Kini tersisa Osef dan Asidi. Mereka berdua saling menatap sesaat, kemudian maju bersama menyerang Jason. "Jangan remehkan kami! Kami adalah Silent Die! Yayan memang lemah, jadi kau jangan besar kepala dulu hanya karena berhasil mengalahkannya." Osef mengeluarkan senjata andalannya, yaitu dua belati yang nampak sangat kuat dan tajam. Osef mencoba menusukkan kedua belati yang ia genggam pada tubuh Jason. Namun sepertinya usahanya tidak segampang yang ia pikirkan. "Kurang ajar! Bagaimana bisa kau bergerak secepat itu?!" Osef menggerutu karena usahanya gagal. "Tenang saja, ada aku." Kini gantian Asidi yang menyerang Jason. Berbeda dengan Osef, Asidi bertarung dengan tangan kosong. Dan kali ini, nampaknya Asidi berhasil menyudutkan Jason. Dengan gaya bertarung yang agresif, Asidi berhasil beberapa kali mendaratkan pukulannya ke tubuh Jason. Tapi dia tidak merasa puas. Sebab, ia mengincar bagian kepala Jason, namun belum berhasil melakukannya. "Wow! Teknik bela dirimu keren sekali. Bol
Dengan rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi, Asidi melesat maju. Kali ini ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi Jason. Awalnya ia meremehkan, namun setelah merasakan betapa sakitnya pukulan yang ia terima dari tinju Jason, ia membuang rasa remehnya itu. Malahan, kini timbul rasa kagum terhadap Jason. Dan beberapa puluh detik kemudian, Asidi yang menyerang Jason lagi-lagi dibuat takjub. "Apa...?! Aku tahu teknik yang gunakan ini. Tunggu dulu...!" Asidi menarik mundur tubuhnya, ia mengatur nafasnya sambil mengelus pipi kirinya yang sekarang ikut lebam. Dan kali ini, rasa sakit di pipi kirinya jauh lebih sakit. "Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa kau bisa menguasai teknik King Boxer? Apakah kau berasal dari salah satu cabang Perguruan Boxing kami?" Jason bingung ingin menjawab apa. Alhasil, ia sengaja mengelabuhi Asidi dengan mengatakan bahwa dia adalah anak dari seorang Master Boxing terkenal di dunia. "Apakah benar, kau anak dari Master Rocky? Tapi, kenapa wajah
Gadis itu lalu kembali mengintip dari celah-celah lubang kecil yang ada di dinding gubuk reot milik Jason. Lagi-lagi dirinya dibuat terkesima melihat Jason yang ternyata berhasil menumbangkan Osef dan Asidi. 'Hebat sekali! Oh, iya. Sampai saat ini, kami belum sempat saling memperkenalkan diri. Kira-kira, siapa ya nama Gembel itu? Eh, bukan Gembel. Mulai sekarang aku tidak boleh menganggap pria ini Gembel lagi. Yah, benar! Aku akan merubah sikapku nanti terhadapnya.' Beberapa menit kemudian, akhirnya Jason berhasil membuat kedua orang musuhnya benar-benar tak berkutik. Bahkan Osef juga mengalami nasib yang sama seperti Yayan, ia telah tak sadarkan diri akibat pukulan terakhir dari Jason yang menghantam tepat di bagian ulu hatinya. Sedangkan Asidi, walaupun tubuhnya tak lagi mampu bangkit, ia masih sadarkan diri. Saat ini ia menatap ke atas, ada seorang pemuda yang penampilannya tidak sesuai dengan kemampuannya. "Ternyata aku dikalahkan oleh bocah kemarin sore. Hahahaha...!" Asidi t
Pada saat tengah malam, Jason dan Susan duduk berdua di depan gubuk reot milik Jason. Rasa kantuk dan lelah yang dimiliki Susan hilang sudah, akibat kejadian beberapa jam yang lalu. Ketika mereka berdua duduk bersampingan, awalnya suasana sangat hening. Keduanya merasa sangat canggung. Hingga akhirnya, keheningan itu pecah saat mereka berdua mengucapkan kata yang sama berbarengan. "Namaku Jason." "Namaku Susan." Kemudian mereka saling tatap beberapa detik, hingga Jason menyerah dan memalingkan wajahnya. "Aku sudah tahu namamu Nona adalah Susan dari orang yang datang menyerang kita tadi." Jason mencoba membuka percakapan antara mereka berdua. Namun sepertinya, entah kenapa kali ini degup jantung Jason berdebar hebat. 'Ada apa dengan diriku ini? Kenapa aku merasa ada sesuatu getaran aneh dalam dadaku?' Jason sebenarnya ingin lari, dan segera berteriak di tempat yang sepi. Namun tentu saja dia tak akan melakukannya. Apa yang akan dipikirkan oleh Susan kepadanya nanti, jika dia malah
Esok harinya, ketika bangun tidur Susan mencari keberadaan Jason. Namun ia tidak menemukannya. Ternyata tak lama kemudian Jason muncul. Susan yang melihat Jason datang akhirnya lega. Entah kenapa, sekarang Susan merasa tidak aman jika tidak berada di dekat Jason. Dan tanpa disadari oleh Susan juga kalau sebenarnya ia merasa cukup nyaman jika bersama Jason."Nona Susan, ini aku membawakan sarapan. Silahkan dinikmati. Tapi maaf, aku hanya bisa membeli makanan pinggir jalan." Jason menyodorkan sekotak makanan."Jangan panggil aku seperti itu. Cukup Susan saja." Susan menerima sekotak makanan itu.""Em..., baiklah kalau begitu, Susan."Saat Susan sedang menyantap sarapannya, ia memperhatikan apa yang Jason lakukan. "Jason, untuk apa itu?" tanyanya.Jason menjawab, "Ah...? Maksudmu karung ini? Ini ya untuk aku bekerja. Aku ini pemulung." Jason nyengir, sebenarnya ia sedikit malu saat memberi tahu pekerjaan sehari-harinya."Oh, begitu. Apakah aku boleh ikut mulung bersama kamu?" tanya Susa
Karena melihat semua kekacauan yang disebabkan oleh Death Angel, dalam hatinya Susan ia merasa bersalah. "Jason, maafkan aku. Ini semua salahku. Jika saja aku tidak bersikeras bersamamu, semua ini pasti tidak akan terjadi." Susan menundukkan kepalanya, dan air mata pun akhirnya menetes dari kedua matanya. Jason mengerti bagaimana perasaan Susan. "Tidak, Susan. Yang salah bukan kamu. Tapi mereka," ucap Jason yang coba menenangkan Susan. Kemudian Jason dan Susan membantu orang-orang yang terluka. Dan setelah Jason selesai memberi pertolongan pertama pada mereka, tiba-tiba muncul pemberitahuan dari sistem. Tring! "Selamat, Jason telah selesai mengerjakan tugas rahasia, yaitu tugas kemanusiaan. Jason mendapat julukan Sang Dermawan. Sistem akan memberikan hadiah, serta bonus tambahan yaitu ramuan pemulih. Silahkan Jason berikan ramuan pemulih pada orang yang terluka." Jason tak menyangka, ternyata ada tugas yang jenisnya rahasia. Hal ini membuatnya senang, karena ia melihat ada b
"Jason, semua kartu ATM dan kartu kredit yang aku miliki ternyata semuanya tidak bisa digunakan."Ternyata, semua akses kartu ATM milik Susan sudah diblokir. Ayah Susan pasti sengaja melakukan itu. Dengan tidak memiliki uang, pasti Susan tidak akan kuat hidup di dunia luar berlama-lama. Begitulah pikirnya."Susan, kan sejak awal aku memang berniat memberikanmu uang. Sudah, ini ambilah. Kau menginap lah di Hotel saja."Susan menatap sejumlah uang yang ada di tangan Jason. "Tidak, Jason." Tapi ternyata Susan menolaknya. "Aku tahu betul bagaimana caranya kau mencari uang. Uang sebanyak ini, pasti uang tabunganmu entah berapa tahun kau mengumpulkannya. Iya, kan?" Karena pernah ikut mulung dengan Jason, Susan jadi tahu bagaimana sulitnya Jason mencari uang.Jason pun bingung ingin berkata apa. Jika ia mengatakan dengan jujur tentang sistem, apakah Susan akan percaya?"Tidak usah dipikirkan, Susan. Sudahlah, cepat kau ambil uang ini lalu menginaplah di Hotel itu."Ketika Jason dan Susan sed
Susan memegangi pipinya, ia merasakan adanya jejak tamparan di sana. Tamparan itu, terasa sangat menyakitkan bagi Susan. "Bunuh saja aku...! Hiks..., hiks..., hiks....," Air mata keluar begitu saja dari kedua mata Susan, yang memiliki bola mata sangat indah. Bulu matanya lentik, warna biru pada pupil mata yang Susan miliki membuat bertambahnya nilai kecantikannya sebagai seorang gadis. "Jangan paksa aku untuk melakukan kekerasan terhadapmu...! Kalau kau tidak melakukan hal yang bodoh, kau akan baik-baik saja! Jadi..., berdiam dirilah di sini, dan duduk manis bersamaku." Kemudian Dini menarik tubuh Susan dengan paksa dan membawanya pergi. Susan tak kuasa untuk memberontak cengkeramannya dari Dini. Saat ia berjalan pergi, ia melihat sosok Jason yang nampak sedang dihajar habis-habisan. Tubuh Jason nampak penuh luka akibat pecutan dari cambuk milik Dina. Ternyata itu bukanlah cambuk biasa. Saat cambuk itu menyentuh kulit seseorang, bisa dipastikan akan mati karena terdapat racun me
Tuan Besar Rendi akhirnya menceritakan semua kejadian di masa lalu. Akan tetapi, setelah Tuan Besar Rendi selesai bercerita, ada satu hal lagi yang membuat suasana menjadi ramai."Dan ada satu hal lagi. Karena semua keluarga kita sudah hadir dalam pertemuan hari ini, aku sekalian ingin memastikan. Ternyata ada musuh dalam selimut! Ada penghianat di antara kita!"Duar... Member...!Berita ini membuat gempar. Mereka saling melihat ke sekeliling, mencoba menebak siapakah penghianat yang dimaksud oleh Tuan Besar mereka.Kemudian, setelah beberapa menit kemudian, ada seorang pria yang berdiri dan berkata, "Ehem...! Semuanya, tolong perhatiannya," ucap pria bernama Junaidi itu.Kini semua perhatian tertuju pada Junaidi. "Tadi kita semua telah mendengar bahwa Tuan Besar kita mengatakan adanya penghianat di dalam keluarga kita ini. Kalau begitu, aku ingin menyampaikan pendapatku, bahwa dialah pasti penghianatnya!"Junaidi menunjuk ke pria lain."Junaidi, apa maksudnya ini...?!" Pria yang ditu
Sebenarnya, Jason memang ingin menghadapi para perampok itu sendirian. Namun, Kapten Valdo langsung menghentikannya."Jason, aku tahu dengan kemampuanmu. Tapi untuk kali ini, aku sangat tidak menyarankan jika kau ingin bergerak sendirian melawan para perampok itu. Jika memang kau berniat mencari mereka, aku rasa dapat membantumu. Tapi, aku tidak mau jika kau bergerak sendiri." Kapten Valdo beberapa kali menegaskan pada Jason bahwa ia tidak boleh bergerak sendirian.Karena melihat sikap Kapten Valdo yang sangat perhatian padanya, Jason pun akhirnya mengerti. "Em..., kalau begitu baiklah. Aku mohon bantuannya, Kapten Valdo."Dan saat mereka sedang berbincang, rupanya terdengar smartphone Susan yang berdering."Halo...? Iya?" Susan menjawab panggilan teleponnya.Dan ternyata, yang menghubungi Susan adalah Tuan Besar Rendi. Susan diminta pergi ke kediamannya bersama dengan Martis. Nampaknya ada sesuatu hal penting yang perlu mereka bicarakan."Jason, bagaimana? Bisakah kita pergi ke sana
Ternyata yang menelpon Jason adalah Kapten Valdo. Kapten Valdo memberitahu pada Jason informasi tambahan tentang pergerakan Saryani. Dan setelah itu, Jason kembali tenggelam dalam pikirannya. Hal yang paling Jason pikirkan yaitu tentang pemberitahuan dari sistem yang mengatakan bahwa telah muncul dua orang lagi yang terpilih menjadi User Sistem. Dan salah satu dari orang itu adalah Susan. Alasan Susan menjadi orang terpilih karena hatinya dan hati Jason mempunyai hubungan yang kuat. Karena mereka saling mencintai, hal itu ternyata dapat memicu terhubungnya jiwa Susan dengan dimensi sistem. Akan tetapi, sistem tidak memberitahu Jason tentang satu orang lagi yang entah keberadaannya ada di mana. "Sebenarnya, siapakah satu orangnya lagi ya?" Jason yang sangat penasaran, akhirnya berulang kali menanyakan beberapa hal lagi tentang pengguna Sistem lain. Dari semua jawaban sistem, Jason hanya mengetahui bahwa pengguna yang sistem maksud saat ini berada jauh darinya, mungkin berada d
Lalu Jason bertanya pada sistem, 'Sistem, apakah ada orang lain yang memiliki Sistem sepertiku selain aku di belahan Dunia ini?' Tring! "Tentu saja ada. Jason adalah orang yang ke-1993 yang terpilih untuk menggunakan Sistem." Jason tersenyum pahit. "Apa...?! Ke-1993 katamu...? Yang benar saja!" Kemudian muncul sebuah file di hadapan Jason. Ia pun bingung dan merasa penasaran. "Apa ini...?" Jason mencoba membuka isi data dari file tersebut. "Aku telah melihat isi data dari file yang kau berikan. Isi dalam data ini menampilkan data pribadi sejumlah 1993 orang yang telah menggunakan sistem di masa lalu. Aku melihat ada namaku yang tercantum di dalamnya, dan terletak di paling terkahir. Dan aku mengeceknya. Ternyata..., semuanya adalah benar. Data sekecil apapun, ada di dalam file itu. Wah, sistem memang sangat hebat, ya?" Kemudian Jason baru sadar akan suatu hal. "Oh, iya, Sistem! Aku ingin membaca kembali tentang data diriku. Jadi, dengan begitu aku akan bisa tahu, siapa d
Jason terkejut, "Eh...? Apa ini? Kenapa Sistem memberikan ucapan selamat padaku? Dan lagi...," Jason yang awalnya girang, berubah dalam sekejap gara-gara pemberitahuan itu menjadi serius. Ternyata, Jason mendapat tantangan dari Sistem untuk mendapatkan cintanya Susan. Jika Jason berhasil, maka sistem akan memberikan hadiah dua kali lipat. "Tugas baru...?" ujar Jason yang sedang termenung di dalam kamarnya. "Selamat...? Berarti tugas ini bukanlah tugas biasa?" Tring! "Benar, ini adalah tugas spesial dari Sistem." Dan pertanyaan Jason langsung dijawab oleh sistem. Dari sini Jason akhirnya mengerti tentang arti sistem yang ia miliki. Ternyata semua perasaan yang Jason rasakan dan semua kejadian yang akan Jason lakukan, Sistem sudah memperhitungkannya terlebih dahulu sebelum Jason bertindak. Betapa hebatnya anugerah Tuhan yang berupa Sistem ini. Jika semua orang dapat memiliki Sistem seperti ini, dunia pasti akan baik-baik saja. Namun sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Han
Suasana saat ini masih terasa nuansa romantis. Namun suasana itu berubah saat Jason mendapat satu pemberitahuan dari sistem yang mengatakan adanya tanda bahaya. Tring! "Peringatan! Jason sedang diintai! Para pengintai memiliki senjata sniper. Dan saat ini, ada beberapa sniper yang mengintai Jason." Jason langsung bergegas. "Susan, ini gawat! Kita dalam bahaya!" Jason kemudian mengajak Susan pergi ke tempat yang sangat ramai. Tring! "Peringatan! Yang mengintai Jason bukan hanya penembak jitu. Ada beberapa drone misterius yang terus mengikuti langkah Jason dari atas sana!" 'Sial...! Mereka kali ini semakin niat untuk menyerangku! Kali ini, aku tidak mau melibatkan orang yang tak bersalah dalam masalahku ini.' Jason bertekad untuk menumpas para mafia agar tidak ada lagi yang namanya kehidupan dunia hitam. Beberapa saat kemudian, Jason yang tadinya pergi untuk menjenguk Juharman, ternyata ia telah dibuntuti sejak awal. Itu artinya, orang yang menggunakan drone tahu tentang ke
Kemudian Saryani mencoba mendengarkan rencana apa yang akan dikatakan oleh Hamsin. "Katakan padaku, rencana apa yang kau miliki untuk menghadapi Jason si Gembel itu?""Tenang saja. Jadi begini...," Hamsin menggosokkan kedua telapak tangannya, lalu ia mengatakan rencana yang telah ia susun dengan rapih.Setelah mendengarkan dengan jelas, nampaknya Saryani setuju dengan rencana yang Hamsin miliki. "Kedengarannya bagus. Aku rasa, rencanamu akan berhasil. Kalau begitu, ayo kita siapkan sekarang juga. Aku tidak mau berlama-lama jauh dari Susan. Aku ingin segera menikahinya, hahaha...!"Saryani dan Hamsin akhirnya menjalankan rencana yang dikatakan oleh Hamsin tadi.***Sedangkan Jason, setelah beberapa hari kemudian keadaan tubuhnya sudah pulih seperti semula. Ternyata, sistem itu sudah menjadi nyawa dari Jason. Buktinya, saat sistem kehabisan daya akibat melakukan pertahanan darurat, Jason ouh ikut tertidur pulas selama kurang lebih dua hari.Dan hari ini, adalah hari yang sudah Jason ren
Dua hari kemudian, akhirnya Jason terbangun dari tidurnya. "Jason..., kamu...? Syukurlah...," ujar Susan dengan perasaan senang karena akhirnya Jason kembali sadar, dan Susan tanpa sadar langsung memeluk Jason. "Eh...? Su-Susan...? Ada apa? Kenapa kau menangis?" Jason bingung, karena ia tak mengingat apa-apa. Lalu Susan melepaskan pelukannya, dan ia pun memegangi wajah Jason dengan kedua telapak tangannya seraya menatap wajah Jason. "Jason..., apakah kau tidak ingat dengan apa yang terjadi padamu kemarin?" Kedua mata Susan nampak berkaca-kaca. "Tunggu dulu..., aku akan mencoba mengingatnya." Saat Jason mencoba mengingat kejadian yang menimpanya, ia pun membaca pemberitahuan sistem. Tring! "Selamat datang kembali, Jason. Sekarang sistem telah kembali aktif." Melihat pemberitahuan itu, akhirnya Jason mulai ingat. 'Benar juga, ini pasti adalah efek samping dari pertahanan darurat. Aku pikir, hanya sistem saja yang akan tertidur, ternyata itu juga berpengaruh pada tubuhku.' Jason
Susan akhirnya mengerti dengan jalan pikir Jason. Jason berpikir, membunuh satu orang demi menyelamatkan seratus orang adalah hal yang lebih baik. Lagi pula, orang yang Jason bunuh adalah orang jahat. Jason berpikir lagi, sudah berapa nyawa yang orang ini bunuh di masa lalu? Sepuluh? Dua puluh? Atau ratusan? Yah..., faktanya Aswin memang seorang mafia yang dikenal juga akan kekejamannya.Di masa lalunya, Aswin memang sering membunuh orang. Entah sudah berapa ratus nyawa orang yang ia renggut demi kepentingan pribadinya dan demi kesenangan semata. Namun hari ini, tidak akan ada lagi nyawa yang akan Aswin renggut karena hari ini adalah giliran nyawanya yang akan direnggut oleh Jason.Kemudian, Jason berhenti menghajar Aswin karena melihat tubuh Aswin yang tidak lagi bergerak. Jason pun menatap tubuh Aswin yang sudah penuh luka dan babak belur. Bahkan, orang yang mengenal Aswin tidak akan bisa mengenali wajahnya sekarang. Sebab, wajahnya nampak sangat kacau dibuat oleh Jason."Susan, ayo