Kali ini, Jason yang biasanya dipukuli oleh para Berandalan itu, sekarang ia justru melakukan hal yang sebaliknya, Jason lah yang sekarang berbalik memukul mereka sampai terjatuh.
"Apa, lagi? Ayo maju kalau berani?" tantang Jason, ia merasa percaya diri karena adanya bantuan Sistem. Rupanya, tadi Sistem menginstal satu teknik baru pada tubuh Jason. Teknik itu adalah teknik Penguat Tubuh. Dengan mengaktifkan teknik ini, maka tubuh Jason akan otomatis langsung diperkuat menjadi seratus kali lipat, baik itu tubuh bagian luar maupun organ dalamnya. Pantas saja tadi saat ia mengarahkan tiap pukulannya ke wajah para Berandalan itu mereka semua langsung terpental. Wajah mereka masing-masing hanya terkena satu pukulan dari Jason di bagian wajah. Luka yang didapatkan dari serangan Jason bervariasi. Ada yang terkena bagian mulut, sehingga bibirnya terlihat miring. Lalu bibir bagian atasnya yang mencuat ke atas, dan juga ada beberapa giginya juga yang rontok. Alhasil, orang itu susah untuk berbicara. Dan untuk yang satunya, ada lagi yang terkena bagian pelipisnya. Pelipis orang itu langsung sobek, sehingga mengeluarkan darah segar. Hal itu membuatnya merasa pusing. Lalu untuk yang dua orang lainnya, masing-masing mendapatkan bogem mentah pada bagian pipi kanan dan pipi kirinya. Akibatnya, wajah mereka berdua nampak bengap, matanya tertutupi gumpalan daging dari pipi yang membenjol. Kemudian, Jason melangkah maju karena tidak mendapat jawaban dari keempat orang Berandalan itu ketika ia menantangnya untuk kembali maju. Saat berada di hadapan orang yang pertama, orang yang memiliki luka pada bagian bibirnya itu merangkak ingin lari karena ketakutan. Tapi Jason dengan cepat menginjak badannya, sehingga orang itu tak berkutik. Ia hanya bisa menolehkan kepalanya. "Mau lari ke mana, kau? Hem? Coba lihat ini...," Jason ternyata menunjukkan gepokan uang yang tadi baru saja ia ambil dari mesin ATM. "Ini jumlahnya satu juta loh...," imbuh Jason lagi, ia nampak menggoda keempat Berandalan yang tersisa, karena yang satu sudah tak sadarkan diri terlebih dahulu. Perasaan campur aduk menyelimuti hati dan pikiran keempat Berandalan itu. Salah satu Berandalan yang tadi merangkak ingin melarikan diri, ketika melihat uang yang Jason tunjukkan, kedua matanya langsung berubah menjadi hijau. Rasa takut dan rasa sakit yang ia rasakan sebelumnya kalah dengan rasa haus uang yang ada dalam dirinya. Ia pun segera memberontak dari injakan Jason. "Uang itu milikku...! Cepat berikan padaku!" ujarnya berteriak seraya berusaha meraih uang yang ada di tangan Jason. Bugh...! Krak! Dengan cepat Jason menepis dan menginjak tangan orang itu hingga terdengar suara tulang yang patah. "Argh...! Tanganku...!" Orang itu berteriak kesakitan. Kemudian Jason kembali menekan tubuh orang itu ke tanah, sambil mengarahkan pandangannya kepada ketiga orang lainnya. "Ayo, siapa lagi? Sini maju?" Jason juga menggerakkan tangan kanannya ke depan dengan telapak tangan yang jemarinya bergerak-gerak, mengisyaratkan bahwa dirinya mempersilahkan ketiga orang lainnya untuk maju. Namun ternyata, ketiga orang itu secara serempak menggelengkan kepalanya sambil mundur. Dan beberapa detik kemudian, mereka bertiga berteriak serempak. "Lari...!" Ketiga orang Berandal itu akhirnya lari terbirit-birit ketakutan pada Jason. Padahal, sejak kecil sampai usia mereka dewasa sekarang ini, Jason selalu saja dirundung, dipukuli, pokoknya diperlakukan layaknya seekor anjing jalanan. Keberadaan Jason tidak dianggap seperti manusia. Meskipun begitu, mereka juga hampir tiap hari merampas uang hasil Jason memulung barang bekas dari tong sampah dan yang ada di jalanan. Kemudian, ketika Jason melihat ketiga orang itu lari terbirit-birit ketakutan, ia tidak mengejarnya. Perhatian Jason kembali fokus kepada pria yang saat ini ia injak. Meskipun tangannya berhasil ia patahkan, dan wajahnya juga ia buat babak belur, tapi pria ini masih tetap sadarkan diri. "Nah, sekarang, apa yang sebaiknya aku lakukan padamu, ya?" tanya Jason, ia membungkukkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan pria yang tadi ia injak. Tubuh pria itu langsung gemetar dan mengeluarkan keringat dingin. Ia berusaha berkata-kata walaupun terbata. "Ja-jason..., a-aku mau..., mu-muwiinta muwaap puadamu," ujarnya, suaranya terdengar sedikit tidak jelas karena bibirnya yang terluka dan beberapa giginya rontok akibat ulah serangan yang Jason lakukan padanya beberapa saat lalu. Jason mencoba mendengarkan perkataan pria itu yang agak tidak jelas, namun ia dapat memahaminya. Jason menganggukkan kepalanya beberapa kali kemudian berkata, "Oh..., jadi begitu ya? Bukankah sangat mudah untuk meminta maaf ketika kita berbuat salah kepada seseorang? Yah, benar sekali. Meminta maaf sangatlah mudah! Tapi apa kau ingat, berapa tahun kalian telah menyiksaku?! Apakah hanya dengan satu kalimat permintaan maaf yang keluar dari mulutmu bisa menghapus semua luka dan derita yang telah kalian berikan kepadaku selama ini?! Hem?!" Rasa amarah akhirnya hinggap pada Jason. Ia memejamkan kedua matanya. Nampaknya ia berniat ingin memukul lagi wajah orang yang selama bertahun-tahun ini hampir setiap hari menyiksa dan merundungnya itu dengan kekuatan penuh. "Dasar kalian...!" teriak Jason. Boom...! Terdengar seperti ada suara ledakan kecil saat Jason menghantamkan tinjunya. Untungnya, Jason dapat menahan rasa amarahnya agar tidak membalas dendam. Ia menghantamkan kepalan tinjunya dengan kekuatan penuh ke arah samping wajah orang itu, Jason menjatuhkan tinjunya ke tanah, bukan ke wajah orang tersebut. Pedati demikian, orang yang sudah babak belur itu yang merasa terkejut karena berpikir tinju Jason akan menghabisinya langsung tak sadarkan diri. Jason pun berdiri, ia mengarahkan wajah dan badannya ke atas langit sambil berteriak dengan keras. "Argh...! Kurang ajar...!" Sepertinya, meskipun tadi Sistem telah memberikannya ramuan agar merasa tenang, hanya bereaksi sesaat. Mungkin karena rasa sedih yang Jason rasakan terlalu dalam, jadi efek dari ramuan itu menjadi lebih singkat. Setelah melampiaskan perasaan dalam hatinya dengan cara berteriak, Jason kemudian pergi. Ia membiarkan tubuh kedua orang yang tengah tak sadarkan diri karena melawannya tadi. Kemudian saat Jason berjalan menelusuri trotoar jalan, tubuhnya berjalan sambil membungkuk. Satu tangannya ia letakkan di keningnya. Ia berjalan sambil bergumam pelan, "Percuma..., percuma saja punya banyak uang jika kenyataannya Kakek telah tiada...!" Akhirnya air mata dari sudut matanya mengalir begitu saja. Kemudian, di sepanjang jalan yang entah tak tahu arahnya akan ke mana, dengan menghiraukan juga perhatian orang di sekitarnya, Jason terus berjalan sambil menunduk. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia masih terbayang dengan mendiang Kakeknya. Akan tetapi, saat Jason terus berjalan dengan menunduk, karena tidak melihat ada orang di depannya, Jason menabrak seseorang. "Aduh...," ujar orang itu yang terjatuh karena ditabrak oleh Jason. Dan orang itu rupanya adalah seorang gadis cantik. Pikiran Jason buyar karena menabrak gadis cantik itu. Ia kemudian sadar, dan merasa bersalah. Jason mengulurkan tangannya, bermaksud ingin membantu gadis itu untuk bangkit. "Ma-maafkan aku Nona, aku salah karena tidak memperhatikan arah jalanku dengan benar." Plak! Namun ternyata, uluran tangan Jason ditepis oleh gadis itu."Jauhkan tangan kotormu itu! Aku bisa bangun sendiri!" Mungkin karena kesal karena terjatuh, gadis ini berbicara dengan wajah dan nada yang sinis terhadap Jason. Jason pun menarik tangannya kembali. "Ma-maafkan aku, Nona. Sekali lagi maaf, ya? Aku tidak sengaja." Jason mundur beberapa langkah lalu membungkukkan tubuhnya demi meminta maaf. Padahal, bukan sepenuhnya salah Jason. Mereka bertabrakan karena gadis itu juga berjalan terburu-buru, dia tadi berjalan sambil menoleh ke belakang. Kemudian, saat gadis itu baru saja berdiri sambil mengelap pakaiannya yang kotor, terdengar suara teriakan beberapa pria dewasa dari arah belakangnya. "Nona..., Nona..., tunggu!" Gadis itu langsung melotot, dan ia pun langsung pergi tanpa menghiraukan Jason. "Minggir kau...!" Bahkan sangking tergesanya, ia sampai mendorong tubuh Jason agar minggir dari hadapannya. Jason yang didorong langsung terjengkang. "Aduh...!" teriaknya, ia merasa sakit saat bokongnya menghantam lantai. Lalu Jason
Deg, deg, deg...! Jantung Jason berdebar-debar. Kemudian Jason menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu menunjuk wajahnya sendiri. Ia bertanya pada gadis yang memanggilnya. "Heh...? Aku...?" Gadis itu sumringah, ia nampak sangat pandai bersandiwara. "Sayang, ya kamu lah. Memangnya, mau siapa lagi? Apakah kau lupa kalau kita sudah janjian untuk kencan hari ini? Aku kemari jauh-jauh untuk menemuimu, sesuai janji yang kita buat beberapa hari kemarin." Gadis itu berpura-pura merasa senang saat berkata-kata, seolah memang benar bahwa mereka sudah berjanji bertemu untuk kencan. Jason yang bingung, sangat terkejut. Jason mundur beberapa langkah, sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak. Kau pasti salah orang, Nona." Jason ingin menyangkal, karena dia merasakan tatapan tajam dari beberapa pria dewasa itu. Dari tatapan yang mereka lemparkan, Jason dapat mengerti dengan jelas, bahwa mereka merasa marah. Dan benar saja, sesuai apa yang Jason duga. Ia melihat salah satu pria berbadan k
Jason pun terkepung. Akan tetapi, ia sanggup melawan kepungan mereka berempat.Bam, bam, bam...!Yang terjadi justru keempat orang itu yang berhasil dijatuhkan oleh Jason.Saat melihat aksi Jason yang berhasil menjatuhkan keempat pria suruhan ayahnya, gadis yang mengaku sebagai kekasih Jason itu terkesima melihatnya. 'Wow...! Ternyata si Gembel ini pandai bertarung, ya? Wah..., boleh juga nih. Sepertinya aku menemukan orang yang tepat untuk membantuku. Mungkin ke depannya aku bisa mencarinya kembali dan memanfaatkannya.' Sepertinya gadis itu memiliki suatu rencana terhadap Jason.Dan kemudian, karena melihat keempat rekannya yang nampak kewalahan menghadapi Jason, sisa satu pria yang masih memegangi tangan gadis itu, akhirnya ia melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan gadis itu. Ia lalu maju untuk membantu yang lainnya.Karena merasa telah bebas, gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk kabur. 'Yes! Aku bebas! Ini kesempatanku untuk lari sejauh mungkin. Aku harus
"Aku hanya sekedar penasaran saja dengan apa yang terjadi pada Nona," ucap Jason yang kemudian menatap balik gadis cantik di hadapannya. Ia pun melakukan hal yang sama, ia melihat tubuh gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis itu merasa risih saat melihat Jason yang memperhatikan tubuhnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?! Dasar mesum!" Gadis itu mundur seraya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. "Kau pasti hanya modus saja, kan?! Pura-pura bertanya tentang masalahku, tapi ternyata kau punya maksud lain yang buruk, kan?! Iya, kan?! Hah...?!" Jason tak habis pikir dengan gadis ini, kenapa dia malah berpikiran negatif tentangnya? Alhasil, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu. "Huft, lagi-lagi disangka yang tidak-tidak. Kalau begitu ya sudahlah..., terserah Nona saja." Jason membalikkan badannya. Namun saat dia berbalik badan, dia mendengar suara perut gadis itu keroncongan. Jason kemudian sengaja mengatakan, "Aku lapar..., pergi makan dulu ah... " Jason kemu
Gadis itu kemudian menatap Jason dengan sinis. "Kau meledek, ya?!" Jason menjulurkan lidahnya. Lalu ia berniat pergi kembali ke kolong jembatan. Padahal, awalnya Jason ingin meninggalkan tempat tinggalnya itu. Ia takut akan teringat tentang Kakeknya. Akan tetapi, setelah ia pertimbangkan, jika ia melupakan Kakeknya, itu sama saja ia tidak ingat dengan jasa Kakeknya yang telah membesarkannya selama ini dengan tulus. Saat hari mulai gelap, akhirnya Jason tiba di tempat tinggalnya. Dan saat ia ingin masuk ke gubuk reot miliknya, ia berhenti sejenak. "Kenapa kau masih mengikuti ku?" Jason berbalik badan, ia melihat gadis tadi yang ternyata malah mengikutinya sampai sekarang. "Anu..., aku..., aku...," jawab gadis itu bingung harus berkata apa. "Nona, kau tadi bilang aku mesum, kan? Coba kau perhatikan area sekitar sini. Tempat ini adalah tempat kumuh dan sepi. Apakah Nona tidak takut akan aku...?" Jason sengaja menggantung ucapannya seraya menyeringai. Gadis itu melotot, ia pun mundu
Malam ini, Saryani telah mengerahkan beberapa orang kepercayaannya untuk menemukan gadis incarannya. Dan orang-orang itu bukanlah orang sembarangan. Mereka Adalah Silent Die, salah satu organisasi pembunuh bayaran yang terkenal dengan kehebatan seni bela dirinya. Mereka dikatakan belum pernah gagal tiap melakukan tugas yang diberikan oleh penyewanya.Sesuai dengan rumor yang beredar, kerja Silent Die ini sangat cepat. Hanya selang beberapa jam saja mereka diperintahkan untuk menangkap seorang gadis, kini telah menemukan di mana lokasi targetnya."Hey, Osef, bagaimana persiapannya? Kalau sudah siap, ayo langsung kita sergap saja. Mereka berdua berada dalam gubuk reot itu," tanya Yayan pada rekannya."Hais, kau ini. Tidak usah repot-repot lah. Kita cuma menangkap satu Perempuan dan Gembel saja, kok. Kau pikir kita akan menghadapi siapa?" Yayan nampak meremehkan targetnya."Benar juga sih. Kalau begitu ayolah, kita langsung gerak cepat." Osef dan dua rekannya melangkah maju.Gubrak!Ose
Kini tersisa Osef dan Asidi. Mereka berdua saling menatap sesaat, kemudian maju bersama menyerang Jason. "Jangan remehkan kami! Kami adalah Silent Die! Yayan memang lemah, jadi kau jangan besar kepala dulu hanya karena berhasil mengalahkannya." Osef mengeluarkan senjata andalannya, yaitu dua belati yang nampak sangat kuat dan tajam. Osef mencoba menusukkan kedua belati yang ia genggam pada tubuh Jason. Namun sepertinya usahanya tidak segampang yang ia pikirkan. "Kurang ajar! Bagaimana bisa kau bergerak secepat itu?!" Osef menggerutu karena usahanya gagal. "Tenang saja, ada aku." Kini gantian Asidi yang menyerang Jason. Berbeda dengan Osef, Asidi bertarung dengan tangan kosong. Dan kali ini, nampaknya Asidi berhasil menyudutkan Jason. Dengan gaya bertarung yang agresif, Asidi berhasil beberapa kali mendaratkan pukulannya ke tubuh Jason. Tapi dia tidak merasa puas. Sebab, ia mengincar bagian kepala Jason, namun belum berhasil melakukannya. "Wow! Teknik bela dirimu keren sekali. Bol
Dengan rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi, Asidi melesat maju. Kali ini ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi Jason. Awalnya ia meremehkan, namun setelah merasakan betapa sakitnya pukulan yang ia terima dari tinju Jason, ia membuang rasa remehnya itu. Malahan, kini timbul rasa kagum terhadap Jason. Dan beberapa puluh detik kemudian, Asidi yang menyerang Jason lagi-lagi dibuat takjub. "Apa...?! Aku tahu teknik yang gunakan ini. Tunggu dulu...!" Asidi menarik mundur tubuhnya, ia mengatur nafasnya sambil mengelus pipi kirinya yang sekarang ikut lebam. Dan kali ini, rasa sakit di pipi kirinya jauh lebih sakit. "Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa kau bisa menguasai teknik King Boxer? Apakah kau berasal dari salah satu cabang Perguruan Boxing kami?" Jason bingung ingin menjawab apa. Alhasil, ia sengaja mengelabuhi Asidi dengan mengatakan bahwa dia adalah anak dari seorang Master Boxing terkenal di dunia. "Apakah benar, kau anak dari Master Rocky? Tapi, kenapa wajah
Jason tidak menyangka jika kekuatan kepala Saryani bisa sekuat itu. Ia akhirnya kembali memikirkan strategi barunya. 'Jika kepalanya memang keras, kenapa aku harus menyerang kepalanya...? Dasar bodoh...! Ya..., ampun..., Jason..., kau harusnya menyerang titik lainnya, bukan malah mengikuti maunya dia beradu kekuatan! Haish...! Aku salah langkah tadi,' Jason berbicara pada dirinya sendiri, hal ini ia lakukan karena untuk menjaga agar emosinya tetap stabil.Kemudian barulah Jason berlari ke arah samping kanan, dan kemudian dia menerjang Saryani dengan tinjunya yang mengarah ke ulu hati.Bam...!'Apakah masih kurang?' tanya Jason dalam hatinya, ia memperhatikan ekspresi wajah yang Saryani tampilkan.'Sepertinya itu terasa sakit untuknya, yes! Akhirnya aku menemukan celah dalam pertarungan ini.' Jason kemudian bergerak mengelilingi Saryani dengan langkah kaki yang menghasilkan bunyi.Langkah kaki Jason semakin lama semakin cepat, sehingga suara yang dihasilkan juga semakin sulit untuk did
Akan tetapi Jason tidak mengijinkannya. "Tidak! Ini bukan masalah sekedar umpan saja. Ada hal lain yang harus aku lakukan nantinya saat aku menggiring Saryani yang sekarang terlihat seperti monster itu." Dalam hatinya, Jason merasa yakin jika nanti pasti akan ada kejadian buruk jika yang menghadapi Saryani bukan dirinya. Dan akhirnya, Jason yang bergegas bertemu dengan Saryani. Namun sepertinya Jason merasakan hal yang dianggapnya sangat aneh, karena ternyata ia mendengar Saryani dapat berbicara. "Jason...! Kau adalah Jason! Yah, Jason! Kau Jason! Kau harus kulenyapkan!" Suara Saryani terdengar sedikit serak, tidak seperti suara yang biasanya. "Aku memang Jason. Tapi tunggu dulu, apakah kau adalah Saryani?" Jason menguji, apakah kesadaran Saryani masih utuh atau benar-benar sudah tertelan oleh serum terlarang yang ia gunakan. "Kau adalah Jason...! Hargh...!" Melihat respon Saryani yang berikan semakin brutal seperti ini, Jason mengambil telah mengambil kesimpulan, bahwa Sary
Setelah Jason berhasil mengalahkan semua petarung Saryani, ia berharap agar Saryani menepati janji atas taruhannya. Akan tetapi, namanya juga mafia, mana mau mereka menepati janji sesuai kata-kata mereka sendiri? Alhasil, Saryani sempat kabur dan bersembunyi di salah satu ruangan dalam gedung yang memiliki banyak lantai ini. Setelah pertarungan Jason berakhir, ada bom asap yang meledak. Kabut dan asap yang sengaja dilemparkan inilah kesempatan bagi Saryani untuk melarikan diri ke ruangan lain. Akan tetapi, walaupun Jason tahu Saryani melarikan diri, ia nampak tidak terlalu khawatir. Karena ia merasa bahwa Saryani hanya pindah tempat saja. Selagi masih di gedung yang sama, dia masih bisa menemukannya. Dan ternyata, nama Jason kini terdengar semakin luas berkat siaran langsungnya. Bukan hanya di daerah Kecamatan, Provinsi bahkan di ruang lingkup ASEAN nama Jason tersebar dengan julukan Master SmekDon. Tring! "Selamat! Jason telah menyelesaikan misi rahasia, yaitu mendapatkan gelar
Jason memberikan penampilan yang layak untuk ditonton. Dan ternyata, saat ini bahkan dunia menyaksikan siaran langsung yang Jason lakukan saat ini. Ternyata, Jason meminta sistem untuk menguasai teknik SmekDon dengan singkat, semuanya. Tring! "Teknik SmekDon berhasil diinstall semuanya. Jason bisa bergerak seperti semuanya." Itu lah sebab, kenapa Jason bisa menghadapi Derok dan Ken seorang diri. Jason saat ini telah mengaktifkan sistem kelas dua. Ternyata bukan hanya Jason saja yang bisa meningkat, melainkan sistemnya juga ikut naik. "Ayo..., mana lagi yang mau aku lawan...? Hah?!" Jason terlihat sangat bersemangat. Saat ini, Jason sudah masuk ke dalam Sistem Level dua. Akan tetapi, Jason kepikiran tentang Susan. 'Sistem, bagaimana dengan Susan?' tanya Jason penuh harap. Jason berharap Susan dapat mengendalikan Sistem tanpa bantuannya. *** Di sisi lain, Susan yang saat ini sedang kecewa karena mengetahui bahwa ternyata selama ini ia hidup dengan uang haram karena ayah
"Jumlah followers, dan liker's siaran langsung akun Taring Harimau yang Jason buat saat ini adalah lima juta lebih. Selamat, Jason akan mendapat hadiah cuan dari hasil siaran langsung ini."Jason yang sedang bertarung tersenyum saat membaca pemberitahuan dari sistem miliknya."Hey, kau! Apakah kau juga mau jadi Panda seperti dia?" Jason menyeringai, ia nampak tengil saat bertanya pada Derok."Aku tidak suka Panda! Jangan sombong kau, Jason...! Lihatlah ini, kali ini gerakanku tidak akan dapat kau hindari!" Dengan sangat percaya diri, Derok maju menyerang Jason.Akan tetapi, saat Derok maju, ia tak menyangka bahwa Jason akan melakukan gerakan sleding, itu membuatnya terjatuh.Bam...!Derok yang terjatuh karena disleding Jason kembali bangkit, ia tidak mau seperti Ken dan Bigsaw yang terdiam sesaat setelah terkena serangan Jason. Menurut Derok, itu adalah kesalahan fatal dalam pertarungan menghadapi orang seperti Jason kali ini.Namun, Derok terkejut. Saat ia telah bangkit, ia berbalik
Akhirnya, Jason berdiri di atas ring sendirian. Dia akan menghadapi dua orang pertarungan SmekDon yang sangat terkenal sekaligus.Dan ternyata, saat Jason bertarung melawan Ken tadi, ia diam-diam mengaktifkan rekaman siaran langsung dari sistem. Dan siaran langsung itu bisa terhubung ke seluruh dunia berkat jaringan sistem. Jason sengaja melakukan ini, ternyata ia mendapatkan sebuah ide untuk menambah pundi-pundi pendapatan cuan dari hasil bayaran jika siaran langsungnya ramai penonton.'Sistem, apakah siaran langsung berjalan lancar? Berapa jumlah penonton saat ini?' tanya Jason pada sistem.Tring!"Siaran langsung masih berlanjut. Dan selamat untuk Jason, karena siaran langsung yang dilakukan pertama kalinya ini langsung mendapat cukup banyak penonton. Penonton terus bertambah, sampai saat ini sudah ada dua juta penonton dan terus bertambah setiap detiknya."'Wah...? Dua juta? Mantap...! Kalau begitu baiklah, aku lanjutkan saja siaran langsung ini. Jika memang siaran langsung ini m
Saryani tertawa terbahak, ia nampak sangat senang karena melihat kelompok Jason berhasil dikalahkan."Dasar, si Kembar bodoh! Itulah akibatnya jika berkhianat dariku! Hahaha...!""Jangan senang dulu, masih ada aku." Jason memasang wajah serius, ia melompat ke atas ring."Hey Jason, jangan bilang kau mau menghadapi mereka bertiga sendirian? Hahaha...! Jangan konyol!" Saryani sangat percaya diri dengan kemampuan tim miliknya karena sudah berhasil menang dua kali."Oh, ya? Kalau begitu, kita buktikan saja. Jika aku menang melawan dia," Jason menunjuk Ken. "Mereka berdua selanjutnya boleh maju bersama melawanku." Jason menyeringai, ia tidak terlihat gentar sedikitpun. Yang ada, ia nampak sangat percaya diri.Rupanya, saat tadi Zaga dan Zigi bertarung, Jason membuka sistem dan membeli satu teknik baru, yaitu teknik SmekDon. Ia sengaja membeli teknik ini agar bisa menghadapi ketiga musuhnya."Jangan berlama-lama, ayo sini maju!" Jason menunjuk Ken.Dengan tubuh besarnya, Ken naik ke atas ri
Jason tak keberatan saat Zigi ingin maju terlebih dahulu. Dan beberapa puluh detik kemudian, pertarungan Zigi melawan Bigsaw dimulai.Batu saja dimulai, Bigsaw langsung melompat ke arah Zigi.Bam...!Karena tubuh Bigsaw sangat besar, membuat Zigi sesak nafas saat tubuhnya ditimpa oleh tubuh Bigsaw.Kemudian Bigsaw bangkit, ia memegang kaki Zigi. Lalu Bigsaw menarik kaki Zigi itu dan membantingnya ke lantai Ring berkali-kali."Gawat!" ujar Jason."Seharusnya tadi aku yang maju!" Zaga menimpalinya.Suara sorakan anak buah Saryani yang telah berkumpul terdengar sangat ramai. Mereka memberikan semangat pada Bigsaw.Sementara itu, Zigi yang ada di dalam ring merasa kepalanya mulai pusing akibat dibanting berkali-kali oleh Bigsaw."Hey Zigi, aku akan membuatmu menyesal karena telah berkhianat pada kami!" Bigsaw kembali menyerang Zigi dengan menginjak-injak perut Zigi.Zigi pun memuntahkan darah segar dari mulutnya. Ia nampak tak berkutik di hadapan Bigsaw.Tapi sepertinya Zigi belum mau men
Gelas yang melayang tadi rupanya di arahkan ke arah Jason yang sedang menertawai Rijal. Dan kemudian, setelah suara gelas pecah terdengar, barulah tawa Jason dengan sekejap langsung diam. "Gawat! Hampir saja gelas itu mengenai wajahku, huft...!" ujar Jason, ia nampak sangat terkejut. Saat ini Jason tengah berhadapan dengan tiga orang yang sangat terkenal akan kekuatannya. Nama yang terkenal itu dibuktikan saat Derok yang saat ini langsung maju bertujuan menyerang Jason. Bam...! Akan tetapi, tubuh Derok diseruduk oleh Zigi. "Biar aku yang melawannya! Aku pasti bisa!" Zigi berteriak dengan tatapan penuh tekad yang kuat. "Kalau begitu, aku juga maju...!" Zaga tidak mau kalah, ia langsung menerjang Bigsaw. "Lalu..., aku kebagian melawanmu, ya?" ujar Jason seraya mendongak, ia melihat tinggi badan seorang Ken yang dua kali lipat lebih tinggi darinya. "Mau siapa saja, sama saja...!" Ken berteriak seraya melancarkan serangannya. Jason terkejut. "Wow...! Gaya bertarung apa ini