Jika, Rena Zheng mendapatkan durian runtuh, maka Edgar Lu mendapatkan getah kemarahan Rayyan Wang. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Edgar Lu melayangkan sumpah serapah untuk Rayyan Wang. Bisa-bisa dia mati muda menghadapi perangai gila Rayyan Wang. Seandainya ada persatuan asisten untuk memerangi kejahatan bos mereka, dia akan ikut dan berdiri di barisan paling depan dalam anggota tersebut. Mencabik-cabik kepala Rayyan Wang adalah keinginan terbesar dalam hidupnya selama ini. Kapan dia bisa melakukannya?Sayangnya, asisten seperti dirinya hanya berani mengeluh di belakang saja. Di depan Rayyan Wang mana berani melakukan hal tersebut.Pekerjaannya sekarang memiliki gaji sangat tinggi. Banyak orang-orang berebut mendapatkan pekerjaan dirinya meskipun setiap hari dimarahi oleh Rayyan Wang. Terutama wanita, mereka tidak masalah dimarahi oleh Rayyan Wang asal bisa bekerja di sampingnya.Akan tetapi, Rayyan Wang tidak suka mempekerjakan wanita di sampingnya meskipun dikenal sanga
"Ayah, apa aku ini masih anakmu?" Melinda Ye mengeluhkan sikap Ayahnya. "Mengapa Ayah begitu tega mengurungku selama sebulan? Aku memiliki pekerjaan penting setiap hari. Karierku akan hancur bila Ayah mengurungku di rumah.""Jangan membantahku. Aku tahu semua pekerjaanmu di luaran sana."Tuan Ye mengetahui seluruh kegiatan putrinya di luaran sana. Daripada bekerja, Melinda Ye lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain dan menghabiskan uang berbelanja hal yang tidak diperlukan. Saat ini keluarga Ye tidak kekurangan uang, namun bila tidak digunakan dengan bijak, bukan tidak mungkin mereka akan segera bangkrut dengan gaya hidup berfoya-foya Melinda Ye.Tuan Ye sedang mencegah hal tersebut agar tidak menimpa keluarganya, yang sudah susah payah bekerja siang dan malam demi bisa menyetarakan kelas sosial dengan kelas atas di negara Bei, terutama ibu kota Tian."Tapi, Ayah ...." Melinda Ye tidak bisa melanjutkan perkataannya saat melihat tatapan mematikan dari bola mata Tuan Ye. Dia m
Pak!Tamparan tangan Rayyan Wang di atas meja membuat semua orang terkesiap.Detik berikutnya, Rayyan Wang kembali melayangkan tatapan mengintimidasi kepada semua orang di ruangan tersebut.Apa mereka tidak mengerti dengan maksud perkataannya?Mereka semua sudah tuli, ya? Sampai-sampai tidak ada yang menjawab pertanyaannya.Kembali, semua orang menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tubuh mereka bergemetar hebat seolah ruangan itu diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 8 SR.Daripada diberi pertanyaan seperti itu mereka lebih baik dicecar dengan pertanyaan seputar target yang tidak tercapai. Mereka bisa menjawabnya menggunakan analisis data berdasarkan fakta di lapangan. Pertanyaan ambigu seperti itu siapa yang bisa menjawabnya? Terlebih apakah pertanyaan itu nyata, atau sebuah ujian dari Rayyan Wang untuk mengetes kinerja mereka.Suasana di ruangan saat ini lebih mengerikan saat rapat akhir tahun. Karena tidak ada yang mau menjawab, seseorangeorang memberanikan diri untuk memberikan mas
Sejenak, Leony Fu memeroses perkataan Rayyan Wang. Sejak kapan dia memiliki pangeran?Siapa yang meneleponnya dengan nada menggelikan seperti itu?Leony Fu menutup dokumen ditangannya, lalu melihat layar ponselnya mendapati bahwa Rayyan Wang sedang meneleponnya.Mau apalagi Rayyan Wang menelepon dirinya?Pria ini pasti mau mencari masalah dengan Elena Zhang. Apalagi yang bisa dilakukan Rayyan Wang selain mencari masalah dengan sahabatnya.Seseorang sedang jatuh hati memang sangat sulit ditangani. Harus melakukan apa agar Rayyan Wang ini berhenti membuat onar. Haruskah dia mematahkan kaki ketiganya baru dia diam tanpa mengurus orang lain?Kepala Leony Fu dibuat sakit menghadapi Rayyan Wang."Silakan ada pesan apa, Tuan. Nona Zhang sedang sangat sibuk sekarang," beritahu Leony Fu dengan perasaan enggan. Sambil bicara, dia meremas jemarinya seolah Rayyan Wang ada dalam genggamannya."Berikan ponselnya kepadanya. Kalau tidak aku akan datang ke perusahaan untuk membuat keributan." Rayyan W
"Leony Fu, percaya tidak aku akan melemparu dengan ponselmu ini!" Elena Zhang kesal terus menerus diejek oleh Leony Fu. Dia butuh penghiburan bukan diejek seperti itu."Oke, oke, maafkan aku. Teleponku sangat berharga. Di dalamnya banyak tersimpan foto suami masa depanku. Menghancurkannya sama saja mematahkan hatiku. Nona Zhang, tolong kembalikan ponselku kepadaku." Leony Fu ngeri-ngeri sedap menghadapi kemarahan Elena Zhang.Yang membuatnya berjaga-jaga ialah sikap tegas Elena Zhang. Elena Zhang bila sudah berkata pasti akan menepatinya. Ponsel memang bisa dibeli, namun isi file penting di dalamnya tidak akan dapat dibeli sebanyak apapun dia memiliki uang."Ck! Suami masa depan! Mengakui perasaan secara nyata saja kau tidak berani!" Elena Zhang kembali melayangkan sindiran pedas untuk Leony Fu."Ya, ya, dibandingkan dengan Nona Zhang, aku memang pengecut. Tolong kembalikan ponselku, Nona Zhang." Leony Fu takut ponselnya dilempar segera mengambil ponselnya dari tangan Elena Zhang.
Mendengar penuturan Leony Fu, wajah Thomas Xu bersemu kemerahan seperti kepiting rebus. Sebagai seorang aktor dia merasa sikapnya saat ini terlalu berlebihan. Sudah tidak terhitung berapa orang yang menggodanya di lokasi syuting maupun di acara sosialisasi, tapi dia tidak pernah merasa tersipu malu seperti saat ini.Sebelum benar-benar pergi, Leony Fu kembali berkata, "Tuan Xu, datang lebih awal. Apakah menandakan perkataanku sebelumnya benar?" Leony Fu kembali menggoda Thomas Xu.Wajah memerah Thomas Xu sebelumnya menampakkan seluruh ketertarikannya kepada Elena Zhang, sehingga Leony Fu makin berani menggodanya.Bisa menggoda idola sendiri sebuah kehormatan untuknya.Kemerahan di wajah Thomas Xu belum menghilang sudah bertambah merah akibat perkataan Leony Fu barusan.Kali ini dia sudah banyak kehilangan muka di depan wanita yang dia sukai. Untung saja wajahnya tampan, sehingga tidak begitu memalukan.Agar tidak terlihat kentara bahwa dirinya mengakui semua itu, buru-buru berkata, "A
Beberapa detik berlalu, Elena Zhang langsung menyadarkan dirinya. Dia enggan dianggap wanita murahan hanya karena terpesona dengan kata-kata manis dari Thomas Xu.Bersamaan itu, dia mengubah mimik wajahnya menjadi tenang seolah perkataan Thomas Xu sebelumnya tidak memiliki arti apapun."Tuan Xu, Anda ...." Elena Zhang sengaja menggantung perkataannya, membiarkan Thomas Xu sendiri menjelaskan apa maksud dari perkataannya barusan."Maaf, Nona Zhang, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya mengucapkan kata dari skrip iklan di dalam dokumen ini. Apakah ekspresiku sudah sesuai dengan yang Nona Zhang inginkan?"Awalnya, Thomas Xu ingin melihat reaksi Elena Zhang, apa ada ketertarikan dengannya, atau tidak. Melihat Elena Zhang tidak menampakkan apapun dari raut wajahnya, dia mengakhiri sikap konyolnya kali ini.Tidak ada pria yang sanggup menahan malu ketika ditolak seorang wanita idamannya, bukan? Thomas Xu pun demikian.Sejujurnya, Elena Zhang hampir dibuat mimisan oleh pandangan mata Thom
Rayyan Wang terlambat beberapa detik, mobil sudah melaju pergi. Seluruh kekesalan akan hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.'Karina Zhang!' Rayyan Wang memaki. Napasnya terengah-engah karena terus berlari. Dia mengeluarkan ponselnya menelepon nomor Leony Fu. Leony Fu mengangkatnya menjawab dengan nada sangat sopan. "Maaf, ponsel Nona Zhang tertinggal di kantor. Dia sedang pergi keluar. Ada urusan penting apa silakan sampaikan kepadaku.""Pergi ke mana?" tanya Rayyan Wang dengan nada ketus."Maaf, Tuan. Hal pribadi seperti itu bukan tugasku. Aku tidak diberitahu olehnya." Leony Fu asal menjawab saja.Wajah Rayyan Wang menghitam berkata lantang. "Berikan aku nomor aslinya. Aku tahu ini bukan nomor miliknya."Pemikiran ini datang karena setiap kali menelepon nomor tersebut selalu saja bukan Elena Zhang yang mengangkatnya untuk pertama kali. Dia bukan anak kecil yang bisa selalu disiasati seperti itu. Apalagi otaknya masih bekerja dengan baik, sehingga masih bisa berpikir dengan l
"Aku Tahu!" Rayyan Wang menjawab santai."Kenapa sudah tahu, kau masih berulah seperti ini. Apa kau sengaja mau membunuhku secara perlahan, Rayyan Wang?""Aku akan mengembalikan uang yang Ayah pinjam kepada keluarga mereka.""Apa katamu?" Ramon Wang tertawa menggelegar mengejek Rayyan Wang. "Rayyan Wang, apa kepalamu ada tersandung batu? Dari mana datangnya keberanianmu ini, hah?" Ramon Wang dibuat marah oleh jawaban lancang Rayyan Wang.Rayyan Wang menatap ayahnya sangat lekat percaya diri atas perkataannya sebelumnya. Tidak ada sedikitpun rona wajahnya yang menggambarkan bahwa perkataannya sebelumnya adalah omong kosong belaka."Rayyan Wang, apa kau lupa, selama ini kau hanya bisa hura-hura. Kau mendirikan bisnismu juga dari siapa uangnya? Kalau tidak aku yang mendukungmu, bisnismu sudah lama gulung tikar. Anak manja sepertimu mana bisa menjalankan bisnis, sok berlagak ingin mengembalikan uang yang aku pinjam."Ramon Wang membungkuk, kemudian memegang wajah Rayyan Wang, menepuk-nepu
Elena Zhang memijat keningnya seusai melihat konferensi pers Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang itu sangat suka mengacaukan kehidupannya?"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Leony Fu kesal terhadap perilaku Rayyan Wang."Biarkan saja seperti itu. Anggap kita mendapatkan bantuan darinya sehingga nama Thomas Xu tidak tercemar." Elena Zhang terlihat sangat tenang seolah-olah berita tersebut tidak ada kaitan denganya. Namun hal itu hanya dipermukaan saja, sejujurnya dia sangat kesal dengan Rayyan Wang selalu ikut campur terhadap masalahnya."Bagaimana kau bisa begitu santai seperti ini? Seharusnya kau melakukan perhitungan kepada pria brengsek seperti itu! Kalau kau tidak mau, biar aku saja." Kata Leony Fu berapi-api dengan tangan terkepal, meremasnya berulang kali seolah-olah sedang menghancurkan Rayyan Wang di dalam genggamannya."Jangan mencari masalah. Patuhlah dan menjadi anak baik. Masalah aku dengannya, aku bisa menyelesaikannya sendiri.""Sebenarnya kau itu masih menganggap aku ini
Huh!Elena Zhang menghela napas panjang. Mengetahui temannya belum bisa menerima keputusannya, dia harus memebri pernyataan tegas, "Bukankah hanya pura-pura saja? Apa permasalahannya? Ayo kita pergi." Elena Zhang berdiri, kemudian berpamitan kepada Nathan Liu. "Manajer Liu, aku ada pekerjaan penting. Thomas Xu maaf sudah merepotkanmu atas skandal ini."Elena Zhang dan Leony Fu pergi. Sejak kepergian Elena Zhang, Thomas Xu kembali tidak bersemangat. "Ada apa denganmu?" Nathan Liu menegur Thomas Xu ketika melihatnya terus menghela napas tanpa henti seolah-olah bebean berat sedang menimpanya. "Bukankah permasalahanmu sudah diselesaikan. Apa masalahnya, sehingga wajahmu terlihat tidak enak dipandang seperti itu?" tanya Nathan Liu.Nathan Liu berpikir sejenak, kemudian membulatkan matanya berkata, "Apa kau menyukai Nona Zhang?" Nathan Liu mengungkapkan rasa penasarannya.Thomas Xu melotot tajam, "Ayo pergi! Bukan urusanmu kalau aku menyukainya ataupun tidak."Huh! Nathan Liu mengeluh da
Sebelum menjawab pertanyaan Elena Zhang, Nathan Liu berdehem dua kali dengan kepalan tangan menutupi mulutnya. Sejujurnya, Nathan Liu juga dalam delima harus memilih yang mana dari kedua pilihan tersebut. Kedua pilihan tersebut tentu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. "Nona Zhang, aku akan mengatakannya secara jujur saja. Jika memilih pilihan pertama, penggemar Thomas Xu pasti tidak serta-merta akan menerima. Apalagi sudah ada penggemar menyaksikan secara langsung bahwa kalian berdua berada di dalam bioskop duduk bersebelahan. Tidak mungkin seorang bos duduk bersebelahan dengan bawahannya secara sembunyi-sembunyi seperti itu. Terlebih, ada foto kalian memasuki pusat perbelanjaan. Sudut pengambilan gambar terlihat kalian sedang berkencan secara sembunyi-sembunyi. Maksudku, memilih pilihan ini lebih banyak negatifnya. Para penggemar pasti akan menyudutkan Thomas Xu sebagai simpananmu. Mereka akan menganggap bahwa kerjasama tersebut hanyalah pengalihan isu. Kita memang tidak
Ketika sampai di restoran, Thomas Xu dan Nathan Liu, manajernya sudah menunggu di ruang pribadi.Thomas Xu menggunakan kaca mata hitam menutupi matanya yang menawan. Juga, jaket denim membuat penampilannya terlihat lebih muda beberapa tahun; dia seperti itu terlihat semakin menawan membuat hati Leony Fu berdebar kencang. Leony Fu, ingatlah idola hanya akan menjadi idola! Leony Fu memproteksi dirinya sendiri dengan mengingatkannya tentang kehidupan nyata. Begitu tahu Elena Zhang dan Leony Fu datang, Thomas Xu melepaskan kacamata hitamnya merubah posisi duduknya menjadi sopan, dari posisi duduknya yang sebelumnya.Nathan Liu lebih dulu membuka pembicaraan menyambut kehadiran Elena Zhang. Dia mengulurkan tangannya berkata, "Nona Zhang, maaf merepotkan Anda atas kejadian tadi malam."Elena Zhang membuka maskernya menymbut uluran tangan Nathan Liu. "Bukan apa-apa. Manajer Liu tidak perlu begitu sungkan. Adanya berita tersebut karena aku juga."Elena Zhang tidak memamerkan kekuasaan yang
Setelah panggilan berakhir. Elena Zhang kembali ke kenyataan. Dia harus menghadapi masalah kali ini secepat mungkin. Dia tidak boleh mencoreng karier Thomas Xu, yang akan memengaruhi peluncuran produk EZ Cosmetics.Elena Zhang memutuskan mengakhiri pencarian tentang berita itu, kemudian menghubungi Leony Fu untuk melakukan langkah-langkah terhadap berita tersebut.Leony Fu tidak bisa tidur tadi malam. Dia baru bisa tidur dini hari. Ditelepon oleh Elena Zhang membangunkan dirinya dari tidur nyenyaknya.Akibat kurang tidur suaranya sedikit serak. "Bisakah kau tidak mengangguku, aku tidak tidur karenamu, oke." Leony Fu tidak menutupi kemarahannya yang diakibatkan oleh berita kencan antara Elena Zhang dan Thomas Xu, idolanya sendiri."Kalau kau menanyakan berita itu, aku belum melakukan apa-apa. Aku harus butuh konfirmasi darimu sebelum melakukan tindakan. Aku tidak ingin menjadi orang yang disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan. Lebih baik kau pikirkan bagaimana menangani masalah ini
Rayyan Wang membiarkan Elena Zhang pergi. Dia tidak mengikutinya untuk menjaga agar Elena Zhang tidak semakin kesal kepadanya. Elena Zhang cukup lelah hari ini. Dia langsung pulang ke rumah untuk beristirahat. Elena Zhang butuh menyegarkan diri. Dia mandi air hangat di dalam bathtub dengan rangkaian produk mandi favoritnya. Selesai mandi, dia mengeringkan rambut, mematikan ponselnya, kemudian tidur nenyak di atas kasur.Pagi-pagi sekali, Elena Zhang terbangun dari tidur panjangnya. Dia menggeliat meregangkan otot-ototnya yang terasa sedikit kaku akibat tidak beralih posisi saat tidur.Dia meraih ponsel di atas nakas dan menyalakan ponselnya.Ponselnya berhasil dinyalakan. Detik berikutnya, ratusan notifikasi pesan masuk muncul di layar ponselnya.Pesan pertama dia melihat dari Leony Fu. Dia membukanya dan membaca pesannya. "Nona Zhang, apa kau cari mati?!" maki Leony Fu dalam pesannya.Apa yang terjadi dengan sahabatnya satu ini?Apa Leony Fu marah lantaran dirinya kemarin pergi me
Thomas Xu tersenyum kecut mengetahui dirinya sudah ditolak secara halus oleh Elena Zhang.Sudah begini, dia tidak mungkin dapat mengejar Elena Zhang secara terang-terangan. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati sendiri.Agar Elena Zhang tidak menjauhinya, dia pun memaksakan dirinya untuk tersenyum, berkata, "Baik. Sudah ditolak secara terang-terangan mana mungkin aku ada keberanian untuk mengejar Nona Zhang."Thomas Xu mengangkat kepalanya menatap ke arah Elena Zhang, "Tapi, kita masih bisa berteman, bukan?""Tidak masalah." Elena Zhang tidak menolaknya.Tiba-tiba, Thomas Xu menjadi iri dengan Rayyan Wang. Mengapa Rayyan Wang bisa mendapatkan istri secantik dan secerdas Elena Zhang. Rasanya Tuhan tidak adil dengannya. Harusnya seseorang yang dapat bersama dengan wanita baik seperti Elena Zhang adalah dirinya.Thomas Xu berpura-pura tersenyum lebar mengetahui Elena Zhang tidak menolaknya.Untuk saat ini berteman dengan Elena Zhang sudah cukup baginya. Dia tidak akan meminta lebih. Seb
"Apa kau tuli? Perlukah aku mengatakan perkataanku untuk kedua kalinya?" Wajah Rayyan Wang semakin tidak enak dipandang. Selama hidupnya tidak satupun orang berani menentang perintahnya, sehingga dia bisa berlaku sombong dan mendominasi kepada siapapun, kecuali Elena Zhang. Dia adalah seseorang sekaligus wanita pertama yang berani menentangnya."Baik, Tuan Wang. Maaf sudah mengganggu suasana hati Anda." Dia sudah tidak bisa lagi menolong manajer restoran miliknya.Sambungan telepon diputus, pemilik restoran langsung menghubungi manajer restoran secara pribadi, memberitahu untuk mengikuti segala permintaan Rayyan Wang. Hati manajer terasa sakit, namun tetap harus bersikap profesional. Dia membungkuk memberi hormat kepada Rayyan Wang, meminta maaf atas semua kelalaiannya tidak memperhatikan tamu penting restoran.Dengan itu Manajer restoran membawa Rayyan Wang ke tempat yang dia inginkan. Kebetulan tamu yang sudah mereservasi tempat belum datang, jadi masih bisa digunakan oleh Rayyan