Home / Fantasi / King Wish / 7. Raja Jacob

Share

7. Raja Jacob

Author: WarmIceBoy
last update Last Updated: 2021-06-14 00:21:18

Suara nyanyian burung begitu merdu di taman bunga yang ditumbuhi banyak bunga berkelopak putih. Cahaya matahari pagi menerpa patung seorang wanita bertelinga singa yang memegang tongkat berkepala bundar ke angkasai ujung taman. 

Seorang pemuda duduk di kursi batu sambil membaca buku. Jubah putih berornamen di bagian belakang menutup tunik bangsawan putih berkancing emas. Rambut panjangnya terurai ke belakang. Dia Jacob, Raja Frankia. 

Wajah tirus Jacob mendongak memandang lekat patung di depan. Patung Isabella Lionese, mendiang permaisuri yang sangat dia cintai. 

"Buku ini telah tamat. Bagaimana menurutmu sayang? Apa cerita novel kali ini bagus? Aku harap bagus. Penulis kesukaanmu, Iskariot, setelah mendengar kamu menyukai bukunya, dia segera membuat buku baru tentang dirimu, sayangku. Besok akan aku coba meminta kopian sebelum terbit dan akan kubacakan untukmu seperti biasa. Semoga kamu suka, ya." 

Pria tua melangkah mendekat. Jubah merah tua menutup tunic bangsawan warna hitam, Rambut dan jenggot panjang seperti singa berwarna putih menutup wajah keriputnya. Dia menaruh setangkai bunga mawar putih ke kaki patung, lalu berdiri tegap mendongak memandang wajah Isabela. 

Dia Rufus Lionese, Ayah Isabela, Perdana Menteri, mertua Raja Jacob. "Nyaris delapan belas tahun berlalu. Bagaimana, apa kamu sudah ingin menikah lagi, Rajaku?"

Jacob tertawa. "Apa Ayah bercanda?" 

Rufus menyeringai tanpa berbalik badan. "Kerajaanmu mulai kacau, Nak. Sekte The One mulai berkembang dan memperlakukan Manutang seperti budak."

"The One?"

"Ajaran di mana Manusia adalah makhluk sakral yang memimpin dunia dan semua selain manusia adalah ...." Rufus tidak ingin melanjutkan ucapannya, karena dia yakin Jacob mengerti apa kelanjutan dari kalimat itu. 

"Ada info lain?"

"Ketika kurir kita mengantar undangan untuk perayaan festival musim Gugur, kurir mendapat info jika pasukan Turkoman berhasil menguasai Sassanian di timur jauh. Lalu kabar dari Prussia, mereka mengadakan rekrutan besar-besaran. Menurut duta besar perekrutan itu untuk melakukan ekspedisi ke timur Novgorodin. Mereka sebentar lagi pasti meminta bantuan suplai kepada kita."

"Bagaimana dengan Britton, Andalus, juga Romagna?"

"Kurir membawa surat permintaan maaf dari Raja Britton. Beliau tidak bisa hadir dalam festifal karena tengah terjadi pemberontakan. Sementara Romagna dan Andalusia, tidak ada berita istimewa kecuali keduanya sedang berlomba menemukan pulau misterius di barat."

"Amerika?"

Rufus mendengus. "Terlalu percaya dengan buku kuno bisa membuat gila. Manusia bisa terbang, bisa menyelam, juga pernah mendarat ke bulan. Aku mulai berpikir semua itu hanya dongeng."

"Tapi itu ada di buku tua, kan? Bukan hanya satu, tapi ratusan buku tua."

"Novel cinta pun banyak beredar dan itu hanya karangan."

Rufus membenci buku tanpa berlogika seperti yang banyak ditemukan dalam reruntuhan kuno. Dia menghormati teknologi yang relefan, tapi tidak dengan dongeng seperti itu.

"Para bangsawan ingin menemuimu," lanjut Rufus. "Mereka telah menanti dua hari di Marseile. Apa kamu tidak ingin menemui mereka?"

"Buat apa menemui mereka, hanya membuat sakit kepala."

"Tapi kamu Raja, harus menemui mereka."

"Ayah Perdana Menteri, Ayah bisa menangani mereka."

"Kalau begitu aku saja yang menjadi Raja," ucap Rufus membuat Raja membisu. "Kamu Raja, jadilah Raja."

"Baik, aku Raja, dan kamu pelayanku. Aku perintahkan kamu memerintah kerajaanku. Urus Frankia, jadikan negara besar adikuasi di benua Europin."

Rufus menghela napas panjang, tertunduk memandang ujung kaki patung. "Nyaris delapan belas tahun berlalu. Harusnya kamu bisa kembali seperti dulu. Bersemangatlah, berkuda, berburu, dan pimpin kerajaan ini dengan contoh."

"Yang penting Frankia makmur, itu cukup, kan?"

"Kemakmuran ini tidak akan bertahan lama jika kamu terus begini. Kedua Kakakmu, mereka dapat dengan mudah mendapat dukungan dari para bangsawan dan petinggi kerajaan jika kamu tak bertindak."

"Ada Ayah, kan?" Jacob memandang ke angkasa, memejam menikmati hangat matahari hingga sekelibat bayang melintas di udara. 

Pemuda manutang jenis burung perlahan mendarat. Rambut hitam panjang tergurai lemas. Sayap hitam besar menutup bagian belakang tubuh. Pakaian putihnya senada dengan warna kulit. Ia mendekati Raja, membungkuk sembari tangan kanan mengepal di depan dada Kiri. 

"Adolfus, ada apa?" tanya Jacob, menyambut manutang.

Iris biru Adolf bergerak memandang punggung Perdana Menteri, lalu tersenyum lembut memejam. "Persiapan untuk festival musim gugur nyaris selesai. Semua akomodasi juga pertunjukan untuk--"

"Bagaimana dengan tes Kesatria? Apa semua telah kamu periksa?" tanya Rufus, tetap memandang wajah patung di depannya. 

"Sudah dan siap dijalankan, Perdana Menteri. Anda tidak perlu khawatir."

Rufus beranjak pergi dari sana tanpa memberi salam atau menoleh, membuat Adolf geram.

"Dasar tua Bangka, bahkan di depan Raja dia tidak memberi salam?"

"Sudahlah Adolf, seperti baru kenal Ayah saja."

"Tetap saja ...."  Adolf menaruh botol berisi pil ke atas kursi. "Sudah waktunya, minum obatmu."

Raja menoleh ke berbagai arah memastikan tidak ada makhluk lain yang mengawasi. Ia meneguk beberapa pil lalu meminum air putih. Seketika ia memejam. Jakun naik turun. Keringat bercucuran. Ia membuka mata. Di bola mata muncul garis-garis merah tak beraturan, urat matanya sedikit membesar.

Dari belakang Adolf menekan kedua pundak Raja. "Kamu kuat, tahan, teman, tahan."

Asap tipis keluar dari kulit putih Raja yang memerah seperti direbus dari dalam. Garis merah di mata perlahan sirna. Asap berhenti keluar. Napas Raja tidak beraturan dan sekujur tubuhnya berkeringat dingin. Dia menarik tangan Adolf. "Maya, terima kasih."

"Jangan memanggilku Maya, bagaimana jika ada yang dengar?" 

Adolf adalah wanita bernama Maya Eskudo, karena penampilannya wanita itu sering dikira pria dan dia memanfaatkan semua itu dengan baik, karena di Frankia, wanita jarang bisa memiliki kekuasaan, terutama wanita non darah biru.

"Sampai kapan harus begini?" 

"Hingga rencana kita berhasil." Adolf bertekuk lutut di hadapan Raja, mengintip wajah itu. "Demi Frankia."

"Aku akan mencoba untuk bertahan, tapi--"

"Hanya kamu yang bisa membuat Frankia damai, aman, dan makmur."

Perlahan Maya mengecup bibi Raja. Akan tetapi Jacob membuang wajah. "Oh, lihat siapa yang datang.

Raja melihat Alfa dan Rion melangkah mendekat.

"Aku pergi dulu, Yang Mulia," ujar Adolf, terbang membawa botol obat menjauh.

Rio dan Alfa menghadap Raja. Kedua detektif muda bertumpu satu lutut di hadapan Raja sambil memberi hormat. "Panjang umur Raja Jacob!"

"Katakan, ada apa?"

Rion melangkah maju sambil membungkuk, menyerahkan sekantung plastik kecil berisi sisik kadal lalu kembali ke posisi di sebelah Alfa. Ia mengamati reaksi Raja yang tengah membolak-balik plastik.

"Di mana kamu menemukan benda ini?" tanya Raja seperti tidak terkejut melihat hal itu.

"Di depan pertambangan kuno, dekat kota Parisi. Itu sisik kadal, Yang Mulia. Mungkin sedang terjadi perburuan kadal liar di sana."

Raja tertawa. "Duo detektif terbaik Europin, punya waktu mengurusi masalah kecil seperti ini?"

"Maaf Yang Mulia, tapi populasi kadal besar semakin langka. Satwa itu harus dilindungi dengan berbagai cara."

Alfa memandang aneh Rion yang sedang berbohong di depan Raja. Ia memilih bungkam.

"Lalu untuk ini kamu melapor kepadaku?" selidik Raja, mengumpan kantung plastik kecil kembali ke tangan Rion. "Bagaimana perkembangan kasus Lupin? Apa kalian berhasil mengendus keberadaannya?"

"Ya Yang Mulia. Menurut kabar terbaru, Lupin Von Braun berada di Agincourt. Itu dua Minggu yang lalu, kemungkinan sekarang dia berada di sekitar Rems, Marseille, Parisi, atau Magino." 

Raja mengangguk kecil. Kelompok Lupin Von Braun, adalah kelompok anarkis manutang. Masih simpang siur alasanan keberadaan kelopok yang beranggotakan para manutang, tetapi akhir-akhir ini banyak manutang yang mendukung kelompok ini karena dorongan dari sekte The One. 

"Kalian boleh pergi sekarang," perintah Raja, membuat kedua detektif pergi dari taman. Keadaan kembali sunyi. Raja memandang lekat wajah patung. "Sebentar lagi sayang, sebentar lagi semua akan berubah. Kamu tunggu saja, akan kupastikan anakmu meminpin dengan aman tanpa ada satu makhluk pun yang berani melawannya. Aku berjanji, Isabel." 

Raja bangkit membawa buku yang tadi ia baca. Ia menaruh buku ke sebelah kaki patung lalu melangkah santai menuju pintu gerbang. 

Related chapters

  • King Wish   8. Pertempuran Korup

    Tradisi sebelum masuk ke kantor polisi para penjahat berbaris di depan gedung selama beberapa jam. Mereka dijemur seperti ikan asin, lalu dilempari batu kerikil oleh para polisi dan warga yang melintas. Hal ini khusus bagi mereka yang tertangkap tangan melakukan kejahatan.Setelah tradisi selesai, mereka seperti hewan ternak digiring masuk ke kantor polisi. Sewaktu menjadi polisi Haikal selalu senang menendang pantat para penjahat ketika digiring masuk, sekarang dia tahu rasanya sol sepatu menghantam pantat."Masuk sana, dasar sampah masyarakat!" sentak polisi gendut."Berengsek, minta dihajar?" sentak Haikal."Haikal sabar, ingat kami penjahat," bisik Ramza."Tidak perlu kau ingatkan!" Benar-benar tidak nyaman ketika tali tambang melilit perut. "Tahu begini aku memakai kaos tebal. Sial."Mereka berhenti di depan pintu ruang pemeriksaan. Seorang polisi jangkung berwajah penuh jerawat menyetop mereka. "Kasus apa?""Narkotik," jaw

    Last Updated : 2021-06-20
  • King Wish   9. Revolusi

    Pertempuran terjadi di ruang Komandan. Ramza, Haikal dan empat pria bertudung berhasil menang melawan para polisi korup. Beberapa polisi baik bergabung dengan mereka. Para polisi baik ini melihat lambang kerajaan, sehingga mereka tidak terpengaruh oleh ujaran kebencian dari komandan.Walau ruang sekarang berada di kendali polisi baik, tetapi pertempuran tetap pecah di kantor polisi.Di sepanjang lorong para polisi saling baku hantam dan berusaha saling membunuh. Polisi manusia di Ibu kota sepertinya telah lama mengendus rencana 'revolusi' oleh kaum manutang sehingga satu teriakan revolusi saja membuat mereka langsung menyerang manutang. Sekarang semua menjadi rumit seperti benang kusut."Sial, kemana larinya komandan tadi?" tanya Haikal. Ia merapikan jas panjangnya yang kusut."Dia di luar." Ramza menunjuk ke arah taman samping, membuat Jiro dan beberapa polisi mendekati jendela hendak melihat ke sana."Tembak mereka, para pembunuh Komandan T

    Last Updated : 2021-06-26
  • King Wish   10. Tujuan Misteri

    Bola mata Ramza bergetar ketika melihat meriam di tembakan. Dia melindungi kepala dari hajaran bola meriam yang mendarat ke lantai atas. Suara ledakan terjadi dan asap tebal kembali menyelimuti. Setelah semua sedikit reda dia berusaha bangun menopang dinding pergi ke tempat yang aman."Haikal, di mana kamu?""Habisi semuanya!" teriak salah satu pasukan royal guard ketika masuk melalui lubang di dinding.Ramza terduduk lemas. Pertempuran terjadi antara para polisi melawan pasukan elit. Senjata para polisi mengalami kesulitan untuk menembus pakaian besi. Sementara para pasukan elit dengan mudah menghabisi mereka semua tanpa belas kasih."Ini, ada satu di sini!" teriak salah satu pasukan royal guard, di tengah kemelut hendak menusuk Ramza memakai pedang. Akan tetapi Ramza sigap mengangkat rapier menembus sela di antara pakaian besi dan helm besi. Senjatanya semakin dalam menusuk karena badan pria itu ambruk menimpa Ramza.

    Last Updated : 2021-07-05
  • King Wish   11. Tugas Penting

    Ramza dan Haikal kembali ke mansion Lionese.Mereka menanti kehadiran Hektor seperti murid nakal kena hukum, berdiri dengan satu kaki, kedua tangan melipat di depan dada menjewer telinga masing-masing.Mereka bisa saja kabur atau duduk, asal Olivia. Nyatanya tidak. Mereka takut dengan gadis galak itu duduk di belakang desk di dekat pintu, sibuk menulis sesuatu.Tawa kecil dari beberapa pegawai yang berdiri di depan desk membuat wajah Ramza memerah. Dia yakin sebentar lagi seluruh Reims akan menjadikan ini sebagai gosip."Nona, sampai kapan kami berdiri seperti ini?" keluh Haikal. Dari cara memandang Victoria dengan mata menyipit, Ramza tahu sahabatnya itu sangat kesal.

    Last Updated : 2021-10-13
  • King Wish   12. Festival Musim Gugur.

    Di tepi danau Marseille, asap api unggun raksasa memecah gelap langit bertabur bintang nan indah. Di bawahnya, muda-mudi berdansa saling berpegangan tangan mengelilingi api unggun, mengikuti irama tabuhan gendang dan suara suling yang meriah.Pesta festival musim gugur selalu dirayakan sederhana. Ini saat di mana para bangsawan dan rakyat, juga keluarga kerajaan berbaur. Acara tahunan ini juga diikuti oleh seluruh delegasi negara-negara di benua Europin, sebagai tanda penghormatan bagi kerajaan Frankia.Ditepi keramaian, Ramza sibuk membenahi bros mahal hitam berlambang mawar putih di dada kanan, yang menahan kain hitam bercorak bunga putih menutup bagian kanan badan.Sama seperti Haikal, dia mengenakan tunik katun lengan panjang putih, bercelana kain hitam panjang, me

    Last Updated : 2021-10-15
  • King Wish   13. Cinta Bersemi

    Gadis manutang catt, ras yang sama seperti Ramza. Rambutnya kuning cerah panjang di atas pundak. Begitu manis wajah tirusnya, lalu netra indah berkancing warna kuning kecoklatan terbungkus kantung mata lembut berbentuk almond juga menjadi daya tarik gadis itu, mata yang indah hingga membuat Ramza gagal mengontrol ucapan. Dia keceplosan berbicara, "Cantik sekali." Mendengar gumam lembut Ramza, Sang gadis tersenyum lembut, menyembunyikan bibir tipis berwarna merah muda alami. Dia menjawab dengan ramah. "Terima kasih." Rasa malu seketika menbuat Ramza mundur beberapa langkah. Dia membuang muka tertunduk sambil menggaruk belakang kepala, lalu membungkuk sambil berucap, "M-maaf tadi aku tidak sengaja menabrak, Nona."

    Last Updated : 2021-10-16
  • King Wish   14. Tantangan Berduel

    Ini pertama kali Haikal berkumpul dengan para borjuis. Entah apa yang mereka bahas, dia tak tahu, tapi dari segi penampilan dia boleh diadu.Dia meneguk wine kelas atas mengamati Perdana Menteri tengah mengobrol dengan para petinggi."Haikal," tegur Jiro, menghampiri dari samping. Dia takjub dengan penampilan pemuda itu. "Lihat dirimu, seperti seorang Baron."Sanjungan selalu diterima dengan baik. "Terima kasih Tuan Jiro.""Jangan pakai Tuan." Jiro memandang ke sekitar. "Mana manutang serigala itu?""Mengejar wanita." Haikal menaruh gelas wine ke loyang yang pelayan bawa. "Ada perlu apa mengundang kami ke mari?"

    Last Updated : 2021-10-19
  • King Wish   1. Raizen

    Pemuda Manutang menghindari dedaunan kering dalam gelap hutan, melangkah pelan sambil membungkuk. Hanya cahaya bulan dan bintang yang menjadi penuntun kaki. Dia berhenti di belakang semak, perlahan menarik keluar pedang tusuk rapier. Telinga serigalanya bergerak-gerak, mata tajam menyongsong ke tambang tembaga tua di depan. Manutang memiliki paras dan kulit manusia. Yang membedakan dengan manusia adalah kemampuan mereka. Sebagai Manutang jenis Catt, Ramza memiliki telinga serigala, pendengaran lebih tajam dari manusia. Dia juga bisa melihat lebih baik dalam gelap. Karena kemampuan ini dia dijadikan serdadu pengintai kepolisian Parisi. "Psst, bagaimana?" bisik Haikal, pemuda Manusia, melangkah membungkuk pindah ke sebelah Ramza.

    Last Updated : 2021-06-05

Latest chapter

  • King Wish   14. Tantangan Berduel

    Ini pertama kali Haikal berkumpul dengan para borjuis. Entah apa yang mereka bahas, dia tak tahu, tapi dari segi penampilan dia boleh diadu.Dia meneguk wine kelas atas mengamati Perdana Menteri tengah mengobrol dengan para petinggi."Haikal," tegur Jiro, menghampiri dari samping. Dia takjub dengan penampilan pemuda itu. "Lihat dirimu, seperti seorang Baron."Sanjungan selalu diterima dengan baik. "Terima kasih Tuan Jiro.""Jangan pakai Tuan." Jiro memandang ke sekitar. "Mana manutang serigala itu?""Mengejar wanita." Haikal menaruh gelas wine ke loyang yang pelayan bawa. "Ada perlu apa mengundang kami ke mari?"

  • King Wish   13. Cinta Bersemi

    Gadis manutang catt, ras yang sama seperti Ramza. Rambutnya kuning cerah panjang di atas pundak. Begitu manis wajah tirusnya, lalu netra indah berkancing warna kuning kecoklatan terbungkus kantung mata lembut berbentuk almond juga menjadi daya tarik gadis itu, mata yang indah hingga membuat Ramza gagal mengontrol ucapan. Dia keceplosan berbicara, "Cantik sekali." Mendengar gumam lembut Ramza, Sang gadis tersenyum lembut, menyembunyikan bibir tipis berwarna merah muda alami. Dia menjawab dengan ramah. "Terima kasih." Rasa malu seketika menbuat Ramza mundur beberapa langkah. Dia membuang muka tertunduk sambil menggaruk belakang kepala, lalu membungkuk sambil berucap, "M-maaf tadi aku tidak sengaja menabrak, Nona."

  • King Wish   12. Festival Musim Gugur.

    Di tepi danau Marseille, asap api unggun raksasa memecah gelap langit bertabur bintang nan indah. Di bawahnya, muda-mudi berdansa saling berpegangan tangan mengelilingi api unggun, mengikuti irama tabuhan gendang dan suara suling yang meriah.Pesta festival musim gugur selalu dirayakan sederhana. Ini saat di mana para bangsawan dan rakyat, juga keluarga kerajaan berbaur. Acara tahunan ini juga diikuti oleh seluruh delegasi negara-negara di benua Europin, sebagai tanda penghormatan bagi kerajaan Frankia.Ditepi keramaian, Ramza sibuk membenahi bros mahal hitam berlambang mawar putih di dada kanan, yang menahan kain hitam bercorak bunga putih menutup bagian kanan badan.Sama seperti Haikal, dia mengenakan tunik katun lengan panjang putih, bercelana kain hitam panjang, me

  • King Wish   11. Tugas Penting

    Ramza dan Haikal kembali ke mansion Lionese.Mereka menanti kehadiran Hektor seperti murid nakal kena hukum, berdiri dengan satu kaki, kedua tangan melipat di depan dada menjewer telinga masing-masing.Mereka bisa saja kabur atau duduk, asal Olivia. Nyatanya tidak. Mereka takut dengan gadis galak itu duduk di belakang desk di dekat pintu, sibuk menulis sesuatu.Tawa kecil dari beberapa pegawai yang berdiri di depan desk membuat wajah Ramza memerah. Dia yakin sebentar lagi seluruh Reims akan menjadikan ini sebagai gosip."Nona, sampai kapan kami berdiri seperti ini?" keluh Haikal. Dari cara memandang Victoria dengan mata menyipit, Ramza tahu sahabatnya itu sangat kesal.

  • King Wish   10. Tujuan Misteri

    Bola mata Ramza bergetar ketika melihat meriam di tembakan. Dia melindungi kepala dari hajaran bola meriam yang mendarat ke lantai atas. Suara ledakan terjadi dan asap tebal kembali menyelimuti. Setelah semua sedikit reda dia berusaha bangun menopang dinding pergi ke tempat yang aman."Haikal, di mana kamu?""Habisi semuanya!" teriak salah satu pasukan royal guard ketika masuk melalui lubang di dinding.Ramza terduduk lemas. Pertempuran terjadi antara para polisi melawan pasukan elit. Senjata para polisi mengalami kesulitan untuk menembus pakaian besi. Sementara para pasukan elit dengan mudah menghabisi mereka semua tanpa belas kasih."Ini, ada satu di sini!" teriak salah satu pasukan royal guard, di tengah kemelut hendak menusuk Ramza memakai pedang. Akan tetapi Ramza sigap mengangkat rapier menembus sela di antara pakaian besi dan helm besi. Senjatanya semakin dalam menusuk karena badan pria itu ambruk menimpa Ramza.

  • King Wish   9. Revolusi

    Pertempuran terjadi di ruang Komandan. Ramza, Haikal dan empat pria bertudung berhasil menang melawan para polisi korup. Beberapa polisi baik bergabung dengan mereka. Para polisi baik ini melihat lambang kerajaan, sehingga mereka tidak terpengaruh oleh ujaran kebencian dari komandan.Walau ruang sekarang berada di kendali polisi baik, tetapi pertempuran tetap pecah di kantor polisi.Di sepanjang lorong para polisi saling baku hantam dan berusaha saling membunuh. Polisi manusia di Ibu kota sepertinya telah lama mengendus rencana 'revolusi' oleh kaum manutang sehingga satu teriakan revolusi saja membuat mereka langsung menyerang manutang. Sekarang semua menjadi rumit seperti benang kusut."Sial, kemana larinya komandan tadi?" tanya Haikal. Ia merapikan jas panjangnya yang kusut."Dia di luar." Ramza menunjuk ke arah taman samping, membuat Jiro dan beberapa polisi mendekati jendela hendak melihat ke sana."Tembak mereka, para pembunuh Komandan T

  • King Wish   8. Pertempuran Korup

    Tradisi sebelum masuk ke kantor polisi para penjahat berbaris di depan gedung selama beberapa jam. Mereka dijemur seperti ikan asin, lalu dilempari batu kerikil oleh para polisi dan warga yang melintas. Hal ini khusus bagi mereka yang tertangkap tangan melakukan kejahatan.Setelah tradisi selesai, mereka seperti hewan ternak digiring masuk ke kantor polisi. Sewaktu menjadi polisi Haikal selalu senang menendang pantat para penjahat ketika digiring masuk, sekarang dia tahu rasanya sol sepatu menghantam pantat."Masuk sana, dasar sampah masyarakat!" sentak polisi gendut."Berengsek, minta dihajar?" sentak Haikal."Haikal sabar, ingat kami penjahat," bisik Ramza."Tidak perlu kau ingatkan!" Benar-benar tidak nyaman ketika tali tambang melilit perut. "Tahu begini aku memakai kaos tebal. Sial."Mereka berhenti di depan pintu ruang pemeriksaan. Seorang polisi jangkung berwajah penuh jerawat menyetop mereka. "Kasus apa?""Narkotik," jaw

  • King Wish   7. Raja Jacob

    Suara nyanyian burung begitu merdu di taman bunga yang ditumbuhi banyak bunga berkelopak putih. Cahaya matahari pagi menerpa patung seorang wanita bertelinga singa yang memegang tongkat berkepala bundar ke angkasai ujung taman. Seorang pemuda duduk di kursi batu sambil membaca buku. Jubah putih berornamen di bagian belakang menutup tunik bangsawan putih berkancing emas. Rambut panjangnya terurai ke belakang. Dia Jacob, Raja Frankia. Wajah tirus Jacob mendongak memandang lekat patung di depan. Patung Isabella Lionese, mendiang permaisuri yang sangat dia cintai. "Buku ini telah tamat. Bagaimana menurutmu sayang? Apa cerita novel kali ini bagus? Aku harap bagus. Penulis kesukaanmu, Iskariot, setelah mendengar kamu menyukai bukunya, dia segera membuat buku baru tentang dirimu, sayangku. Besok akan aku coba meminta kopian sebelum terbit dan akan kubacakan untukmu seperti biasa. Semoga kamu suka, ya." Pria tua melangkah mendekat. Jub

  • King Wish   6. Penjual Obat

    Ramza dan Haikal beruntung dipinjami kuda sehingga bisa melesat langsung menuju Marseile. Berjalan kaki mungkin butuh tiga hari, tapi dengan kuda dalam satu hari perjalanan mereka tiba ke tujuan.Keduanya menginap di penginapan luar kota demi menghemat pengeluaran. Hektor memberi uang cukup banyak, tapi Haikal bersikeras untuk menyewa satu kamar, demi menabung uang untuk judi esok sekembalinya ke Reims.Ramza membanting badan ke kasur. Seperti anak kecil kedua kaki dan tangan bergerak naik turun hingga seprei kasur kusut. "Kal, bagaimana cara berjualan narkoba?""Jualan ya di pasar," jawab Haikal, menutup pintu kamar."Jadi kita ke pasar?""Ya iya lah. Kata Paman Hektor barang itu di taruh di gang dekat pasar. Pasti beliau menyuruh kita berjualan di sana.""Yang benar?" Ramza duduk bersila kaki di kasur, memandang Haikal berganti baju. "Emang Paman menyuruh menjual di sana?"Haikal menggeleng . Dia duduk di tepi kasur di sebelah kasur

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status