“Hhh...hhhh...!” Harpi kesulitan bernapas.
“Kau kenapa Harpi?” Rhara tersadar dan mencoba menolong temannya.
Harpi memegangi lehernya. Ia masih kesulitan menghirup oksigen. Rhara bingung menatap Harpi yang mirip ikan kehabisan air. Mendengar kegaduhan di belakangnya, Kinara menjadi terusik. Ia kaget melihat Harpi berjuang keras untuk bernapas. Lalu Kinara berlari, mendudukkan Harpi, memegang pundak kirinya, dan menekan tulang belakangnya ke depan.
“Hah...hah...hah...,” Harpi mulai bernapas pelan-pelan.
“Ya ampun. Aku ketakutan setengah mati,” kata Rhara.
“Yang kulakukan hanya pertolongan sementara. Mungkin Harpi pobia tempat sempit,” Kinara mencoba menebak.
“Lalu kita harus bagaimana?” tanya Rhara.
“Teka-teki pintu harus segera dipecahkan!” suara Kinara mirip detektif di serial tv
Jebakan baru saja mengenai Kinara dan kawan-kawannya. Kali ini penyebabnya adalah keteledoran Rhara. Untungnya Kinara baik-baik saja tanpa ada luka sedikitpun. Ia berhasil lolos dari anak panah yang datang dari segala penjuru. Lalu ia mengecek keadaan Rhara. Mukanya kelihatan pucat karena shock. Tangan dan kakinya gemetaran. Salah satu telingga panjangnya berdiri dan sedikit berlubang di bagian tepi akibat terkena panah. Beberapa tetes darah segar menetes ke badannya. Kinara mendapati Harpi merintih kesakitan. Celaka, dua buah anak panah mengenai betis kaki kanan Harpi. Ia memegangi kakinya sambil menangis. Kucuran darah membuat keadaan harpi memprihatinkan. Kinara berlari kearahnya dan segera mencabutnya. Jeritan Harpi bergema di sepanjang lorong labirin.“Maafkan aku. Semua ini salahku. Aku tidak menyangka akan ada serangan mendadak akibat kebodohanku.” Rhara hampir menangis memandangi gad
Suasana menjadi sangat berisik akibat percikan api yang semakin banyak. Rhara tampak bergairah untuk menakhlukkan mayat hidup yang selama menjadi mimpi buruk baginya. Tidak pernah ia sangka akan bertemu langsung dengan vampir sungguhan dan melawan mereka dalam jarak dekat.“Apa yang sebaiknya kulakukan?” Kinara sudah terbang tepat di atas teman-temannya.“Tanyakan kepada Harpi. Aku tidak paham apa-apa tanpa arahan darinya.” Rhara masih tersenyum puas melempari mayat hidup yang sudah kuwalahan menghadapi sinar cahaya. Kini Kinara berada didekat Harpi. Gadis burung itu tetap pada posisinya semula agar vampir-vampir tidak tenang.“Kau! Bagus sekali. Sekarang waktunya menidurkan mereka. Cepat tempelkan tulisan mantra yang telah kubuat dari potongan kulit kayu ke muka para vampir!” perintah Harpi.“Tempel pada muka sebelah mana?” Kinara per
Udara bebas di alam terbuka benar-benar menyegarkan. Meski langit di Falseland tidak terlihat biru, tetapi warna putih dan hijau yang diselingi kuning tetap membuat hati tampak nyaman. Rumput setinggi mata kaki yang menghijau sejauh mata memandang tumbuh subur di antara bunga-bunga kecil seputih kapas. Wanginya semerbak menyerupai parfum merk terkenal yang harganya selangit. Sekitar padang rumput ditumbuhan pepohonan rindang dengan aneka buah-buahan segar.Kinara menghirup napas dalam-dalam dan menikmati kebebasannya. Bisa keluar hidup-hidup dari labirin maut sungguh sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Anggota tubuhnya masih lengkap. Kedua temannya baik-baik saja dan sedang melakukan hal yang sama.Kinara masih mengingat saat labirin yang besar dan luas tertutup secara mendadak membuat siapa saja yang berada di dalamnya merasa seperti terkurung di dalam penjara. Meskipun tanpa sel-sel dari jeruji besi, tetap saja blokade dari pohon bambu yang membentuk pola rumit d
“Suit.” Rhara bersiul keras membuat kedua temannya menghadap ke arahnya.“Helo! Jangan membuat gaduh suasana perpustakaan yang damai,” Kinara tampak marah.“Lihatlah apa yang berhasil kutemukan! Segeralah turun dan cari kebutuhan paling penting. Jangan asal-asalan mengambil buku. Aku yakin Kinara berasa menemukan surga ilmu. Namun, kita harus paham bahwa ini anugerah sekaligus cobaan. Jangan terlena dengan buku-buku menarik yang tersedia di sini. Tujuan Ganesha memberi Kinara kunci perpustakaan adalah untuk mendapatkan petunjuk tentang misinya.” Rhara berjalan santai. Harpi dan Kinara terang menuju tempat Rhara. Sesampainya di sana, mereka secara bergantian melihat katalog.“Tebal sekali katalognya. Pentingkah aku memaca tentang kamus Falseland?” tanya Kinara.“Memangnya ada berapa halaman?” sebenarnya Rhara juga ingin tahu
Lantai dua puluh berisi buku-buku besar yang penuh gambar. Harpi berada tepat di tengah-tengah untuk mengambil buku yang ia cari. Perasaannya mendorong kuat agar dirinya segera membaca buku bercover warna peach.WhitelandBeradaptasi di Falseland bukan perkara mudah, bukan? Entah, apa yang membuatmu terdampar di tempat terkutuk seperti ini. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Biasanya perbuatan ceroboh sekaligus bodoh yang membawamu singgah di sini, tapi ada beberapa kasus pengecualian. Beberapa di antaranya yang menjelma sebagai kaum minorotas adalah kehadiran akibat cinta. Kasus ini begitu sulit untuk ditangani karena pelaku dengan suka rela atas kekuatan yang dimilikinya datang ke dunia bawah. Padahal makhluk terkutuk lainnya berusaha mati-matian keluar dari ilusi mematikan dan berbahaya yang diciptakan oleh atmosfer kegelapan.Awalnya memang sulit. Vegetasi alam dan terutama menjadi makhluk jelmaan setengah manusia setengah hewan tentu bukan hal men
Tujuan utama Harpi sekarang adalah menggeser kedudukan Kinari dari hati Kinara. Ia bertekad melawan takdir. Selama Kinari belum ditemukan, rencananya bisa dijalankan dengan lembut dan hati-hati. Ia membutuhkan situasi yang mendukung agar targetnya lebih perhatian dari pada sebelumnya. Mungkin waktu yang tersisa sangat terbatas mengingat misi Kinara sudah hampir selesai. Seperti kata Ganesha, setelah melewati gunung es, maka mereka memasuki labirin maut. Selanjutnya, Kinara hanya perlu mencari petunjuk terakhir di dalam perpustakaan ini. Rhara adalah batu sandungan terbesar yang nyata. Harpi tahu bahwa posisi Rhara adalah sebagai pelindung bagi Kinara untuk tetap konsisten dalan menjalankan misi. Selain itu, Rhara juga sebagai pengingat bahwa pasangan penari burung harus segera dipertemukan. Maka, rencana Harpi harus dilakukan tanpa menimbulkan kecurigaan. Misi rahasia untuk menghapus Kinari akan terwujud denga
“Apa sih yang sedang kita cari? Kenapa masih belum ditemukan juga?” Harpi menggerutu sambil memasang muka cemberut.“Buku yang sangat spesial dan menentukan masa depan Kinara,” jawab Rhara. Harpi hilang fokus mendengar jawaban temannya. Ia tidak memperhatikan senderan kayu di sampingnya yang sudah rapuh. Lalu terdengar suara kayu patah agak keras. Akibatnya senderan roboh bersama badan Harpi. Untung saja Kinara sigap dan menangkap Harpi dalam pelukannya. Mereka saling memangdang satu sama lain lumayan lama. Kinara mendekatkan wajahnya ke arah Harpi. Deg! Jantung Harpi serasa berhenti berdetak. Akankah Kinara melakukan sesuatu yang membuatnya semakin cinta? Terasa angin kecil meniup matanya. Ternyata Kinara hanya meniup alis Harpi untuk menghilangkan debu yang menempel agar tidak masuk ke dalam mata.
Waktu bergulir cepat. Kinara sudah hampir hafal semua gerakan tari kesetiaan. Rhara masih terpekur membaca buku yang tidak diketahui judulnya oleh orang lain.“Apakah kau sudah hafal bagian terakhirnya?” tanya Kinara kepada Harpi.“Se... dikit,” Harpi kehilangan kendali.“Mengapa kau begitu canggung bicara padaku?” Kinara mendekatkan badannya. Harpi mundur dua langkah. Ia tidak bisa menguasai diri. Gejolak cintanya tumbuh lebih besar. Ia ingin terbang sembari berpelukan dan bersandar pada dada Kinara yang lapang. Tidak bisakah dirinya yang melakukan tarian kesetiaan di bawah pohon kalpataru bersama Kinara? Toh sama saja ia dan Kinari adalah gadis burung.“Kinara, apakah kalian sudah selesai?” Rhara mulai merapikan buku-buku dan bersiap meninggalkan perpustakaan.“Apa yang baru saja kau baca?” Kinara sudah duduk di sa