"Jauhkan tangan kotormu itu! Aku bisa bangun sendiri!" Mungkin karena kesal karena terjatuh, gadis ini berbicara dengan wajah dan nada yang sinis terhadap Jason.
Jason pun menarik tangannya kembali. "Ma-maafkan aku, Nona. Sekali lagi maaf, ya? Aku tidak sengaja." Jason mundur beberapa langkah lalu membungkukkan tubuhnya demi meminta maaf. Padahal, bukan sepenuhnya salah Jason. Mereka bertabrakan karena gadis itu juga berjalan terburu-buru, dia tadi berjalan sambil menoleh ke belakang. Kemudian, saat gadis itu baru saja berdiri sambil mengelap pakaiannya yang kotor, terdengar suara teriakan beberapa pria dewasa dari arah belakangnya. "Nona..., Nona..., tunggu!" Gadis itu langsung melotot, dan ia pun langsung pergi tanpa menghiraukan Jason. "Minggir kau...!" Bahkan sangking tergesanya, ia sampai mendorong tubuh Jason agar minggir dari hadapannya. Jason yang didorong langsung terjengkang. "Aduh...!" teriaknya, ia merasa sakit saat bokongnya menghantam lantai. Lalu Jason kembali bangkit. Namun, baru saja sepersekian detik dia bangkit, tubuhnya kembali didorong oleh beberapa pria dewasa yang ternyata mengejar gadis yang sempat bertabrakan dengannya tadi. Gedebugh...! Kali ini, tubuh Jason terpental lebih jauh. Karena tenaga pria dewasa yang mendorongnya jauh lebih kuat berkali lipat dibanding dorongan gadis yang sebelumnya. "Sialan! Apa-apaan ini?! Lagi pula, kenapa dengan mereka?" Jason mencoba memperhatikan apa yang terjadi. Lalu saat jarak mereka berada sekitar beberapa ratus meter, dari kejauhan jalan yang lurus, Jason melihat bahwa gadis tadi akhirnya terkejar. "Tolong...! Tolong aku...!" Terdengar gadis itu berteriak. Jason pun merasa penasaran. Kini perhatiannya fokus kepada mereka yang nampak kejar-kejaran seperti adegan yang ada di film-film. 'Wah, Gadis itu minta tolong? Apakah ini penculikan? Tapi tadi pria itu memanggilnya dengan sebutan Nona.' Jason bingung ingin bertindak apa. 'Apakah aku harus menolongnya? Tapi..., dia tadi sombong sekali! Kalau aku perhatikan dari gaya pakaian Gadis itu sih, sepertinya dia anak orang kaya. Terlebih dari sikapnya tadi, dia sedikit sombong. Orang kaya kan, sukanya begitu. Suka memandang rendah dan meremehkan orang miskin sepertiku ini.' Ada keraguan dalam hati Jason. Dia ingin menolong gadis itu, tapi ia ingat kejadian beberapa menit lalu, saat ia mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri, ia justru dibentak. Dan lagi, permintaan maafnya juga tak digubris sedikitpun. Jason menilai bahwa gadis itu cukup sombong. 'Ah, coba aku lihat dulu. Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka.' Akhirnya Jason memutuskan untuk mendekat, ia ingin menyimak terlebih dahulu. Dia berpikir, jika memang itu aksi penculikan, dia akan mencoba menolong gadis itu. Dan saat telah berada di dekat orang-orang itu, Jason menguping. Ia bersembunyi di balik kotak sampah besar yang kebetulan ada di dekat situ. "Lepaskan aku...! Aku tidak mau kembali!" Jason mendengar gadis itu berteriak sambil mencoba memberontak melepaskan pergelangan tangannya yang dipegang oleh dua orang pria dewasa. "Nona, jika Nona tidak kembali, bagaimana dengan nasib kami, Nona? Tolong bantu kami, ikutlah bersama kami untuk kembali. Aku masih punya keluarga kecil yang harus aku nafkahi." Salah satu pria yang memegang tangan gadis itu terdengar memohon. "Tidak! Aku tidak mau kembali! Kalau urusan keluargamu, sini cepat berikan nomor rekeningmu. Biar aku transfer untuk biaya hidup kalian." Gadis itu menolak untuk pergi bersama mereka. Malahan, dia mencoba bernegosiasi dengan cara akan memberikan uang. "Tidak, Nona. Ini bukan perkara uang saja. Percuma kami dapat uang, kalau kehidupan keluarga kami terancam ke depannya. Tolonglah Nona..., sekali ini..., saja. Ayo ikut kami kembali." Jason akhirnya sedikit mengerti setelah mendengar percakapan antara mereka. 'Oh, jadi begitu. Sepertinya para pria berbadan kekar ini adalah orang yang disuruh menangkapnya. Iya, sih, dari penampilannya mereka memang seperti Bodyguard.' Karena merasa itu mungkin adalah urusan keluarga, Jason memutuskan untuk tidak ikut campur. Ia pun dengan santainya keluar dari persembunyiannya di balik tempat sampah. Namun, saat ia baru melangkah beberapa meter, ia mendengar teriakan dari gadis itu. "Hey, Sayangku...! Ternyata kamu di sini, ya? Cepat tolong aku Sayang! Aku mau diculik, nih...!" Jason terkejut saat mendengar gadis itu yang ternyata meneriaki dirinya. Dan yang lebih membuatnya terkejut saat gadis itu memanggil dirinya dengan sebutan SAYANG...? Sontak, perhatian beberapa pria itu langsung tertuju padanya.Deg, deg, deg...! Jantung Jason berdebar-debar. Kemudian Jason menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu menunjuk wajahnya sendiri. Ia bertanya pada gadis yang memanggilnya. "Heh...? Aku...?" Gadis itu sumringah, ia nampak sangat pandai bersandiwara. "Sayang, ya kamu lah. Memangnya, mau siapa lagi? Apakah kau lupa kalau kita sudah janjian untuk kencan hari ini? Aku kemari jauh-jauh untuk menemuimu, sesuai janji yang kita buat beberapa hari kemarin." Gadis itu berpura-pura merasa senang saat berkata-kata, seolah memang benar bahwa mereka sudah berjanji bertemu untuk kencan. Jason yang bingung, sangat terkejut. Jason mundur beberapa langkah, sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak. Kau pasti salah orang, Nona." Jason ingin menyangkal, karena dia merasakan tatapan tajam dari beberapa pria dewasa itu. Dari tatapan yang mereka lemparkan, Jason dapat mengerti dengan jelas, bahwa mereka merasa marah. Dan benar saja, sesuai apa yang Jason duga. Ia melihat salah satu pria berbadan k
Jason pun terkepung. Akan tetapi, ia sanggup melawan kepungan mereka berempat.Bam, bam, bam...!Yang terjadi justru keempat orang itu yang berhasil dijatuhkan oleh Jason.Saat melihat aksi Jason yang berhasil menjatuhkan keempat pria suruhan ayahnya, gadis yang mengaku sebagai kekasih Jason itu terkesima melihatnya. 'Wow...! Ternyata si Gembel ini pandai bertarung, ya? Wah..., boleh juga nih. Sepertinya aku menemukan orang yang tepat untuk membantuku. Mungkin ke depannya aku bisa mencarinya kembali dan memanfaatkannya.' Sepertinya gadis itu memiliki suatu rencana terhadap Jason.Dan kemudian, karena melihat keempat rekannya yang nampak kewalahan menghadapi Jason, sisa satu pria yang masih memegangi tangan gadis itu, akhirnya ia melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan gadis itu. Ia lalu maju untuk membantu yang lainnya.Karena merasa telah bebas, gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk kabur. 'Yes! Aku bebas! Ini kesempatanku untuk lari sejauh mungkin. Aku harus
"Aku hanya sekedar penasaran saja dengan apa yang terjadi pada Nona," ucap Jason yang kemudian menatap balik gadis cantik di hadapannya. Ia pun melakukan hal yang sama, ia melihat tubuh gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis itu merasa risih saat melihat Jason yang memperhatikan tubuhnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?! Dasar mesum!" Gadis itu mundur seraya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. "Kau pasti hanya modus saja, kan?! Pura-pura bertanya tentang masalahku, tapi ternyata kau punya maksud lain yang buruk, kan?! Iya, kan?! Hah...?!" Jason tak habis pikir dengan gadis ini, kenapa dia malah berpikiran negatif tentangnya? Alhasil, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu. "Huft, lagi-lagi disangka yang tidak-tidak. Kalau begitu ya sudahlah..., terserah Nona saja." Jason membalikkan badannya. Namun saat dia berbalik badan, dia mendengar suara perut gadis itu keroncongan. Jason kemudian sengaja mengatakan, "Aku lapar..., pergi makan dulu ah... " Jason kemu
Gadis itu kemudian menatap Jason dengan sinis. "Kau meledek, ya?!" Jason menjulurkan lidahnya. Lalu ia berniat pergi kembali ke kolong jembatan. Padahal, awalnya Jason ingin meninggalkan tempat tinggalnya itu. Ia takut akan teringat tentang Kakeknya. Akan tetapi, setelah ia pertimbangkan, jika ia melupakan Kakeknya, itu sama saja ia tidak ingat dengan jasa Kakeknya yang telah membesarkannya selama ini dengan tulus. Saat hari mulai gelap, akhirnya Jason tiba di tempat tinggalnya. Dan saat ia ingin masuk ke gubuk reot miliknya, ia berhenti sejenak. "Kenapa kau masih mengikuti ku?" Jason berbalik badan, ia melihat gadis tadi yang ternyata malah mengikutinya sampai sekarang. "Anu..., aku..., aku...," jawab gadis itu bingung harus berkata apa. "Nona, kau tadi bilang aku mesum, kan? Coba kau perhatikan area sekitar sini. Tempat ini adalah tempat kumuh dan sepi. Apakah Nona tidak takut akan aku...?" Jason sengaja menggantung ucapannya seraya menyeringai. Gadis itu melotot, ia pun mundu
Malam ini, Saryani telah mengerahkan beberapa orang kepercayaannya untuk menemukan gadis incarannya. Dan orang-orang itu bukanlah orang sembarangan. Mereka Adalah Silent Die, salah satu organisasi pembunuh bayaran yang terkenal dengan kehebatan seni bela dirinya. Mereka dikatakan belum pernah gagal tiap melakukan tugas yang diberikan oleh penyewanya.Sesuai dengan rumor yang beredar, kerja Silent Die ini sangat cepat. Hanya selang beberapa jam saja mereka diperintahkan untuk menangkap seorang gadis, kini telah menemukan di mana lokasi targetnya."Hey, Osef, bagaimana persiapannya? Kalau sudah siap, ayo langsung kita sergap saja. Mereka berdua berada dalam gubuk reot itu," tanya Yayan pada rekannya."Hais, kau ini. Tidak usah repot-repot lah. Kita cuma menangkap satu Perempuan dan Gembel saja, kok. Kau pikir kita akan menghadapi siapa?" Yayan nampak meremehkan targetnya."Benar juga sih. Kalau begitu ayolah, kita langsung gerak cepat." Osef dan dua rekannya melangkah maju.Gubrak!Ose
Kini tersisa Osef dan Asidi. Mereka berdua saling menatap sesaat, kemudian maju bersama menyerang Jason. "Jangan remehkan kami! Kami adalah Silent Die! Yayan memang lemah, jadi kau jangan besar kepala dulu hanya karena berhasil mengalahkannya." Osef mengeluarkan senjata andalannya, yaitu dua belati yang nampak sangat kuat dan tajam. Osef mencoba menusukkan kedua belati yang ia genggam pada tubuh Jason. Namun sepertinya usahanya tidak segampang yang ia pikirkan. "Kurang ajar! Bagaimana bisa kau bergerak secepat itu?!" Osef menggerutu karena usahanya gagal. "Tenang saja, ada aku." Kini gantian Asidi yang menyerang Jason. Berbeda dengan Osef, Asidi bertarung dengan tangan kosong. Dan kali ini, nampaknya Asidi berhasil menyudutkan Jason. Dengan gaya bertarung yang agresif, Asidi berhasil beberapa kali mendaratkan pukulannya ke tubuh Jason. Tapi dia tidak merasa puas. Sebab, ia mengincar bagian kepala Jason, namun belum berhasil melakukannya. "Wow! Teknik bela dirimu keren sekali. Bol
Dengan rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi, Asidi melesat maju. Kali ini ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi Jason. Awalnya ia meremehkan, namun setelah merasakan betapa sakitnya pukulan yang ia terima dari tinju Jason, ia membuang rasa remehnya itu. Malahan, kini timbul rasa kagum terhadap Jason. Dan beberapa puluh detik kemudian, Asidi yang menyerang Jason lagi-lagi dibuat takjub. "Apa...?! Aku tahu teknik yang gunakan ini. Tunggu dulu...!" Asidi menarik mundur tubuhnya, ia mengatur nafasnya sambil mengelus pipi kirinya yang sekarang ikut lebam. Dan kali ini, rasa sakit di pipi kirinya jauh lebih sakit. "Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa kau bisa menguasai teknik King Boxer? Apakah kau berasal dari salah satu cabang Perguruan Boxing kami?" Jason bingung ingin menjawab apa. Alhasil, ia sengaja mengelabuhi Asidi dengan mengatakan bahwa dia adalah anak dari seorang Master Boxing terkenal di dunia. "Apakah benar, kau anak dari Master Rocky? Tapi, kenapa wajah
Gadis itu lalu kembali mengintip dari celah-celah lubang kecil yang ada di dinding gubuk reot milik Jason. Lagi-lagi dirinya dibuat terkesima melihat Jason yang ternyata berhasil menumbangkan Osef dan Asidi. 'Hebat sekali! Oh, iya. Sampai saat ini, kami belum sempat saling memperkenalkan diri. Kira-kira, siapa ya nama Gembel itu? Eh, bukan Gembel. Mulai sekarang aku tidak boleh menganggap pria ini Gembel lagi. Yah, benar! Aku akan merubah sikapku nanti terhadapnya.' Beberapa menit kemudian, akhirnya Jason berhasil membuat kedua orang musuhnya benar-benar tak berkutik. Bahkan Osef juga mengalami nasib yang sama seperti Yayan, ia telah tak sadarkan diri akibat pukulan terakhir dari Jason yang menghantam tepat di bagian ulu hatinya. Sedangkan Asidi, walaupun tubuhnya tak lagi mampu bangkit, ia masih sadarkan diri. Saat ini ia menatap ke atas, ada seorang pemuda yang penampilannya tidak sesuai dengan kemampuannya. "Ternyata aku dikalahkan oleh bocah kemarin sore. Hahahaha...!" Asidi t
Sebenarnya, Jason memang ingin menghadapi para perampok itu sendirian. Namun, Kapten Valdo langsung menghentikannya."Jason, aku tahu dengan kemampuanmu. Tapi untuk kali ini, aku sangat tidak menyarankan jika kau ingin bergerak sendirian melawan para perampok itu. Jika memang kau berniat mencari mereka, aku rasa dapat membantumu. Tapi, aku tidak mau jika kau bergerak sendiri." Kapten Valdo beberapa kali menegaskan pada Jason bahwa ia tidak boleh bergerak sendirian.Karena melihat sikap Kapten Valdo yang sangat perhatian padanya, Jason pun akhirnya mengerti. "Em..., kalau begitu baiklah. Aku mohon bantuannya, Kapten Valdo."Dan saat mereka sedang berbincang, rupanya terdengar smartphone Susan yang berdering."Halo...? Iya?" Susan menjawab panggilan teleponnya.Dan ternyata, yang menghubungi Susan adalah Tuan Besar Rendi. Susan diminta pergi ke kediamannya bersama dengan Martis. Nampaknya ada sesuatu hal penting yang perlu mereka bicarakan."Jason, bagaimana? Bisakah kita pergi ke sana
Ternyata yang menelpon Jason adalah Kapten Valdo. Kapten Valdo memberitahu pada Jason informasi tambahan tentang pergerakan Saryani. Dan setelah itu, Jason kembali tenggelam dalam pikirannya. Hal yang paling Jason pikirkan yaitu tentang pemberitahuan dari sistem yang mengatakan bahwa telah muncul dua orang lagi yang terpilih menjadi User Sistem. Dan salah satu dari orang itu adalah Susan. Alasan Susan menjadi orang terpilih karena hatinya dan hati Jason mempunyai hubungan yang kuat. Karena mereka saling mencintai, hal itu ternyata dapat memicu terhubungnya jiwa Susan dengan dimensi sistem. Akan tetapi, sistem tidak memberitahu Jason tentang satu orang lagi yang entah keberadaannya ada di mana. "Sebenarnya, siapakah satu orangnya lagi ya?" Jason yang sangat penasaran, akhirnya berulang kali menanyakan beberapa hal lagi tentang pengguna Sistem lain. Dari semua jawaban sistem, Jason hanya mengetahui bahwa pengguna yang sistem maksud saat ini berada jauh darinya, mungkin berada d
Lalu Jason bertanya pada sistem, 'Sistem, apakah ada orang lain yang memiliki Sistem sepertiku selain aku di belahan Dunia ini?' Tring! "Tentu saja ada. Jason adalah orang yang ke-1993 yang terpilih untuk menggunakan Sistem." Jason tersenyum pahit. "Apa...?! Ke-1993 katamu...? Yang benar saja!" Kemudian muncul sebuah file di hadapan Jason. Ia pun bingung dan merasa penasaran. "Apa ini...?" Jason mencoba membuka isi data dari file tersebut. "Aku telah melihat isi data dari file yang kau berikan. Isi dalam data ini menampilkan data pribadi sejumlah 1993 orang yang telah menggunakan sistem di masa lalu. Aku melihat ada namaku yang tercantum di dalamnya, dan terletak di paling terkahir. Dan aku mengeceknya. Ternyata..., semuanya adalah benar. Data sekecil apapun, ada di dalam file itu. Wah, sistem memang sangat hebat, ya?" Kemudian Jason baru sadar akan suatu hal. "Oh, iya, Sistem! Aku ingin membaca kembali tentang data diriku. Jadi, dengan begitu aku akan bisa tahu, siapa d
Jason terkejut, "Eh...? Apa ini? Kenapa Sistem memberikan ucapan selamat padaku? Dan lagi...," Jason yang awalnya girang, berubah dalam sekejap gara-gara pemberitahuan itu menjadi serius. Ternyata, Jason mendapat tantangan dari Sistem untuk mendapatkan cintanya Susan. Jika Jason berhasil, maka sistem akan memberikan hadiah dua kali lipat. "Tugas baru...?" ujar Jason yang sedang termenung di dalam kamarnya. "Selamat...? Berarti tugas ini bukanlah tugas biasa?" Tring! "Benar, ini adalah tugas spesial dari Sistem." Dan pertanyaan Jason langsung dijawab oleh sistem. Dari sini Jason akhirnya mengerti tentang arti sistem yang ia miliki. Ternyata semua perasaan yang Jason rasakan dan semua kejadian yang akan Jason lakukan, Sistem sudah memperhitungkannya terlebih dahulu sebelum Jason bertindak. Betapa hebatnya anugerah Tuhan yang berupa Sistem ini. Jika semua orang dapat memiliki Sistem seperti ini, dunia pasti akan baik-baik saja. Namun sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Han
Suasana saat ini masih terasa nuansa romantis. Namun suasana itu berubah saat Jason mendapat satu pemberitahuan dari sistem yang mengatakan adanya tanda bahaya. Tring! "Peringatan! Jason sedang diintai! Para pengintai memiliki senjata sniper. Dan saat ini, ada beberapa sniper yang mengintai Jason." Jason langsung bergegas. "Susan, ini gawat! Kita dalam bahaya!" Jason kemudian mengajak Susan pergi ke tempat yang sangat ramai. Tring! "Peringatan! Yang mengintai Jason bukan hanya penembak jitu. Ada beberapa drone misterius yang terus mengikuti langkah Jason dari atas sana!" 'Sial...! Mereka kali ini semakin niat untuk menyerangku! Kali ini, aku tidak mau melibatkan orang yang tak bersalah dalam masalahku ini.' Jason bertekad untuk menumpas para mafia agar tidak ada lagi yang namanya kehidupan dunia hitam. Beberapa saat kemudian, Jason yang tadinya pergi untuk menjenguk Juharman, ternyata ia telah dibuntuti sejak awal. Itu artinya, orang yang menggunakan drone tahu tentang ke
Kemudian Saryani mencoba mendengarkan rencana apa yang akan dikatakan oleh Hamsin. "Katakan padaku, rencana apa yang kau miliki untuk menghadapi Jason si Gembel itu?""Tenang saja. Jadi begini...," Hamsin menggosokkan kedua telapak tangannya, lalu ia mengatakan rencana yang telah ia susun dengan rapih.Setelah mendengarkan dengan jelas, nampaknya Saryani setuju dengan rencana yang Hamsin miliki. "Kedengarannya bagus. Aku rasa, rencanamu akan berhasil. Kalau begitu, ayo kita siapkan sekarang juga. Aku tidak mau berlama-lama jauh dari Susan. Aku ingin segera menikahinya, hahaha...!"Saryani dan Hamsin akhirnya menjalankan rencana yang dikatakan oleh Hamsin tadi.***Sedangkan Jason, setelah beberapa hari kemudian keadaan tubuhnya sudah pulih seperti semula. Ternyata, sistem itu sudah menjadi nyawa dari Jason. Buktinya, saat sistem kehabisan daya akibat melakukan pertahanan darurat, Jason ouh ikut tertidur pulas selama kurang lebih dua hari.Dan hari ini, adalah hari yang sudah Jason ren
Dua hari kemudian, akhirnya Jason terbangun dari tidurnya. "Jason..., kamu...? Syukurlah...," ujar Susan dengan perasaan senang karena akhirnya Jason kembali sadar, dan Susan tanpa sadar langsung memeluk Jason. "Eh...? Su-Susan...? Ada apa? Kenapa kau menangis?" Jason bingung, karena ia tak mengingat apa-apa. Lalu Susan melepaskan pelukannya, dan ia pun memegangi wajah Jason dengan kedua telapak tangannya seraya menatap wajah Jason. "Jason..., apakah kau tidak ingat dengan apa yang terjadi padamu kemarin?" Kedua mata Susan nampak berkaca-kaca. "Tunggu dulu..., aku akan mencoba mengingatnya." Saat Jason mencoba mengingat kejadian yang menimpanya, ia pun membaca pemberitahuan sistem. Tring! "Selamat datang kembali, Jason. Sekarang sistem telah kembali aktif." Melihat pemberitahuan itu, akhirnya Jason mulai ingat. 'Benar juga, ini pasti adalah efek samping dari pertahanan darurat. Aku pikir, hanya sistem saja yang akan tertidur, ternyata itu juga berpengaruh pada tubuhku.' Jason
Susan akhirnya mengerti dengan jalan pikir Jason. Jason berpikir, membunuh satu orang demi menyelamatkan seratus orang adalah hal yang lebih baik. Lagi pula, orang yang Jason bunuh adalah orang jahat. Jason berpikir lagi, sudah berapa nyawa yang orang ini bunuh di masa lalu? Sepuluh? Dua puluh? Atau ratusan? Yah..., faktanya Aswin memang seorang mafia yang dikenal juga akan kekejamannya.Di masa lalunya, Aswin memang sering membunuh orang. Entah sudah berapa ratus nyawa orang yang ia renggut demi kepentingan pribadinya dan demi kesenangan semata. Namun hari ini, tidak akan ada lagi nyawa yang akan Aswin renggut karena hari ini adalah giliran nyawanya yang akan direnggut oleh Jason.Kemudian, Jason berhenti menghajar Aswin karena melihat tubuh Aswin yang tidak lagi bergerak. Jason pun menatap tubuh Aswin yang sudah penuh luka dan babak belur. Bahkan, orang yang mengenal Aswin tidak akan bisa mengenali wajahnya sekarang. Sebab, wajahnya nampak sangat kacau dibuat oleh Jason."Susan, ayo
"Jason...! Tidak...!" teriak Susan yang ada di belakang Jason ketika mendengar suara letusan senjata api yang ditembak oleh Aswin.Jason pun memegangi dadanya, kemudian kedua lututnya menyentuh lantai. Sedangkan Aswin, ia tertawa makin keras. Aswin merasa sangat bahagia karena merasa telah menang dari Jason.Akan tetapi, tawa bahagia Aswin itu hanya berlangsung sekian detik saja. Tawanya berubah menjadi senyap saat melihat Jason yang ternyata baik-baik saja."Susan, aku baik-baik saja. Lihatlah ini...," ujar Jason seraya berbalik badan menghadap Jason."Ja-jason...? I-ini...?" Sama seperti Aswin, Susan juga merasa terkejut. Ia tak percaya, ternyata peluru yang hampir mengenai dada Jason itu mampu ia tangkap menggunakan kedua jarinya.Jason kemudian berbalik badan, kini ia menatap Aswin dengan wajah garang. "Aswin, kau keterlaluan! Bagaimana jika peluru ini tadi nyasar ke arah Susan?!"Aswin mundur beberapa langkah, ia menunjuk Jason. "Ba-bagaimana mungkin?! Kau...?! Kau bisa menangkap