Share

Bab 82

Tak apalah makan nasi sebungkus berdua, ingat waktu kecil dulu juga sering aku makan sepiring berdua dengan kakakku satu-satunya ini.

"Makanya pelan-pelan donk! Nanti cepet habis Mbak baru makan sedikit," celotehannya, melihatku caraku makan dengan lahap.

"Iya, iya! Ini satu suap lagi aku udah, ntar Mbak y habisin ya!"

Ya Tuhan, kami sudah seperti orang kelaparan begini, sungguh miris sekali nasibku ya Tuhan.

Aku berjalan keluar ke kamar mandi, untuk cuci tangan kemudian langsung kembali ke kamar. Terlihat nasi bungkus itu sudah habis tak tersisa.

"Jadi gimana besok rencananya? Kita ke rumah Sintya? Dan minta maaf gitu?" tanya Mbak Siska saat melihatku duduk kembali di sampingnya.

"Iya, besok kita ke rumah Sintya, semoga aja aku berhasil membujuk Sintya untuk kembali rujuk padaku, jadi aku tak perlu lagi tinggal di kamar yang sempit ini," ucapku penuh harap.

"Oke, Mbak pulang dulu ya, udah sore juga, sekalian Mbak numpang cuci tangan dulu Yud," pamitnya.

Aku mengantarnya hingga ke de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status