Share

[115] Learning Bareng Sitay

Vero membuka matanya dengan satu tangan kram akibat menahan berat beban kepala Stefany. Kamarnya yang temaram membuatnya kembali menguap sesekali sebelum menggerakkan kepalanya ke samping kiri. Kini Vero sepenuhnya terjaga. Ia tersenyum, menemukan wajah Stefany berada tepat di depan miliknya. ‘Wanita cantikku,’ batin Vero mengagumi keindahan pagi yang menyapanya.

Setiap pagi, Vero selalu bersyukur karena Stefany tak pernah menghilang sebelum ia terbangun. Jadi ia tak perlu merasa ditinggalkan oleh seseorang— terlebih wanita yang dirinya cintai. Rasa terima kasih itu selalu Vero udarakan agar menembus langit.

Sang Pencipta harus tahu betapa ia mensyukuri nikmat yang setiap detiknya selalu diberikan untuknya. Ya, meski terhadap dalam cerita hidupnya sendiri tak jarang ia dijadikan sebagai manusia paling mengenaskan. Setidaknya tak semalang nasib Mischa— maka dari itu, Vero selalu bersyukur atas pencapaiannya.

Ciuman Vero jatuhkan pada kedua kelopak Stefany yang masih tertutup. “Mami,”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status