Setelah Jason meneguk habis ramuan pemulih yang ia dapatkan dari sistem, hanya dalam jangka waktu hitungan detik saja, tubuhnya merasakan sesuatu yang terasa nyaman. Jason lalu Melihat ke bagian tangannya yang lebam akibat injakan dan pukulan yang ia terima dari anak-anak berandalan tadi. "Eh...? Tadi tanganku ini terasa sangat sakit. Tapi kenapa sekarang tidak terasa sakit lagi? Bahkan benar-benar sama sekali tidak terasa sakit...?" Jason berulang kali mencoba menggerakkan sendi pergelangan tangannya, yang tadi terasa sakit karena ada beberapa tulang yang bergeser, akibat ulah beberapa anak berandalan yang merampas uangnya tadi. "Heh...? Benar-benar pulih. Bahkan pergelangan kakiku yang terkilir pun, sekarang sudah kembali baik-baik saja." Jason juga melompat-lompat untuk memastikan bahwa kakinya yang tergelincir benar-bebar pulih.
"Luar biasa! Sungguh, aku tak percaya jika ramuan pahit yang aku minum tadi ternyata benar-benar dapat membuat tubuhku yang terluka kembali pulih." Di derasnya hujan yang belum berhenti, Jason yang berteduh di salah satu bangunan kosong, saat ini tengah merasa senang karena luka yang ia dapatkan dari para anak berandalan yang biasa merundungnya itu, kini telah benar-benar pulih. "Kalau begitu, hey Sistem! Apakah kamu juga bisa menyembuhkan penyakit Kakekku?" Tring! Sistem langsung menjawab. "Maaf, perintah dan pertanyaan yang Jason katakan tidak valid. Silahkan baca menu panduan untuk menggunakan Sistem agar Jason mengerti bagaimana cara Sistem bekerja." Jawaban itu terdengar dan juga tertulis di layar utama Sistem yang ada di hadapan Jason. "Oh, begitu. Aku kira, dengan bantuan Sistem, aku bisa menyembuhkan Kakekku dari penyakitnya." Ada sedikit rasa kecewa yang Jason Rasakan. Kemudian, Jason akhirnya teringat bahwa ia harus membelikan Kakeknya obat di apotik. "Astaga...! Benar juga, aku sampai lupa. Aku benar-benar bodoh...!" seru Jason yang kemudian menerobos derasnya hujan untuk kembali ke kolong jembatan tempat biasanya ia tinggal saat ini. Dengan tubuh yang basah kuyup, Jason bergegas masuk untuk melihat keadaan Kakeknya yang tengah sakit parah. Rupanya, Kakek yang merawat Jason saat dibuang oleh kedua orang tuanya itu, tengah mengidap penyakit yaitu Gagal Jantung. Penyakit ini harus ditanggapi dengan serius sejak dini, jika ingin menyelamatkan nyawa bagi para penderitanya. Akan tetapi, seperti yang kita semua tahu. Bagiamana kehidupan yang Jason jalani? Jangankan untuk membawa Kakeknya ke Rumah Sakit, untuk makan sehari-hari saja mereka masih kekurangan. Begitu miris kehidupan yang Jason hadapi saat ini. Dan setelah Jason berusaha keras mencari solusi untuk mengobati penyakit Kakeknya, namun sayangnya takdir berkata lain. Saat Jason kembali ke tempat tinggal biasanya yang berada di bawah kolong jembatan, ia menemukan sosok seorang lelaki tua yang sudah ia anggap sebagai kakek, Bahkan bisa dikatakan lebih seperti ke arah ayah kandungnya sendiri, telah terbaring lemah di ruangan yang sempit dan kotor itu. "Kakek...? Ini aku, Jason. Hari ini Jason hanya dapat mengumpulkan beberapa kilo barang bekas berjenis pelastik seperti biasa, Kakek. Tapi..., seperti yang Kakek tahu, Anak-anak berandalan itu lagi-lagi merampas uang hasil jerih payahku hari ini." Jason memegang tangan kakeknya. "Tapi Kakek jangan khawatir, besok aku pasti akan mendapatkan uang lebih banyak untuk membeli obat di Apotik untuk Kakek." Jason masih terus berbicara. "Dan Jason juga berjanji, Kakek. Jika besok ada gerombolan Anak-Anak Berandalan itu lagi, Jason akan melawannya! Jason sekarang punya kekuatan baru, Kakek." Jason mengangkat tubuh kakeknya yang tergeletak di lantai. Ia menggoyangkannya, dengan maksud dan tujuan agar Kakeknya bangun dan mendengar semua apa yang telah ia bicarakan. Namun sepertinya apa yang diharapkan Jason berbeda dengan kenyataan yang ada. Dia kemudian berteriak, "Kakek..., bangun Kakek...! Kakek dengar aku, kan?" serunya, yang akhirnya dengan kedua matanya meneteskan air mata yang jatuh begitu saja. Kini Jason telah sadar, bahwa Kakeknya telah tiada. "Kakek...! Bangun...! Kakek masih bisa kan, memarahi aku ketika aku bangun kesiangan?! Kakek...! Tidak...! Kakek...! Aku mohon, bangunlah Kakek...!" Di tengah derapan suara derasnya hujan, terdengar pula suara teriakan histeris Jason. Jason sangat terpukul dengan kepergian Kakeknya yang lebih dulu menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Rasa sakit, perih, pedih dan semuanya bercampur aduk dalam hati Jason saat ini. Bagaimana tidak? Padahal hari ini ia mati-matian telah mempertahankan uang hasil mulung barang bekas yang akhirnya dirampas oleh sekawanan berandalan. Padahal, dia berniat untuk menggunakan uang itu untuk biaya pengobatan kakeknya. Namun, saat ia kembali dan bertemu sang kakek yang sangat ia cintai, ternyata kakek itu sudah tidak bernyawa lagi, karena kalah dengan penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya. Jason masih terus menangisi atas kepergian Kakeknya, di mana kakeknya itu adalah satu-satunya orang di dunia ini yang ia anggap sebagai keluarganya. Namun ternyata, takdir berkata lain. Dengan suasana yang masih turun hujan deras, Jason membawa jasad kakeknya untuk di kubur di halaman sekitar bawah kolong jembatan, di mana tempat biasanya ia tinggal. "Kakek..., aku tidak akan pernah melupakanmu..., hiks, hiks, hiks!" seru Jason yang sambil menggali lubang untuk menguburkan jasad kakeknya di tengah hujan deras yang kian menerpa. Dengan hanya bermodalkan sebuah cangkul milik kakeknya, dan ia juga hanya seorang diri, Jason trus menggali hingga lubang yang ia gali sudah terasa cukup dalam untuk menguburkan jasad kakeknya, barulah ia berhenti. Jason dengan penuh rasa sedih menguburkan kakeknya di tempat itu. Bahkan setelah ia selesai mengubur jasad kakeknya itu, ia tak langsung kembali ke gubuk tempatnya tinggal. Ia masih menangisi makam kakeknya, hingga tanpa sadar ia tertidur di atas makam kakeknya akibat kelelahan dan juga rasa lapar yang tengah ia rasakan. Keesokan harinya, Jason yang terbangun pun sadar, dan ia ingat kejadian kenapa ia bisa sampai tidur di tempat ia memakamkan jasad kakeknya. Jason kemudian bangkit, ia menatap ke arah langit dan kemudian berkata, "Ya..., Tuhanku..., ijinkanlah HambaMu ini merubah nasib! Aku tidak akan kuat jika harus merasakan nasib yang miris seperti ini terus...!" Tring! Namun, setelah Martis berdoa kepada Tuhan, bukan Tuhan yang menjawabnya. Melainkan ia mendengar suara dentingan dalam benaknya. Itu adalah suara yang dihasilkan oleh sistem saat akan memberikan pemberitahuannya kepada Jason. "Sistem mendeteksi bahwa saat ini Jason sedang mengalami stres berat. Jadi, Sistem akan memberikan Jason sebotol ramuan. Ramuan itu adalah ramuan untuk menenangkan jiwa, hati dan pikiran bagi orang yang meminumnya. Silahkan cek pada tas penyimpanan Sistem. Jason dapat mengambil hadiah tersebut. Ini adalah bonus yang Sistem berikan kepada Jason demi menjaga agar kesehatan Jason, yang di mana telah resmi ditetapkan sebagai User Terpilih dari Sistem, dan tak dapat diganggu gugat agar kondisinya senantiasa sehat, baik itu secara mental maupun fisik." Tanpa pikir panjang, dengan wajah yang masih nampak kacau itu, Jason memilih tombol untuk menggunakan ramuan yang diberikan oleh Sistem.Setelah ia menekan tombol pada sistem yang mengambang di hadapannya, barulah kembali ada barang yang jatuh di dekatnya, sama seperti sebelumnya. Jason kemudian mengambil botol ramuan itu dan meminumnya tanpa memperdulikan aroma maupun rasa yang di hasilkan dari sebotol kecil ramuan yang ia tenggak itu. Gluk, gluk, gluk...! Jason menenggak ramuan itu sampai habis. Setelah beberapa saat kemudian, ramuan itu langsung menunjukkan efeknya. Ramuan itu menyebar ke seluruh saraf yang ada di tubuh Jason. Akibatnya, efek dari ramuan itu berhasil menenangkan pikiran dan perasan Jason yang saat ini tengah bersikap sampai kalut akibat kepergian kakeknya. Berkat ramuan yang didapatkan dari Sistem, kini pikiran kalut yang menghampirinya perlahan menghilang. Hanya dalam kurun waktu hitungan detik saja, pikiran dan perasaan Jason yang awalnya campur aduk tak karuan kini telah berubah menjadi lebih tenang. "Walaupun sekarang Kakek tidak lagi ada di sampingku, sekarang aku memiliki kekuatan
Jason memperhatikan apa yang diberitahukan oleh Sistem padanya. Ia mengingat kata sandi atau PIN untuk mengunakan ATM yang ia miliki. Setelah tiba saat giliran Jason yang masuk ke bilik mesin ATM, ia pun bergegas masuk. 'Ini adalah pertama kalinya aku menggunakan kartu ATM. Apakah aku bisa menggunakannya? Aku sebenarnya tidak tahu apa-apa,' gumam Jason saat berada di depan mesin ATM. Tapi ternyata, saat Jason tengah menghadapi situasi yang kebingungan karena tak tahu bagaimana caranya menggunakan mesin ATM, saat itulah Sistem yang langsung menjelaskan pada Jason bagaimana cara menggunakan mesin ATM tersebut. Karena adanya bantuan dari Sistem, Jason pun dapat dengan mudah menggunakan mesin ATM itu. Dan ketika ia melihat jumlah saldo yang ada di dalam kartu ATM miliknya, ia benar-benar tak menyangka bahwa memang benar ada isi saldo sebanyak satu juta. 'Wah, benar ada isinya. Coba aku ambil, ah...,' gumam Jason, ia awalnya iseng dengan menarik semua saldo sesuai dengan yang ad
Kali ini, Jason yang biasanya dipukuli oleh para Berandalan itu, sekarang ia justru melakukan hal yang sebaliknya, Jason lah yang sekarang berbalik memukul mereka sampai terjatuh. "Apa, lagi? Ayo maju kalau berani?" tantang Jason, ia merasa percaya diri karena adanya bantuan Sistem. Rupanya, tadi Sistem menginstal satu teknik baru pada tubuh Jason. Teknik itu adalah teknik Penguat Tubuh. Dengan mengaktifkan teknik ini, maka tubuh Jason akan otomatis langsung diperkuat menjadi seratus kali lipat, baik itu tubuh bagian luar maupun organ dalamnya. Pantas saja tadi saat ia mengarahkan tiap pukulannya ke wajah para Berandalan itu mereka semua langsung terpental. Wajah mereka masing-masing hanya terkena satu pukulan dari Jason di bagian wajah. Luka yang didapatkan dari serangan Jason bervariasi. Ada yang terkena bagian mulut, sehingga bibirnya terlihat miring. Lalu bibir bagian atasnya yang mencuat ke atas, dan juga ada beberapa giginya juga yang rontok. Alhasil, orang itu susah untuk b
"Jauhkan tangan kotormu itu! Aku bisa bangun sendiri!" Mungkin karena kesal karena terjatuh, gadis ini berbicara dengan wajah dan nada yang sinis terhadap Jason. Jason pun menarik tangannya kembali. "Ma-maafkan aku, Nona. Sekali lagi maaf, ya? Aku tidak sengaja." Jason mundur beberapa langkah lalu membungkukkan tubuhnya demi meminta maaf. Padahal, bukan sepenuhnya salah Jason. Mereka bertabrakan karena gadis itu juga berjalan terburu-buru, dia tadi berjalan sambil menoleh ke belakang. Kemudian, saat gadis itu baru saja berdiri sambil mengelap pakaiannya yang kotor, terdengar suara teriakan beberapa pria dewasa dari arah belakangnya. "Nona..., Nona..., tunggu!" Gadis itu langsung melotot, dan ia pun langsung pergi tanpa menghiraukan Jason. "Minggir kau...!" Bahkan sangking tergesanya, ia sampai mendorong tubuh Jason agar minggir dari hadapannya. Jason yang didorong langsung terjengkang. "Aduh...!" teriaknya, ia merasa sakit saat bokongnya menghantam lantai. Lalu Jason
Deg, deg, deg...! Jantung Jason berdebar-debar. Kemudian Jason menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu menunjuk wajahnya sendiri. Ia bertanya pada gadis yang memanggilnya. "Heh...? Aku...?" Gadis itu sumringah, ia nampak sangat pandai bersandiwara. "Sayang, ya kamu lah. Memangnya, mau siapa lagi? Apakah kau lupa kalau kita sudah janjian untuk kencan hari ini? Aku kemari jauh-jauh untuk menemuimu, sesuai janji yang kita buat beberapa hari kemarin." Gadis itu berpura-pura merasa senang saat berkata-kata, seolah memang benar bahwa mereka sudah berjanji bertemu untuk kencan. Jason yang bingung, sangat terkejut. Jason mundur beberapa langkah, sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak. Kau pasti salah orang, Nona." Jason ingin menyangkal, karena dia merasakan tatapan tajam dari beberapa pria dewasa itu. Dari tatapan yang mereka lemparkan, Jason dapat mengerti dengan jelas, bahwa mereka merasa marah. Dan benar saja, sesuai apa yang Jason duga. Ia melihat salah satu pria berbadan k
Jason pun terkepung. Akan tetapi, ia sanggup melawan kepungan mereka berempat.Bam, bam, bam...!Yang terjadi justru keempat orang itu yang berhasil dijatuhkan oleh Jason.Saat melihat aksi Jason yang berhasil menjatuhkan keempat pria suruhan ayahnya, gadis yang mengaku sebagai kekasih Jason itu terkesima melihatnya. 'Wow...! Ternyata si Gembel ini pandai bertarung, ya? Wah..., boleh juga nih. Sepertinya aku menemukan orang yang tepat untuk membantuku. Mungkin ke depannya aku bisa mencarinya kembali dan memanfaatkannya.' Sepertinya gadis itu memiliki suatu rencana terhadap Jason.Dan kemudian, karena melihat keempat rekannya yang nampak kewalahan menghadapi Jason, sisa satu pria yang masih memegangi tangan gadis itu, akhirnya ia melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan gadis itu. Ia lalu maju untuk membantu yang lainnya.Karena merasa telah bebas, gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk kabur. 'Yes! Aku bebas! Ini kesempatanku untuk lari sejauh mungkin. Aku harus
"Aku hanya sekedar penasaran saja dengan apa yang terjadi pada Nona," ucap Jason yang kemudian menatap balik gadis cantik di hadapannya. Ia pun melakukan hal yang sama, ia melihat tubuh gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis itu merasa risih saat melihat Jason yang memperhatikan tubuhnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?! Dasar mesum!" Gadis itu mundur seraya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. "Kau pasti hanya modus saja, kan?! Pura-pura bertanya tentang masalahku, tapi ternyata kau punya maksud lain yang buruk, kan?! Iya, kan?! Hah...?!" Jason tak habis pikir dengan gadis ini, kenapa dia malah berpikiran negatif tentangnya? Alhasil, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu. "Huft, lagi-lagi disangka yang tidak-tidak. Kalau begitu ya sudahlah..., terserah Nona saja." Jason membalikkan badannya. Namun saat dia berbalik badan, dia mendengar suara perut gadis itu keroncongan. Jason kemudian sengaja mengatakan, "Aku lapar..., pergi makan dulu ah... " Jason kemu
Gadis itu kemudian menatap Jason dengan sinis. "Kau meledek, ya?!" Jason menjulurkan lidahnya. Lalu ia berniat pergi kembali ke kolong jembatan. Padahal, awalnya Jason ingin meninggalkan tempat tinggalnya itu. Ia takut akan teringat tentang Kakeknya. Akan tetapi, setelah ia pertimbangkan, jika ia melupakan Kakeknya, itu sama saja ia tidak ingat dengan jasa Kakeknya yang telah membesarkannya selama ini dengan tulus. Saat hari mulai gelap, akhirnya Jason tiba di tempat tinggalnya. Dan saat ia ingin masuk ke gubuk reot miliknya, ia berhenti sejenak. "Kenapa kau masih mengikuti ku?" Jason berbalik badan, ia melihat gadis tadi yang ternyata malah mengikutinya sampai sekarang. "Anu..., aku..., aku...," jawab gadis itu bingung harus berkata apa. "Nona, kau tadi bilang aku mesum, kan? Coba kau perhatikan area sekitar sini. Tempat ini adalah tempat kumuh dan sepi. Apakah Nona tidak takut akan aku...?" Jason sengaja menggantung ucapannya seraya menyeringai. Gadis itu melotot, ia pun mundu
Tuan Besar Rendi akhirnya menceritakan semua kejadian di masa lalu. Akan tetapi, setelah Tuan Besar Rendi selesai bercerita, ada satu hal lagi yang membuat suasana menjadi ramai."Dan ada satu hal lagi. Karena semua keluarga kita sudah hadir dalam pertemuan hari ini, aku sekalian ingin memastikan. Ternyata ada musuh dalam selimut! Ada penghianat di antara kita!"Duar... Member...!Berita ini membuat gempar. Mereka saling melihat ke sekeliling, mencoba menebak siapakah penghianat yang dimaksud oleh Tuan Besar mereka.Kemudian, setelah beberapa menit kemudian, ada seorang pria yang berdiri dan berkata, "Ehem...! Semuanya, tolong perhatiannya," ucap pria bernama Junaidi itu.Kini semua perhatian tertuju pada Junaidi. "Tadi kita semua telah mendengar bahwa Tuan Besar kita mengatakan adanya penghianat di dalam keluarga kita ini. Kalau begitu, aku ingin menyampaikan pendapatku, bahwa dialah pasti penghianatnya!"Junaidi menunjuk ke pria lain."Junaidi, apa maksudnya ini...?!" Pria yang ditu
Sebenarnya, Jason memang ingin menghadapi para perampok itu sendirian. Namun, Kapten Valdo langsung menghentikannya."Jason, aku tahu dengan kemampuanmu. Tapi untuk kali ini, aku sangat tidak menyarankan jika kau ingin bergerak sendirian melawan para perampok itu. Jika memang kau berniat mencari mereka, aku rasa dapat membantumu. Tapi, aku tidak mau jika kau bergerak sendiri." Kapten Valdo beberapa kali menegaskan pada Jason bahwa ia tidak boleh bergerak sendirian.Karena melihat sikap Kapten Valdo yang sangat perhatian padanya, Jason pun akhirnya mengerti. "Em..., kalau begitu baiklah. Aku mohon bantuannya, Kapten Valdo."Dan saat mereka sedang berbincang, rupanya terdengar smartphone Susan yang berdering."Halo...? Iya?" Susan menjawab panggilan teleponnya.Dan ternyata, yang menghubungi Susan adalah Tuan Besar Rendi. Susan diminta pergi ke kediamannya bersama dengan Martis. Nampaknya ada sesuatu hal penting yang perlu mereka bicarakan."Jason, bagaimana? Bisakah kita pergi ke sana
Ternyata yang menelpon Jason adalah Kapten Valdo. Kapten Valdo memberitahu pada Jason informasi tambahan tentang pergerakan Saryani. Dan setelah itu, Jason kembali tenggelam dalam pikirannya. Hal yang paling Jason pikirkan yaitu tentang pemberitahuan dari sistem yang mengatakan bahwa telah muncul dua orang lagi yang terpilih menjadi User Sistem. Dan salah satu dari orang itu adalah Susan. Alasan Susan menjadi orang terpilih karena hatinya dan hati Jason mempunyai hubungan yang kuat. Karena mereka saling mencintai, hal itu ternyata dapat memicu terhubungnya jiwa Susan dengan dimensi sistem. Akan tetapi, sistem tidak memberitahu Jason tentang satu orang lagi yang entah keberadaannya ada di mana. "Sebenarnya, siapakah satu orangnya lagi ya?" Jason yang sangat penasaran, akhirnya berulang kali menanyakan beberapa hal lagi tentang pengguna Sistem lain. Dari semua jawaban sistem, Jason hanya mengetahui bahwa pengguna yang sistem maksud saat ini berada jauh darinya, mungkin berada d
Lalu Jason bertanya pada sistem, 'Sistem, apakah ada orang lain yang memiliki Sistem sepertiku selain aku di belahan Dunia ini?' Tring! "Tentu saja ada. Jason adalah orang yang ke-1993 yang terpilih untuk menggunakan Sistem." Jason tersenyum pahit. "Apa...?! Ke-1993 katamu...? Yang benar saja!" Kemudian muncul sebuah file di hadapan Jason. Ia pun bingung dan merasa penasaran. "Apa ini...?" Jason mencoba membuka isi data dari file tersebut. "Aku telah melihat isi data dari file yang kau berikan. Isi dalam data ini menampilkan data pribadi sejumlah 1993 orang yang telah menggunakan sistem di masa lalu. Aku melihat ada namaku yang tercantum di dalamnya, dan terletak di paling terkahir. Dan aku mengeceknya. Ternyata..., semuanya adalah benar. Data sekecil apapun, ada di dalam file itu. Wah, sistem memang sangat hebat, ya?" Kemudian Jason baru sadar akan suatu hal. "Oh, iya, Sistem! Aku ingin membaca kembali tentang data diriku. Jadi, dengan begitu aku akan bisa tahu, siapa d
Jason terkejut, "Eh...? Apa ini? Kenapa Sistem memberikan ucapan selamat padaku? Dan lagi...," Jason yang awalnya girang, berubah dalam sekejap gara-gara pemberitahuan itu menjadi serius. Ternyata, Jason mendapat tantangan dari Sistem untuk mendapatkan cintanya Susan. Jika Jason berhasil, maka sistem akan memberikan hadiah dua kali lipat. "Tugas baru...?" ujar Jason yang sedang termenung di dalam kamarnya. "Selamat...? Berarti tugas ini bukanlah tugas biasa?" Tring! "Benar, ini adalah tugas spesial dari Sistem." Dan pertanyaan Jason langsung dijawab oleh sistem. Dari sini Jason akhirnya mengerti tentang arti sistem yang ia miliki. Ternyata semua perasaan yang Jason rasakan dan semua kejadian yang akan Jason lakukan, Sistem sudah memperhitungkannya terlebih dahulu sebelum Jason bertindak. Betapa hebatnya anugerah Tuhan yang berupa Sistem ini. Jika semua orang dapat memiliki Sistem seperti ini, dunia pasti akan baik-baik saja. Namun sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Han
Suasana saat ini masih terasa nuansa romantis. Namun suasana itu berubah saat Jason mendapat satu pemberitahuan dari sistem yang mengatakan adanya tanda bahaya. Tring! "Peringatan! Jason sedang diintai! Para pengintai memiliki senjata sniper. Dan saat ini, ada beberapa sniper yang mengintai Jason." Jason langsung bergegas. "Susan, ini gawat! Kita dalam bahaya!" Jason kemudian mengajak Susan pergi ke tempat yang sangat ramai. Tring! "Peringatan! Yang mengintai Jason bukan hanya penembak jitu. Ada beberapa drone misterius yang terus mengikuti langkah Jason dari atas sana!" 'Sial...! Mereka kali ini semakin niat untuk menyerangku! Kali ini, aku tidak mau melibatkan orang yang tak bersalah dalam masalahku ini.' Jason bertekad untuk menumpas para mafia agar tidak ada lagi yang namanya kehidupan dunia hitam. Beberapa saat kemudian, Jason yang tadinya pergi untuk menjenguk Juharman, ternyata ia telah dibuntuti sejak awal. Itu artinya, orang yang menggunakan drone tahu tentang ke
Kemudian Saryani mencoba mendengarkan rencana apa yang akan dikatakan oleh Hamsin. "Katakan padaku, rencana apa yang kau miliki untuk menghadapi Jason si Gembel itu?""Tenang saja. Jadi begini...," Hamsin menggosokkan kedua telapak tangannya, lalu ia mengatakan rencana yang telah ia susun dengan rapih.Setelah mendengarkan dengan jelas, nampaknya Saryani setuju dengan rencana yang Hamsin miliki. "Kedengarannya bagus. Aku rasa, rencanamu akan berhasil. Kalau begitu, ayo kita siapkan sekarang juga. Aku tidak mau berlama-lama jauh dari Susan. Aku ingin segera menikahinya, hahaha...!"Saryani dan Hamsin akhirnya menjalankan rencana yang dikatakan oleh Hamsin tadi.***Sedangkan Jason, setelah beberapa hari kemudian keadaan tubuhnya sudah pulih seperti semula. Ternyata, sistem itu sudah menjadi nyawa dari Jason. Buktinya, saat sistem kehabisan daya akibat melakukan pertahanan darurat, Jason ouh ikut tertidur pulas selama kurang lebih dua hari.Dan hari ini, adalah hari yang sudah Jason ren
Dua hari kemudian, akhirnya Jason terbangun dari tidurnya. "Jason..., kamu...? Syukurlah...," ujar Susan dengan perasaan senang karena akhirnya Jason kembali sadar, dan Susan tanpa sadar langsung memeluk Jason. "Eh...? Su-Susan...? Ada apa? Kenapa kau menangis?" Jason bingung, karena ia tak mengingat apa-apa. Lalu Susan melepaskan pelukannya, dan ia pun memegangi wajah Jason dengan kedua telapak tangannya seraya menatap wajah Jason. "Jason..., apakah kau tidak ingat dengan apa yang terjadi padamu kemarin?" Kedua mata Susan nampak berkaca-kaca. "Tunggu dulu..., aku akan mencoba mengingatnya." Saat Jason mencoba mengingat kejadian yang menimpanya, ia pun membaca pemberitahuan sistem. Tring! "Selamat datang kembali, Jason. Sekarang sistem telah kembali aktif." Melihat pemberitahuan itu, akhirnya Jason mulai ingat. 'Benar juga, ini pasti adalah efek samping dari pertahanan darurat. Aku pikir, hanya sistem saja yang akan tertidur, ternyata itu juga berpengaruh pada tubuhku.' Jason
Susan akhirnya mengerti dengan jalan pikir Jason. Jason berpikir, membunuh satu orang demi menyelamatkan seratus orang adalah hal yang lebih baik. Lagi pula, orang yang Jason bunuh adalah orang jahat. Jason berpikir lagi, sudah berapa nyawa yang orang ini bunuh di masa lalu? Sepuluh? Dua puluh? Atau ratusan? Yah..., faktanya Aswin memang seorang mafia yang dikenal juga akan kekejamannya.Di masa lalunya, Aswin memang sering membunuh orang. Entah sudah berapa ratus nyawa orang yang ia renggut demi kepentingan pribadinya dan demi kesenangan semata. Namun hari ini, tidak akan ada lagi nyawa yang akan Aswin renggut karena hari ini adalah giliran nyawanya yang akan direnggut oleh Jason.Kemudian, Jason berhenti menghajar Aswin karena melihat tubuh Aswin yang tidak lagi bergerak. Jason pun menatap tubuh Aswin yang sudah penuh luka dan babak belur. Bahkan, orang yang mengenal Aswin tidak akan bisa mengenali wajahnya sekarang. Sebab, wajahnya nampak sangat kacau dibuat oleh Jason."Susan, ayo