Share

Bab 28. Jangan Mimpi

"Terdengar bagus sih rencana kamu itu, Mas. Tapi maaf, baru saja tadi uang dalam Atm Itu aku ambil. Dan, langsung aku masukkan deposito. Baru bisa diambil tiga tahun lagi. Maaf banget ya, Mas."

Diam sesaat.

Kubayangkan, saat ini Mas Asep pasti sedang melongo kaget, atau bisa juga saat ini dia sedang ngamuk. Terserah.

"Mas, kamu masih disana?" tanyaku sambil menahan tawa.

Tadi dia bilang sedang ada di toilet. Kenapa rasanya aku tak yakin ya?

Sepertinya nanti juga aku harus mengecek cctv di rumah. Para pembohong itu, rasanya untuk saat ini sangat tidak bisa dipercaya.

"Masih, Dek. Kenapa uangnya malah kamu depositokan?" Mas Asep masih terus mengejar. "Bukankah lebih enak dijadikan modal usaha? uangnya bisa bertambah banyak, tiga tahun lagi, bahkan uang itu bisa jadi seratus kali lipat loh. Kalau masukin di bank. Bunganya itu dikit."

Mas Asep berkata panjang lebar, berusaha untuk mempengaruhiku.

"Biar dikit asli aman," jawabku sedikit ketus. "Aku sih trauma aja, Mas. Dari pada ua
Anggrek Bulan

Selamat membaca.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status