Setelah Jason meneguk habis ramuan pemulih yang ia dapatkan dari sistem, hanya dalam jangka waktu hitungan detik saja, tubuhnya merasakan sesuatu yang terasa nyaman. Jason lalu Melihat ke bagian tangannya yang lebam akibat injakan dan pukulan yang ia terima dari anak-anak berandalan tadi. "Eh...? Tadi tanganku ini terasa sangat sakit. Tapi kenapa sekarang tidak terasa sakit lagi? Bahkan benar-benar sama sekali tidak terasa sakit...?" Jason berulang kali mencoba menggerakkan sendi pergelangan tangannya, yang tadi terasa sakit karena ada beberapa tulang yang bergeser, akibat ulah beberapa anak berandalan yang merampas uangnya tadi. "Heh...? Benar-benar pulih. Bahkan pergelangan kakiku yang terkilir pun, sekarang sudah kembali baik-baik saja." Jason juga melompat-lompat untuk memastikan bahwa kakinya yang tergelincir benar-bebar pulih.
"Luar biasa! Sungguh, aku tak percaya jika ramuan pahit yang aku minum tadi ternyata benar-benar dapat membuat tubuhku yang terluka kembali pulih." Di derasnya hujan yang belum berhenti, Jason yang berteduh di salah satu bangunan kosong, saat ini tengah merasa senang karena luka yang ia dapatkan dari para anak berandalan yang biasa merundungnya itu, kini telah benar-benar pulih. "Kalau begitu, hey Sistem! Apakah kamu juga bisa menyembuhkan penyakit Kakekku?" Tring! Sistem langsung menjawab. "Maaf, perintah dan pertanyaan yang Jason katakan tidak valid. Silahkan baca menu panduan untuk menggunakan Sistem agar Jason mengerti bagaimana cara Sistem bekerja." Jawaban itu terdengar dan juga tertulis di layar utama Sistem yang ada di hadapan Jason. "Oh, begitu. Aku kira, dengan bantuan Sistem, aku bisa menyembuhkan Kakekku dari penyakitnya." Ada sedikit rasa kecewa yang Jason Rasakan. Kemudian, Jason akhirnya teringat bahwa ia harus membelikan Kakeknya obat di apotik. "Astaga...! Benar juga, aku sampai lupa. Aku benar-benar bodoh...!" seru Jason yang kemudian menerobos derasnya hujan untuk kembali ke kolong jembatan tempat biasanya ia tinggal saat ini. Dengan tubuh yang basah kuyup, Jason bergegas masuk untuk melihat keadaan Kakeknya yang tengah sakit parah. Rupanya, Kakek yang merawat Jason saat dibuang oleh kedua orang tuanya itu, tengah mengidap penyakit yaitu Gagal Jantung. Penyakit ini harus ditanggapi dengan serius sejak dini, jika ingin menyelamatkan nyawa bagi para penderitanya. Akan tetapi, seperti yang kita semua tahu. Bagiamana kehidupan yang Jason jalani? Jangankan untuk membawa Kakeknya ke Rumah Sakit, untuk makan sehari-hari saja mereka masih kekurangan. Begitu miris kehidupan yang Jason hadapi saat ini. Dan setelah Jason berusaha keras mencari solusi untuk mengobati penyakit Kakeknya, namun sayangnya takdir berkata lain. Saat Jason kembali ke tempat tinggal biasanya yang berada di bawah kolong jembatan, ia menemukan sosok seorang lelaki tua yang sudah ia anggap sebagai kakek, Bahkan bisa dikatakan lebih seperti ke arah ayah kandungnya sendiri, telah terbaring lemah di ruangan yang sempit dan kotor itu. "Kakek...? Ini aku, Jason. Hari ini Jason hanya dapat mengumpulkan beberapa kilo barang bekas berjenis pelastik seperti biasa, Kakek. Tapi..., seperti yang Kakek tahu, Anak-anak berandalan itu lagi-lagi merampas uang hasil jerih payahku hari ini." Jason memegang tangan kakeknya. "Tapi Kakek jangan khawatir, besok aku pasti akan mendapatkan uang lebih banyak untuk membeli obat di Apotik untuk Kakek." Jason masih terus berbicara. "Dan Jason juga berjanji, Kakek. Jika besok ada gerombolan Anak-Anak Berandalan itu lagi, Jason akan melawannya! Jason sekarang punya kekuatan baru, Kakek." Jason mengangkat tubuh kakeknya yang tergeletak di lantai. Ia menggoyangkannya, dengan maksud dan tujuan agar Kakeknya bangun dan mendengar semua apa yang telah ia bicarakan. Namun sepertinya apa yang diharapkan Jason berbeda dengan kenyataan yang ada. Dia kemudian berteriak, "Kakek..., bangun Kakek...! Kakek dengar aku, kan?" serunya, yang akhirnya dengan kedua matanya meneteskan air mata yang jatuh begitu saja. Kini Jason telah sadar, bahwa Kakeknya telah tiada. "Kakek...! Bangun...! Kakek masih bisa kan, memarahi aku ketika aku bangun kesiangan?! Kakek...! Tidak...! Kakek...! Aku mohon, bangunlah Kakek...!" Di tengah derapan suara derasnya hujan, terdengar pula suara teriakan histeris Jason. Jason sangat terpukul dengan kepergian Kakeknya yang lebih dulu menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Rasa sakit, perih, pedih dan semuanya bercampur aduk dalam hati Jason saat ini. Bagaimana tidak? Padahal hari ini ia mati-matian telah mempertahankan uang hasil mulung barang bekas yang akhirnya dirampas oleh sekawanan berandalan. Padahal, dia berniat untuk menggunakan uang itu untuk biaya pengobatan kakeknya. Namun, saat ia kembali dan bertemu sang kakek yang sangat ia cintai, ternyata kakek itu sudah tidak bernyawa lagi, karena kalah dengan penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya. Jason masih terus menangisi atas kepergian Kakeknya, di mana kakeknya itu adalah satu-satunya orang di dunia ini yang ia anggap sebagai keluarganya. Namun ternyata, takdir berkata lain. Dengan suasana yang masih turun hujan deras, Jason membawa jasad kakeknya untuk di kubur di halaman sekitar bawah kolong jembatan, di mana tempat biasanya ia tinggal. "Kakek..., aku tidak akan pernah melupakanmu..., hiks, hiks, hiks!" seru Jason yang sambil menggali lubang untuk menguburkan jasad kakeknya di tengah hujan deras yang kian menerpa. Dengan hanya bermodalkan sebuah cangkul milik kakeknya, dan ia juga hanya seorang diri, Jason trus menggali hingga lubang yang ia gali sudah terasa cukup dalam untuk menguburkan jasad kakeknya, barulah ia berhenti. Jason dengan penuh rasa sedih menguburkan kakeknya di tempat itu. Bahkan setelah ia selesai mengubur jasad kakeknya itu, ia tak langsung kembali ke gubuk tempatnya tinggal. Ia masih menangisi makam kakeknya, hingga tanpa sadar ia tertidur di atas makam kakeknya akibat kelelahan dan juga rasa lapar yang tengah ia rasakan. Keesokan harinya, Jason yang terbangun pun sadar, dan ia ingat kejadian kenapa ia bisa sampai tidur di tempat ia memakamkan jasad kakeknya. Jason kemudian bangkit, ia menatap ke arah langit dan kemudian berkata, "Ya..., Tuhanku..., ijinkanlah HambaMu ini merubah nasib! Aku tidak akan kuat jika harus merasakan nasib yang miris seperti ini terus...!" Tring! Namun, setelah Martis berdoa kepada Tuhan, bukan Tuhan yang menjawabnya. Melainkan ia mendengar suara dentingan dalam benaknya. Itu adalah suara yang dihasilkan oleh sistem saat akan memberikan pemberitahuannya kepada Jason. "Sistem mendeteksi bahwa saat ini Jason sedang mengalami stres berat. Jadi, Sistem akan memberikan Jason sebotol ramuan. Ramuan itu adalah ramuan untuk menenangkan jiwa, hati dan pikiran bagi orang yang meminumnya. Silahkan cek pada tas penyimpanan Sistem. Jason dapat mengambil hadiah tersebut. Ini adalah bonus yang Sistem berikan kepada Jason demi menjaga agar kesehatan Jason, yang di mana telah resmi ditetapkan sebagai User Terpilih dari Sistem, dan tak dapat diganggu gugat agar kondisinya senantiasa sehat, baik itu secara mental maupun fisik." Tanpa pikir panjang, dengan wajah yang masih nampak kacau itu, Jason memilih tombol untuk menggunakan ramuan yang diberikan oleh Sistem.Setelah ia menekan tombol pada sistem yang mengambang di hadapannya, barulah kembali ada barang yang jatuh di dekatnya, sama seperti sebelumnya. Jason kemudian mengambil botol ramuan itu dan meminumnya tanpa memperdulikan aroma maupun rasa yang di hasilkan dari sebotol kecil ramuan yang ia tenggak itu. Gluk, gluk, gluk...! Jason menenggak ramuan itu sampai habis. Setelah beberapa saat kemudian, ramuan itu langsung menunjukkan efeknya. Ramuan itu menyebar ke seluruh saraf yang ada di tubuh Jason. Akibatnya, efek dari ramuan itu berhasil menenangkan pikiran dan perasan Jason yang saat ini tengah bersikap sampai kalut akibat kepergian kakeknya. Berkat ramuan yang didapatkan dari Sistem, kini pikiran kalut yang menghampirinya perlahan menghilang. Hanya dalam kurun waktu hitungan detik saja, pikiran dan perasaan Jason yang awalnya campur aduk tak karuan kini telah berubah menjadi lebih tenang. "Walaupun sekarang Kakek tidak lagi ada di sampingku, sekarang aku memiliki kekuatan
Jason memperhatikan apa yang diberitahukan oleh Sistem padanya. Ia mengingat kata sandi atau PIN untuk mengunakan ATM yang ia miliki. Setelah tiba saat giliran Jason yang masuk ke bilik mesin ATM, ia pun bergegas masuk. 'Ini adalah pertama kalinya aku menggunakan kartu ATM. Apakah aku bisa menggunakannya? Aku sebenarnya tidak tahu apa-apa,' gumam Jason saat berada di depan mesin ATM. Tapi ternyata, saat Jason tengah menghadapi situasi yang kebingungan karena tak tahu bagaimana caranya menggunakan mesin ATM, saat itulah Sistem yang langsung menjelaskan pada Jason bagaimana cara menggunakan mesin ATM tersebut. Karena adanya bantuan dari Sistem, Jason pun dapat dengan mudah menggunakan mesin ATM itu. Dan ketika ia melihat jumlah saldo yang ada di dalam kartu ATM miliknya, ia benar-benar tak menyangka bahwa memang benar ada isi saldo sebanyak satu juta. 'Wah, benar ada isinya. Coba aku ambil, ah...,' gumam Jason, ia awalnya iseng dengan menarik semua saldo sesuai dengan yang ad
Kali ini, Jason yang biasanya dipukuli oleh para Berandalan itu, sekarang ia justru melakukan hal yang sebaliknya, Jason lah yang sekarang berbalik memukul mereka sampai terjatuh. "Apa, lagi? Ayo maju kalau berani?" tantang Jason, ia merasa percaya diri karena adanya bantuan Sistem. Rupanya, tadi Sistem menginstal satu teknik baru pada tubuh Jason. Teknik itu adalah teknik Penguat Tubuh. Dengan mengaktifkan teknik ini, maka tubuh Jason akan otomatis langsung diperkuat menjadi seratus kali lipat, baik itu tubuh bagian luar maupun organ dalamnya. Pantas saja tadi saat ia mengarahkan tiap pukulannya ke wajah para Berandalan itu mereka semua langsung terpental. Wajah mereka masing-masing hanya terkena satu pukulan dari Jason di bagian wajah. Luka yang didapatkan dari serangan Jason bervariasi. Ada yang terkena bagian mulut, sehingga bibirnya terlihat miring. Lalu bibir bagian atasnya yang mencuat ke atas, dan juga ada beberapa giginya juga yang rontok. Alhasil, orang itu susah untuk b
"Jauhkan tangan kotormu itu! Aku bisa bangun sendiri!" Mungkin karena kesal karena terjatuh, gadis ini berbicara dengan wajah dan nada yang sinis terhadap Jason. Jason pun menarik tangannya kembali. "Ma-maafkan aku, Nona. Sekali lagi maaf, ya? Aku tidak sengaja." Jason mundur beberapa langkah lalu membungkukkan tubuhnya demi meminta maaf. Padahal, bukan sepenuhnya salah Jason. Mereka bertabrakan karena gadis itu juga berjalan terburu-buru, dia tadi berjalan sambil menoleh ke belakang. Kemudian, saat gadis itu baru saja berdiri sambil mengelap pakaiannya yang kotor, terdengar suara teriakan beberapa pria dewasa dari arah belakangnya. "Nona..., Nona..., tunggu!" Gadis itu langsung melotot, dan ia pun langsung pergi tanpa menghiraukan Jason. "Minggir kau...!" Bahkan sangking tergesanya, ia sampai mendorong tubuh Jason agar minggir dari hadapannya. Jason yang didorong langsung terjengkang. "Aduh...!" teriaknya, ia merasa sakit saat bokongnya menghantam lantai. Lalu Jason
Deg, deg, deg...! Jantung Jason berdebar-debar. Kemudian Jason menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu menunjuk wajahnya sendiri. Ia bertanya pada gadis yang memanggilnya. "Heh...? Aku...?" Gadis itu sumringah, ia nampak sangat pandai bersandiwara. "Sayang, ya kamu lah. Memangnya, mau siapa lagi? Apakah kau lupa kalau kita sudah janjian untuk kencan hari ini? Aku kemari jauh-jauh untuk menemuimu, sesuai janji yang kita buat beberapa hari kemarin." Gadis itu berpura-pura merasa senang saat berkata-kata, seolah memang benar bahwa mereka sudah berjanji bertemu untuk kencan. Jason yang bingung, sangat terkejut. Jason mundur beberapa langkah, sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak, tidak. Kau pasti salah orang, Nona." Jason ingin menyangkal, karena dia merasakan tatapan tajam dari beberapa pria dewasa itu. Dari tatapan yang mereka lemparkan, Jason dapat mengerti dengan jelas, bahwa mereka merasa marah. Dan benar saja, sesuai apa yang Jason duga. Ia melihat salah satu pria berbadan k
Jason pun terkepung. Akan tetapi, ia sanggup melawan kepungan mereka berempat.Bam, bam, bam...!Yang terjadi justru keempat orang itu yang berhasil dijatuhkan oleh Jason.Saat melihat aksi Jason yang berhasil menjatuhkan keempat pria suruhan ayahnya, gadis yang mengaku sebagai kekasih Jason itu terkesima melihatnya. 'Wow...! Ternyata si Gembel ini pandai bertarung, ya? Wah..., boleh juga nih. Sepertinya aku menemukan orang yang tepat untuk membantuku. Mungkin ke depannya aku bisa mencarinya kembali dan memanfaatkannya.' Sepertinya gadis itu memiliki suatu rencana terhadap Jason.Dan kemudian, karena melihat keempat rekannya yang nampak kewalahan menghadapi Jason, sisa satu pria yang masih memegangi tangan gadis itu, akhirnya ia melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan gadis itu. Ia lalu maju untuk membantu yang lainnya.Karena merasa telah bebas, gadis itu langsung mengambil kesempatan untuk kabur. 'Yes! Aku bebas! Ini kesempatanku untuk lari sejauh mungkin. Aku harus
"Aku hanya sekedar penasaran saja dengan apa yang terjadi pada Nona," ucap Jason yang kemudian menatap balik gadis cantik di hadapannya. Ia pun melakukan hal yang sama, ia melihat tubuh gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis itu merasa risih saat melihat Jason yang memperhatikan tubuhnya. "Kenapa kau melihatku seperti itu?! Dasar mesum!" Gadis itu mundur seraya menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. "Kau pasti hanya modus saja, kan?! Pura-pura bertanya tentang masalahku, tapi ternyata kau punya maksud lain yang buruk, kan?! Iya, kan?! Hah...?!" Jason tak habis pikir dengan gadis ini, kenapa dia malah berpikiran negatif tentangnya? Alhasil, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan gadis itu. "Huft, lagi-lagi disangka yang tidak-tidak. Kalau begitu ya sudahlah..., terserah Nona saja." Jason membalikkan badannya. Namun saat dia berbalik badan, dia mendengar suara perut gadis itu keroncongan. Jason kemudian sengaja mengatakan, "Aku lapar..., pergi makan dulu ah... " Jason kemu
Gadis itu kemudian menatap Jason dengan sinis. "Kau meledek, ya?!" Jason menjulurkan lidahnya. Lalu ia berniat pergi kembali ke kolong jembatan. Padahal, awalnya Jason ingin meninggalkan tempat tinggalnya itu. Ia takut akan teringat tentang Kakeknya. Akan tetapi, setelah ia pertimbangkan, jika ia melupakan Kakeknya, itu sama saja ia tidak ingat dengan jasa Kakeknya yang telah membesarkannya selama ini dengan tulus. Saat hari mulai gelap, akhirnya Jason tiba di tempat tinggalnya. Dan saat ia ingin masuk ke gubuk reot miliknya, ia berhenti sejenak. "Kenapa kau masih mengikuti ku?" Jason berbalik badan, ia melihat gadis tadi yang ternyata malah mengikutinya sampai sekarang. "Anu..., aku..., aku...," jawab gadis itu bingung harus berkata apa. "Nona, kau tadi bilang aku mesum, kan? Coba kau perhatikan area sekitar sini. Tempat ini adalah tempat kumuh dan sepi. Apakah Nona tidak takut akan aku...?" Jason sengaja menggantung ucapannya seraya menyeringai. Gadis itu melotot, ia pun mundu
Jason tidak menyangka jika kekuatan kepala Saryani bisa sekuat itu. Ia akhirnya kembali memikirkan strategi barunya. 'Jika kepalanya memang keras, kenapa aku harus menyerang kepalanya...? Dasar bodoh...! Ya..., ampun..., Jason..., kau harusnya menyerang titik lainnya, bukan malah mengikuti maunya dia beradu kekuatan! Haish...! Aku salah langkah tadi,' Jason berbicara pada dirinya sendiri, hal ini ia lakukan karena untuk menjaga agar emosinya tetap stabil.Kemudian barulah Jason berlari ke arah samping kanan, dan kemudian dia menerjang Saryani dengan tinjunya yang mengarah ke ulu hati.Bam...!'Apakah masih kurang?' tanya Jason dalam hatinya, ia memperhatikan ekspresi wajah yang Saryani tampilkan.'Sepertinya itu terasa sakit untuknya, yes! Akhirnya aku menemukan celah dalam pertarungan ini.' Jason kemudian bergerak mengelilingi Saryani dengan langkah kaki yang menghasilkan bunyi.Langkah kaki Jason semakin lama semakin cepat, sehingga suara yang dihasilkan juga semakin sulit untuk did
Akan tetapi Jason tidak mengijinkannya. "Tidak! Ini bukan masalah sekedar umpan saja. Ada hal lain yang harus aku lakukan nantinya saat aku menggiring Saryani yang sekarang terlihat seperti monster itu." Dalam hatinya, Jason merasa yakin jika nanti pasti akan ada kejadian buruk jika yang menghadapi Saryani bukan dirinya. Dan akhirnya, Jason yang bergegas bertemu dengan Saryani. Namun sepertinya Jason merasakan hal yang dianggapnya sangat aneh, karena ternyata ia mendengar Saryani dapat berbicara. "Jason...! Kau adalah Jason! Yah, Jason! Kau Jason! Kau harus kulenyapkan!" Suara Saryani terdengar sedikit serak, tidak seperti suara yang biasanya. "Aku memang Jason. Tapi tunggu dulu, apakah kau adalah Saryani?" Jason menguji, apakah kesadaran Saryani masih utuh atau benar-benar sudah tertelan oleh serum terlarang yang ia gunakan. "Kau adalah Jason...! Hargh...!" Melihat respon Saryani yang berikan semakin brutal seperti ini, Jason mengambil telah mengambil kesimpulan, bahwa Sary
Setelah Jason berhasil mengalahkan semua petarung Saryani, ia berharap agar Saryani menepati janji atas taruhannya. Akan tetapi, namanya juga mafia, mana mau mereka menepati janji sesuai kata-kata mereka sendiri? Alhasil, Saryani sempat kabur dan bersembunyi di salah satu ruangan dalam gedung yang memiliki banyak lantai ini. Setelah pertarungan Jason berakhir, ada bom asap yang meledak. Kabut dan asap yang sengaja dilemparkan inilah kesempatan bagi Saryani untuk melarikan diri ke ruangan lain. Akan tetapi, walaupun Jason tahu Saryani melarikan diri, ia nampak tidak terlalu khawatir. Karena ia merasa bahwa Saryani hanya pindah tempat saja. Selagi masih di gedung yang sama, dia masih bisa menemukannya. Dan ternyata, nama Jason kini terdengar semakin luas berkat siaran langsungnya. Bukan hanya di daerah Kecamatan, Provinsi bahkan di ruang lingkup ASEAN nama Jason tersebar dengan julukan Master SmekDon. Tring! "Selamat! Jason telah menyelesaikan misi rahasia, yaitu mendapatkan gelar
Jason memberikan penampilan yang layak untuk ditonton. Dan ternyata, saat ini bahkan dunia menyaksikan siaran langsung yang Jason lakukan saat ini. Ternyata, Jason meminta sistem untuk menguasai teknik SmekDon dengan singkat, semuanya. Tring! "Teknik SmekDon berhasil diinstall semuanya. Jason bisa bergerak seperti semuanya." Itu lah sebab, kenapa Jason bisa menghadapi Derok dan Ken seorang diri. Jason saat ini telah mengaktifkan sistem kelas dua. Ternyata bukan hanya Jason saja yang bisa meningkat, melainkan sistemnya juga ikut naik. "Ayo..., mana lagi yang mau aku lawan...? Hah?!" Jason terlihat sangat bersemangat. Saat ini, Jason sudah masuk ke dalam Sistem Level dua. Akan tetapi, Jason kepikiran tentang Susan. 'Sistem, bagaimana dengan Susan?' tanya Jason penuh harap. Jason berharap Susan dapat mengendalikan Sistem tanpa bantuannya. *** Di sisi lain, Susan yang saat ini sedang kecewa karena mengetahui bahwa ternyata selama ini ia hidup dengan uang haram karena ayah
"Jumlah followers, dan liker's siaran langsung akun Taring Harimau yang Jason buat saat ini adalah lima juta lebih. Selamat, Jason akan mendapat hadiah cuan dari hasil siaran langsung ini."Jason yang sedang bertarung tersenyum saat membaca pemberitahuan dari sistem miliknya."Hey, kau! Apakah kau juga mau jadi Panda seperti dia?" Jason menyeringai, ia nampak tengil saat bertanya pada Derok."Aku tidak suka Panda! Jangan sombong kau, Jason...! Lihatlah ini, kali ini gerakanku tidak akan dapat kau hindari!" Dengan sangat percaya diri, Derok maju menyerang Jason.Akan tetapi, saat Derok maju, ia tak menyangka bahwa Jason akan melakukan gerakan sleding, itu membuatnya terjatuh.Bam...!Derok yang terjatuh karena disleding Jason kembali bangkit, ia tidak mau seperti Ken dan Bigsaw yang terdiam sesaat setelah terkena serangan Jason. Menurut Derok, itu adalah kesalahan fatal dalam pertarungan menghadapi orang seperti Jason kali ini.Namun, Derok terkejut. Saat ia telah bangkit, ia berbalik
Akhirnya, Jason berdiri di atas ring sendirian. Dia akan menghadapi dua orang pertarungan SmekDon yang sangat terkenal sekaligus.Dan ternyata, saat Jason bertarung melawan Ken tadi, ia diam-diam mengaktifkan rekaman siaran langsung dari sistem. Dan siaran langsung itu bisa terhubung ke seluruh dunia berkat jaringan sistem. Jason sengaja melakukan ini, ternyata ia mendapatkan sebuah ide untuk menambah pundi-pundi pendapatan cuan dari hasil bayaran jika siaran langsungnya ramai penonton.'Sistem, apakah siaran langsung berjalan lancar? Berapa jumlah penonton saat ini?' tanya Jason pada sistem.Tring!"Siaran langsung masih berlanjut. Dan selamat untuk Jason, karena siaran langsung yang dilakukan pertama kalinya ini langsung mendapat cukup banyak penonton. Penonton terus bertambah, sampai saat ini sudah ada dua juta penonton dan terus bertambah setiap detiknya."'Wah...? Dua juta? Mantap...! Kalau begitu baiklah, aku lanjutkan saja siaran langsung ini. Jika memang siaran langsung ini m
Saryani tertawa terbahak, ia nampak sangat senang karena melihat kelompok Jason berhasil dikalahkan."Dasar, si Kembar bodoh! Itulah akibatnya jika berkhianat dariku! Hahaha...!""Jangan senang dulu, masih ada aku." Jason memasang wajah serius, ia melompat ke atas ring."Hey Jason, jangan bilang kau mau menghadapi mereka bertiga sendirian? Hahaha...! Jangan konyol!" Saryani sangat percaya diri dengan kemampuan tim miliknya karena sudah berhasil menang dua kali."Oh, ya? Kalau begitu, kita buktikan saja. Jika aku menang melawan dia," Jason menunjuk Ken. "Mereka berdua selanjutnya boleh maju bersama melawanku." Jason menyeringai, ia tidak terlihat gentar sedikitpun. Yang ada, ia nampak sangat percaya diri.Rupanya, saat tadi Zaga dan Zigi bertarung, Jason membuka sistem dan membeli satu teknik baru, yaitu teknik SmekDon. Ia sengaja membeli teknik ini agar bisa menghadapi ketiga musuhnya."Jangan berlama-lama, ayo sini maju!" Jason menunjuk Ken.Dengan tubuh besarnya, Ken naik ke atas ri
Jason tak keberatan saat Zigi ingin maju terlebih dahulu. Dan beberapa puluh detik kemudian, pertarungan Zigi melawan Bigsaw dimulai.Batu saja dimulai, Bigsaw langsung melompat ke arah Zigi.Bam...!Karena tubuh Bigsaw sangat besar, membuat Zigi sesak nafas saat tubuhnya ditimpa oleh tubuh Bigsaw.Kemudian Bigsaw bangkit, ia memegang kaki Zigi. Lalu Bigsaw menarik kaki Zigi itu dan membantingnya ke lantai Ring berkali-kali."Gawat!" ujar Jason."Seharusnya tadi aku yang maju!" Zaga menimpalinya.Suara sorakan anak buah Saryani yang telah berkumpul terdengar sangat ramai. Mereka memberikan semangat pada Bigsaw.Sementara itu, Zigi yang ada di dalam ring merasa kepalanya mulai pusing akibat dibanting berkali-kali oleh Bigsaw."Hey Zigi, aku akan membuatmu menyesal karena telah berkhianat pada kami!" Bigsaw kembali menyerang Zigi dengan menginjak-injak perut Zigi.Zigi pun memuntahkan darah segar dari mulutnya. Ia nampak tak berkutik di hadapan Bigsaw.Tapi sepertinya Zigi belum mau men
Gelas yang melayang tadi rupanya di arahkan ke arah Jason yang sedang menertawai Rijal. Dan kemudian, setelah suara gelas pecah terdengar, barulah tawa Jason dengan sekejap langsung diam. "Gawat! Hampir saja gelas itu mengenai wajahku, huft...!" ujar Jason, ia nampak sangat terkejut. Saat ini Jason tengah berhadapan dengan tiga orang yang sangat terkenal akan kekuatannya. Nama yang terkenal itu dibuktikan saat Derok yang saat ini langsung maju bertujuan menyerang Jason. Bam...! Akan tetapi, tubuh Derok diseruduk oleh Zigi. "Biar aku yang melawannya! Aku pasti bisa!" Zigi berteriak dengan tatapan penuh tekad yang kuat. "Kalau begitu, aku juga maju...!" Zaga tidak mau kalah, ia langsung menerjang Bigsaw. "Lalu..., aku kebagian melawanmu, ya?" ujar Jason seraya mendongak, ia melihat tinggi badan seorang Ken yang dua kali lipat lebih tinggi darinya. "Mau siapa saja, sama saja...!" Ken berteriak seraya melancarkan serangannya. Jason terkejut. "Wow...! Gaya bertarung apa ini