***
Suara adzan shubuh berkumandang.setelah mengerjakan sholat shubuh berjamaah mereka kembali melakukan aktivitasnya. Mereka semua sibuk menyiapkan persiapan acara hari ini.
Pukul 07.30. Berbagai hidangan makanan, bermacam buah-buahan dan beraneka macam minuman tersedia disana. Semua sudah siap untuk acara ini. Tikar sudah digelar untuk tamu undangan pengajian yang akan dihadiri kurang lebih 200 anak yatim dari panti asuhan Vika dan selebihnya anak yatim yang ada didaerah tempat tinggal Amirah juga kaum dhu'afa.
Amirah sangat bahagia hari ini. Kini dirinya memakai gamis putih senada dengan kerudungnya, gamis yang dibelikan Ambar untuknya ternyata sama dengan Ambar maupun Vika juga ummi Rianti dan uwak Anisah serta kak Revi. Ternyata mereka berenam sarimbitan. Sedangkan Niken dengan gamis kecil yang lucu dan membuatnya semakin gemes.
Dari arah pintu samping sosok dua laki-laki tampa
***Ummi dan Abah segera meminta Amirah untuk memberikan ASI Pertamanya pada bayi mungil itu. Amirah menerimanya dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya."Ummi, sedikit geli Umm," ucap Amirah saat pertama kali sang bayi menggapai putingnya."Mungkin belum terbiasa, nanti kalau terbiasa teteh nggak akan merasa geli, kok."Setelah memberikan bayi mungil itu pada Amirah. Abah berusaha menelpon Ambar untuk mengabarkan kalau puterinya sudah melahirkan dengan selamat.Detik berikutnya Ambar mengangkat telpon dari Abah.[Assalamualaikum, iya Abah ada apa?][Wa'alaikumussalam, ini cuma mau ngabarin bu Ambar kalau Amirah sudah melahirkan][Alhamdulillah ya Allah, bagaimana keadaannya sekarang? Amirah juga bayinya?][Alhamdulillah, semuanya sehat]
Hari ini ini Amirah menghadiri persidangan terakhir. Sidang putusan yang akan mengubah statusnya, memberi dirinya status baru di mata masyarakat dan negara, "janda"Amirah sedikit nervous. Namun, abah selalu memberinya semangat. Saat ini Amirah sedang ditemani abah dan pengacaranya, sedangkan ummi di rumah menjaga Rayyan. Tanpa Amirah dan abah duga Ambar, Vika, dan Kenzo datang ikut memberi dukungan pada Amirah. Mereka bertiga memberikan senyum tulus mereka pada Amirah yang dibalas Amirah dengan senyuman."Terima kasih Mama, Tante Vika, dan Kak Kenzo sudah mau datang.""Iya, Sayang. Kamu harus semangat kami selalu ada untukmu," ucap Ambar sambil mengusap-usap bahu Amirah.Tidak berapa lama, Abizar datang bersama Amanda dan juga pengacaranya. Ambar melihat kedatangan mereka. Ambar diam saja pura-pura acuh. Abizar melihat Ambar, ingin rasanya ia menghampiri sang mama. Namun, tidak ia lakukan. Kenzo melihat Abizar, ia tersenyum pada sahabatnya itu, tapi Abiz
Di saat rindu semakin dalam bila tidak menyapa.Cinta yang membuncah dalam diam.Inginku teriakkan namamu dalam jeratan qolbuku. Namun, aku hanya bisa menyebutmu disujudku, dalam untaian doa di sepertiga malam. Berharap pada Robb. Engkaulah yang akan menjadi pendampingku, menyempurnakan kekuranganku bersamamu menuju surgaNya kelak. Bila memang dirimu adalah jodoh untukku, semesta akan mendekatkan, sekalipun saat ini saling berjauhan, meskipun harus menunggu lama dirimu tuk mengejar cita-citamu. Aku akan tetap menunggu karena aku percaya bahwa Allah tidak akan mengkhianati usahaku dalam memperbaiki diri dan menjaga hati.(Kenzo Alaudin Adinata)***Kenzo sangat bahagia melihat Amirah bahagia menerima formulir pendaftaran mahasiswa baru fakultas kedokteran."Ta-tapi, Kak. Kalau aku mau mendaftar kuliah sekarang, bagaimana dengan Rayyan? Aku tidak mau Rayyan minum sufor. Aku ingin Rayyan minum ASIku sampai dia umur dua tahun," ucap Amirah sedih
Mereka semua masih berembuk membahas pernikahan Kenzo dan Amirah. Membicarakan semua yang dibutuhkan nantinya. Mulai dari menentukan hari pernikahan, mahar, souvenir, undangan, baju pernikahan, seragam, konsep yang diusung dan semua yang berhuhungan dengan pernikahan itu.Setelah rembukan untuk persiapan pernikahan selesai. Kenzo dan keluarganya pamit pulang.Kenzo merasa lega, semua yang dirinya harapkan berjalan lancar, tunggu satu bulan lagi menuju pelaminan."Alhamdulillah, Allah sudah memuluskan jalanku untuk segera menghalalkan Amirah," batin Kenzo***satu minggu berlalu, sesuai janji Kenzo kembali lagi ke Bandung untuk menjemput Amirah sekeluarga.Sampai di rumah sudah ada Aisyah yang sedang berbincang dengan teman-temannya di halaman rumah. Mobil Kenzo berhenti di halaman itu, Aisyah dan teman-temannya lansung heboh ketika Kenzo turun dari mobil menyapa Aisyah.Amirah mendengar kehebohan sang adik segera keluar dari rumah.
Setelah prosesi ijab qobul selesai. Kenzo dan Amirah melakukan sungkem pada kedua orang tua mereka juga pada Ambar.Dalam prosesi sungkem itu abah berpesan pada Kenzo, menitipkan Amirah dan memintanya memulangkan Amirah bila Kenzo sudah tidak menginginkannya. Begitu pun Devan berpesan pada Kenzo untuk bertanggungjawab pada Amirah, menyayangi, mencintai dan mau membimbing Amirah."Apa pun yang terjadi dalam berumah tangga yang dibutuhkan selain tanggung jawab adalah kepercayaan, komunikasi dan saling menghormati dan menghargai. Saling mengisi kekurangan. Jangan pernah main tangan, jaga ucapan dan jaga emosi. Kalau sedang marah lebih baik diam dan menghindar jadilah air untuk menenangkan jangan jadi api kalau istrimu sedang marah," ucap Devan bijak. Menasihati sang putra."Dengerin tuh, Bro. Apa yang dibilang Om Devan dan Abah," celetuk Amran menggoda.Bukan saja Devan, Vika juga dengan cerewetnya juga menasihatinya dengan bijaksana."Jadilah imam ya
Amirah memesan dua ronde pada penjual ronde. Lalu memesan dua bubur ayam pada penjual bubur ayam. Sembari menunggu enggak bosen-bosennya Kenzo godain sang istri."Sayang ... aku kangen Rayyan kemarin kan sebelum makan malam video callan sama baby lucu itu. Sekarang kira-kira Rayyan udah bangun belum ya? Video callan lagi yuk!""Tadi pas nunggu kakak mandi aku sempat telepon ummi, katanya Rayyan masih tidur. Sekarang kita coba lagi yuk... Mungkin udah bangun."Kenzo menghubungi abah. Suara cempreng Aisyah menyapa Kenzo dan Amirah. Kenzo menanyakan Rayyan. Namun, bayi itu masih dimandikan Ummi.Penjual ronde mengantarkan pesanan Amirah. Disusul penjual bubur ayam."Bismillahirrahmanirrahim ... kita langsung makan, Sayang," Kenzo mulai sedikit meniup."Nunggu dingin dikit Kak. Biar nggak pakai ditiupin. Kan nggak boleh makan sambil ditiup.""O iya lupa ... Oke, istriku yang cantik ... Bidadari surgaku," goda Kenzo. Amirah tersenyum malu-
Pukul tiga pagi Rayyan kembali terjaga, bayi tampan itu kembali rewel. Amirah berusaha menenangkan sang putra dengan meninabobokkan dan memberi ASI sedangkan Kenzo yang juga sigap di samping bayi itu, menyenandungkan sholawat supaya bayi itu lebih tenang."Kebiasaan Rayyan sejak lahir pukul tiga pasti bangunin minta nenen," ucap Amirah."Itu tandanya Rayyan bangunin kita untuk segera salat malam, itu juga karena kebiasaan kamu yang Istiqomah mengerjakan salat malam jadi terbawa sampai Rayyan lahir, Yang."***Kini mereka semua baik keluarga Amirah dan keluarga Kenzo juga Ambar sudah berkumpul di restoran di hotel untuk sarapan. Karena setelah sarapan mereka putuskan untuk langsung kembali ke Jakarta."Sayang, ini kado pernikahan kalian dari mama, semoga kalian suka," ucap Ambar sambil memberikan tiga tiket ke Bali."Masyaallah, Mama. Terima kasih banyak, Ma," ucap Amirah berbinar."Iya sama-sama, Sayang. Sebenarnya aku mau ngasih tike
***Pov AbizarSatu bulan setelah Amirah melahirkan, Aku sudah mendaftarkan perceraianku dengan Amirah ke pengadilan agama. Dengan bantuan pengacara ku semua proses begitu mudah. Aku tinggal menunggu jadwal sidang lalu menghadirinya. Sidang dijadwalkan kurang lebih satu bulan lagi.Sidang pertama berjalan dengan mudah dan cepat. Sesuai janji abahnya, Amirah tidak menuntut apa-apa dariku. Aku melihat Amirah hanya ditemani abahnya dan pengacaranya. Hari ini aku mengajak Amanda ikut serta menghadiri sidang pertama perceraianku. Aku ingin tau bagaimana reaksi Amirah ketika aku bersama Amanda? Ya saat tau aku mengajak Amanda reaksi Amirah awalnya sedikit acuh, tapi aku tahu sorot matanya terlihat begitu kecewa, apa dia cemburu? Mungkin saja! Apa Amirah mencintaiku? Aku percaya diri dengan penilaianku sendiri.Bukan saja Amirah yang terlihat kecewa, saat aku mengajak Amanda, abahnya dengan tatapan tajamnya juga terlihat tidak suka dan sepertinya belia
"Aku mencintaimu bukan karena siapa dirimu, tapi karena apa yang terjadi pada diriku saat bersamamu. Di situ aku paham arti sebuah kenyamanan, karena sebuah kenyamanan hadir dalam hidupku saat bersamamu." (Rayyan ~ Takdir Cinta)"Kamu telah mengganti mimpi burukku dengan mimpi indah, kekhawatiranku dengan kebahagiaan, dan ketakutanku dengan cinta tulus. Kamu hadir membawa secercah harapan. Harapan untuk memulai hidup baru bersamamu. (Afikah ~ Takdir Cinta)***Amirah panik saat ditelepon salah satu panitia penyelenggara pengajian yang biasa diikuti Vika, mengabarkan bahwa terjadi kecelakaan pada sang mertua.Amirah menyudahi rapat bulanan di yayasan dan segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat sang mertua dirawat, dirinya mencoba tenang dan tidak panik.Amirah sampai di rumah sakit, menanyakan ruangan sang mertua pada pihak resepsionis. "Permisi, mau tanya, dirawat di ruang mana korban penusukan tadi pagi?""Pasien masih ada di ruang IGD.""Terima kasih." Ia langsun
Sama seperti air yang bisa mengikis batu yang paling keras. Keikhlasan dan ketulusan juga bisa melembutkan dan meluluhkan hati yang paling dingin.Percayalah ....Berlaku baik kepada orang yang membenci, bukanlah perilaku palsu, jika hatimu ikhlas dan tulus melakukan kebaikan itu. Karena orang yang ikhlas tidak pernah kecewa dengan amal baik yang telah dia lakukan karena yakin Allah Maha melihat dan akan membalasnya dengan adil.***Setelah mendapatkan kesepakatan mereka semua pamit pulang. Kesepakatan akad pernikahan akan diadakan satu minggu lagi di masjid depan panti milik bu Rani. Dan satu bulan lagi resepsi pernikahan mereka yang akan diadakan bersama resepsi Niken.Rayyan sangat bahagia tidak hentinya ia memamerkan senyuman di wajah tampannya.Amirah, Kenzo dan Renata turut bahagia melihat kebahagiaan Rayyan."Semoga lancar, sampai hari H ya, Kak," ucapnya."Aamiin ...," jawab semuanya yang ada di dalam mobil."Besok Kakak mampir ke rumah oma Ambar, bilang ke oma, papa dan mama
Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, tapi yakinlah akan ketulusanku karena bagiku, mencintaimu adalah bahagiaku.Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku karena mencintaimu merubahku menjadi orang yang sempurna di matamu. Engkau laksana mentari yang memberi sinar menemani hariku, mencerahkan hidupku dan laksana pelangi yang memberi warna dalam hidupku, teruslah bersamaku hingga menuju surgaNya kelak. (Rayyan~ Takdir Cinta)***Mentari indah bersembunyi dalam peraduannya, malu- malu menampakkan sinarnya. Pagi ini Rayyan seperti biasanya sudah rapi dengan kemeja navy dan celana bahannya bersiap untuk bekerja, pikirannya sudah tenang setelah ayah dan bundanya memberi keputusan akan mengantarnya untuk mengkhitbah Afikah hari ini. Tentunya tanpa sepengetahuan omanya. Biar kan oma nya menjadi urusan kedua orang tuanya.Setelah menghabiskan sarapannya Rayyan dan Renata segera bersiap untuk berangkat. Tak lupa mereka berpamitan kepada keempat orang yang sang
Aku ingin mengatakan padamu bahwa di mana pun aku berada, apapun yang terjadi, aku akan selalu memikirkanmu, dan waktu yang telah kita habiskan bersama adalah waktu yang paling membahagiakan untukku, apalagi saat trauma itu hilang darimu.Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta padamu. Semua terjadi begitu saja. Cinta datang tanpa kuundang dan mencintaimu mengalihkan sebagian duniaku. (Rayyan- Takdir Cinta) ***"Maaf sebelumnya aku ganggu kamu," ucapnya. "Tidak mengganggu kok," jawab Afikah. "Se-sebenarnya aku ke sini ingin mengatakan sesuatu pada mu hal yang sejak dulu tersimpan di sini," ucapnya sambil menunjuk dadanya.Afikah heran dengan apa yang dikatakan Rayyan. "Maksud pak dokter?""Aku hanya ingin kamu tau kalau aku jatuh cinta padamu," ungkapnya. Afikah spechlesh. Ia terkejut dengan pernyataan Rayyan. "Ma-maaf apa pak dokter yakin?" tanyanya terbata."Bismillah atas izin Allah, saya yakin dengan perasaan ini, aku jatuh cinta padamu dan berniat mengkhitba
Cinta bukanlah memiliki dan dimiliki. Namun cinta adalah pengorbanan dan perjuangan. Bahkan cinta mengajarkan arti kesabaran dan juga pengorbanan yang tulus karena semua itu akan mendapatkan timbal balik darinya.***Satu minggu berlalu.Hari ini haru Minggu. Hari ini adalah jadwal terapi Afikah yang pertama. Gadis itu menunggu Renata di depan gerbang panti. Sebelumnya Renata sudah menelponnya dan menyuruhnya untuk segera bersiap. Tidak mau Renata malah balik menunggunya dirinya segera bersiap.Selang beberapa menit menunggu mobil Rayyan sudah sampai tepat di depan Afikah. Renata segera keluar dari mobil itu dan diikuti Rayyan."Assalamu'alaikum, Kak. Maaf menunggu lama ya! Apa kak Afikah sudah siap?" tanya Renata."Wa'alaikumussalam, nggak lama kok, iya saya sudah siap!" jawab Afikah."Ayo, kita berangkat sekarang! Kebetulan dokter Brian sudah menunggu," ucap Rayyan.Afikah mengangguk.Renata membuka pintu belakang dan langsung duduk dengan santainya. Afikah yang melihat pintu mobil
Cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan, bukan penuh dengan paksaan.Saat seseorang mencintai, mereka tak harus mengatakannya. Karena dengan perlakuannya kita akan menyadari bahwa dia mencintaimu.***Rayyan menggendong tubuh Afikah dan memasukkannya ke dalam mobilnya, di dalam mobil sudah ada Renata yang siap untuk memangku kepala Afikah. Selang beberapa saat mereka sampai di rumah sakit milik keluarga mereka. Setelah sampai Rayyan kembali menggendong Afikah. Rayyan segera memanggil perawat laki-laki untuk menyiapkan brangkar. Afikah kini berada di ruang IGD dan segera mendapatkan perawat.30 menit Afikah mendapatkan perawatan, dokter jaga yang menanganinya keluar."Bagaimana keadaannya, Dok," tanya Rayyan khawatir. "Alhamdulillah, pasien tidak apa-apa, sekarang sudah siuman, setelah di infus tadi. kalau dokter Rayyan mau melihatnya silahkan," ucap dokter Rendi. Dokter Rendi heran melihat Rayyan yang terlihat sangat panik apalagi selama
Cinta bukan mengajarkan kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajarkan kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat. (Buya Hamka)Perasaan cinta terkadang memang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata karena saat jatuh cinta, perasaan kita akan terasa campur aduk tak karuan. Bahkan membuat tindakan berlawanan dengan hati.***Rayyan melajukan mobilnya menuju kafe tempat Afikah bekerja bersama Renata. Sengaja langsung datang ke kafe karena jam segini mereka tau Afikah bekerja di kafe.Selang beberapa menit mereka sampai di kafe. Rayyan dan Renata memasuki kafe, mereka mencari tempat duduk dan memanggil pegawai kafe untuk memesan minuman. Renata segera menanyakan keberadaan Afikah pada pegawai kafe yang melayaninya."Permisi, Kak. Kak Afikahnya ada?" tanya Renata."Afikah ya? sepertinya hari ini dia izin nggak masuk, tadi denger dari Mbak Ayin, katanya Afikahnya sakit," ucap pegawai kafe itu.
Kala hati sedang gelisah memikirkannya. Jalan satu-satunya yang ku tempuh adalah mengambil wudhu. Di atas sajadah aku bersimpuh pada Robbku. Berselimutkan kelabu sayup-sayup ku sebut namamu dalam sujud panjangku. Tersembunyi dalam hati, harapan ku yang suci. Melantunkan dzikir dan doa. Berharap kamu lah wanita yang dikirim Allah untuk mendampingiku sebagai penyempurna ibadahku, berjalan bersama beriringan menggapai jannahNya.(Rayyan Hilman Alfatikh Adinata ~Takdir cinta)***Pukul 3 pagi Rayyan sudah terjaga. Ia langsung bangun dari tidurnya. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, melaksanakan sholat malam seperti biasanya. Bermunajat pada sang pemilik kehidupan dan pengatur jodoh. Yang maha membolak balikkan hati setiap makhluknya. Dalam sujud panjangnya tak hentinya ia berdoa untuk diberikan kemudahan untuk meluluhkan hati Afikah. Juga berdoa mohon kesembuhan untuk Afikah dari trauma yang disebabkan olehnya.Setelah melaksanakan sholat malam ia lanjutkan dengan
Saat ketulusan bersandar dalam jiwa, cinta itu pasti akan jauh lebih sempurna. Berusaha dan terus berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita perbuat dengan melakukan hal yang baik untuknya. Mencoba untuk berbicara dari hati, maka ketulusan hati kita akan tersalurkan ke lawan bicara kita lewat kata-kata. ***Rayyan segera menyalahkan mesin mobilnya dan melajukannya. Afikah memalingkan mukanya ke arah luar kaca jendela mobil. Suasana di dalam mobil terasa sangat hening, Rayyan mencoba menyalahkan musik kesukaannya untuk memecahkan keheningan. Berulang kali melirik ke arah Afikah yang sibuk dengan pemandangan luar. "Apa setiap hari kamu pulang jam segini?" tanyanya. Ia mengenyahkan getaran yang ada di dadanya hanya untuk memecahkan suasana canggung di dalam mobilnya. Afikah melirik ke arah Rayyan sekilas sambil tersenyum sedikit terpaksa, jujur rasa takut pada Rayyan masih ada, namun Afikah mencoba untuk menetralisirnya. Afikah hanya ingin menghargai niat baik Rayyan, tidak