"Aku tahu aku adalah wanita cantik yang bisa mengandalkan penampilanku untuk mencari nafkah, tapi aku lebih suka mengandalkan bakatku untuk mencari nafkah. Sudahlah, tidak usah membicarakan soal ini lagi. Kita kembali saja ke topik asal. Katakan sejujurnya padaku, apa Kenji adalah seorang pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan?" tanya Wini penasaran."Mana mungkin dia adalah pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan? Kamu terlalu banyak berpikir!" Tentu saja Elena. Dia berpikir bahwa dia harus melindungi martabat suaminya."Jangan-jangan kalian sudah pernah merasakannya?" tanya Wini."Belum, bukankah sudah kukatakan padamu bahwa kami belum melakukannya?" sahut Elena."Lalu bagaimana kamu bisa tahu dia bukan seseorang yang tidak bisa tahan lama?" tanya Wini."Karena dia memiliki fisik yang kuat. Sekali lihat saja sudah ketahuan dia bukan pria yang tidak bisa bertahan lama dalam berhubungan," jawab Elena dengan wajah yang sedikit meron
Ketika Elena hendak bangun, Wini yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba berbalik badan, lalu memeluk Elena dan juga menaruh kakinya di atas badan Elena. Elena sangat terkejut dibuatnya. Namun, saat melihat Wini yang masih tidur dengan nyenyak, Elena pun menyingkirkan tangannya dengan pelan dan memberikan sebuah bantal untuk dipeluknya. Elena juga menyingkirkan kakinya, kemudian pelan-pelan beranjak dari sana. Setelah akhirnya bisa memisahkan diri, Elena pun keluar dari kamar seperti seorang maling dan langsung menuju kamar Kenji. Sejak melihat Kenji dan Merry yang secara tidak sengaja berciuman di lapangan malam ini, Elena pun merasakan adanya bahaya yang lebih kuat. Dia harus melakukan hal itu bersama Kenji secepat mungkin. Jika tidak, cepat atau lambat sesuatu yang tidak ia inginkan pasti akan terjadi. Saat melihat pertandingan duel antara Kenji dan Merry, mereka berdua saling mengejar satu sama lain dan juga memiliki kekuatan yang sama. Elena bahkan merasa bahwa
Saat Kenji melepaskan piama Elena dengan tangan bergetar, Elena pun berkata dengan tegang, "Sebentar..." "Tunggu apa lagi?" tanya Kenji."Aku mau semua lampunya dimatikan." Elena merasa akan sangat memalukan jika memperlihatkan semuanya kepada Kenji, sehingga dia meminta Kenji untuk mematikan lampu terlebih dahulu."Baik," Kenji juga tahu bahwa wanita pasti akan malu, jadi dia juga mengerti dengan permintaan Elena ini, dia pun mematikan semua lampu.Setelah mematikan lampu, Kenji kembali menimpa tubuh Elena.Elena merasakan bahwa saat-saat yang paling indah dalam hidupnya akan segara datang, lalu dia pun menutup kedua matanya dengan pelan dan menggigit bibirnya, menyiapkan mentalnya untuk melakukan hal itu.Tetapi, cahaya bulan sangat terang malam ini, walaupun sudah mematikan lampu, cahaya bulan masih saja menyinari kamarnya dengan sangat terang.Bermandikan cahaya bulan yang lembut, kecantikan Elena terpancar dengan aura yang misterius. Siapapun y
Si penembak jitu tidak pernah menyangka jika Kenji akan mampu meblokir peluru dengan kecepatan tinggi seperti itu. Ia sangat terkejut saat melihat aksi Kenji. Dia juga melihat Elena keluar dari kamar. Tapi itu bukan masalah, karena targetnya saat ini bukanlah Elena melainkan Kenji. Jadi, dia pun segera membidik dan kembali melepaskan tembakan ke arah Kenji.Meskipun Kenji berhasil memblokir peluru sebelumnya dengan pedang, tapi sekarang tangan kirinya terluka akibat dari goncangan pedang saat dihantam peluru sebelumnya. Dan ada kejadian yang aneh, saat darah dari tangan kenji mengalir ke pedangnya, darah itu terserap oleh pedang dan hilang tak bersisa.Kejadian aneh ini membuat Kenji tertegun beberapa saat. Ketika Kenji sedang dalam lamunannya, tiba-tiba Kenji melihat peluru terbang ke arah kepalanya lagi, dia pun dengan cepat mengangkat pedang untuk memblokir peluru itu."Ting..." Peluru itu mengenai pedang, lalu mengeluarkan suara yang keras dan tajam lagi.Te
"Tidak kak, kami tidak bisa seperti itu! Jika kami berjaga di pertengahan bukit, kami akan tidak bisa memastikan keselamatanmu. Apalagi, sekarang agen musuh ada dimana-mana. Jika mereka menyerang lagi saat kami berada jauh dari vila, kami tidak akan sepat untuk menyelamatkanmu," ujar Leon yang tidak setuju dengan perintah Kenji. "Mana mungkin agen musuh akan menyerang lagi setelah mereka baru saja gagal dalam penyerangan yang baru saja mereka lancakan. Mereka tidak akan menyerang lagi setidaknya untuk malam ini. Jangan terlalu khawatir. Sekarang kau bawa anak buahmu dan berjagalah di pertengan bukit!" tegas Kenji. Sebenarnya Kenji bermaksud untuk berhubungan suami-istri dengan Elena. Itu sebabnya ia memerintahkan para penjaga agar berjaga di pertengahan bukit. Karena jika mereka melakukan penjagaan ketat di sekitar vila, mereka mungkin akan mendengar teriakan-teriakan yang memalukan. Jika mereka berjaga di pertengahan bukit, Kenji bisa melakukan hal yang selama
Mendengar kata-kata Kenji, membuat detak jantung Wini terasa berdetak lebih cepat. Dalam kepala Wini saat ini terus terbayang situasi apa yang ada di dalam kamar. Ketika Wini masih membayangkan adegan-adegan yang tidak senonoh, tiba-tiba suara Elena terdengar dari arah kamar. "Aah... Kenapa ini terasa sangat sakit? Bisakah kamu melakukaknnya dengan lebih lembut!" ucap Elena. "Aku sudah menekannya dengan sangat lembut! Kalau kamu sudah tidak bisa menahannya, lebih baik kita hentikan saja." ujar Kenji. "Tidak, kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Kamu lanjutkan saja, aku akan coba menahannya," ujar Elena. "Baiklah. Kalau begitu, kali ini aku akan melakukannya dengan lebih pelan. Cobalah untuk menahanya, apa kamu siap?" ucap Kenji. "Iya, aku sudah siap. Ayo kita mulai!" ujar Elena dengan mantap. Wini tahu jika menguping hubungan suami-istri itu perbuatan yang tidak baik. Dia ingin pergi dan berniat untuk melanjuutkan lat
“Apa maksudmu dengan kami yang merusakmu? Isi kepalamu sendiri yang kotor tapi kamu malah menyalahkan kami. Apakah kamu tidak bisa untuk tidak memikirkan hal yang tidak-tidak?” Tanya Elena. “Aku benar-benar tidak tahan melihat kalian. Kalian ini suami-istri yang sudah menikah selama tiga tahun, kenapa kalian begitu takut aku mengetahui hubungan intim kalian?” kata Wini. Melihat percakapan yang taka da ujungnya ini membuat Kenji sedikit kesal. Dia pun akhirnya berkata, “Sudahlah, masalahnya sudah beres. Intinya kami tidak melakukan apapun saat berduaan dikamar. Cepat kalian sarapan. Setelah itu aku akan memngantar kalian ke Universal Group dan siang nanti aku akan kembali ke Markas Pusat Medan Perang Selatan di Kota Baru.” Mendengar perkataan Kenji, Elena dan Wini akhirnya menghentikan perdebatan mereka. Mereka bertiga pergi ke ruang makan untuk sarapan. Jujur saja, sebenarnya Kenji berpikir akan terjadi sesuatu yang membuatnya senang saat Elen
“Aku hanya mengajarimu tentang budaya dan sopan santun. Kamu bisa menjadi seorang Jendral bintang tiga karena perjuanganmu saat mengikuti pelatihan militer dan prestasimu di medan perang. Aku tidak pernah mengajarimu cara menjadi seorang Jendral, jadi aku tidak ada kaitannya dengan prestasimu di militer.” Ujar Serlin. “Ucapanmu memang benar. Tapi, selain mengajariku tentang budaya dan sopan santun, kamu juga mengajariku tentang sikap patriotisme dan nasionalisme, bahkan kamu mengajariku tentang bagaimana aku harus memandang kehidupan dengan baik. Semua hal ini sangat penting dalam perkembangan karirku di milite,” ucap Kenji. Serlin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar perkataan Kenji. Kemudian dia bertanya, “Aku penasaran, bagaimana ceritannya sampai kamu berhasil menjadi seorang Jendral bintang tiga? Prestasi apa yang kamu dapat saat di medan perang sampai kau di promosikan ke jabatan itu?” “Secara garis besar, semuanya seperti yang kau katak