Beranda / Romansa / Kisah Cinta Ludwina & Andrea / Bab 26 - Sampai Jumpa Di Amsterdam

Share

Bab 26 - Sampai Jumpa Di Amsterdam

Penulis: Josephine VDW
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-19 15:50:01

Ludwina tidak mendengar berita dari Kevin selama beberapa bulan setelah mereka membahas "pemutusan perjanjian" di antara mereka.

Ia merasa agak bersalah karena membuat Kevin patah hati, tetapi ia tahu bahwa justru tidak adil kalau ia terus memberi harapan kepada pemuda itu hingga entah kapan.

Dari Hong Kong, Ludwina terbang ke New York. Ia selalu merasa seperti di rumah sendiri di kota tersibuk di belahan benua Amerika itu. Big Apple adalah rumah keduanya, karena Ludwina menghabiskan masa empat tahun kuliah di sana.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 27 - Bersama Andrea Di Eropa

    "Good night, Wina. See you in Amsterdam."Ludwina mengangguk. Biasanya ia juga tidur dalam penerbangan, tidur dengan mudah tanpa bantuan obat tidur, karena baginya pesawat sudah seperti rumah sendiri. Tetapi kini ia hanya duduk di tempatnya dan mengamati pemuda yang tidur di sebelahnya.Ia tak keberatan kalau wajah orang ini menjadi wajah yang terakhir dilihatnya sebelum tidur, dan pertama dilihatnya setelah bangun.Dalam hati ia menimbang-nimbang... seandainya Andrea memang jatuh cinta kepadany

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-20
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 28 - Di Pullman Paris

    Ludwina dan Andrea akhirnya tiba di Stasiun Gare du Nord setelah naik Thalys selama tiga jam. Ludwina merasa bahagia sekali saat menginjakkan kaki di Paris.Untuk pertama kalinya dalam hidup, ia melihat kota Paris secara berbeda. Sekelilingnya tampak indah dan ia berani sumpah Ludwina bahkan seperti mendengar musik mengalun di kejauhan. Dulu ia hanya melihat Paris sebagai kumpulan bangunan tua dan bersejarah, serta Sungai Seine. Kini, dengan Andrea di depannya, kota Paris seakan menjadi latar belakang lukisan yang sempurna."Kita nginep di mana?" tanya Ludwina sambil menyetop taksi.

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-20
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 29 - Malam Romantis Di Paris

    Andrea tertawa melihat ekspresi Ludwina, lalu ia geleng-geleng sendiri sambil membereskan kopernya di lemari."Kita nggak usah suit. Biar aku yang tidur di lantai, tapi aku minta bantal dan selimut duvet ya..."Ludwina membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu tetapi tidak jadi. Ia tidak tahu skenario apa yang terbaik. Dia sih senang karena Andrea secara gentleman mengambil bagian yang sulit dengan tidur di lantai, tapi dalam hati ia merasa kasihan... Lebih baik tadi mereka menginap di hotel lain..."Ayo, kemana kita sekarang?""Hmm... karena sudah sore kita langsung jalan kaki menyusuri sungai Seine dan ke Trocadero ya... Dari situ bisa lihat Menara Eiffel pada malam hari dengan lampu-lampunya yang keren. Besok kita bisa naik ke atas towernya kalau mau. Bisa makan malam romantis juga di Menara Eiffel, tapi biasanya penuh dan harganya juga terlalu mahal. Lebih seru piknik di lapangan dekat Menara Eiffel besok."Ludwina banyak bercerita tentang kota Paris sambil mereka berjalan-jalan m

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 30 - Museum Louvre Tidak Akan Kemana-mana

    Laura dan Pierre datang ke taman dengan membawa limoncello dan croissant. Gadis Amerika berambut pendek itu memanggil Ludwina dengan menyenandungkan Simponi Beethoven nomor 5, seperti yang biasa ia lakukan di kampus dulu.Laura adalah satu-satunya orang yang diizinkan Ludwina memanggilnya dengan cara itu, karena gadis itu adalah sahabatnya. Keempat orang muda itu segera duduk di rumput menghadap Menara Eiffel dan menikmati piknik mereka. Matahari masih terang di angkasa walau sudah jam 7 sore, namun tidak terasa panas sama sekali.Cuacanya sangat sempurna untuk piknik dan mengobrol berjam-jam dengan tema

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 31 - Dari Paris Ke Tuscany

    Mereka bangun ketika matahari sudah tinggi dan dengan malu-malu keduanya membereskan tempat tidur dan bergantian mandi. Agenda hari ini hanyalah mengunjungi Museum Louvre dan Ludwina sudah memesan tiket online sehingga mereka tidak perlu mengantri panjang.Ini adalah keempat kalinya Ludwina mengunjungi Museum terbesar di Prancis ini, dan yang pertama bagi Andrea. Ludwina membantu menjelaskan apa-apa yang ada di setiap bagiannya sehingga mereka tak perlu menggunakan bantuan pemandu museum.Di Louvre ada berbagai benda prasejarah yang disimpan seperti peralatan yang digunakan manusia purba, berbagai mumi dari Mesir, perhiasan dari zaman Mesir dan Romawi, baju-baju zirah zaman dulu, serta ratusan lukisan mengagumkan yang legendaris. Lukisan Monalisa yang sangat terkenal ternyata ukurannya kecil dan selalu ramai dikerubungi ratusan turis.Ludwina dan Andrea lebih tertarik melihat lukisan-lukisan lain yang sangat besar dan memenuhi dinding pajangan. Sebagian lukisan

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-29
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 32 - Italy Negara Favoritku

    "Sore ini kita turun ke kota kecil Pitigliano untuk belanja bahan makanan, sekaligus lihat-lihat. Besok kita ke Roma, besoknya ke Firenze, dan kalau di hari terakhir kita bisa ke Sienna," Ludwina mengembangkan peta di meja dan menunjuk beberapa lokasi."Oke."

    Terakhir Diperbarui : 2020-09-30
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 33 - Kembali Ke Singapura

    Tiga hari di Italia berlalu seperti mimpi. Andrea dan Ludwina menikmati kunjungan mereka ke Roma, Firenze (yang juga dikenal sebagai Florence) dan Sienna. Semuanya menampilkan pesona kota tua dari ratusan tahun lalu yang membuat mereka seperti masuk ke dalam mesin waktu.Akhirnya saat yang menyedihkan pun tiba ketika mereka harus packing dan pulang.Setelah pamit kepada Beth dan Hans serta Angela, Andrea dan Ludwina menyetir kembali ke bandara Roma dan mengembalikan mobil rental. Dari Roma mereka terbang ke Amsterdam, dan dari sana naik SQ kembali ke Singapura."Aku belum pernah pulang liburan sesedih ini..."kata Andrea saat duduk di kursi pesawat."Nanti kita pergi lagi." Ludwina tersenyum menenangkan. "Kalau kamu bisa cuti lagi yaa... Kita bikin rencana lagi.You have been an amazing travelmate.""Thank you. You too!"Ludwina lega karena mereka berhasil traveling bersama tanpa ada masalah sama sekali. Ketakutannya semula, bahwa perbed

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-05
  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 34 - Misi Tambahan Ludwina

    Andrea menjadi sangat kuatir dan ia buru-buru ke Raffles Hotel untuk mengecek keadaan gadis itu."Miss Ludwina Kurniawan sudah check out tadi pagi," kata resepsionis setelah Andrea meminta dihubungkan ke kamar Ludwina."Oh..." Andrea sangat terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka Ludwina akan pergi tanpa berkata apa-apa. Ia menunggu satu jam dan kemudian mencoba menelepon Ludwina kembali.Kali ini teleponnya diangkat dan ia bisa mendengar suara Ludwina yang agak mengantuk di ujung sana.Andrea lega sekali...Ternyata Ludwina tidak apa-apa. Kemungkinan tadi ponselnya mati karena ia sedang terbang kembali ke Indonesia,"Kamu sudah pulang ke Indonesia?" tanya Andrea dengan nada biasa. Ia tak mau Ludwina mengira ia posesif dan membuatnya merasa ia harus melaporkan keputusan dan gerak-geriknya kepada Andrea."Uhm, ya... Ini baru sampai. Nanti aku telepon ya...""Oke. Istirahat yaa...""Thanks."Ludwina menaruh ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-06

Bab terbaru

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 58 - Akhirnya Bahagia

    "Aku sayang banget sama kamu, Andrea," bisik Ludwina ke telinga Andrea, "Aku ingin menghabiskan setiap hari mencintaimu."Andrea membantu Ludwina membuka pakaiannya dan dengan sangat hati-hati mencumbu istrinya. Ia sungguh merindukan tubuh Ludwina dan bercinta dengannya. Ia selalu menahan diri setelah mereka berkumpul bersama karena takut membuat Ludwina sakit, tetapi hari ini istrinya yang berinisiatif untuk bercinta dan ia tidak akan mengecewakannya.Mereka bercinta dengan sangat lembut dan menikmati setiap detik kebersamaan itu, jauh lebih syahdu dari biasanya, karena mereka tahu setiap detik mereka bersama adalah sangat berharga.Andrea sangat lega melihat rona wajah kemerah-merahan Ludwina yang diliputi rasa bahagia saat mereka tidur malam itu. Ia berharap dapat membekukan momen itu selamanya.***Bu Inggrid, Pak Kurniawan dan Johann kaget setengah mati ketika akhirnya Andrea memberi tahu mereka tentang penyakit Ludwina. Atas permintaan istrin

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 57 - Ludwina Ingin Sembuh

    Mereka tiba di coffee shop langganan mereka dan barulah Andrea meletakkan Ludwina di kursi. Ia memesan kopi favorit keduanya lalu duduk di samping Ludwina sambil menggenggam tangannya. Ia tak mau melepaskan gadis itu sama sekali. Takkan pernah lagi!"Kamu mau berapa lama di New York?" tanyanya saat mereka sedang menikmati kopinya. "Aku mesti beli baju banyak kalau kita akan lama di sini.""Aku nggak tahu..." jawab Ludwina. "Aku mesti ketemu dokterku untuk konsultasi lagi besok.""Oke, aku ikut ya." kata Andrea cepat.Ludwina mengangguk.Mereka tidak membahas penyakit Ludwina sampai keduanya tiba di hotel. Andrea merasa lebih baik jika ia mendengar langsung dari dokter. Ia tak ingin membuat istrinya stress dengan berbagai pertanyaannya.Setelah memastikan Ludwina beristirahat, Andrea pergi ke toko terdekat dan membeli pakaian. Ia menolak ditemani karena tidak ingin Ludwina menjadi kelelahan. Setelah kembali ke hotel ia memesan makanan dan mer

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 56 - Pertemuan Di Central Park

    Karena Ludwina tidak mengangkat ponselnya, Andrea akhirnya menghubungi Johann untuk mencari tahu keberadaan istrinya. Dari Johann ia mengetahui bahwa Ludwina sudah berangkat ke New York. Andrea segera memesan penerbangan ke sana tetapi kemudian ia sadar bahwa visa Amerika yang ada di paspornya baru saja kedaluwarsa.Ia ingat 5 tahun lalu mengajukan visa Amerika karena berniat traveling ke sana bersama Ludwina tetapi mereka malah menikah di Bali dan baru berangkat setahun kemudian. Visa yang diperolehnya valid untuk 5 tahun dan baru berakhir minggu ini.Sungguh mematahkan hati. Ketika akhirnya ia mengetahui apa yang terjadi dengan Ludwina, Andrea tak bisa segera menyusulnya.Andrea buru-buru pulang ke Inggris dan mengajukan visa Amerika lewat kedutaan Amerika Serikat di London. Ia sangat gelisah dan tidak bisa tidur sambil menunggu visanya diproses. Ia berusaha mengalihkan pikirannya dari Ludwina dengan bekerja, tetapi tidak berhasil."Joe, aku perlu bicar

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 55 - Andrea Ke Singapura

    Sebenarnya Ludwina patah hati saat meninggalkan Andrea di pantai. Ia tak pernah melihat suaminya menangis sebelumnya dan hatinya tercabik-cabik saat ia harus menampilkan wajah dingin dan pergi meninggalkannya begitu saja.Ini demi kebaikan Andrea, berkali-kali ia meyakinkan dirinya sendiri.Ludwina segera memintaconciergememesankan taksi untuknya dan kembali ke Hotel Kanawa. Setibanya di sana ia segera masuk ke kamar dan mengurung diri. Tubuhnya merasa sangat lelah dan ia tak mampu bertemu siapa pun. Telepon dari Mbak Ria, editornya, pun harus ia tolak. Ia hanya mengirim SMS bahwa ia akan datang ke sesinya di UWRF besok dan hari ini ia ingin beristirahat dengan tanpa gangguan.***Andrea sebenarnya tergoda untuk datang ke UWRF dan melihat Ludwina lagi. Tetapi setiap mengingat betapa gadis itu masih belum memaafkannya, Andrea merasa sakit dan mengurungkan niatnya. Sepanjang hari ia hanya mencoba menghilangkan ke

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 54 - Pertemuan Dan Perpisahan Di Bali

    Ludwina yang tiba di Hotel Hilton keesokan harinya mengira guest relation officer yang menemuinya juga mengenalinya sama seperti beberapa penggemar yang ia temui di Central Park. Ia mengikuti saja ketika staf itu membawanya ke kamar cantik menghadap laut yang ditinggali Andrea.Ia sebenarnya sudah check in di Hotel Kanawa milik ayahnya, sehingga ke Hilton hanya dengan membawa tas tangannya. Ia ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahannya dengan Andrea. Mungkin ia akan menerima untuk makan malam bersama Andrea terakhir kalinya sebelum meminta dokumen perceraian itu dari suaminya dan mengakhiri pernikahan mereka.Ia melihat bunga dan prosecco dengan pita merah di kamar itu. Hatinya seketika terasa sakit, ia masih ingat dengan jelas malam itu ketika Andrea melamarnya. Ia melihat dua kemeja Andrea yang dibelikannya sebelum suaminya itu berangkat ke London dan pertahanannya runtuh.Ludwina kembali menangis untuk kesekian kalinya. Tadinya ia sudah mampu bersi

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 53 - Ludwina Mampir Ke London

    Suasana menjadi syahdu dengan hujan rintik-rintik di luar jendela. Andrea lalu mengeluarkan sebotol wine dan dua gelas serta segelas jus untuk Ronan. Ia menuangkan wine untuk dirinya dan Adelina. Ia menyerahkan gelas berisi wine kepada gadis itu. Adelina menerimanya dengan sepassang mata masih berkaca-kaca."Sore-sore begini pas sekali untuk minum wine. Lumayan bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik." Andrea mendentingkan gelasnya ke gelas Adelina dan meneguk wine-nya. "Minumlah... biar kau merasa baikan."Adelina mengangguk dan menyesap wine-nya. Wajahnya yang suram perlahan-lahan tampak mulai cerah."Wine makes adulting bearable(Wine membuat orang dewasa bisa bertahan hidup)." katanya dengan senyum mulai menghiasi wajahnya. Keduanya tertawa kecil. Andrea mengangguk juga, membenarkan."Aku tahu kamu perempuan kuat, tapi kalau kamu merasa sedang sedih dan ingin berbagi, tempatku dan segelas wine selalu siap menunggu," kata Andrea kemu

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 52 - It Was A Good Memory

    SEPTEMBER 2018.Sudah setahun Ludwina dan Andrea berpisah. Andrea sudah mulai menerima kenyataan bahwa mungkin Ludwina tidak akan pernah memaafkannya, tetapi ia sungguh sangat ingin bertemu istrinya satu kali saja, untuk berusaha meyakinkannya...Email dari panitia international cyber security conference di Bali tiba pada suatu pagi. Mereka mengundang Andrea untuk menjadi salah satu pembicara di acara bergengsi itu. Ia sudah dikenal sebagai pakar security terbaik di Asia Pasifik dan panitia sangat bangga bahwa di acara mereka akan hadir seorang pakar dari Indonesia.Tanggalnya bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke-5. Seharusnya bulan depan mereka mengadakan pesta, untuk memenuhi janji kepada Bu Inggrid yang dulu sangat ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran.Tiba-tiba kerinduan Andrea kepada Ludwina terasa menyesakkan... Ia hampir meneteskan air mata saat mengingat pernikahan mereka di Bali l

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 51 - Kau Carilah Istrimu

    Setelah enam bulan di London, Andrea masih belum menerima balasan dari email-emailnya. Ia tetap setia mengirim email setiap hari Minggu, tetapi kini ia sudah belajar untuk menerima kenyataan bahwa Ludwina tidak akan membalas.Kondisi perusahaan sudah stabil dan ia sudah bisa mengambil cuti. Andrea sangat tergoda untuk membeli tiket dan menyusul Ludwina di mana pun gadis itu sekarang berada. Ia menemukan akun instagram atas nama Ludwina dan setiap beberapa hari Ada foto yang menunjukkan keberadaan gadis itu. Mungkin sekarang Ludwina sudah kembali seperti Ludwina yang dulu, yang senang pamer foto travelingnya saat masih belum bersama Andrea.Kalau ia mengikuti keberadaan Ludwina dari akun instagramnya, ia tidak melanggar janjinya untuk tidak menguntit istrinya karena informasi yang dibagikannya di Instagram dibuat publik, demikian pikir Andrea meyakinkan dirinya sendiri"You want to take some leave(Kau mau ambil cuti)?" tanya Joe siang itu ketika An

  • Kisah Cinta Ludwina & Andrea   Bab 50 - I'm So Proud Of You

    Ludwina tidak mengira bahwa novel sejarah yang ditulisnya mendapatkan sambutan sangat baik. Ini membuatnya sedikit terhibur. Ia sudah tidak memiliki akun di media sosial, tetapi ia banyak membaca review positif di internet dan berbagai artikel yang memuji ceritanya. Hal ini membuatnya semakin bersemangat menulis.Setelah menenangkan diri di Italia, Ludwina memutuskan untuk ke Belanda untuk meneliti sumber-sumber sejarah untuk novel lain yang sedang ditulisnya. Ia sangat tertarik mengeksplor sejarah Indonesia pasca Perang Dunia 2 saat orang-orang keturunan Belanda, atau indo, dipaksa pergi dari Indonesia karena dianggap sebagai keturunan penjajah, padahal banyak dari mereka lahir dan besar di Indonesia, dan tak pernah mengenal negeri Belanda.Ludwina meminum banyak obat tetapi ia masih menolak kemoterapi karena ia tidak mau keluarganya mengetahui penyakitnya. Penampilannya setelah kemo akan sangat kentara dan ia tidak ingin mereka curiga karena tubuhnya akan menjadi san

DMCA.com Protection Status