Kota Houston, Texas, masa kini.Stefany baru saja selesai mandi karena hari ini dia bekerja shift siang hingga petang. Sudah dua hari berlalu semenjak Raja Edward Forester pulang ke negeri asalnya, Centurion Land. Dia sering memeriksa bejana porselen yang telah dibuat menjadi kembaran kuali cermin semesta oleh Master Oleander Newton. Stefany menaruh bejana porselen ajaib itu di samping tempat tidurnya.Tiba-tiba ada sinar keperakan yang memancar dari permukaan bejana porselen ajaib. Stefany pun segera berlari mendekatinya. Ada wajah kekasih yang amat dirindukannya di pantulan air. "Ohh ... Edu, aku sangat merindukanmu!" ucapnya dengan senyuman lebar. Sang raja tampan dari Centurion Land itu menulis kata-kata di sebuah perkamen lalu menunjukkan di sisi wajahnya ke arah kuali cermin semesta. 'Bagaimana kabarmu di sana, Darling?' Isi tulisan darinya.Stefany lekas-lekas mencari sebuah buku kosong lalu menulis dengan spidol hitam agar jelas, 'Aku baik-baik saja, tetapi rindu kamu, Edu!'
"Hiyaaa ... hiyaaa!" Suara para petinggi militer yang memimpin pasukan prajurit dari Hutan Timberwood menuju ke Istana Palazzo Vrindavan terdengar riuh di antara derap kaki kuda.Jenderal Maverick Oleron memantau dari teropongnya dan memutuskan untuk segera menemui Raja Derrick Karpac. Dia memasuki aula yang pagi jelang siang itu sedang menggelar pertunjukan belly dance untuk menghibur sang raja yang duduk di tahtanya."Paduka Raja Derrick, hamba melihat segerombolan prajurit mengendarai kuda mendekati istana. Sepertinya mereka ingin melakukan kudeta, apa yang harus kami lakukan?" tanya Jenderal Maverick Oleron dalam posisi berlutut di hadapan rajanya.Namun, Raja Derrick Karpac nampak santai saja tanpa ada jejak kepanikan dari raut wajahnya saat sang jenderal melirik ke arah singgasana. Pria bertubuh kekar dan tegap berbalut pakaian resmi seorang kepala negara itu terkekeh menyeramkan lalu berkata, "Tak perlu kuatir, persiapkan saja pasukan untuk menyambut mereka di pelataran istana.
Mantra dunia kegelapan yang dirapal oleh Raja Derrick Karpac membuat gentar seisi Istana Palazzo Vrindavan hingga pelayan laki-laki maupun perempuan lari tunggang langgang keluar dari dalam bangunan. Mereka melarikan diri hingga keluar dari gerbang istana menuju ke alun-alun kota Highmerciful yang nampak jauh lebih aman."Hentikan mantramu itu, Derrick. Kau akan melukai orang yang tak bersalah!" hardik Raja Edward Forester. Dia memanggil Alamus Eldoran lalu menyihirnya agar menjadi besar berpuluh kali lipat untuk ditunggangi dan bisa membantu menyerang musuhnya."Sembur dia dengan api, Alamus Eldoran!" titah sang raja yang segera dipatuhi oleh naga emasnya."WHOOSSS!" Api yang menyala-nyala dihembuskan oleh Alamus Eldoran ke wajah Raja Derrick Karpac hingga dia menjerit kesakitan."Atac de gheață care răcește oasele!" Raja Derick Karpac meneriakkan mantra Serangan Es Pembeku Tulang ke arah naga emas dan rajanya itu.Kristal es tebal mengungkung mereka berdua bagaikan balok es. Raja Ed
"Wahai rakyatku di Centurion Land!" Suara Raja Edward Forester membahana hingga radius puluhan mill jauhnya dari pelataran Istana Palazzo Vrindavan, "kita akan menata kembali kerajaan Centurion Land perlahan dari hari ke hari. Mulai besok pagi, kembalilah ke rumah kalian masing-masing. Tak perlu bersembunyi lagi dari prajurit maupun penyihir jahat. Semua telah kembali di bawah pemerintahanku, Raja Edward Forester!" Para pengungsi yang ada di gua-gua Hutan Timberwood dan juga di lembah tempat persembunyian mendengar dengan jelas suara raja mereka tercinta. Mereka yakin bahwa kegelapan yang menyelimuti kerajaan telah sirna. Pemerintahan tiran dan kejam dari Raja Derrick Karpac berakhir setelah pertarungan yang sengit dan menyebabkan gempa bumi serta badai topan.Seusai memberikan pengumuman penting tadi, Raja Edward memerintahkan kepada para ksatria agar beristirahat di istana. Besok mereka semua memiliki tugas yang akan membuat sibuk sepanjang hari terutama di ibu kota.Raja Edward Fo
"Hal terpenting dari persiapan misi penyelaman ke palung Samudera Atlantis adalah mengumpulkan Red Gills Flower sebanyak mungkin. Masing-masing ksatria yang ikut perjalanan ke dasar laut itu harus memakan bunga merah itu sebanyak tiga kali dalam sehari untuk menjaga sihir bentukan insang di tulang rusuk mereka tetap utuh dan tidak menutup menjadi kulit manusia normal. Tentang makanan selama menyelam, kalian akan sama seperti ikan pada umumnya, memakan ikan kecil atau plankton untuk bertahan hidup. Jemari kaki dan tangan kalian yang memakan Red Gills Flower akan berselaput seperti sirip ikan. Kabar baiknya adalah tak ada hal lain yang perlu dipersiapkan selain bunga merah ajaib itu dan senjata masing-masing untuk menyelam ke tempat tujuan di mana Tiram Mutiara Keabadian berada!" tutur The Highpriest panjang lebar hingga Raja Edward paham segalanya terkait misi itu."Aku akan menjelaskan kepada para ksatria yang kuajak turut serta dalam misi besok pagi. Oya. apakah Red Gills Flower ini
Kelima pria dewasa bertubuh kokoh dari Centurion Land itu memanjat dinding bebatuan alami Air Terjun Karamica. Sedangkan, The Highpriest berjaga di tepi aliran sungai yang menampung curahan deras air dari ketinggian 30 meter dari permukaan air yang berarus deras tersebut.Raja Edward Forester teringat akan kekasihnya yang menunggunya di masa depan. Beberapa jam menjelang pagi tadi, mereka sempat terhubung melalui Kuali Cermin Semesta yang diambil oleh The Highpriest bersama dua ksatria lainnya dari Kepplin Island. Rasa rindu itu tak tertahankan dan masih bergelanyut sulit terlepas dari hati sang raja. Ada banyak urusan yang harus dilakukan olehnya hingga beberapa harus tertangguhkan seperti menawar harga Kuali Cermin Semesta dari raja Ogre. Dia tak ingin dianggap sebagai pencuri benda keramat bangsa raksasa tersebut. Harus ada pembicaraan baik-baik agar ada solusi bagi kepemilikan benda ajaib yang sangat berguna baginya saat ini. Stefany nampak dari pantulan permukaan air kuali ajai
Seisi penghuni Lembah Lilyweed yang telah menyaksikan kehebatan Raja Edward Forester dan The Highpriest tidak berani mengganggu rombongan para ksatria dari Centurion Land ketika mereka melintasi hutan untuk keluar dari tempat angker itu."Alamus Eldoran datanglah!" panggil sang raja. Dan kemudian naga bersisik emas melesat turun dari angkasa ke hadapannya."Hamba siap melayani Anda, Your Majesty!" jawab Alamus Eldoran.Ksatria yang lain juga memanggil naga tunggangan mereka untuk kembali ke istana di Centurion Land. Hari telah turun petang dan langit menjadi gelap sejuk diterangi bintang-bintang bersama rembulan purnama."Malam ini kita beristirahat terlebih dahulu, Teman-teman. Besok pagi akan menjadi awal perjalanan yang berat menuju palung ribuan meter di bawah air. Terima kasih atas kesediaan kalian membantuku baik tadi maupun besok hari-hari ke depan!" tutur sang raja di atas punggung naga emasnya. "Semoga perjalanan kalian berhasil, tetap waspada ketika menyelam!" pesan The Hig
Setelah beristirahat beberapa jam, rombongan para ksatria dan Raja Edward Forester mulai melanjutkan penyelaman menuju ke dasar palung Samudera Atlantis. Dalam perjalanan itu mereka berpapasan dengan puteri duyung cantik yang memberi isyarat agar berhati-hati jika ingin menyelam lebih dalam lagi.Raja Edward pun memberi ucapan terima kasih dengan mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada. Dia kembali berenang bersama keempat ksatria muda yang penuh tekad itu. Tiba-tiba serangan tinta hitam yang pekat membutakan pandangan mereka, tak hanya itu saja tentakel panjang terulur melilit mereka. Tanpa pikir panjang karena panik Lord Taron Filbert menghunus pedang saktinya dan menebas tentakel yang menjerat dirinya. Kemudian dia juga menolong rekan-rekan lainnya. Sedangkan, Raja Edward membaca mantra pelumpuh ke Giant Octopus yang melilitnya juga.Semua lega karena bisa terbebas dari serangan dadakan yang entah berbahaya atau tidak. Namun, mereka tak ingin ambil risiko tanpa perlawana