Secara serentak, Elena Zhang dan Thomas Xu menoleh ke arah sumber suara. Mata keduanya menagkap sosok mengerikan Rayyan Wang sedang berdiri tegap.Mata gelap Rayyan Wang terlihat sangat dalam seolah lautan tanpa dasar. Raut wajahnya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Dia terlihat lebih mengerikan dibandingkan dengan serigala sedang kelaparan. Tangannya terkepal sampai kuku jemarinya tidak sadar menusuk telapak tangannya hingga memunculkan bekas sangat nyata. Kalaulah dia kucing hutan, maka kukunya tersebut sudah tertancap sampai ke dasar tulang telapak tangannya."Tuan Xu, kau harus menjawab pertanyaanya, bukan?" Pandangan mata Elena Zhang beralih ke arah Thomas Xu.Dipandang oleh Elena Zhang membuat Thomas Xu linglung. Dia lantas menundukkan kepalanya dalam-dalam. Dia bergeming, sama sekali tidak berniat menjawab perkataan Elena Zhang.Elena Zhang suka kegaduhan ini. Dia harus membuat Rayyan Wang marah dan kesal sendiri karena pertanyaannya barusan."Sudahlah, aku yang wakilkan
Dengan cepat, semua orang telah berkumpul membentuk lingkaran mengelilingi keempat orang di depan meja bartender.Ada banyak cibiran tentang kejadian kali ini. Mereka mencemooh Elena Zhang telah berani merebut pria dari Melinda Ye.Tatapan kebencian terarah ke arahnya sampai-sampai secara tidak sadar membuat Elena Zhang merinding ngeri."Rayyan .... bagaimana bisa kau menyuruhku meminta maaf kepadanya?" Melinda Ye mulai mengeluarkan kemampuan aktingnya. Dia menundukkan kepalanya terlihat sangat menyedihkan. Apalagi perlahan ada butiran air mata jatuh di atas pipinya."Dia telah merebutmu dariku. Apa aku harus diam saja?" lanjutnya terisak-isak.Perkataan Melinda Ye menyita perhatian banyak wanita. Mereka ingin membantunya, tapi tidak berani karena pria itu adalah Rayyan Wang. Jika, pria tersebut bukan Rayyan Wang, mereka sudah pasti membantu Melinda Ye untuk memukuli Elena Zhang sampai puas."Kita sudah putus! Apa yang membuatmu memiliki kualifikasi untuk mengatur kehidupanku?"Rayyan
Semua orang membubarkan diri setelah Melinda Ye dibawa ke kantor polisi. Thomas Xu menghampiri Elena Zhang. "Apa kau baik-baik saja?" Nada kekhawatiran mendominasi setiap perkataannya."Ya, aku baik-baik saja." Elena Zhang menatap ke sembarang arah. Saat ini dia merasa linglung. Antara raga dan jiwanya seperti terpisah sangat jauh. Terlihat dari tatapan matanya yang kosong."Elena, sebaiknya kita pulang. Maaf, kami harus pergi." Leony Fu berpamitan dengan Thomas Xu, kemudian menarik Elena Zhang keluar.Rayyan Wang mengejar Elena Zhang. Sambil berjalan dia berkata, "Biarkan aku yang mengantarmu pulang. Kita tinggal di apartemen yang sama.""Tidak perlu! Kau urus masalahmu sendiri!" tolak Elena Zhang acuh. Sampai di dalam mobil Leony Fu bertanya, "Apa kau yakin bahwa kau baik-baik saja saat ini?"Elena Zhang menganggukkan kepalanya dengan tatapan kosong. Tidak tahu saat mengetahui Rayyan Wang telah disetujui hubungannya oleh ibunya, dia merasa sedih luar biasa.Elena Zhang menarik nap
Rayyan Wang telah menyewa seseorang untuk mengetahui bunganya diterima oleh Elena Zhang, atau tidak. Rayyan Wang sangat bersemangat tidak sabar ingin mengetahui kabar dari orang tersebut.Waktu telah berlalu beberapa jam dari dia menyuruh pihak toko bunga mengirim bunga ke kantor Elena Zhang. Dia terus menatap ponselnya menunggu seseorang mengirimkan hasil laporan kepadanya.Tiba saatnya, hal yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sepersekian detik, mata Rayyan Wang membelalak tajam begitu melihat foto yang dikirim ke ponselnya beberapa detik yang lalu. Dia sangat marah saat tahu semua bunganya berharga puluhan dolar telah dibuaang ke dalam tong sampah perusahaan EZ Cosmetics.Bukankah semua wanita menyukai bunga mawar? tanya Rayyan Wang berperang batin dengan dirinya sendiri.Sesaat, hatinya merasa tercabik-cabik oleh sayatan sembilu; perih dan pedih yang tak terlukiskan.Baiklah, mungkin wanita seperti Elena Zhang adalah pengecualian. Dia tidak menyukai sesuatu seperti ini. Dia lebih men
Rena Zheng menghela napas panjang. Dia sangat menyayangkan kalau makanan tersebut harus dibuang. Banyak di luaran sana orang-orang memakan makanan dari tempat sampah hanya untuk bertahan hidup. Hidup orang kaya memang sangat mengagumkan; makanan berharga puluhan dolar bisa dibuang begitu saja seolah membuang tisu bekas ke dalam tong sampah. Hati Rena Zheng terasa dicengkeram dibuatnya. Semua itu dikarenakan kehidupan keluarganya sangat sulit pada masa dulu, hanya untuk makan saja, ibu dan ayahnya harus bekerja siang dan malam. Kehidupan mereka baru berubah membaik setelah kakak tertuanya mendapatkan pekerjaan 10 tahun ke belakang ditambah dirinya bekerja di perusahaan EZ Cosmetics setelah melewati proses sangat panjang dan melelahkan.Kepalanya dipenuhi oleh pernyataan Elena Zhang sebelumnya, dia diizinkan melakukan apa saja untuk menangani kotak makan siang tersebut. Bersamaan itu, perut Rena Zheng berbunyi sangat nyaring meminta untuk segera diisi. Matanya berkilauan terpikirkan
Jika, Rena Zheng mendapatkan durian runtuh, maka Edgar Lu mendapatkan getah kemarahan Rayyan Wang. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Edgar Lu melayangkan sumpah serapah untuk Rayyan Wang. Bisa-bisa dia mati muda menghadapi perangai gila Rayyan Wang. Seandainya ada persatuan asisten untuk memerangi kejahatan bos mereka, dia akan ikut dan berdiri di barisan paling depan dalam anggota tersebut. Mencabik-cabik kepala Rayyan Wang adalah keinginan terbesar dalam hidupnya selama ini. Kapan dia bisa melakukannya?Sayangnya, asisten seperti dirinya hanya berani mengeluh di belakang saja. Di depan Rayyan Wang mana berani melakukan hal tersebut.Pekerjaannya sekarang memiliki gaji sangat tinggi. Banyak orang-orang berebut mendapatkan pekerjaan dirinya meskipun setiap hari dimarahi oleh Rayyan Wang. Terutama wanita, mereka tidak masalah dimarahi oleh Rayyan Wang asal bisa bekerja di sampingnya.Akan tetapi, Rayyan Wang tidak suka mempekerjakan wanita di sampingnya meskipun dikenal sanga
"Ayah, apa aku ini masih anakmu?" Melinda Ye mengeluhkan sikap Ayahnya. "Mengapa Ayah begitu tega mengurungku selama sebulan? Aku memiliki pekerjaan penting setiap hari. Karierku akan hancur bila Ayah mengurungku di rumah.""Jangan membantahku. Aku tahu semua pekerjaanmu di luaran sana."Tuan Ye mengetahui seluruh kegiatan putrinya di luaran sana. Daripada bekerja, Melinda Ye lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain dan menghabiskan uang berbelanja hal yang tidak diperlukan. Saat ini keluarga Ye tidak kekurangan uang, namun bila tidak digunakan dengan bijak, bukan tidak mungkin mereka akan segera bangkrut dengan gaya hidup berfoya-foya Melinda Ye.Tuan Ye sedang mencegah hal tersebut agar tidak menimpa keluarganya, yang sudah susah payah bekerja siang dan malam demi bisa menyetarakan kelas sosial dengan kelas atas di negara Bei, terutama ibu kota Tian."Tapi, Ayah ...." Melinda Ye tidak bisa melanjutkan perkataannya saat melihat tatapan mematikan dari bola mata Tuan Ye. Dia m
Pak!Tamparan tangan Rayyan Wang di atas meja membuat semua orang terkesiap.Detik berikutnya, Rayyan Wang kembali melayangkan tatapan mengintimidasi kepada semua orang di ruangan tersebut.Apa mereka tidak mengerti dengan maksud perkataannya?Mereka semua sudah tuli, ya? Sampai-sampai tidak ada yang menjawab pertanyaannya.Kembali, semua orang menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tubuh mereka bergemetar hebat seolah ruangan itu diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 8 SR.Daripada diberi pertanyaan seperti itu mereka lebih baik dicecar dengan pertanyaan seputar target yang tidak tercapai. Mereka bisa menjawabnya menggunakan analisis data berdasarkan fakta di lapangan. Pertanyaan ambigu seperti itu siapa yang bisa menjawabnya? Terlebih apakah pertanyaan itu nyata, atau sebuah ujian dari Rayyan Wang untuk mengetes kinerja mereka.Suasana di ruangan saat ini lebih mengerikan saat rapat akhir tahun. Karena tidak ada yang mau menjawab, seseorangeorang memberanikan diri untuk memberikan mas
"Aku Tahu!" Rayyan Wang menjawab santai."Kenapa sudah tahu, kau masih berulah seperti ini. Apa kau sengaja mau membunuhku secara perlahan, Rayyan Wang?""Aku akan mengembalikan uang yang Ayah pinjam kepada keluarga mereka.""Apa katamu?" Ramon Wang tertawa menggelegar mengejek Rayyan Wang. "Rayyan Wang, apa kepalamu ada tersandung batu? Dari mana datangnya keberanianmu ini, hah?" Ramon Wang dibuat marah oleh jawaban lancang Rayyan Wang.Rayyan Wang menatap ayahnya sangat lekat percaya diri atas perkataannya sebelumnya. Tidak ada sedikitpun rona wajahnya yang menggambarkan bahwa perkataannya sebelumnya adalah omong kosong belaka."Rayyan Wang, apa kau lupa, selama ini kau hanya bisa hura-hura. Kau mendirikan bisnismu juga dari siapa uangnya? Kalau tidak aku yang mendukungmu, bisnismu sudah lama gulung tikar. Anak manja sepertimu mana bisa menjalankan bisnis, sok berlagak ingin mengembalikan uang yang aku pinjam."Ramon Wang membungkuk, kemudian memegang wajah Rayyan Wang, menepuk-nepu
Elena Zhang memijat keningnya seusai melihat konferensi pers Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang itu sangat suka mengacaukan kehidupannya?"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Leony Fu kesal terhadap perilaku Rayyan Wang."Biarkan saja seperti itu. Anggap kita mendapatkan bantuan darinya sehingga nama Thomas Xu tidak tercemar." Elena Zhang terlihat sangat tenang seolah-olah berita tersebut tidak ada kaitan denganya. Namun hal itu hanya dipermukaan saja, sejujurnya dia sangat kesal dengan Rayyan Wang selalu ikut campur terhadap masalahnya."Bagaimana kau bisa begitu santai seperti ini? Seharusnya kau melakukan perhitungan kepada pria brengsek seperti itu! Kalau kau tidak mau, biar aku saja." Kata Leony Fu berapi-api dengan tangan terkepal, meremasnya berulang kali seolah-olah sedang menghancurkan Rayyan Wang di dalam genggamannya."Jangan mencari masalah. Patuhlah dan menjadi anak baik. Masalah aku dengannya, aku bisa menyelesaikannya sendiri.""Sebenarnya kau itu masih menganggap aku ini
Huh!Elena Zhang menghela napas panjang. Mengetahui temannya belum bisa menerima keputusannya, dia harus memebri pernyataan tegas, "Bukankah hanya pura-pura saja? Apa permasalahannya? Ayo kita pergi." Elena Zhang berdiri, kemudian berpamitan kepada Nathan Liu. "Manajer Liu, aku ada pekerjaan penting. Thomas Xu maaf sudah merepotkanmu atas skandal ini."Elena Zhang dan Leony Fu pergi. Sejak kepergian Elena Zhang, Thomas Xu kembali tidak bersemangat. "Ada apa denganmu?" Nathan Liu menegur Thomas Xu ketika melihatnya terus menghela napas tanpa henti seolah-olah bebean berat sedang menimpanya. "Bukankah permasalahanmu sudah diselesaikan. Apa masalahnya, sehingga wajahmu terlihat tidak enak dipandang seperti itu?" tanya Nathan Liu.Nathan Liu berpikir sejenak, kemudian membulatkan matanya berkata, "Apa kau menyukai Nona Zhang?" Nathan Liu mengungkapkan rasa penasarannya.Thomas Xu melotot tajam, "Ayo pergi! Bukan urusanmu kalau aku menyukainya ataupun tidak."Huh! Nathan Liu mengeluh da
Sebelum menjawab pertanyaan Elena Zhang, Nathan Liu berdehem dua kali dengan kepalan tangan menutupi mulutnya. Sejujurnya, Nathan Liu juga dalam delima harus memilih yang mana dari kedua pilihan tersebut. Kedua pilihan tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Nona Zhang, aku akan mengatakannya secara jujur saja. Jika memilih pilihan pertama, penggemar Thomas Xu pasti tidak serta-merta akan menerima. Apalagi sudah ada penggemar menyaksikan secara langsung bahwa kalian berdua berada di dalam bioskop duduk bersebelahan. Tidak mungkin seorang bos duduk bersebelahan dengan bawahannya secara sembunyi-sembunyi seperti itu. Terlebih, ada foto kalian memasuki pusat perbelanjaan. Sudut pengambilan gambar terlihat kalian sedang berkencan secara sembunyi-sembunyi. Maksudku, memilih pilihan ini lebih banyak negatifnya. Para penggemar pasti akan menyudutkan Thomas Xu sebagai simpananmu. Mereka akan menganggap bahwa kerjasama tersebut hanyalah pengalihan isu. Kita memang tidak
Ketika sampai di restoran, Thomas Xu dan Nathan Liu, manajernya sudah menunggu di ruang pribadi.Thomas Xu menggunakan kaca mata hitam menutupi matanya yang menawan. Juga, jaket denim membuat penampilannya terlihat lebih muda beberapa tahun; dia seperti itu terlihat semakin menawan membuat hati Leony Fu berdebar kencang. Leony Fu, ingatlah idola hanya akan menjadi idola! Leony Fu memproteksi dirinya sendiri dengan mengingatkannya tentang kehidupan nyata. Begitu tahu Elena Zhang dan Leony Fu datang, Thomas Xu melepaskan kacamata hitamnya merubah posisi duduknya menjadi sopan, dari posisi duduknya yang sebelumnya.Nathan Liu lebih dulu membuka pembicaraan menyambut kehadiran Elena Zhang. Dia mengulurkan tangannya berkata, "Nona Zhang, maaf merepotkan Anda atas kejadian tadi malam."Elena Zhang membuka maskernya menymbut uluran tangan Nathan Liu. "Bukan apa-apa. Manajer Liu tidak perlu begitu sungkan. Adanya berita tersebut karena aku juga."Elena Zhang tidak memamerkan kekuasaan yang
Setelah panggilan berakhir. Elena Zhang kembali ke kenyataan. Dia harus menghadapi masalah kali ini secepat mungkin. Dia tidak boleh mencoreng karier Thomas Xu, yang akan memengaruhi peluncuran produk EZ Cosmetics.Elena Zhang memutuskan mengakhiri pencarian tentang berita itu, kemudian menghubungi Leony Fu untuk melakukan langkah-langkah terhadap berita tersebut.Leony Fu tidak bisa tidur tadi malam. Dia baru bisa tidur dini hari. Ditelepon oleh Elena Zhang membangunkan dirinya dari tidur nyenyaknya.Akibat kurang tidur suaranya sedikit serak. "Bisakah kau tidak mengangguku, aku tidak tidur karenamu, oke." Leony Fu tidak menutupi kemarahannya yang diakibatkan oleh berita kencan antara Elena Zhang dan Thomas Xu, idolanya sendiri."Kalau kau menanyakan berita itu, aku belum melakukan apa-apa. Aku harus butuh konfirmasi darimu sebelum melakukan tindakan. Aku tidak ingin menjadi orang yang disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan. Lebih baik kau pikirkan bagaimana menangani masalah ini
Rayyan Wang membiarkan Elena Zhang pergi. Dia tidak mengikutinya untuk menjaga agar Elena Zhang tidak semakin kesal kepadanya. Elena Zhang cukup lelah hari ini. Dia langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Elena Zhang butuh menyegarkan diri. Dia mandi air hangat di dalam bathtub dengan rangkaian produk mandi favoritnya. Selesai mandi, dia mengeringkan rambut, mematikan ponselnya, kemudian tidur nenyak di atas kasur.Pagi-pagi sekali, Elena Zhang terbangun dari tidur panjangnya. Dia menggeliat meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku akibat tidak beralih posisi saat tidur.Dia meraih ponsel di atas nakas dan menyalakan ponselnya.Ponselnya berhasil dinyalakan. Detik berikutnya, ratusan notifikasi pesan masuk muncul di layar ponselnya.Pesan pertama dia melihat dari Leony Fu. Dia membukanya dan membaca pesannya. "Nona Zhang, apa kau cari mati?!" maki Leony Fu dalam pesannya.Apa yang terjadi dengan sahabatnya satu ini?Apa Leony Fu marah lantaran dirinya kemarin pergi me
Thomas Xu tersenyum kecut mengetahui dirinya sudah ditolak secara halus oleh Elena Zhang.Sudah begini, dia tidak mungkin dapat mengejar Elena Zhang secara terang-terangan. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati sendiri.Agar Elena Zhang tidak menjauhinya, dia pun memaksakan dirinya untuk tersenyum, berkata, "Baik. Sudah ditolak secara terang-terangan mana mungkin aku ada keberanian untuk mengejar Nona Zhang."Thomas Xu mengangkat kepalanya menatap ke arah Elena Zhang, "Tapi, kita masih bisa berteman, bukan?""Tidak masalah." Elena Zhang tidak menolaknya.Tiba-tiba, Thomas Xu menjadi iri dengan Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang bisa mendapatkan istri secantik dan secerdas Elena Zhang. Rasanya Tuhan tidak adil dengannya. Harusnya seseorang yang dapat bersama dengan wanita baik seperti Elena Zhang adalah dirinya.Thomas Xu berpura-pura tersenyum lebar mengetahui Elena Zhang tidak menolaknya.Untuk saat ini berteman dengan Elena Zhang sudah cukup baginya. Dia tidak akan meminta lebih. Seb
"Apa kau tuli? Perlukah aku mengatakan perkataanku untuk kedua kalinya?" Wajah Rayyan Wang semakin tidak enak dipandang. Selama hidupnya tidak satupun orang berani menentang perintahnya, sehingga dia bisa berlaku sombong dan mendominasi kepada siapapun, kecuali Elena Zhang. Dia adalah seseorang sekaligus wanita pertama yang berani menentangnya."Baik, Tuan Wang. Maaf sudah mengganggu suasana hati Anda." Dia sudah tidak bisa lagi menolong manajer restoran miliknya.Sambungan telepon diputus, pemilik restoran langsung menghubungi manajer restoran secara pribadi, memberitahu untuk mengikuti segala permintaan Rayyan Wang. Hati manajer terasa sakit, namun tetap harus bersikap profesional. Dia membungkuk memberi hormat kepada Rayyan Wang, meminta maaf atas semua kelalaiannya tidak memperhatikan tamu penting restoran.Dengan itu Manajer restoran membawa Rayyan Wang ke tempat yang dia inginkan. Kebetulan tamu yang sudah mereservasi tempat belum datang, jadi masih bisa digunakan oleh Rayyan