Bima yang bosan menyendiri di mejanya pun memutuskan untuk bergabung dengan teman temannya yang sedang asik ngobrol di temani rokok yang tidak bisa lepas dari jari mereka."Kau gak istirahat?" tanya Riski saat Bima duduk di samping Albert yang asik berbincang dengan sosok wanita cantik dan manis."Belum ngantuk." jawab Bima menyulut rokoknya dengan santai."Istrimu?" tanya Riski."Nidurin anak, sekalian aku suruh istirahat duluan, kasihan." jawab Bima santai sambil menghisap rokoknya."Kapan kita ke bumi bim? adikku mau nikah cok." tanya Riski."Minggu depan lah ya, aku masih harus urus beberapa masalah di luar." jawab Bima."Adikmu yang mana ris?" tanya Julian."Asep! dia jadinya nikah sama Dea setelah nabung beberapa lama." jawab Riski."Baguslah dia gak minta sama kau." ucap Julian."Mau aku hajar apa! enak aja minta minta sama kakaknya!" ucap Riski kesal."Guild kita gimana kabarny
Keesokan harinya, pagi hari pukul 08.00 Bima di bangunkan oleh Jennifer yang sudah berpakaian rapi."Sayang, bangun, ayo temenin aku." ucap Jennifer mencoba membangunkan Bima dengan mengelus pipi Bima dengan lembut."hemm...5 menit..." jawab Bima menutup wajahnya dengan bantal."5 menit ya, awas kalau enggak bangun juga." ucap Jennifer lalu pergi untuk menemui Adel.Sedangkan Bima kembali terlelap, namun saat sedang mimpi indah tiba tiba sistem membangunkannya dengan alarm keras.[Dinggg....donggggg....bangunnnn...sudah lima menit.....]"Ck! ganggu aja sialan!" seru Bima kesal lalu beranjak pergi masuk ke kamar mandi.[Kau pemalas bos! sialan!]"Cerewet!" ucap Bima ketus.Selesai mandi Bima langsung bersiap siap untuk pergi menemani Jennifer entah kemana."Sayang! sudah be-..." ucap Jennifer langsung terdiam saat melihat Bima yang berpakaian rapi dan terlihat sangat tampan."Apa?" tany
Adrian terbang di antara kedua pihak dengan di temani Aron dan Amon. "Menyingkir atau aku akan membunuhmu." ucap Bima dingin dengan aura semakin kuat. "Kau tega membunuh ayahmu?!" tanya Adrian keras. "Kau! kau pikir aku tidak tega?!" teriak Bima lalu menyerang mereka semua dengan 10000% kekuatan. Woshhh... Booommmm.... Booommm... Adrian, Aron, dan Amon terpental jatuh ke bawah dengan luka berat dan kaget karena Bima yang sudah tidak pandang bulu lagi. Bima terus menyerang para petinggi pemerintahan, dia tidak segan lagi untuk membunuh mereka satu persatu dan meminum darahnya. Hingga tersisa Howard seorang diri, dia masih belum mengeluarkan kekuatannya karena masih memandang Bima sebagai anak asuhnya. "Kau yang terkuat, tapi kenapa kau tidak menghentikan pelecehan terhadap seorang wanita! hah!!!" teriak Bima penuh amarah.
Bima yang masih dalam posisi terluka parah pun memutuskan untuk tidur sebentar di bawah pohon."Bob, bangunkan aku jam 5 sore ya." ucap Bima.[Lukamu bos?]"Biarkan saja, kau juga harus istirahat." jawab Bima.[Baik bos]Akhirnya Bima pun terlelap, saking lelahnya Bima sampai ngorok dan ngiler. Pukul 17.00, Bima terbangun karena alarm dari sistem.Bima mengumpulkan nyawanya lalu beranjak pergi masuk ke Alam Surgawi. Dia tersenyum tipis melihat sistem yang sudah masuk ke wujud manusia sedang ikut berpesta bersama Kong dan lainnya."Bos! kau mau ikut pesta?!" tanya Kong."Beri aku sepiring saja, aku sedang tidak nafsu makan." jawab Bima duduk di bawah pohon."Baiklah!" jawab Kong.Sistem pun memberikan sepiring daging dan segelas es sirup lalu kembali ikut berpesta.'Sial! badanku jadi nyeri semua!' batin Bima kesal.Bima buru buru menyelesaikan makannya lalu berpamitan untuk pu
Keesokan harinya, Bima bangun pagi pagi buta untuk mengecek luka lukanya."Haihhh...mana bisa aku keluar kalau kek gini!" gumam Bima kesal.[Mau ke tempat Demian bos?]'Iya.' jawab Bima sembari mengganti perban.[Lumayan jauh bos, pakai portal pun juga susah kalau masih di alam Dewa. Lebih baik istirahat dulu saja, paling agak sore kau bisa berangkat]'Baiklahh..' jawab Bima pasrah."Hemph...bubuy...." panggil Jennifer yang terbangun karena mendengar suara kresek-kresek."Hem? kenapa?" tanya Bima menengok."Sakit buy..hiks..." rengek Jennifer manja."Bentar ih!" ucap Bima tetap fokus mengganti perban pada luka lukanya.Setelah semua beres, Bima pun beranjak menghampiri Jennifer yang duduk bersandar di kasur."Peyukkk..." rengek Jennifer sambil meregangkan tangannya."Udah tante tante masih manja!" ucap Bima kesal."Ihhh!" seru Jennifer kesal dan mengigit lengan Bima s
Di kamar, Bima hanya melamun di balkon kamar dengan rasa mual di perutnya. Hal ini membuat Bima tidak nafsu rokok ataupun minum, jadi Bima hanya duduk diam tidak melakukan apapun di balkon.Sampai sore harinya, lamunan Bima terbuyar karena sentuhan lembut Jennifer di pundaknya."Kamu sakit?" tanya Jennifer lembut."Hem? enggak kok hehe.." jawab Bima tersenyum canggung."Sudah makan?" tanya Jennifer."Belum, aku lagi gak nafsu makan." jawab Bima."Makan yuk, aku udah lebih enakan ini, laper juga." ajak Jennifer."Kamu udah mandi kah?" tanya Bima."Kamu bengong sampai gak denger suara air hihihi...udah ayo makan dulu." jawab Jennifer terkekeh geli."Aku anter aja ya, bener bener gak nafsu makan aku." ucap Bima."Iya, ayok." jawab Jennifer tersenyum manis.Keduanya pun keluar dari kamar menuju ruang makan, sesampainya di ruang makan, mereka di sambut oleh Julian yang juga baru bangun dari
Saat membuka mata, Bima melihat kalau dia sedang berada di kamar dengan di kelilingi oleh keluarga dan teman temannya."Bisa kalian keluar? aku ada pekerjaan penting." ucap Bima langsung duduk bersila dan menutup matanya."Cepat keluar!" ucap Fergie langsung berlari keluar tanpa memikirkan orang-orang di sekitarnya yang panik.Saat berada di luar kamar, mereka langsung memarahi Fergie dengan sangat kesal karena memikirkan dirinya sendiri."Dasar pak tua sialan!" gerutu Amon kesal."Hehehehe....aku sudah tua, jadi harus menyelamatkan dirku sendiri terlebih dahulu."Lalu kau membiarkan para generasi muda ini mati? begitu?! sialan!" ucap Aron kesal.Pletak..."Hey! jaga sopan santun mu pada sesepuh ini!" ucap Fergie kesal dan menjitak Aron."Ampun puh sepuh." ucap Aron langsung meminta maaf."Ya begitu!" ucap Fergie tersenyum senang.Di sisi lain, saat ini Bima sedang berada di ruang Hampa miliknya. Bima melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri kalau semua energi di dalam tubuhnya sal
Keesokan harinya, Bima bersama Albert pergi berdua ke dimensi tempat Yan tinggal dahulu. Bima membangun sebuah tugu peringatan kematian dari roh spiritual pendiri clan Nara.Setelah berdoa untuk mendiang Yan dan istrinya, Bima dan Albert pun istirahat di gubuk tua tempat Yan dan istrinya tinggal dahulu."Kau sudah pernah bertemu dengannya?" tanya Bima."Belum kak, memang kau sudah?" tanya Albert balik."Sudahlah, makanya aku buat tugu peringatan di dimensi ini." jawab Bima sambil menyulut rokoknya."Bagaimana sifatnya? aku mau tau." tanya Albert sangat penasaran."Dia seperti kakek tua biasanya, cuma auranya berbeda. Lebih pekat dan mengerikan, kalau kau pernah merasakan aura ayah ketika sedang marah besar di peperangan, persis seperti itu. Tapi di balik aura mengerikan itu, dia adalah kakek yang sangat baik dan penyayang." jawab Bima mulai bercerita."Dialah yang buat pikiranku terang, dia yang buat aku terus bersyukur apapun yang aku terima. Dia yang menyadarkan aku dari sifat rakus