Home / All / Kisah Si Dewa Perang / 102. Elena Bermain Catur Di Jalan

Share

102. Elena Bermain Catur Di Jalan

Author: A7AT
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pria berkacamata hitam itu berkata, "Ayolah! Siapa yang takut?"

"Kita akan bertaruh lebih besar. Satu juta untuk satu game. Apakah kamu ikut?" Kata lelaki tua itu.

"Lanjutkan. Kali ini kau pasti akan kehilangan apa pun yang kamu miliki." Pria berkacamata hitam itu meletakkan satu juta di tanah dan berbicara.

Orang tua itu melakukan hal yang sama. Siapapun yang menang bisa mendapatkan dua juta.

Orang tua itu memulai permainan akhir lagi dan bermain dengan pria berkacamata hitam.

Tapi pria tua itu kalah setelah belasan langkah.

Penonton sangat ingin bermain ketika pria kacamata hitam itu menang lagi.

"Elena, ayo pergi. Tidak ada yang bagus ubtuk ditonton. Pria berkacamata hitam itu pembohong. Tidak ada yang bisa memenangkan pertandingan akhir dengan mudah," kata Kenji yang memiliki level catur tinggi.

Dia tahu bahwa lelaki tua itu melempar permainan untuk menipu orang banyak sehingga mereka akan bermain catur dengannya.

"Aku tahu mereka curang. Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yetrisusanti6
cerita gk jelas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kisah Si Dewa Perang   103. Taruhan

    Mata pria tua itu terbelalak. Dan dia melihat bahwa dia memang di-skakmat.Mata pria kacamata hitam itu juga melebar. Bagaimana bisa? Dia kan pakai kacamata.Para penonton juga tercengang. Ketika mereka mengira Elena akan kalah, dia membalikkan keadaan tanpa diketahui.Kenji juga tidak melihat celah itu datang. Dia juga hebat dalam bermain catur, tapi dia tidak mengerti dengan gerakan Elena. Betapa briliannya dia!Orang tua tidak bisa menerimanya. Dia menatap papan catur dan mencoba mencari tahu apakah dia bisa mencegah dirinya kalah. Dia telah mempelajari tahapan akhir ini berkali-kali, dan hasil terbaik untuk lawannya hanya bisa seri. Mengapa dia bisa menang?Setelah beberapa saat, pria tua menemukan bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan.Semua penonton terdiam."Aku dapat mengambil uang ini, bukan?" Elena bertanya."Ya, ini milikmu." Begitu banyak orang yang memperhatikan mereka, dan pria tua itu hanya bisa setuju.Elena tampak tenang. Bag

  • Kisah Si Dewa Perang   104. Muntah Darah

    "Tidak masalah, tapi aku khawatir kamu akan sangat marah sehingga kau akan menyemburkan darah dari mulutmu." Elena tidak menyangka orang tua akan menaikkan taruhannya.Elena tidak akan takut bahkan jika taruhannya dinaikkan menjadi tiga ratus juta, apa lagi ini hanya tiga puluh juta. Selain itu, dia sangat yakin jika dirinya yang akan menang.Satu-satunya hal yang dia khawatirkan adalah tragedi di masa lalu akan terjadi lagi."Jangan khawatir. Itu tidak akan terjadi," kata si orang tua. Orang tua itu juga berpikir jika dia akan menang. Kenapa dia harus marah disaat dirinya akan menang?"Mari kita mulai." Elena tidak ingin membuang waktu."Oke." Orang tua mulai mengatur bidak catur."Tunggu sebentar," kata Kenji."Kenapa?" tanya orang tua itu."Keluarkan uangmu dulu, bagaimana jika kamu tidak bisa mengambil uangnya setelah kau kalah?" Kenji tidak peduli dengan uangnya, tapi itu adalah taruhan. Akan tidak menyenangkan jika Elena dan dia tidak bisa menda

  • Kisah Si Dewa Perang   105. Niat Jahat Keluarga Thorn

    Kenji tidak menyangka Elena akan mengatakan itu. Bagaimanapun, dia adalah presiden Universal Group."Jangan khawatir. Universal Group tidak akan bangkrut. Tapi kamu bisa mengikuti beberapa kompetisi catur untuk bersenang-senang." kata Kenji."Aku pernah menjadi juara Kompetisi Master Catur Nasional. Aku tak terkalahkan," jawab Elena."Kamu juara nasional. Pantas saja kamu hebat." kata Kenji."Aku sudah mengatakan itu padamu." ujar Elena."Aku pikir kamu sedang membual saat itu dan sekarang aku tahu kamu memang hebat." puji Kenji. "Baiklah, ayo masuk ke mobil. Akan sangat merepotkan jika mereka menyusul," kata Elena."Baik." Kenji tidak takut pada mereka, namun dia tidak ingin mendapat masalah. Jadi, dia segera masuk kedalam mobil dan pulang.Keesokan harinya, Elena berangkat kerja.Tidak lama setelah Elena sampai di kantornya, Nila datang untuk memberitahunya sesuatu, "Nyonya Slash, beberapa mahasiswa yang akan lulus ada di sini untuk wawancara."

  • Kisah Si Dewa Perang   106. Firasat Buruk

    "Hotel Citra," kata Elis.Elena tahu bahwa Hotel Citra dimiliki oleh keluarga Thorn. Dia tidak berani pergi ke sana ketika memikirkan apa yang terjadi di Dyonice Place."Kenapa tidak kamu saja yang datang ke Universal Group?" tanya Elena."Aku terlalu sibuk untuk ke sana sekarang. Hotel Citra juga memiliki ruang rapat VIP." Elis tahu bahwa dia tidak perlu cemas Elena akan menolak karena Elena sangat membutuhkan mitra baru."Baik. Kapan kamu akan memiliki waktu luang?" Elena hanya bisa berkompromi."Malam ini. Aku memiliki jadwal yang padat di siang hari." kata Elis. "Itu tidak pantas, bukan?" Elena mengajukan pertanyaan."Tapi aku tidak ada waktu di siang hari. Nyonya Slash, kami dengan tulus ingin menjadi mitra perusahaanmu. Tidak bisakah kamu datang malam ini?" ujar Elis."Baik. Jam berapa?" Elena harus berkompromi lagi. Bagaimanapun, ini adalah momen krusial bagi Universal Group.Dulu, banyak perusahaan yang meminta kesempatan untuk bekerja sa

  • Kisah Si Dewa Perang   107. Dua Wanita Cantik Dalam Bahaya

    "Nona Slash, maaf membuatmu menunggu." ucap Dani sambil tersenyum yang tampak mengerikan bagi orangvyang melihatnya."Dani, kenapa... Kenapa kamu disini?" Eliza berkata ketakutan.Nila juga takut. Dan ia bisa tahu sesuatu yang buruk akan terjadi."Jangan gugup, nona Slash. Aku disini untuk membicarakan bisnis denganmu atas nama keluarga Thornton," kata Dani."Kenapa kamu? Seharusnya ibumu yang datang," kata Elena."Ibuku sibuk, jadi dia memintaku ke sini untuk bernegosiasi denganmu," jawab Dani. Itu adalah rencana yang dikatakan Elis kepada Morvin dan Dani. Kerja sama itu hanya umpan. Ketika Elena setuju untuk bertemu di Hotel Citra, yang akan menemuinya bukanlah Elis tapi putranya Dani.Hotel Citra dimiliki oleh keluarga Thorn, dan Dani dapat melakukan apapun yang dia inginkan dengan bebas.Namun, mereka tidak menyangka Nila juga ada di sini."Sudahlah. Karena kamu tidak memiliki kepentingan dengan pertemuan malam inj, aku tidak memiliki keingi

  • Kisah Si Dewa Perang   108. Erik More Menolong Elena

    Erik juga tidak menyangka akan melihat Elena di sini. Elena adalah penyelamatnya, dan dia tidak akan diam saja saat melihat Elena butuh bantuan.Pada malam dia mendapatkan tiga juta, bukan hanya makanan yang bisa ia beli dia juga bisa menyewa sebuah rumah kontrakan untuk saudara perempuan dan dirinya sendiri.Kemudian, dia pergi mencari pekerjaan. Mengetahui bahwa Hotel Citra membutuhkan cleaning service, dia datang ke sini untuk posisi itu.Orang yang bertanggung jawab melihat ototnya dan mempekerjakannya.Hari ini adalah hari pertama Erik bekerja di sini.Saat mendengar ada yang meminta tolong, dia sedang mengumpulkan sampah di lorong. Ketika dia melihat ke arah sumber suara, ia terkejut melihat Elena dan seorang wanita lain sedang diseret oleh pria dengan setelan jas hitam. Kejadian itu sontak membuat amarahnya meledak dan ia bergegas menuju ke arah Elena.Melihat seragam yang dipakai Erik, Dani tahu bahwa Erik adalah karyawan hotelnya. Jadi, dia berkata,

  • Kisah Si Dewa Perang   109. Pertarungan Sengit

    Beberapa pengawal yang tidak terluka parah mengeluarkan ponsel mereka untuk memberi tahu penjaga keamanan di lantai pertama dan meminta mereka untuk menangkap Elena dan dua lainnya."Bantu aku berdiri!" Dani berteriak pada pengawalnya.Dani tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Keberhasilan ada tepat didepan matanya.Hotel Citra berskala besar. Ia menjalankan beberapa bisnis dan memiliki banyak departemen. Jadi, lebih dari seratus penjaga keamanan sedang bertugas.Meskipun Erik adalah pejuang yang hebat, dia dirugikan dalam pertempuran melawan begitu banyak orang.Dani ingin melampiaskan amarahnya dengan pergi ke lantai pertama dan melihat Erik dipukuli sampai mati. Saat itu, dia akan menangkap Elena dan Nila dan dengan perlahan akan menyiksa mereka.Mendengar kata-kata Dani, beberapa pengawal bergegas ke arahnya dan membantunya berdiri."Bawa aku ke lantai pertama," perintah Dani.Pengawal Dani membantunya masuk ke lift.Ada beberapa lift di Hot

  • Kisah Si Dewa Perang   110. Selama Aku Mendapatkanmu, Mati Pun Aku Mau

    "Kamu tidak akan lolos kali ini!" Dani menyeringai jahat."Lepaskan kami jika kamu tidak ingin mati!" Elena berteriak. "Berhenti mengancamku! Tidak ada yang bisa membantumu sekarang," kata Dani penuh kemenangan."Aku tidak mengancammu. Aku hanya peringatkan. Aku telah menelepon Kenji. Jika kamu berani melakukan sesuatu yang tidak pantas pada kami, aku yakin dia akan membunuhmu."Elena tidak bisa menunggu lagi. Perkataan Elena mengejutkan Dani, Elena tidak punya pilihan selain memberi tahu bahwa dia telah menelepon Kenji untuk meminta bantuan dan berharap ini bisa memberinya waktu."Apa? Kau sudah menelepon Kenji?" kata Dani terkejut."Iya! Biarkan kami pergi jika kamu tidak ingin mati," jawab Elena."Aku tidak percaya. Kapan kamu meneleponnya?" tanya Dani."Aku meneleponnya saat aku dlberada di lif untuk turun." kata Elena. Wajah Dani menjadi sangat pucat. Dia tidak pernah mengira Elena bisanmenelepon Kenji ketika dia berada di lift.Namun,

Latest chapter

  • Kisah Si Dewa Perang   260. Sang Dewa Perang

    Di garis depan, Kota Tua Selatan,-Seluruh pasukan medan perang selatan, saat ini semuanya sedang berkumpul di garis pertahanan kota dan bertempur dengan pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Dion yang bertanggungjawab mengerahkan pasukan, sudah berusaha keras untuk merancang strategi dalam menghadapi pasukan musuh yang datang menyerang. Berkat strategi Dion, pasukan Kerajaan Spade pun berhasil menahan pasukan musuh selama berhari-hari.Meski strategi Dion berhasil menahan musuh, tapi itu sama sekali tidak berhasil membuat pasukan Kerajaan Spade keluar dari tekanan musuh yang terus menyerang tanpa henti.Setiap harinya, jumlah pasukan Kerajaan Spade terus berkurang. Situasi dan kondisi pasukan Kerajaan Spade menjadi semakin sulit setiap harinya!Di saat sulit itu, tiba-tiba sekelompok pasukan dalam jumlah yang cukup besar memasuki Kota Tua Selatan. Itu adalah pasukan bala bantuan yang dikirim Jendral Kane dari Kota Pusat.Melihat bala bantuan kembali dikirim Kota Pusat untuk mem

  • Kisah Si Dewa Perang   259. Pertempuran di Garis Pertahanan Pertama

    Pasukan utama Kerajaan Spade menyerang dari depan melalui benteng pertahanan yang telah hancur. Sedangkan Merry yang memimpin dua puluh ribu prajurit menyerbu dari arah bukit dan menciptakan serangan dua arah.Ketika pasukan Kerajaan Spade menyerbu ke dalam benteng garis pertahanan pertama dari depan dan samping, sebagian prajurit musuh yang berada paling depan seketika menjadi panik. Meski Dicky terus berteriak dan memerintah untuk bertempur, tapi karena serangan dari pasukan Kerajaan Spade cukup cepat dan sangat agresif, kebanyakan dari prajurit Kerajaan Seiya tidak sempat untuk bereaksi.Dalam beberapa menit, setengah pasukan Kerajaan Seiya telah berubah menjadi mayat.Sedangkan pasukan Kerajaan Seiya yang berada di barisan belakang, mereka mendengar teriakan Jendral mereka dan mulai pulih dari keterkejutan. Setelah itu, mereka berusaha untuk menembak ke arah pasukan Kerajaan Spade yang datang menyerbu dari depan.Serangan dari musuh membuat cuku

  • Kisah Si Dewa Perang   258. Merry Kembali Memimpin Pasukan

    Ke esokan harinya, pasukan pertahanan kota sudah berkumpul dan berbaris rapi.Dion sudah berada di pusat komando markas besar medan perang selatan. Dia sudah bersiap untuk mengomando dan mengerahkan pasukan untuk berperang melawan musuh dari Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau.Sedangkan Norman, Leon dan lainnya, berada di garis depan untuk memimpin pasukan dalam pertempuran di medan perang.Ketika pasukan Kerajaan Spade sudah berkumpul dan bersiap untuk menghadapi perang, di saat yang sama pasukan Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau juga bersiap untuk menyerang.Pasukan musuh sudah berbaris dengan rapi sambil menunggu kedatangan seseorang.Beberapa saat kemudian, orang yang mereka tunggu akhirnya tiba.Orang itu adalah panglima militer Kerajaan Elang dan Kerajaan Bangau, Bayu dan Tio.Ketika Bayu dan Tio menginjakkan kaki mereka di tanah selatan, seorang jendral bintang tiga menyambutnya dan berkata, “Jendral Bayu, Jendral Tio, pasukan koalisi Elang-Bangau siap menerima perintah!”Bayu

  • Kisah Si Dewa Perang   257. Menuju Pertempuran Akhir

    Mengikuti perintah Dion, seluruh armada kapal perang mundur dari garis pertahanan pertama laut selatan dengan bantuan pasukan yang ada di darat.Tentu saja armada kapal perang musuh tidak membiarkan armada kapal perang laut selatan mundur begitu saja. Armada kapal perang musuh terus menyerang dengan ganas sambil terus bergerak maju dan masuk lebih dalam ke wilayah selatan Kerajaan Spade.Pangkalan senjata di darat berusaha mencegat setiap serangan yang dilancarkan musuh agar armada kapal perang laut selatan bisa mundur dengan selamat. Meski sudah berusaha sebaik mungkin dalam melindungi armada kapal perang yang mundur, tapi masih ada beberapa serangan yang lolos dan mengenai beberapa kapal perang.Kapal perang yang terkena serangan itu langsung meledak dan tenggelam ke dasar laut.Sebagai seorang Jendral Pertahanan, Dion tahu dengan jelas kalau pengorbanan tidak dapat dihindari saat dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. oleh sebab itu Dion meminta pangkalan senjata yang bera

  • Kisah Si Dewa Perang   256. Permintaan Kenji

    Beberapa jam kemudian, kabar tentang kemenangan pasukan wilayah timur atas pasukan Kerajaan August dan Kerajaan Bangau juga sampai ke wilayah utara.Kaisar yang berada di markas besar utara merasa senang dan bangga mendengar berita ini. Kenji dan Erlan yang berada di garis pertahanan kedua juga merasa senang mendengar kabar baik ini.Satu lagi kemenangan untuk Kerajaan Spade. Sekarang, mereka hanya perlu memikirkan cara untuk memenangkan perang di wilayah utara dan selatan.“Jendral Ken, dengan kemenangan Jendral Panji di timur, sekarang musuh yang menyerang Kerajaan Spade hanya tersisa di wilayah utara dan selatan. Kemenangan di timur juga berdampak baik bagi seluruh pasukan kerajaan Spade. Sekarang, kita juga harus segera menyusun rencana untuk merebut kembali garis pertahanan pertama kita! Bagaimana menurutmu Jendral Ken?” ujar Erlan.“Perkataanmu memang benar Jendral Erlan. Tapi sebelum kita menyerang untuk merebut garis pertahanan pertama, ada hal penting lain yang harus aku laku

  • Kisah Si Dewa Perang   255. Kemenangan di Laut Timur

    Di perbatasan utara.Kenji sedang memperhatikan medang perang yang diselimuti asap tebal bersama Erlan dan para ajudan serta para petinggi militer perbatasan utara. Ketika asap tebal itu mulai menipis, Kenji dan yang lainnya melihat ada bayangan sekelompok orang dalam jumlah besar.“Jendral Ken, sepertinya ada orang di seberang. Apakah itu musuh yang selamat dari ledakan?” tanya Erlan yang penasaran dengan sekelompok bayangan itu.“Jendral Erlan, apakah menurutmu musuh bisa selamat setelah mendapat ledakan sebesar itu? Siapa pun tidak akan selamat setelah menerima ledakan sebesar itu secara langsung! Tidak mungkin ada musuh yang selamat! Aku rasa, mereka adalah bala bantuan musuh,” ujar Kenji.“Kalau begitu, kita harus menyerang mereka sekarang! Dengan adanya asap tebal ini, mereka tidak akan bisa menyerang balik karena tidak mengetahui posisi kita. Kita bisa melenyapkan mereka dalam sekejap!” kata Erlan.“Tidak, jangan menyerang mereka! Kita harus memastikannya terlebih dahulu,” kata

  • Kisah Si Dewa Perang   254. Situasi Menguntungkan di Laut Timur

    Sebelumnya, ketika bala bantuan musuh masih dalam perjalanan menuju garis pertahanan kedua untuk membantu pasukan Jendral Juuki, mereka mendengar dentuman suara yang sangat keras dan merasakan adanya getaran kuat dari arah garis pertahanan kedua. Lalu, mereka melihat adanya kepulan asap tebal yang membumbung tinggi dan terlihat seperti jamur raksasa.Melihat kepulan asap menyerupai jamur raksasa itu membuat pasukan bala bantuan musuh merasa sedikit cemas. Karena mereka semua yakin, dari semua tanda-tanda yang baru saja terjadi, itu pasti akibat dari ledakan bom!Tidak ingin berpikir negatif, pasukan bala bantuan musuh itu pun bergegar menuju garis pertahanan kedua untuk memastikan apa yang sudah terjadi.Dua puluh menit kemudian, pasukan bala bantuan yang dikirim Kerajaan Seiya tercengang melihat keadaan medan perang yang sangat kacau.Ketika pasukan itu tiba, asap tebal dari ledakan bom masih cukup pekat. Mereka sama sekali tidak bisa melihat keadaan med

  • Kisah Si Dewa Perang   253. Melenyapkan Musuh Dalam Sekejap

    Badan intelijen Kerajaan Spade mendapat informasi mengenai dua ratus ribu pasukan Kerajaan Seiya yang bergerak dari garis pertahanan pertama perbatasan utara menuju garis pertahanan kedua.Setelah mendapat informasi tersebut, badan intelijen segera menginformasikan hal itu pada tim intelijen yang berada di setiap pasukan. Ketika informasi itu sampai ke tim intelijen pasukan khusus satria, seorang prajurit segera pergi menghampiri Kenji untuk melaporkan hal tersebut.Kenji tidak turun langsung untuk membunuh musuh. Sebagai seorang jendral, Kenji tetap berada dibelakang dengan sekelompok prajurit elite dari pasukan khusus satria. Ada sekitar sepuluh ribu prajurit yang tidak ikut dalam pertempuran. Sepuluh ribu prajurit itu sengaja tidak maju guna melindungi sang jendral.Ketika dia melihat seorang prajurit dari tim intelijen berlari ke arahnya, Kenji bertanya pada prajurit itu sesaat setelah prajurit itu berada dihadapannya.“Ada apa? kenapa kau terlihat begitu terburu-buru?” tanya Kenj

  • Kisah Si Dewa Perang   252. Bala Bantuan Telah Tiba!

    Garis pertahanan kedua, di perbatasan utara.Waktu sudah sore, pasukan perbatasan utara masih bertahan di garis pertahanan kedua. Jendral Erlan yang memimpin pasukan perbatasan utara dalam pertempuran, mulai merasa khawatir melihat kondisi pasukannya.Bagaimana dia tidak khawatir, dia sudah bertahan lebih dari enam jam dan intensitas serangan musuh tidak berkurang sedikit pun, bahkan musuh masih bisa melancarkan serangan yang lebih kuat.Pasukan perbatasan utara juga sudah banyak yang menjadi korban. Erlan merasa kalau tidak lama lagi, garis pertahanan kedua akan dijebol oleh musuh.Melihat situasi ini, salah satu perwira pada Erlan, “Jendral, sepertinya kita harus merelakan garis pertahanan kedua. Aku merasa, Jendral Ken dan pasukannya tidak akan datang tepat waktu! Kita sudah bertahan lebih dari enam jam, dan bala bantuan masih belum tiba. Kita akan kehilangan seluruh prajurit jika terus seperti ini!”“Jendral Ken akan segera tiba! Kita tidak boleh menyerah sekarang setelah banyak p

DMCA.com Protection Status