Share

16. Penglihatan

Author: Jasmine
last update Last Updated: 2021-09-08 15:06:26

Roun duduk di singgasananya dengan wajah murka. Amala dan Siraz saling pandang penuh arti.

"Kau lihat kekuatan Kouza? Roh Murninya belum sepenuhnya bebas, tetapi kekuatannya sudah melampauiku!" ucapnya penuh amarah.

"Yang Mulia, hamba akan menyiapkan mantra yang lebih kuat untuk menambah kekuatan Yang mulia" Siraz menunduk memberi hormat pada rajanya.

"Aku hanya butuh Sang Pembebas untuk melepaskan Roh Murniku!" Roun berkeras. Mengingat dengan mudahnya Kouza mengalahkannya, Roun kembali meradang.

"Hamba memiliki cara, Yang mulia." Amala maju menghadap Roun.

Siraz menatapnya seperti hendak memperingatkannya. Tetapi Amala tidak mempedulikan tatapan Siraz. Sedangkan Roun sendiri tampak tertarik dengan apa yang hendak dikatakan Amala.

"Biarkan hamba menjadi media Anda untuk menyalurkan semua Roh Hitam melewati tubuh hamba, agar dapat membangkitkan Roh Murni yang berada di dalam tubuh Yang Mulia sendiri. Dengan kekuatan Roh Hitam, hamba yak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kiss for Prince Kouza   17. Suku Gil

    Rombongan berkuda Kouza saling berdiri berjajar dan beriringan, tak jauh dari tempat tujuan mereka. Tempat yang mereka sebut Gua Gil. Dan mereka telah tiba di tempat itu. Myan melepas penutup mukanya. Dari kejauhan ia bisa melihat sekumpulan pemukiman dan orang-orang yang sedang beraktivitas di sana. "Itukah tempat tujuan kita?" tanyanya pada Kouza. "Ya... kita sudah sampai Myan. Ini adalah rumah keduaku." Jawab Kouza dengan bangga. Gua Gil. Tempat tujuan mereka merupakan daerah pemukiman kecil yang dikelilingi oleh hamparan padang rumput hijau yang sejuk. Pemukiman tersebut terletak tepat di bawah perbukitan. Di bawah naungan bukit yang menjulang di atasnya, pemukiman itu tampak begitu tenang dan asri. Kedatangan Kouza dan rombongan di sambut dengan hangat oleh para pemukim. Sebagian besar dari mereka merupakan para pengawal rahasia Kouza, yang berbaur dengan penduduk yang lainnya. Tidak hanya lelaki dewasa, di sana ban

    Last Updated : 2021-09-12
  • Kiss for Prince Kouza   18. Permainan

    Kouza duduk di antara Aroka dan para pengawal kepercayaannya. Mereka sebelumnya terlibat diskusi yang begitu serius. Roun telah melakukan pergerakan dengan menculik Myan. Kouza tentu tidak akan tinggal diam. Kouza tahu Roun berencana untuk menggunakan Myan agar dapat membantunya menambah kekuatannya. Myan adalah "Sang Pembebas" yang sangat diincar oleh mereka yang berkepentingan untuk memperbesar kekuatannya. Kekuatan yang dimiliki Myan akan sangat menguntungkan bagi siapa pun yang bersekutu atau memilikinya. Kouza tak ingin membiarkan hal itu terjadi. Bagaimana pun caranya, Kouza akan berusaha untuk melindungi Myan. Baik itu dari musuh-musuh yang mengincarnya, maupun dari keluarganya sendiri. Terlebih dari pembunuh-pembunuh bayaran yang mereka kirim untuk menghabisi dirinya maupun Myan, tampak jelas ada begitu banyak pihak yang memiliki motif yang berbeda. "Seperti yang sudah aku rencanakan sebelumnya, aku akan memulai

    Last Updated : 2021-09-14
  • Kiss for Prince Kouza   19. Roh Murni

    "Aku tidak akan lama, jaga dirimu," Kouza melepaskan pelukannya dari Myan yang mengantarkan keberangkatannya pagi ini. "Berhati-hatilah, jaga dirimu juga ya, kembalilah dengan selamat." Myan memeluk Kouza lagi. "Jangan sampai aku gunakan kemampuanku untuk membawamu kembali" godanya. "Jangan ragu membawaku kembali jika kau berada dalam bahaya. Kau harus melakukannya. Berjanjilah," balas Kouza serius. Myan mengangguk dan tersenyum menenangkan Kouza. "Tunggu aku kembali, Cintaku..." lanjutnya. Kouza melepaskan pelukannya dan mencium Myan penuh perasaan. "Oh... aku akan sangat merindukanmu," ucapnya, dan kembali memeluk Myan sekali lagi dengan erat seolah belum rela untuk berpisah darinya. Kouza menghirup aroma dan sejenak merasakan kehangatan tubuh Myan dengan memejamkan matanya. Setelah dirasa cukup, ia melepaskan pelukannya sebelum akhirnya naik ke atas kudanya. Kouza kemudian berangkat bersama beberapa pen

    Last Updated : 2021-09-15
  • Kiss for Prince Kouza   20. Peri (Avia)

    "Apa kau sudah mendapatkan semua Makhluk Hitam yang dibutuhkan untuk sekarang?" Amala memasuki ruangan gelap tempat Siraz mengerjakan segala keperluan sihirnya. Siraz terkekeh mendengar Amala mempertanyakan hasil kerjanya. Dalam ruang remang-remang itu Siraz muncul mendekatkan dirinya agar dapat menatap Amala dengan jelas. "Kau pikir dengan kemampuanmu yang tidak seberapa itu, kau bisa menampung semua Makhluk Malam hanya dengan melakukan ritual sekali saja?" "Jika ini tidak terlalu beresiko, aku akan memasukkan langsung ke dalam tubuh Yang Mulia tanpa perlu perantaramu. Tapi jika aku lakukan itu secara langsung, aku khawatir akan terjadi pertentangan yang begitu besar yang akan menghancurkan tubuh Yang Mulia sendiri. Yang Mulia akan terlalu berlebihan menyerap Makhluk Malam tanpa bisa mengontrolnya" "Benar, jadi memang aku media sempurna untuk Makhluk Malam, bukan? Tak ada alasan bagi

    Last Updated : 2021-09-18
  • Kiss for Prince Kouza   21. Peringatan

    Moun mengerutkan alisnya menatap Myan yang sedari tadi hanya memainkan makanannya. "Apakah hidangannya tidak membuatmu berselera makan?" tanya Moun. Myan sedikit tersentak. Sadar karena telah melamun dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, Myan menggeleng. "Bukan begitu Moun, aku hanya sedang memikirkan tentang pertemuanku semalam dengan Ratu Savia" "Savia? Ratu Savia dari bangsa Avia?" Moun mendadak tercengang. "I ... iya benar. Mereka bisa berubah menjadi kecil, bersayap, dan terbang. Ada apa?" Myan bertanya karena reaksi Moun yang seolah terkejut mendengarnya. Bahkan dirinya pun masih merasa takjub dengan pertemuannya semalam. "Kau sungguh bertemu dengan bangsa Avia? Apa yang mereka katakan?" "Ya ... mm ... tidak banyak, Ratu Savia hanya mengatakan bahwa dirinya dan bangsanya siap untuk melayaniku, yang aku tidak begitu mengerti apa maksudnya. Dan ia memperingati tentang Makhluk Malam dan Roun. Apakah ada sesua

    Last Updated : 2021-09-20
  • Kiss for Prince Kouza   22. Perjanjian Pernikahan

    Kouza duduk dengan tegap dan tampak tenang di sebuah ruang pertemuan yang sangat megah di dalam Kerajaan Beil. Kedatangan rombongan dan maksud tujuan perjalanan perdamaiannya untuk bersekutu dan meminjam kekuatan Beil rupanya disambut baik oleh Raja Zion. Raja Zion menjamu Kouza yang tampak sangat percaya diri. Walau hanya membawa rombongan kecil dan sederhana, maksud kedatangan Kouza ia terima dengan bijaksana dan penuh perhitungan. Di balik semua hal yang tampak berjalan lancar, Kouza sedang dihadapkan pada suatu pilihan yang sangat sulit. Raja Zion, Ratu Jira, dan putri mereka, Putri Alaya sedang menanti jawaban Kouza saat itu juga. Mereka sedang menantinya untuk segera memberi jawaban atas permintaan dan syarat yang diajukan Raja Zion kepadanya. Raja Zion bersedia mengikat persekutuan dengan Kouza, dengan gantinya Kouza diharapakan dapat juga mengikat perjanjian pernikahan dengan putrinya, Alaya. "Bagaimana, Pangeran? Seperti

    Last Updated : 2021-09-20
  • Kiss for Prince Kouza   23. Kembali ke Gil

    Mera menembus hutan gelap dengan kecepatan tinggi. Dirinya hanya ingin segera sampai di Gil. Entah apa pun rencana Keira atau Zais, Mera bertekad sebisa mungkin akan berusaha menghalanginya. Di sepanjang perjalanan, ia diikuti oleh beberapa Makhluk Malam yang tampak begitu agresif menyerangnya. Mera menguatkan hatinya, berusaha untuk tidak terpengaruh dengan segala gangguan Makhluk Malam yang berusaha memanipulasi pikirannya. Mera menggunakan elemental magisnya yang berupa perisai perlindungan untuk memproteksi dirinya sendiri selama dalam perjalanan. Mera melesat tanpa menoleh ke belakang lagi. Memacu kudanya agar tetap melaju dengan kencang. **** Di lain tempat, Kouza dan rombongannya telah memulai perjalanan untuk kembali ke Gil. Diikuti Putri Alaya beserta rombongan penyihir kerajaan yang ikut mendampinginya. Tak ada waktu untuk berlama-lama. Kouza tampak tegang selama perjalanan kembali. Pikirannya jelas terlihat tidak ten

    Last Updated : 2021-09-21
  • Kiss for Prince Kouza   24. Serangan Golem Batu

    Myan terbangun dari tidurnya yang lelap saat matahari pagi menembus jendela di dalam pondok kecilnya. Myan merasa sangat letih setelah kemarin berlatih mantra seharian. Ia lalu merentangkan kaki dan tangannya. Mengusap kedua matanya dan menguap untuk menghilangkan sisa-sisa kantuknya. Myan menuju meja kecil dan membasuh mukanya dari air yang berada di dalam ember kayu di dekat jendela pondoknya. Ketukan pintu yang halus terdengar sebelum Moun masuk ke dalam pondoknya dengan membawa sebaki penuh hidangan untuk dirinya. "Apakah tidurmu nyenyak?" sapa Moun. "Iya ... aku sangat kelelahan Moun setelah berlatih seharian kemarin" "Tentu saja ... kau bahkan melewatkan waktu makan siang dan malammu kemarin," Moun terkekeh dan menggeleng. "Ya ... benar, tidak heran aku sangat kelaparan sekarang. Mungkin aku bisa menghabiskan seluruh hidangan yang kau bawa hari ini tanpa tersisa," balas Myan berbinar. Moun tersenyum, dan meletakka

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • Kiss for Prince Kouza   57. Penutup

    Lima bulan kemudian ... "Bagus ... lihatlah sekarang aku tampak begitu aneh saat difoto!" Valerie tampak kesal mengamati foto-foto yang baru saja diambilnya dari ponselnya. "Menurutku tak ada yang aneh, kau tampak menawan, Sayang," Jordan mengusap lembut pucuk kepala istrinya tersebut. Valerie kembali cemberut, ia mengusap perutnya yang sudah tampak membesar. "Aku tampak seperti sedang mengantungi bola" keluhnya lagi. "Bukan bola, tapi anak kita ... anak cantik kita yang akan mempesona sepertimu." jawab Jordan menenangkan. "Tak ada yang buruk dengan itu, setiap wanita yang sedang mengandung pasti akan mengalami perubahan bentuk tubuh," Milia ikut menengahi. "Aku iri denganmu, mengapa hanya perutmu saja yang berubah, tapi tidak dengan badanmu?" Valerie merujuk pada Myan yang sedang duduk berhadapan dengannya di samping Devon. Myan tersenyum menanggapi ucapan Valerie, "Mungkin karena kandunganku masih belum begitu besar dan masih

  • Kiss for Prince Kouza   56. Pelepasan Hasrat

    Devon membopong Myan memasuki kediamannya yang telah rapi dan bersih. Sejak pemulihan kecelakaannya kemarin, ia belum pernah menginjakkan kaki lagi ke tempatnya sendiri. "Pelan-pelan Sayang, kau seperti banteng yang siap menerjang tanpa ampun. Turunkan aku, aku bisa jalan sendiri!" Myan tersenyum geli sambil memukul ringan bahu suaminya. "Jangan menyuruhku untuk bergerak perlahan, kakimu terlalu kecil untuk mengikuti langkahku ... lagipula aku tak ingin membuat kaki mungilmu itu kelelahan sebelum aku melakukan apa-apa." Myan tergelak, ia mendekap leher Devon dengan lebih erat. "Kalau begitu, cepatlah ..." bisiknya menggoda suaminya. Mengirimkan sinyal untuk segera melepaskan hasrat mereka. Seperti dikomando, Devon membuat langkahnya dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Ia menerobos pintu masuk setelah membuka kuncinya. Menendang daun pintu begitu saja dengan kakinya dan segera menghujani Myan dengan ciuman lembut begitu mereka masuk ke dalam tempatny

  • Kiss for Prince Kouza   55. Godaan Manis

    "Hentikan Devon, masih ada yang harus aku lakukan," Myan berusaha melepaskan diri dari cumbuan suaminya yang berbadan kekar itu. "Apakah ada yang lebih penting selain menghabiskan waktu dengan suamimu ini, Nyonya Devon?" Devon bergumam sembari mengecup bibir dan leher Myan secara bergantian. Myan sedikit menggeliat kegelian, "Kita akan punya banyak waktu nanti, beri aku waktu beberapa menit saja, oke?" balas Myan lagi. "Ck...! Aku sudah menunggu selama hampir 4 minggu untuk dapat memilikimu dan sekarang kau memintaku untuk menunggu lagi?" erang Devon tersiksa. "Tenang , Sayang ... kau dapat memilikiku semaumu setelah ini, berikan gelangmu." Myan melepaskan gelang dari pergelangan tangan Devon dan melakukan hal yang sama dengan miliknya sendiri. "Apa yang akan kau lakukan, Sayang? Berhentilah menyibukkan dirimu sendiri." Devon memeluk Myan dengan manja. "Aku akan menemui Lilian. Hanya sebentar saja, beri aku waktu sepuluh menit ya,"

  • Kiss for Prince Kouza   54. Pernikahan

    Suasana riuh menghiasi tempat acara pernikahan yang akan berlangsung siang ini. Milia dan Myan tengah sibuk bersiap untuk acara yang akan digelar dengan sederhana dan tertutup. Staf pernikahan yang bertugas mempersiapkan mereka berias dan berganti gaun, telah selesai membantu pengantin dan ibunya. Myan dan Milia tampak menakjubkan dengan gaunnya masing-masing. "Oh ya Tuhan ... kau menakjubkan!" July dan Stevie memasuki ruangan tempat pengantin wanita bersiap. Mereka begitu takjub dengan gaun dan riasan yang Myan pakai. Myan tampak sangat bersinar dalam baju pernikahannya. Sudah semenjak 4 minggu yang lalu Myan mengumumkan acara pernikahannya kepada kedua sahabatnya, dan dengan histeris mereka menerima kabar gembira itu. Mereka turut berbahagia saat mengetahui Myan akan menikah dengan pria yang dicintainya. "Jadi ... akhirnya ia ternyata memang benar-benar suamimu ya," ledek Stevie pada Myan. Myan tertawa, "Sudah kubilang sebelumnya bukan, Devo

  • Kiss for Prince Kouza   53. Perselisihan

    Jordan menyesap kembali minumannya dengan tenang sambil memperhatikan ponselnya yang tergeletak di sebelah hidangan manis yang sudah ia pesan beberapa menit sebelumnya. Malam ini ia akan berkencan. Ia mengenakan jeans kasual dipadukan dengan sweater rajut putih tulang miliknya yang sepasang dengan milik Valerie. Dan ia sedang menanti Valerie di sebuah kafe. Selang beberapa menit kemudian, seorang wanita ramping muncul dengan sweater rajut yang sama dengan miliknya. Ia berhenti sejenak di ambang pintu masuk untuk mencari teman kencannya. Valerie tersenyum cerah saat dilihatnya Jordan telah menunggunya di salah satu meja kafe. Ia melambaikan tangan sejenak dengan ceria, kemudian mulai berjalan menghampiri meja milik Jordan. Rambut keemasan halus Valerie bergerak-gerak ringan seiring dengan langkah kakinya yang mantap menyongsong Jordan. Ia sedikit tersipu saat terpaku menatap Jordan, pria yang sedang menantinya itu. Valerie tersenyum manis disetiap langkahnya saat ia m

  • Kiss for Prince Kouza   52. Makan Malam

    "Apa yang harus aku katakan?" Myan berjalan mondar-mandir dalam kamar Devon dengan raut cemas. "Katakan saja yang sebenarnya ..." Devon menjawab Myan dengan sabar. "Ma ... aku sudah menikah dan sudah menjadi istri Devon sekarang. Hanya dalam waktu satu hari? Hah ... bisakah kau bayangkan betapa terkejutnya mamaku nanti?" "Oh, ini semua salahmu Devon! Tidak hanya di dunia mimpi mau pun kenyataan, kau selalu bertindak semaumu ..." keluh Myan cemas. Devon menarik lengan Myan, mendudukkannya dipangkuannya sendiri. "Bisakah kau berhenti? Kau membuatku pusing ... hentikan kecemasanmu sekarang juga, tak ada yang perlu kau khawatirkan, Sayang." "Aku akan mengantarmu pulang nanti. Aku akan menghadap mamamu, meminta izin agar diperbolehkan memiliki putri satu-satunya. Walau secara teknis aku sudah memilikinya," Devon tersenyum jahil. "Hm ... sekarang, apa kau sudah bisa tenang?" tanya Devon sambil tersenyum dengan ceria. "Bagaimana dengan ayahmu

  • Kiss for Prince Kouza   51. Lamaran

    Myan melangkahkan kaki keluar dari gedung sendirian setelah semua pembicaraan panjang mengenai acara resepsi, gaun, makanan dan segala macam pernak-pernik tentang pernikahan selesai Devon bicarakan dengan Laura. Myan tak mengerti mengapa Devon melakukan ini. Bahkan ia menyebutnya istri dan menjelaskan bahwa mereka telah menikah. Jelas Myan akan menuntut penjelasan atas semua aksi Devon ini. "Apa kau kesal padaku ...?" Devon yang ia kira masih berada di dalam ternyata telah menghampirinya. Myan kemudian memutuskan untuk duduk di salah satu kursi taman yang bernaungkan pohon rindang. Myan tak menjawab pertanyaan Devon. Ia sedikit memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan menyelidik dari pria itu. "Terima kasih kau tidak menamparku atau meninggalkanku di sana sendirian sementara aku mungkin dapat menanggung malu," ucap Devon sambil duduk di samping Myan yang masih berwajah masam. Myan menghembuskan napasnya perlahan seolah ingin membua

  • Kiss for Prince Kouza   50. Surprise

    Milia menatap kedua anaknya dengan tatapan menyelidik. Baik Jordan mau pun Myan hanya menatap ponselnya masing-masing tanpa menyentuh sedikit pun hidangan yang telah tersaji di hadapan mereka. "Apa perut kalian akan terisi sendiri hanya dengan menatap ponsel?" tanyanya. Jordan dan Myan segera meletakkan ponsel mereka. Mereka tahu betul nada suara Milia saat merasa kesal. "Aku hanya mengecek pekerjaanku saja," jawab Myan kemudian melahap sepotong pancake manis di hadapannya. "Aku juga." Jordan melakukan hal yang sama. Hanya beberapa suap saja sampai Jordan dan Myan kembali sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Mereka tampak terlalu larut untuk mengetik dan kembali fokus untuk membalas beberapa pesan yang masuk. Milia menghela napas panjang. Kedua anaknya sekarang dimatanya tampak begitu mencurigakan. Jika mereka tadi begitu tegang dengan ponsel masing-masing, kini mereka berdua terlihat cerah saat membalas beberapa pesan-pesan yang

  • Kiss for Prince Kouza   49. Siang yang Panjang

    Valerie mengikat jubah mandinya erat-erat sebelum ia keluar dari kamar mandi. Saat itu dilihatnya Jordan sedang bercermin dan telah mengenakan kemeja yang Valerie pesan dari Rebecca sebelumnya. "Cocok untukmu, ukurannya sangat pas bukan?" komentar Valerie saat mengamati Jordan dengan baju barunya. "Benar ... kau memilih ukuran yang tepat dan ..." ucapan Jordan seketika menggantung di udara saat ia menatap Valerie dengan jubah mandinya dan wajah polosnya tanpa make up. Jordan membeku di tempat. Ia menelan ludahnya. Tak menyangka Valerie bisa tampak begitu berbeda ketika tak mengenakan riasan apa pun. Ia tampak segar, muda, polos, cantik dan juga tampak sangat menggoda dalam balutan jubah mandinya ... "Aku bisa memperkirakan ukuran baju seseorang hanya dengan melihatnya. Itu pekerjaanku sehari-hari, dan juga salah satu keahlianku ..." ucapnya. Valerie dengan tenang menghampiri kotak baju miliknya sendiri untuk memeriksa isinya. Ia sesekali menge

DMCA.com Protection Status