Beranda / Semua / Kisah Si Dewa Perang / 177. Aku Benar-benar Marah

Share

177. Aku Benar-benar Marah

Penulis: A7AT
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Elena dan Wini juga merasa linglung setelah melihat adegan ini. Mereka juga tidak menyangka, puncak pertandingan antara Kenji dan Merry akan menampilkan adegan mesra seperti ini. Apalagi Elena, hatinya terasa sangat pahit ketika melihat suaminya sendiri berciuman dengan Merry.

Pada saat ini, Kenji dan Merry masih tenggelam dalam keadaan linglung dan belum kembali sadar dalam waktu yang lama. Wajah Kenji ke arah atas dan wajah Merry memandang ke bawah, kedua bibir mereka masih saling bertautan.

"Huh!" Elena akhirnya tak kuasa untuk melihatnya, dia segera berbalik badan setelah mendengus dingin.

Merry sudah menjadi musuh bayangannya dan sekarang mereka malah berciuman langsung di depan matanya, ia sungguh tidak bisa menerima kenyataan ini. Meskipun dia juga tahu bahvwa ini semua tidak sengaja, tapi kenapa mereka berciuman begitu lama dan masih tidak mau lepas? Ini pasti sengaja!

Karena ini adalah murni sebuah ketidaksengajaan, maka dia tidak bisa memarahi Derick d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ipit Doank
koin abis buat cerita gak penting....anjing kau thor...mau perang kok jd maen basket....anjing
goodnovel comment avatar
Nope Barkah
kemana bonus menonton vidio untuk membaca ny kok setelah beli malah ad yg gk tampil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kisah Si Dewa Perang   178. Hukuman Terbaik

    Wini kembali merasa tidak rela dan berkata, "Tapi durian juga mahal. Aku menghabiskan empat ratus ribu lebih untuk membeli durian itu dan aku bahkan tidak rela untuk memakannya.""Empat ratus ribu bukanlah apa-apa, cepat ambil dan suruh dia berlutut diatasnya!" perintah Elena."Walaupun empat ratus ribu bukanlah apa-apa bagimu, tapi bagiku itu sudah sangat banyak." balas Wini."Bukankah sekarang pendapatanmu dari menulis mencapai ratusan juta? Apa artinya empat ratus ribu ini bagimu?" tanya Elena dengan sangat heran."Meski begitu, uang juga tidak boleh asal dihamburkan. Aku jadi teringat dulu saat aku baru mulai menulis, harga yang ditetapkan per seribu kata hanya dua puluh ribu. Untuk menghasilkan empat ratus ribu, aku harus menuliskan dua puluh ribu kata. Walaupun sekarang aku sudah memiliki uang, tapi aku juga tidak boleh melupakan saat-saat menyulitkan waktu itu. Bukankah sangat disayangkan jika durian yang dibeli dengan harga empat ratus ribu itu rusak kar

  • Kisah Si Dewa Perang   179. Kapan Lagi Kalau Bukan Sekarang?

    "Bukankah sebelumnya kita sudah bertekad ingin mempunyai anak? Sekarang menstruasimu sudah berakhir atau belum?" tanya Kenji tanpa rasa malu."Sudah berakhir beberapa hari lalu." Dengan wajah yang memerah, Elena menjawab sambil menundukkan kepalanya. Sepasang tangannya menggerak-gerakkan kerah bajunya dan dia tidak berani menatap Kenji lagi."Kalau begitu, ayo ke kamarku, jangan hanya nonton televisi disini," kata Kenji merasa tidak sabar."Tidak..." ujar Elena."Kenapa? Kapan lagi bisa melakukannya jika bukan sekarang?" tanya Kenji."Jika Wini keluar dan melihat kita tidak berada di ruang tamu, dia pasti akan merasa curiga," kata Elena."Saat ini dia sedang sibuk menulis novel, Dia tidak akan punya waktu untuk keluar dari kamarnya," ucap Kenji."Bagaimana kalau dia keluar setelah selesai menulis novel?" kata Elena."Keluar saja, apa yang kamu takutkan? Bagaimanapun juga, kita adalah suami istri, kita melakukan hal yang sudah seharusnya dilakukan

  • Kisah Si Dewa Perang   180. Sembilan Teknik Pedang Xander

    "Aku tahu aku adalah wanita cantik yang bisa mengandalkan penampilanku untuk mencari nafkah, tapi aku lebih suka mengandalkan bakatku untuk mencari nafkah. Sudahlah, tidak usah membicarakan soal ini lagi. Kita kembali saja ke topik asal. Katakan sejujurnya padaku, apa Kenji adalah seorang pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan?" tanya Wini penasaran."Mana mungkin dia adalah pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan? Kamu terlalu banyak berpikir!" Tentu saja Elena. Dia berpikir bahwa dia harus melindungi martabat suaminya."Jangan-jangan kalian sudah pernah merasakannya?" tanya Wini."Belum, bukankah sudah kukatakan padamu bahwa kami belum melakukannya?" sahut Elena."Lalu bagaimana kamu bisa tahu dia bukan seseorang yang tidak bisa tahan lama?" tanya Wini."Karena dia memiliki fisik yang kuat. Sekali lihat saja sudah ketahuan dia bukan pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan," jawab Elena dengan wajah yang sedikit meron

  • Kisah Si Dewa Perang   181. Cahaya Rembulan Menambah Suasana Romantis

    Ketika Elena hendak bangun, Wini yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba berbalik badan, lalu memeluk Elena dan juga menaruh kakinya di atas badan Elena. Elena sangat terkejut dibuatnya. Namun, saat melihat Wini yang masih tidur dengan nyenyak, Elena pun menyingkirkan tangannya dengan pelan dan memberikan sebuah bantal untuk dipeluknya. Elena juga menyingkirkan kakinya, kemudian pelan-pelan beranjak dari sana. Setelah akhirnya bisa memisahkan diri, Elena pun keluar dari kamar seperti seorang maling dan langsung menuju kamar Kenji. Sejak melihat Kenji dan Merry yang secara tidak sengaja berciuman di lapangan malam ini, Elena pun merasakan adanya bahaya yang lebih kuat. Dia harus melakukan hal itu bersama Kenji secepat mungkin. Jika tidak, cepat atau lambat sesuatu yang tidak ia inginkan pasti akan terjadi. Saat melihat pertandingan duel antara Kenji dan Merry, mereka berdua saling mengejar satu sama lain dan juga memiliki kekuatan yang sama. Elena bahkan merasa bahwa

  • Kisah Si Dewa Perang   182. Penembak Jitu

    Saat Kenji melepaskan piama Elena dengan tangan bergetar, Elena pun berkata dengan tegang, "Sebentar..." "Tunggu apa lagi?" tanya Kenji."Aku mau semua lampunya dimatikan." Elena merasa akan sangat memalukan jika memperlihatkan semuanya kepada Kenji, sehingga dia meminta Kenji untuk mematikan lampu terlebih dahulu."Baik," Kenji juga tahu bahwa wanita pasti akan malu, jadi dia juga mengerti dengan permintaan Elena ini, dia pun mematikan semua lampu.Setelah mematikan lampu, Kenji kembali menimpa tubuh Elena.Elena merasakan bahwa saat-saat yang paling indah dalam hidupnya akan segara datang, lalu dia pun menutup kedua matanya dengan pelan dan menggigit bibirnya, menyiapkan mentalnya untuk melakukan hal itu.Tetapi, cahaya bulan sangat terang malam ini, walaupun sudah mematikan lampu, cahaya bulan masih saja menyinari kamarnya dengan sangat terang.Bermandikan cahaya bulan yang lembut, kecantikan Elena terpancar dengan aura yang misterius. Siapapun y

  • Kisah Si Dewa Perang   183. Agen Musuh Yang Menyamar

    Si penembak jitu tidak pernah menyangka jika Kenji akan mampu meblokir peluru dengan kecepatan tinggi seperti itu. Ia sangat terkejut saat melihat aksi Kenji. Dia juga melihat Elena keluar dari kamar. Tapi itu bukan masalah, karena targetnya saat ini bukanlah Elena melainkan Kenji. Jadi, dia pun segera membidik dan kembali melepaskan tembakan ke arah Kenji.Meskipun Kenji berhasil memblokir peluru sebelumnya dengan pedang, tapi sekarang tangan kirinya terluka akibat dari goncangan pedang saat dihantam peluru sebelumnya. Dan ada kejadian yang aneh, saat darah dari tangan kenji mengalir ke pedangnya, darah itu terserap oleh pedang dan hilang tak bersisa.Kejadian aneh ini membuat Kenji tertegun beberapa saat. Ketika Kenji sedang dalam lamunannya, tiba-tiba Kenji melihat peluru terbang ke arah kepalanya lagi, dia pun dengan cepat mengangkat pedang untuk memblokir peluru itu."Ting..." Peluru itu mengenai pedang, lalu mengeluarkan suara yang keras dan tajam lagi.Te

  • Kisah Si Dewa Perang   184. Urusan Yang Belum Selesai

    "Tidak kak, kami tidak bisa seperti itu! Jika kami berjaga di pertengahan bukit, kami akan tidak bisa memastikan keselamatanmu. Apalagi, sekarang agen musuh ada dimana-mana. Jika mereka menyerang lagi saat kami berada jauh dari vila, kami tidak akan sepat untuk menyelamatkanmu," ujar Leon yang tidak setuju dengan perintah Kenji. "Mana mungkin agen musuh akan menyerang lagi setelah mereka baru saja gagal dalam penyerangan yang baru saja mereka lancakan. Mereka tidak akan menyerang lagi setidaknya untuk malam ini. Jangan terlalu khawatir. Sekarang kau bawa anak buahmu dan berjagalah di pertengan bukit!" tegas Kenji. Sebenarnya Kenji bermaksud untuk berhubungan suami-istri dengan Elena. Itu sebabnya ia memerintahkan para penjaga agar berjaga di pertengahan bukit. Karena jika mereka melakukan penjagaan ketat di sekitar vila, mereka mungkin akan mendengar teriakan-teriakan yang memalukan. Jika mereka berjaga di pertengahan bukit, Kenji bisa melakukan hal yang selama

  • Kisah Si Dewa Perang   185. Karena Jerawat, Bisa Seheboh Itu

    Mendengar kata-kata Kenji, membuat detak jantung Wini terasa berdetak lebih cepat. Dalam kepala Wini saat ini terus terbayang situasi apa yang ada di dalam kamar. Ketika Wini masih membayangkan adegan-adegan yang tidak senonoh, tiba-tiba suara Elena terdengar dari arah kamar. "Aah... Kenapa ini terasa sangat sakit? Bisakah kamu melakukaknnya dengan lebih lembut!" ucap Elena. "Aku sudah menekannya dengan sangat lembut! Kalau kamu sudah tidak bisa menahannya, lebih baik kita hentikan saja." ujar Kenji. "Tidak, kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Kamu lanjutkan saja, aku akan coba menahannya," ujar Elena. "Baiklah. Kalau begitu, kali ini aku akan melakukannya dengan lebih pelan. Cobalah untuk menahanya, apa kamu siap?" ucap Kenji. "Iya, aku sudah siap. Ayo kita mulai!" ujar Elena dengan mantap. Wini tahu jika menguping hubungan suami-istri itu perbuatan yang tidak baik. Dia ingin pergi dan berniat untuk melanjuutkan lat

Bab terbaru

  • Kisah Si Dewa Perang   260. Sang Dewa Perang

    Di garis depan, Kota Tua Selatan,-Seluruh pasukan medan perang selatan, saat ini semuanya sedang berkumpul di garis pertahanan kota dan bertempur dengan pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Dion yang bertanggungjawab mengerahkan pasukan, sudah berusaha keras untuk merancang strategi dalam menghadapi pasukan musuh yang datang menyerang. Berkat strategi Dion, pasukan Kerajaan Spade pun berhasil menahan pasukan musuh selama berhari-hari.Meski strategi Dion berhasil menahan musuh, tapi itu sama sekali tidak berhasil membuat pasukan Kerajaan Spade keluar dari tekanan musuh yang terus menyerang tanpa henti.Setiap harinya, jumlah pasukan Kerajaan Spade terus berkurang. Situasi dan kondisi pasukan Kerajaan Spade menjadi semakin sulit setiap harinya!Di saat sulit itu, tiba-tiba sekelompok pasukan dalam jumlah yang cukup besar memasuki Kota Tua Selatan. Itu adalah pasukan bala bantuan yang dikirim Jendral Kane dari Kota Pusat.Melihat bala bantuan kembali dikirim Kota Pusat untuk mem

  • Kisah Si Dewa Perang   259. Pertempuran di Garis Pertahanan Pertama

    Pasukan utama Kerajaan Spade menyerang dari depan melalui benteng pertahanan yang telah hancur. Sedangkan Merry yang memimpin dua puluh ribu prajurit menyerbu dari arah bukit dan menciptakan serangan dua arah.Ketika pasukan Kerajaan Spade menyerbu ke dalam benteng garis pertahanan pertama dari depan dan samping, sebagian prajurit musuh yang berada paling depan seketika menjadi panik. Meski Dicky terus berteriak dan memerintah untuk bertempur, tapi karena serangan dari pasukan Kerajaan Spade cukup cepat dan sangat agresif, kebanyakan dari prajurit Kerajaan Seiya tidak sempat untuk bereaksi.Dalam beberapa menit, setengah pasukan Kerajaan Seiya telah berubah menjadi mayat.Sedangkan pasukan Kerajaan Seiya yang berada di barisan belakang, mereka mendengar teriakan Jendral mereka dan mulai pulih dari keterkejutan. Setelah itu, mereka berusaha untuk menembak ke arah pasukan Kerajaan Spade yang datang menyerbu dari depan.Serangan dari musuh membuat cuku

  • Kisah Si Dewa Perang   258. Merry Kembali Memimpin Pasukan

    Ke esokan harinya, pasukan pertahanan kota sudah berkumpul dan berbaris rapi.Dion sudah berada di pusat komando markas besar medan perang selatan. Dia sudah bersiap untuk mengomando dan mengerahkan pasukan untuk berperang melawan musuh dari Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Sedangkan Norman, Leon dan lainnya, berada di garis depan untuk memimpin pasukan dalam pertempuran di medan perang.Ketika pasukan Kerajaan Spade sudah berkumpul dan bersiap untuk menghadapi perang, di saat yang sama pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau juga bersiap untuk menyerang.Pasukan musuh sudah berbaris dengan rapi sambil menunggu kedatangan seseorang.Beberapa saat kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba.Orang itu adalah panglima militer Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau, Bayu dan Tio.Ketika Bayu dan Tio menginjakkan kaki mereka di tanah selatan, seorang jendral bintang tiga menyambutnya dan berkata, “Jendral Bayu, Jendral Tio, pasukan koalisi Elang-Bangau siap menerima perintah!”Bayu

  • Kisah Si Dewa Perang   257. Menuju Pertempuran Akhir

    Mengikuti perintah Dion, seluruh armada kapal perang mundur dari garis pertahanan pertama laut selatan dengan bantuan pasukan yang ada di darat.Tentu saja armada kapal perang musuh tidak membiarkan armada kapal perang laut selatan mundur begitu saja. Armada kapal perang musuh terus menyerang dengan ganas sambil terus bergerak maju dan masuk lebih dalam ke wilayah selatan Kerajaan Spade.Pangkalan senjata di darat berusaha mencegat setiap serangan yang dilancarkan musuh agar armada kapal perang laut selatan bisa mundur dengan selamat. Meski sudah berusaha sebaik mungkin dalam melindungi armada kapal perang yang mundur, tapi masih ada beberapa serangan yang lolos dan mengenai beberapa kapal perang.Kapal perang yang terkena serangan itu langsung meledak dan tenggelam ke dasar laut.Sebagai seorang Jendral Pertahanan, Dion tahu dengan jelas kalau pengorbanan tidak dapat dihindari saat dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. oleh sebab itu Dion meminta pangkalan senjata yang bera

  • Kisah Si Dewa Perang   256. Permintaan Kenji

    Beberapa jam kemudian, kabar tentang kemenangan pasukan wilayah timur atas pasukan Kerajaan August dan Kerajaan Bangau juga sampai ke wilayah utara.Kaisar yang berada di markas besar utara merasa senang dan bangga mendengar berita ini. Kenji dan Erlan yang berada di garis pertahanan kedua juga merasa senang mendengar kabar baik ini.Satu lagi kemenangan untuk Kerajaan Spade. Sekarang, mereka hanya perlu memikirkan cara untuk memenangkan perang di wilayah utara dan selatan.“Jendral Ken, dengan kemenangan Jendral Panji di timur, sekarang musuh yang menyerang Kerajaan Spade hanya tersisa di wilayah utara dan selatan. Kemenangan di timur juga berdampak baik bagi seluruh pasukan kerajaan Spade. Sekarang, kita juga harus segera menyusun rencana untuk merebut kembali garis pertahanan pertama kita! Bagaimana menurutmu Jendral Ken?” ujar Erlan.“Perkataanmu memang benar Jendral Erlan. Tapi sebelum kita menyerang untuk merebut garis pertahanan pertama, ada hal penting lain yang harus aku laku

  • Kisah Si Dewa Perang   255. Kemenangan di Laut Timur

    Di perbatasan utara.Kenji sedang memperhatikan medang perang yang diselimuti asap tebal bersama Erlan dan para ajudan serta para petinggi militer perbatasan utara. Ketika asap tebal itu mulai menipis, Kenji dan yang lainnya melihat ada bayangan sekelompok orang dalam jumlah besar.“Jendral Ken, sepertinya ada orang di seberang. Apakah itu musuh yang selamat dari ledakan?” tanya Erlan yang penasaran dengan sekelompok bayangan itu.“Jendral Erlan, apakah menurutmu musuh bisa selamat setelah mendapat ledakan sebesar itu? Siapa pun tidak akan selamat setelah menerima ledakan sebesar itu secara langsung! Tidak mungkin ada musuh yang selamat! Aku rasa, mereka adalah bala bantuan musuh,” ujar Kenji.“Kalau begitu, kita harus menyerang mereka sekarang! Dengan adanya asap tebal ini, mereka tidak akan bisa menyerang balik karena tidak mengetahui posisi kita. Kita bisa melenyapkan mereka dalam sekejap!” kata Erlan.“Tidak, jangan menyerang mereka! Kita harus memastikannya terlebih dahulu,” kata

  • Kisah Si Dewa Perang   254. Situasi Menguntungkan di Laut Timur

    Sebelumnya, ketika bala bantuan musuh masih dalam perjalanan menuju garis pertahanan kedua untuk membantu pasukan Jendral Juuki, mereka mendengar dentuman suara yang sangat keras dan merasakan adanya getaran kuat dari arah garis pertahanan kedua. Lalu, mereka melihat adanya kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dan terlihat seperti jamur raksasa.Melihat kepulan asap menyerupai jamur raksasa itu membuat pasukan bala bantuan musuh merasa sedikit cemas. Karena mereka semua yakin, dari semua tanda-tanda yang baru saja terjadi, itu pasti akibat dari ledakan bom!Tidak ingin berpikir negatif, pasukan bala bantuan musuh itu pun bergegar menuju garis pertahanan kedua untuk memastikan apa yang sudah terjadi.Dua puluh menit kemudian, pasukan bala bantuan yang dikirim Kerajaan Seiya tercengang melihat keadaan medan perang yang sangat kacau.Ketika pasukan itu tiba, asap tebal dari ledakan bom masih cukup pekat. Mereka sama sekali tidak bisa melihat keadaan med

  • Kisah Si Dewa Perang   253. Melenyapkan Musuh Dalam Sekejap

    Badan intelijen Kerajaan Spade mendapat informasi mengenai dua ratus ribu pasukan Kerajaan Seiya yang bergerak dari garis pertahanan pertama perbatasan utara menuju garis pertahanan kedua.Setelah mendapat informasi tersebut, badan intelijen segera menginformasikan hal itu pada tim intelijen yang berada di setiap pasukan. Ketika informasi itu sampai ke tim intelijen pasukan khusus satria, seorang prajurit segera pergi menghampiri Kenji untuk melaporkan hal tersebut.Kenji tidak turun langsung untuk membunuh musuh. Sebagai seorang jendral, Kenji tetap berada dibelakang dengan sekelompok prajurit elite dari pasukan khusus satria. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit yang tidak ikut dalam pertempuran. Sepuluh ribu prajurit itu sengaja tidak maju guna melindungi sang jendral.Ketika dia melihat seorang prajurit dari tim intelijen berlari ke arahnya, Kenji bertanya pada prajurit itu sesaat setelah prajurit itu berada dihadapannya.“Ada apa? kenapa kau terlihat begitu terburu-buru?” tanya Kenj

  • Kisah Si Dewa Perang   252. Bala Bantuan Telah Tiba!

    Garis pertahanan kedua, di perbatasan utara.Waktu sudah sore, pasukan perbatasan utara masih bertahan di garis pertahanan kedua. Jendral Erlan yang memimpin pasukan perbatasan utara dalam pertempuran, mulai merasa khawatir melihat kondisi pasukannya.Bagaimana dia tidak khawatir, dia sudah bertahan lebih dari enam jam dan intensitas serangan musuh tidak berkurang sedikit pun, bahkan musuh masih bisa melancarkan serangan yang lebih kuat.Pasukan perbatasan utara juga sudah banyak yang menjadi korban. Erlan merasa kalau tidak lama lagi, garis pertahanan kedua akan dijebol oleh musuh.Melihat situasi ini, salah satu perwira pada Erlan, “Jendral, sepertinya kita harus merelakan garis pertahanan kedua. Aku merasa, Jendral Ken dan pasukannya tidak akan datang tepat waktu! Kita sudah bertahan lebih dari enam jam, dan bala bantuan masih belum tiba. Kita akan kehilangan seluruh prajurit jika terus seperti ini!”“Jendral Ken akan segera tiba! Kita tidak boleh menyerah sekarang setelah banyak p

DMCA.com Protection Status