Share

BAB XXIV Teka-Teki

“Hhh...hhhh...!” Harpi kesulitan bernapas.

“Kau kenapa Harpi?” Rhara  tersadar dan mencoba menolong temannya.

            Harpi memegangi lehernya. Ia masih kesulitan menghirup oksigen. Rhara bingung menatap Harpi yang mirip ikan kehabisan air. Mendengar kegaduhan di belakangnya, Kinara menjadi terusik. Ia kaget melihat Harpi berjuang keras untuk bernapas. Lalu Kinara berlari, mendudukkan Harpi, memegang pundak kirinya, dan menekan tulang belakangnya ke depan.

“Hah...hah...hah...,” Harpi mulai bernapas pelan-pelan.

“Ya ampun. Aku ketakutan setengah mati,” kata Rhara.

“Yang kulakukan hanya pertolongan sementara. Mungkin Harpi pobia tempat sempit,” Kinara mencoba menebak.

“Lalu kita harus bagaimana?” tanya Rhara.

“Teka-teki pintu harus segera dipecahkan!” suara Kinara mirip detektif di serial tv

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status