika aku sudah mendarat mulus di sampingnya. Dia menoleh dan tersenyum manis. Aku membalas dengan senyum yang tak kalah manis pula."Satu tes lagi dan selesai," adunya dengan wajah yang murung. Aku beranikan diri meraih dan memegang tangan Adnan, lalu menggenggamnya erat."Kali ini kamu pasti berhasil, aku bantu doa." Aku mencoba membangun semangatnya, meski semangatku sendiri runtuh setelah itu."Bagaimana kalau aku benar-benar berhasil?" tanyanya seperti mengambang."Bukankah itu cita-citamu sedari kecil? Harapan terbesar mamamu? Kejarlah selagi kau mampu! Cukup aku saja yang tak punya mimpi," ucapku bijak, meski setiap kalimatku seperti boomerang yang akan selalu berbalik menyakiti diriku sendiri."Menikahlah!" ucapnya tiba-tiba membuatku menoleh menatapnya dengan jantung berdebar tak karuan, "Menikahlah! jika nant

  • Konspirasi Cinta Pertama   Bangkit Untuk Bertahan

    Aku seperti terbangun dari tidur yang amat panjang, dan ketika aku membuka mata. Kulihat diriku sudah berdiri di sisi tebing yang curam ... semua arahku gelap. Seolah setelah ini, tak akan pernah ada sinar matahari lagi dalam hidupku. ***Makassar 12 Juni 2010Diary, tusuklah aku dengan belati beracun yang bisa membunuhku sekarang juga! Hujamkan puluhan tombak tepat ke tengah-tengah jantungku, agar tak lagi merasakan sakit ini.Oh ... Tuhan, mengapa cinta ini harus tumbuh? Jika saat harumnya kunanti Engkau cabut ia dari hatiku. Tali temali harapan yang telah kuikat begitu kuat dengan napasku. Mengapa harus terurai dan berbalik arah merajamku dengan duka tak berujung ini."Adnan!!" Ingin kuteriakkan nama itu hingga suaraku habis. Apalah dayaku yang terkurung dalam tradisi dan rasa

  • Konspirasi Cinta Pertama   Air Mata Nayra

    Nayra menghempaskan buku diary milik Karina dengan sekuat tenaga. Berharap dengan itu, sakit yang tiba-tiba merayap memenuhi rongga dadanya ikut terhempas. Dia memegang dada menahan sakit yang luar biasa. Menutupi wajah dengan dua tangan yang gemetar karena emosi telah membakarnya hingga dia merasa darahnya seakan mendidih. Nayra mulai terisak perlahan."Jadi Mbak Karin pun pernah terhisap ke lubang hitam itu? Lubang hitam yang membuat seorang kekasih merasa lebih baik mati daripada berpisah." Kedua bibir mungil Nayra bergetar hebat dengan semua racau yang terdengar samar.Jelas Nayra bisa memahami semua penderitaan Karina, hal itu yang akhirnya menjadi benang merah pertemuan mereka. Pertemuan yang telah mengikat hati keduanya dalam ikatan persahabatan yang begitu indah."Aku tak pernah melihat Mbak Karin dengan ayahnya Ayub sekali pun. Apa sebenarnya Mbak Karina juga tidak bahagia dengan pernikahannya, sama seperti Mas

  • Konspirasi Cinta Pertama   Rindu

    Nayra berdiri di ambang gerbang rumah kakeknya Ayub. Sejenak dia terpesona melihat aneka bunga yang tengah berlomba-lomba memamerkan keindahan mereka dengan ragam warna dan bentuknya, "Ini Mbak Karina banget, tanaman hias yang berbunga." Nayra menggumam takjub pada keindahan di taman itu.Tanpa dia sadari, seseorang tengah mengawasi gerak-geriknya dari dalam rumah. Karina yang merasa seperti tidak asing, dengan orang yang tengah mengintai rumah mama sambungnya itu. Mengintip dari balik tirai jendela, "Nayra? Ah nggak mungkin, Nayra. Dia dapat alamat rumah ini dari mana? Eh, tapi, tunggu deh. Itu benar-benar Nayra." Karina bergegas keluar menemuinya.Karina menyongsong tetangga mungilnya itu. Tetangga ajaib yang selalu mampu bikin dia tertawa atau sekedar tersenyum. Tetangga sekaligus sahabat rasa adik perempuan. Karena tingkah Nayra yang memang kadang absurd banget dan bikin siapa pun akan terpingkal geli."Kamu bisa tah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Drama Dimulai

    Karina menatap lekat wajah Ayub, telah rapi dengan seragam putih merah yang dia kenakan. Karina sedikit tak percaya. Rasanya baru kemarin dia melahirkan bayi mungil itu dengan bertaruh nyawa. Mengabaikan semua rasa sakit demi bisa melihatnya lahir ke dunia. Dan lihatlah, sekarang! Bocah di depannya sudah tumbuh setampan ini, dan sebentar lagi dia akan masuk Sekolah Dasar.Ayun tersenyum lebar menatap ibunya, dia tengah sibuk membaca pikiran wanita yang sudah melahirkannya itu. Wanita yang paling diandicintai di seantero jagad, untuk saat ini."Kenapa menatap ibu seperti itu?" tanya Karina dengan alis berkerut."Bukannya Ibu yang lebih dulu menatapi Ayub?" tanyanya balik dengan senyum geli di sudut bibir mungil berwarna merah muda milik itu."Ibu bangga! Ayub sebentar lagi akan masuk Sekolah. Jadi anak yang pintar, ya, Sayang! Menurut selalu sama Kakek dan neneknya. Ibu sudah ikuti

  • Konspirasi Cinta Pertama   Drama Nayra

    "Apa kau sudah mulai mencintainya, Nayra?" tanya Karina entah mengapa merasa begitu ingin tahu tentang perasaan Nayra."Nggak, juga sih Mbak, aku cuma merasa khawatir. Aku takut kalau aku sudah menyinggung perasaan Mas Nandar tanpa sengaja. Belum lagi keesokan paginya dia berangkat dengan buru-buru sekali. Seperti tidak ingin berada di sekitarku dalam waktu yang lama," curhat Nayra. Sengaja memanipulasi keadaan."Apa kau sudah mencoba untuk menelepon dan menanyakan apa alasannya hingga dirinya tidak pulang? Bisa saja kan, dia lagi sibuk atau banyak urusan." Karina tanpa sadar telah begitu jauh memasuki ranah privacy mereka berdua. Meskipun dia selalu berusaha membuat Nayra berpikir positif pada Adnan. Tanpa Karina tahu, tentang sebuah konspirasi besar yang tengah dirancang oleh wanita lugu yang ada di depannya saat ini."Sudah Mbak, tapi dia bilang dia terlalu lelah untuk bolak-balik. Padahal dulu nggak ada masalah dia b

Bab terbaru

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Pada Cinta Yang Halal

    Karina duduk di sisi taman menerawang jauh ke masa lalu, masa di mana ketika dia masih berjuang. Bergelut dengan kehidupan, mencari makna dan kemana arah langkah yang akan ditempuh.Tak jauh dari tempatnya duduk, Raka dan Ayub terus berlari memperebutkan bola ke sana ke mari seolah tak pernah lelah. Mereka tertawa lepas, seolah duka tak pernah singgah pada raut wajah itu.Wajah-wajah yang pernah disinggahi rindu yang sangat menyiksa. Mata yang pernah dibanjiri oleh air mata kekecewaan dan penyesalan. Itulah hidup, sejatinya tak ada yang mudah. Semua butuh pengorbanan, perjuangan, dan kesabaran.Tak ada seorang pun manusia yang dilahirkan, bisa memilih jalan dan akhir dari hidupnya sendiri. Karena takdir selalu melenggang mengikuti kehendak SANG Pencipta. Sedang manusia hanya bisa berusaha semampu, sebisa mereka. Karena pinish-nya tetap urusan Allah.Karina pernah begitu mencintai Adnan. Pernah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Badai Akhirnya Usai

    Raka dan Ayub tengah tertidur dengan saling memeluk satu sama lain. Mereka begitu damai dalam lelap mereka. Seulas senyum merekah di sudut bibir Karina menatap kedua prianya.'Makasih Tuhan, telah membuka mataku untuk dapat melihat semua kebenarannya sebelum terlambat. Jika tidak, mungkin aku akan jadi manusia yang paling menyesal karena telah salah menilai Kak Raka.' bisik hati Karina. Dia menutup mata merafal syukur pada Sang Pemilik segala dalam hati.Ponsel-nyq berdering, tepat saat akan merebahkan tubuh di samping sang suami. Dia membatalkan niat untuk tidur dan segera beranjak menjauh dari kedua orang yang tengah terlelap itu. Takut suaranya akan mengganggu atau bahkan bisa membangunkan mereka.Dengan perlahan membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali begitu sudah berada di luar. Melangkah menuju halaman belakang dan menjawab panggilan yang sudah berdering dari tadi.Karina menjawab panggila

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Menata Hati

    Adnan yang saat itu kebetulan keluar rumah mematung takkala mendapati sosok Karina dari kejauhan. Wanita itu tengah berjalan santai bersama suami dan putranya yang tampan. Mereka perlahan menjauh meninggalkan pekarangan rumah.Sudut bibir Adnan tersungging saat mengingat reaksi kedua Suami-Istri itu, saat tadi dia menggoda mereka tentang Furqon. Adnan begitu menikmati sekelebat kecemburuan yang berkilat di mata Raka setiap kali dia dengan sengaja menggoda Karina."Karin, aku mengikhlaskan kau bahagia dengannya. Bukan karena di hatiku tak ada lagi cintamu, tapi karena aku ingin kau bahagia. Cukup sudah derita kau pikul, cukup beban duka menghimpitmu. Kini saatnya kau tersenyum dan bahagia," bisiknya.Adnan menutup pintu, kembali ke dalam. Semua barang-barang yang akan dia bawa besok, sudah terkemas rapi dalam ransel besar berwarna hitam yang tergeletak di sudut ruangan. Raka terlentang dengan tatapan kosong menerawang jau

  • Konspirasi Cinta Pertama   Nafas Cinta

    Setelah salat Isya, Karina dan Raka kembali ke ayunan di taman belakang, tempat favorit mereka sejak pertama kali mereka berdua menempati rumah itu. Mengulang kembali setiap detik indah yang sempat terenggut paksa oleh jarak dan situasi.Berkali-kali Raka mendekap erat Karina dengan penuh cinta, melepaskan semua kerinduan yang selama ini mengendap di dasar jiwanya. Sama seperti Karina yang tak bisa lepas lagi. Mereka kembali menikmati kebersamaan yang indah di atas ayunan yang menjadi sejarah indah awal mula cinta antara mereka tumbuh.Karina tak lagi segan membiarkan Raka tenggelam dalam kisah Karina tentang Surabaya dan semua yang dia alami di sana. Beberapa kali kilatan amarah terlihat di mata Raka ketika Karina sampai pada kisah tentang Nathan.Karina sangat lega. Lewat sudah duka yang selama ini memayungi rumah tangga mereka. Kini saatnya membuka lembaran baru, menata kembali semua yang sempat terserak di anta

  • Konspirasi Cinta Pertama   Ketegangan Raka Dan Adnan

    Air mata menetes satu persatu luruh menindih ketegaran seorang Karina yang memang berhati selembut kapas, dia menatap Adnan yang juga mulai berkaca. Pria itu pasti sangat menyesal ... telah menyakiti Nayra selama ini meski mungkin tanpa menyadarinya."Aku akan ke Surabaya menyusul Nayra, dia pasti terpuruk sendiri di rumah sebesar itu. Ibu baru saja meninggal dan aku satu-satunya orang yang seharusnya menguatkan, justru menjadi manusia yang paling menyakiti," ucap Adnan penuh penyesalan."Kau tidak salah, Ad. Bukankah selama ini kau tidak tahu dengan perasaan Nayra yang sebenarnya?" ucap Karina berusaha menguatkan Adnan, tak ingin melihat pria itu rapuh di saat-saat seperti ini."Aku telah jadi teman berbagi kepahitan dengannya, tapi aku bahkan tak bisa peka untuk menyadari. Kepahitan yang justru aku sendirilah penyebab dari itu semua." Adnan mulai meracau menyalahkan diri sendiri."Ad, kapan kau aka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Konspirasi Nayra

    Sudah sebulan lebih sepasang suami istri itu dilanda perang dingin. Mereka hanya bicara satu sama lain ketika ada Ayub di tengah-tengah mereka atau saat ada orang luar yang datang bertamu.Seperti saat ini, mereka hanya diam dalam sekat ruang yang sama. Karina dengan novel tebal di tangan dan Raka dengan game di Hp-nya. Mereka laksana sepasang merpati terbang rendah yang tak saling menyapa.Suara ketukan dari arah pintu membuat Karina dan Raka yang tengah duduk berjauhan di ruang tamu seketika kompak menatap ke arah yang sama. Karina bangkit membuka pintu, untuk sejenak dia mencoba berdiskusi dengan akal sehatnya. Melihat Adnan berdiri mematung di ambang pintu membuat otak Karina bleng."Adnan, ka, kau ...?" tanya Karina dengan separuh nyawa yang tak lagi menetap.Wanita yang kini tengah mengenakan hijab hijau lemon itu panik bukan main, dia bisa mati berdiri kalau kedua pria ini bertemu. Raka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Pertengkaran

    Usai makan malam bersama semua anggota keluarga mertuanya, Raka memboyong istri dan anaknya pulang. Ayub sudah keburu tidur di atas motor ketika mereka sampai. Raka mengambil alih putranya dari pangkuan Karina dan menggendong bocah itu hati-hati takut dia terbangun.Karina bergegas membuka pintu pagar dan pintu rumah, membiarkan Raka masuk lebih dulu. Tak ada percakapan ataupun gelak canda tawa romantis, seperti yang selalu tercipta di keluarga kecil mereka dulu. Hanya ada kebungkaman satu sama lain. Ada jarak tak kasat mata di antara mereka.Tepat saat tangan Karina sudah menyentuh stang motor, Raka muncul di ambang pintu, memintanya turun. Karina yang memang malas berdebat langsung patuh, dia memutar tubuh untuk menutup pintu gerbang.Tatapan mata mereka bertabrakan ketika Karina kembali masuk ke dalam ruang tamu. Raka sudah duduk di sana menatap tajam dengan tangan ditepuk-tepukkan pada paha. Karina membuang muka hend

  • Konspirasi Cinta Pertama   Air Mata Papa

    Karina bergegas turun dari motor ketika Kayra sudah berdiri menatap di ambang pintu dengan tatapan seolah melihat setan. Karina melangkah ragu menghampirinya pun saat tiba-tiba adiknya itu menghambur memeluknya dengan terisak."Kak, aku pikir aku akan kehilangan Kakak untuk selama-lamanya. Aku pikir aku akan kehilangan Kanseku!" ucapnya dengan bahu terguncang dalam pelukan Karina, membuat air mata Karina ikut luruh."Karin, Kau!?" pekik papanya dari dalam membuat Karina mengangkat wajah menatap pria tua itu dengan tubuh gemetar ketakutan.Pria tua itu melangkah maju menyingkirkan Kayra dari pelukan Karina dan memeluk putri sulungnya dengan erat, seolah Karina akan pergi jauh dari kehidupan mereka selamanya. Karina kaget dengan perlakuan papa yang tadinya dia pikir dirinya akan diamuk dan dimarahi habis-habisan, tapi justru diperlakukan sehangat ini."Jangan pernah pergi lagi, Nak! Kau bisa memb

  • Konspirasi Cinta Pertama   Amarah

    Karina melangkah ragu melintasi pagar, berdiri mematung di ambang pintu rumah sendiri. Menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Sebelum dia memutuskan untuk masuk rumah menyeret koper dengan malas.Tepat saat akan masuk rumah, Raka dengan hanya menggunakan celana bokser pendek warna merah dengan baju kaos longgar berwarna putih, mendongak padanya. Pria itu tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Melihat wanita yang begitu dia rindui itu membuat Raka berdiri mematung menatap Karina. Lama mereka terpaku satu sama lain.Raka menatap wanitanya penuh rindu, tapi tidak dengan Karina. Dia menatap Raka dengan amarah yang berkecamuk dalam dada. Wanita itu tidak bergerak karena pikirannya tengah sibuk mencerna untuk apa suaminya ada di sini, bukankah seharusnya saat ini dia di Surabaya mengangkangi wanitanya yang sangat cantik itu.Setelah Karina bisa menguasai situasi, dia berjalan masuk ke

DMCA.com Protection Status