Share

Bab. 25

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-15 10:13:22
Devan terkejut. "Mah, jangan diberi izin dong, jika Riina menginap. Dia berisik. Ganggu aku tidur nanti!" tolak Devan secara serius.

Devan tidak suka jika Rina mengganggu hidupnya. Ia menolak keras jika Rina menginap di rumahnya.

"Aku nggak ganggu kamu, Devan. Aku hanya ingin singgah beberapa hari dan bersama Tante Linda. Ingin mengetahui lebih dalam tentang kamu!" ujar Rina sambil melirik ke arah Devan dan memainkan kukunya yang panjang dan berwarna.

Mama Linda menghela nafas. "Devan, biarkan Rina menginap di rumah kita. Apa salahnya sih? Lagian, Mama ingin kamu akrab dengan dia. Pokoknya Rina, tak ajak ke rumah!" sahut Mama Linda yang kekeh menyetujui desakan Rina yang ingin menginap.

Devan menghela nafas. "Terserah Mama lah. Yang jelas, Devan tidak mau diganggu dia. Dan nggak mau melihat dia berdrama seperti dalam sinetron ikan terbang di salah satu stasiun TV, Mah!"

Devan juga kekeh pada pendiriannya jika malas berhubungan dengan Rina.

Rina akhirnya diperbolehkan mengin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 26

    "Kamu masih kedinginan? Jaket itu pakailah dan jangan kamu lepas selama kamu kedinginan," kata Devan yang baru saja memakaikan jaket kepada Aisyah. Aisyah tertunduk malu. " Terima kasih. Sudah hangat kok," jawab Aisyah sambil membuang muka. Ia maju selangkah dan melihat bintang yang bertebaran. Devan menatap punggung Aisyah yang membelakanginya. "Syah, sepertinya kamu ada masalah besar. Netra kamu itu, tidak bisa dibohongi. Bicaralah tentang masalahmu, aku akan menjadi pendengar yang baik," ujar Devan mengawali pembicaraan dengan Aisyah yang terdiam. Suasana pada malam itu hening, hanya ada suara binatang malam yang menambah rasa dingin pada malam itu. "Aku nggak mau kamu pusing mendengar masalahmu, Kak. Dan aku takut mengganggu pekerjaanmu," jawab Aisyah yang sulit menceritakan masalahnya kepada Devan. Walau sebenarnya ia ingin menumpahkan rasa sakit hatinya kepada Denis. Devan masih berdiri dan bersandar pada dinding kokoh yang terdapat pada balkon tersebut. Ia menghela nafas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 27

    Malam itu, Aisyah menghapus air matanya. Ia semangat kembali karena Devan menyemangati dirinya. "Iya Mas Devan. Perlahan-lahan memberi pelajaran pada Denis. Yasudah, kita tutun yuk? Besok aku harus pulang pagi-pagi."Devan ikut turun dari balkon menuju kamar. " Aku akan bantu menyelesaikan masalahmu. Nanti aku nyusul ke rumahnya Denis. Kamu harus tenang dan kuat. Dah, aku mau ke kamar, sementara."Kedua insan tersebut berjalan cepat menuju kamar masing-masing sebelum ketahuan oleh Mama Linda dan Rina.***Tepat pukul 05.00 pagi, Aisyah sudah bangun. Selesai sholat subuh, ia memutuskan untuk membuat sarapan.Kali ini ia akan memasak urap sayur dan ayam goreng. Ia melihat persediaan sayur di kulkas masih banyak. Daging dan juga bumbu masih lengakap.Aisyah mulai memasak menu masakan yang ia sebutkan dengan lincah dan semangat.Di belakang Aisyah, Devan memandang ke arahnya sambil menggelengkan kepala. 'Syah, andai kamu istri aku, sudah kujadikan ratu satu-satunya di rumah ini, tetapi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 28

    "Rina, di sini tuh, Saya dan Devan, sudah biasa makanan masakan Jawa. Mama suka lho sama masakan Jawa. Aisyah, Devan, sarapannya dihabiskan dulu gih. Urap buatan Aisyah enak banget lho. Mama suka ini, serius."Pagi itu, Mama Linda berusaha mencairkan suasana agar tidak terjadi perdebatan.Devan membuang muka. "Nanti makannya kalau wanita resek itu dah pergi! Dia sudah membuyarkan mood sarapanku! Devan mau pergi!"Devan menunjuk Rina dengan tatapan geram dan tidak bersahabatKemudian ia berdiri dan berencana pergi ke rumah Denis bersama Aisyah. Denis keluar duluan agar mamanya tidak curiga dengan kepergian mereka. Tidak lama, Aisyah juga akan pergi. "Itu masakan buat Mama saja. Aisyah tidak banyak waktu!"Aisyah pun menyusul pergi karena takut Zola akan sampai duluan di rumah Denis.Sementara Rina sangat kesal mengetahui kepergian Devan.'Ngapain gue sama Mama Linda! Yang Gue incar saja pergi! Huft, sangat membosankan!' batin Rina yang dongkol tak karuan."Tan, makan saja kalau masaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 29

    Aisyah segera membuka pintu agar Zola bisa masuk ke rumahnya. Namun, Denis lebih dahulu membuka pintu tersebut.Denis terbelalak ketika Zola sudah ada di depannya. "Siapa kamu?" tanya Denis berpura-pura tidak tahu siapa itu Zola.Zola menggelengkan kepala. "Kamu tidak kenal dengan aku, Mas Denis?" tanya Zola dengan raut wajah yang memerah karena Denis berpura-pura tidak mengenalinya.Denis memutar bola matanya. "Nggak. Cepat pergi dari sini. Jangan mengada-ngada hai wanita asing! Saya itu sudah punya istri. Jadi, nggak kenal wanita seperti kamu!" bentak Denis dengan suara agak keras.Netra Zola berkaca-kaca. Hatinya sakit bukan main ketika ia tidak diakui oleh Denis. "Aku nggak akan pergi sebelum kamu tanggung jawab dengan calon bayi yang ada di rahim ini! Kau tega membohongi aku, Mas!" Zola berkata dengan lantang. Walau hatinya sangat terguncang. Di belakang Denis ada Aisyah dan Mawar yang mendengar percakapan tersebut.Aisyah membiarkan Zola berbicara dengan Denis sampai ia lega me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 30

    Siang itu, Zola ditarik paksa oleh Denis menuju keluar rumahnya. Denis berpura-pura tidak mengenal Zola. Sementara Mawar berkacak pinggang seperti ratu. Ia sangat suka melihat Zola diusir oleh Denis. "Cukup! Denis, hentikan hal kasarmu itu! Dia itu wanita dan nggak pantas kau kasar seperti itu!"Tidak lama, Devan muncul karena Denis tidak mau mengakui Zola sebagai wanita simpanannya. Ia juga bertindak kasar pada seorang wanita.Mendengar ucapan dari Devan, Denis menghentikan aksinya."Tumben kau datang ke sini Kak? Ada apa? Mau ikut campur rumah tangga orang kah? Atau mau mencari Aisyah! Tidak akan saya biarkan Aisyah menjadi milikmu!" ujar Denis yang sok tahu dan berlagak sombong di depan Devan.Plak plak!Devan mendengus geram. "Be reng sek kau Denis! Kau sudah berbohong dan tidak mau mengakui siapa calon anak yang ada dalam perut wanita itu! Aku ke sini ingin menampar dirimu! Dan memberi pelajaran bagimu!"Devan sangat marah karena Denis sudah tidak menjadi Denis yang dulu. Deni

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 31

    "Saya tidak mau menikahi Zola. Karena dengan menikahi dia, uangku bisa cepat habis. Aku belum mampu mempunyai istri tiga!" ujar Denis dengan tegas.Ia menyadari bahwa mempunyai istri lebih dari dua itu sulit. Zola syok mendengar pengakuan Denis. "Tapi kamu sudah menghamili aku, Denis? Apa kau tidak tahu, dengan kamu mengahmili aku, aku diusir oleh orang tuaku! Aku hanya tinggal bersama Nenekku yang sedang sakit! Apa kau tak peduli!"Zola menangis meratapi kehidupannya yang sekarang pahit sepahit jamu butrowali yang ada di daerah Jawa.Mendengar pengakuan Zola yang mengiris hati, Devan tak tega. Ia langsung memperlihatkan video tak senonoh antara Denis dan Zola di depan Mawar, Denis dan Aisyah. Sudah tidak ada lagi sesuatu yang ditutupi."Lihat ini! Kamu masih membantah, Denis? Apa hatimu itu sudah buta! Kau ingin yang enak saja, tetapi tidak tahu kedepannya bagaimana? Lihat, kedua wanita ini menderita lahir dan batin!" Devan menuding Aisyah dan Zola yang kini berada di ruang tamuny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 32

    "Aku beli obat dari apotik dulu dan membeli alat kompres instan agar Mawar bisa cepet turun panasnya!" ujar Denis dengan gugup.Denis segera menuju motor matic milik Aisyah dan langsung menstarter menuju apotik. Ia khawatir jika janin dalam kandungan Mawar kenapa-kenapa. Tidak lama, Denis sampai di apotik kemudian ia membeli obat yang diperlukan.Setelah mendapatkan obat tersebut, Denis segera pulang kembali.Setelah sampai di rumah, ia segera ke kamar Mawar. Dan ternyata Mawar sudah siuman. Aisyah memberikan air putih hangat untuk Si Mawar yang ternyata sedang dehidrasi.Terlihat Devan dan Zola sudah tidak ada di rumah tersebut."Kemana Zola dan Devan, Syah? Syukurlah kamu sudah siuman Mawar! Ini dipakai alat kompres instannya. Segera minum obat ya?"Terlihat Denis yang perhatian kepada Mawar. Ia mengompres Mawar dengan tulus serta memberikan obat kepada istri keduanya tersebut.Aisyah hanya diam. Cemburu pastinya. Tapi, ia tahan dalam relung kalbu paling dalam.Aisyah tidak menjawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Bab 33

    Malam itu Denis mendengar suara pria yang berbincang dengan Aisyah. Ia yang baru saja mencapai puncak kenikmatan dengan Mawar segera loncat dan mengenakan pakaiannya kembali. Ia ingin memastikan siapa yang datang.Ia langsung menuju ruang tamu untuk menemui tamu tersebut. Terlihat pria yang bersama Aisyah adalah Jiho. Penjual bubur ayam setiap pagi. Denis langsung di sebelah Aisyah yang sedang berbincang serius dengan Jiho. Pemuda campuran antara Indonesia dan Tionghoa."Jiho? Kenapa kamu malam-malam apel sama istri saya?" tanya Denis penasaran."Mas Jiho menawarkan aku untuk berbisnis usaha konveksi bersama. Kebetulan Mas Jiho ini ahli dalam bidan menjahit dan desainer juga. Besok rencana Mas Jiho dan aku akan bekerja di gedung yang sudah ia dirikan untuk tempat berlangsungnya proses produksi menjahit. Saya dan Mas Jiho menjadi leader dalam mengelola produksi tersebut. Nanti beberapa karyawan yang mahir menjahit akan direkrut," ujar Aisyah yang menceritakan kerja samanya dengan Jiho

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   104. Gara-gara Kue

    "Ada apa dengan Dokter Virginia? Apa ini erat kaitannya dengan racun kue itu? Oke, nanti aku akan ke sana lagi, tapi aku harus izin Aisyah dulu. Kalau perlu Aisyah ikut! Aisyah harus tahu kelicikan Rina!" batin Devan sambil melihat Aisyah yang sudah membayar totalan beberapa buah yang ia beli. "Mas, yuk kita pulang?" Ketika Aisyah sudah membayar seluruh buah yang ia beli, ia berbalik dan menatap Devan dengan wajah yang berbinar. "Sayang, kita jangan pulang dulu! Kita langsung ke Klinik milik Dokter Virginia. Lihat chat ini!" Devan langsung memberikan chat dari Bu Dokter Virginia yang baru saja muncul. Ia tidak mau ada yang ditutupi. Ia ingin selalu terbuka dengan Aisyah. Dengan terbuka, Aisyah akan semakin percaya pada dirinya. Devan tidak mau ia dianggap sebagai pria yang memiliki watak seperti Denis. "Maksud dari beliau apa ya? Yasudah, ayo kita ke Klinik. Mas, coba telepon Mbok Ginah bahwa kita tidak bisa sarapan dengan menu beliau soalnya ada keperluan penting. Kamu punya no

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   Sesuatu

    "Neli, kamu ngikutin kita? Kenapa tatapan kamu benci seperti itu kepada kita?" tanya Devan kepada Neli yang sudah ada tepat di belakangnya."Eng—nggak benci, saya hanya kepedasan ini Kak. Ingin beli es jeruk di taman ini," jawab Neli secara berbohong. Padahal Neli ingin mengintai pergerakan Devan dan Aisyah. Diam-diam, Neli menyembunyikan sesuatu dalam hatinya. "Jangan berbohong kamu Neli. Aku tahu kamu itu berbohong. Kamu pulang saja temani Mbok Ginah. Jangan ganggu acara kami!" jawab Devan dengan muka sinis ke arah Neli yang memang berbohong. Devan sudah pengalaman dengan wanita berwatak seperti Neli. Ia mungkin tidak akan terjebak dengan tipu muslihatnya. "Sudah, kalian jangan bertengkar. Neli, kalau kamu mau beli es jeruk lanjutkan. Jangan lupa nanti bayar sendiri, kamu masih pinjam uang aku loh. Hutang harus dibayar!" tegas Aiayah yang masih mengingat jika Neli pinjam uang kepadanya. "Eh, iya Kak, tenang saja. Nanti kalau aku sudah kerja dan gajian, hutang Kak Aisyah akan saya

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   102. Saat di Taman

    Malam itu Devan dan Aisyah sedang mengalami puncak kebahagiaan meski salah satu pihak sedang dilanda hamil muda. Devan melakukan hubungan dengan istrinya secara lembut hingga mereka sama-sama merasakan puncak kejayaan yanh memuaskan. Hingga mereka terlelap dalam mimpi. ***Pagi pun tiba. Devan sebelum subuh bangun dan mulai mandi besar. Sementara Aisyah masih saja tertidur pulas mungkin karena kelelahan. "Aisyah, bangun. Mandi besar sana. Nanti kita sholat subuh bareng."Ketika Devan sudah mandi, ia membangunkan sang istri dengan menepuk pundak. Tidak lama, Aisyah mulai terbangun. "Ada apa Mas? Haduh, kok aku belum pakai pakaian sih? Aku belum mandi ya? Ini sudah jam berapa?" Asiyah tidak sadar jika waktu itu sudah subuh karena saking lelapnya dan lelah setelah tadi malam bertempur dengan sang suami. "Sudah mandi besar sana. Nanti sholat bareng sama aku. Kamu lupa dengan pertempuran tadi malam?" Devan tersenyum kecil dan gemas melihat Aiayah yang lupa dan cemas. Seperti boneka B

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   101.

    Dia pinjam tiga ratus ribu, Mas? Tapi aku hanya beri dia dua ratus. Aku bilang, uang yang di dompet hanya sisa segitu," jawab Aisyah yang masih menelepon Devan."Oh, yasudah nanti kita bicarakan lagi empat mata di kamar. Ini mungkin udah satu jam, aku mau lihat uji coba yang dilakukan Dokter Virginia. Kamu tetap waspada dengan Neli!'Tidak lama, sambungan telepon diputus oleh Devan. Devan mulai menemui Dokter Virginia untuk memastikan apakah hasil labnya sudah jadi. Sebelum Devan sempat berdiri dari sofa, Dokter yang dimaksud Devan ternyata mendekatinya. "Mas Devan, ayo ikut saya ke ruangan lab. Ada yang perlu saya bicarakan kepada Mas Devan!" Dengan raut wajah serius, wanita tinggi berseragam khas dokter itu mengajak Devan untuk ke ruangan lab."Bagaimana hasilnya, Dokter?" tanya Devan ketika sudah sampai di ruangan lab. Ia berharap-harap cemas dengan hasil yang akan dijelaskan oleh dokter tersebut."Hasilnya positif mengandung zat beracun. Padahal awalnya roti ini aman dan saya b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   100. Menunggu Hasil

    Sore itu Pak Ujang sudah membawa Mbok Ginah dan wanita muda yang berpakaian sederhana. Namun, tidak berjilbab. Dari cara berpakaiannya wanita tersebut seperti orang desa. "Mbok Ginah? Pak Ujang? Mari silakan duduk ke sana!"Karena Devan sangat menghormati tamu yang datang, tamunya dipersilakan duduk di ruang tamu. Tidak lama, Aisyah datang menghampiri siapa tamunya tersebut dan sudah membawakan air teh dan beberapa jamuan makanan. Beberapa teko dan gelas, beserta jamuan, ia letakkan di meja tamu. "Ini Neng Aisyah? Istrinya Mas Devan ya? Manis sekali. Kenalin Neng, ini Mbok Ginah dan Ini Neli anak saya yang baru pulang kerja dari Arab. Kebetulan, dia sudah berhenti bekerja. Boleh kah dia sama Mbok bekerja di sini? Sekalian jagain Enang jika Nak Devan pergi. Nak Devan itu sudah saya anggap anak sendiri," tutur Mbok Ginah sambil duduk di samping anaknya berumur sekitar 22 tahun. Aisyah mengamati Neli dan Mbok Ginah. Kemudian ia menoleh kepada Devan. "Bagaimana Mas Devan? Apa mereka b

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   99. Kopi Susu

    Sore itu, Devan ingin membawa kue pemberian wanita asing ke Klinik milik Dokter Virginia. Namun, pria itu bingung karena Aisyah tidak mau diajak. Padahal Devan hanya ingin mengungkap keganjilan pada kue tersebut. "Syah, sebelum kue ini basi, ayo kita ke Klinik. Aku nggak mau kamu di rumah sendirian karena nggak ada yang jaga. Plis, ikut yuk? Kita harus tahu siapa wanita asing yang memberi kue pada kita itu!" Devan masih mendesak Aisyah untuk pergi ke Klinik. Baginya, keselamatan Aisyah lebih penting dari segalanya. Sedikit pun Devan nggak mau jika istri tercintanya celaka atau dijahatin orang. Apalagi Aisyah sedang mengandung benihnya. Suatu keluarga kecil yang harus diperjuangkan. "Tapi Mas, aku masih sedikit mual. Aku di rumah sendiri nggak papa. Yang jelas, kamu jangan lama-lama di sana. Aku 'kan bawa ponsel, jadi kamu jangan khawatir. Kita Bisa teleponan." Aisyah masih kelelahan sehingga ia hanya ingin di rumah untuk istirahat. Devan mendengus pelan. "Apa aku panggilkan Mbok

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   98. Icip-icip

    Rina sedang mengintai di balik celah jendela yang terbuka yang ada di samping kamar yang mengarah ke jalanan luar. Karena waktu itu Aisyah ada di kamar dan beristirahat dengan Devan. Wanita itu sedang memastikan apakah kita yang ia bawa benar-benar dimakan oleh Aisyah. "Kalau kamu suka dengan roti ini, saya ambilkan pisau pemotong kue dulu ya? Agar makanannya enak!" Devan mengambil pisau roti yang ada di atas piring kecil dekat dengan nakas. Kebetulan pisau tersebut ada di situ. Devan kemudian memotong-motong kue tersebut menjadi beberapa bagian. "Mas, kalau kamu suka, diicipin dulu ya rotinya. Kelihatannya enak banget! Porsinya juga jumbo. Pasti aku nek, jika makan kue sebanya itu!" Aisyah menyuruh Devan mencicipi kue yang dibawa oleh wanita yang katanya adalah suruhan dari Dokter Virginia. Yang sebenarnya wanita tersebut adalah Rina. "Oke deh, aku makan sepotong dulu!" Lalu Devan memakan sepotong kue berwarna coklat dan putih tersebut sepotong. Ia tergoda dengan ben

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   97. Tamu Tak Diundang

    "Awas saja, aku tidak akan membiarkan janin yang dikandung Aisyah hidup. Kau telah mengambil Devan dariku. Aku juga bisa mengambil janinmu dan akan melenyapkannya." Siang itu, seorang wanita bergaun pink berdiri di balik pintu sambil menatap sinis ke arah Aisyah. "Ehm. Dek Rina, kenapa kamu di situ? Katanya ingin cepat pulang? Atau masih ingin mampir di sini. Nanti aku nitip uang ini untuk Mama ya?" Dokter Virginia ternyata adalah sepupunya Rina. Kebetulan Rina menjadi asisten baru Virginia saat ini. Jadi kesempatan untuk mencelakai Aisyah lebih besar. *** Pada siang itu, Aisyah sudah berada di rumahnya bersama Devan. Aisyah berbaring di ranjang tidurnya setelah meminum vitamin dari Dokter. "Sayang, kamu istirahat dulu ya? Kamu maunya dipesankan masakan apa agar nggak mual? Aku punya makanan rekomen yang sehat di restoran langgananku. Jadi, selama hamil, kamu nggak perlu repot," kata Devan sambil melihat-lihat layar ponselnya. Karena ia ingin memesan makanan online sehat

  • Ketika Suamiku Menikah Lagi   96. Gara-gara Es Krim

    "Nggak papa. Terima kasih suamiku, aku menangis hari ini karena bahagia sekali," kata Aisyah yang masih dipeluk oleh Devan. Mereka menikmati pemandangan dari atas kemidi putar. "Udahlah jangan menangis lagi. Nanti kita turun beli es krim ya? Atau kita naik wahana lain?" tanya Devan yang masih di atas kemidi putar. Mereka berbincang saling tertawa dalam kesenangan sampai kemidi putar berhenti. Mereka turun dari kemidi putar menuju kantin yang menyediakan berbagai makanan dan minuman termasuk es krim. Dua wadah es krim coklat vanila sudah ia pesan. Devan dan Aisyah menikmati es krim sambil duduk di taman yang di depannya penuh dengan bunga. "Es krimnya nambah nggak? Kalau nambah, saya pesankan?" Devan menikmati es krim sambil menoleh ke Aisyah yang juka menikmati es krim dengan lahap. Dalam hati ia tertawa sendiri karena istrinya sangat menggemaskan. "Udah. Tapi Mas, perutku mual banget. Aku seperti ingin muntah! Di sini nggak ada kamar mandi ya?" Ketika Aisyah suda

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status