Beranda / Romansa / Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali / Bab 8. Jebakan Dalam Chat Mesra

Share

Bab 8. Jebakan Dalam Chat Mesra

Penulis: Helminawati Pandia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 8. Jebakan Dalam Chat Mesra

“Aku milik Mas Deva! Kita nikah, ya, Mas! Tolong miliki aku!” Sonya merengek seraya meneteskan air mata.

“Maaf, Sonya. Tolong jangan menangis! Permintaanmu sangat berat untukku. Aku tidak bisa penuhi itu. Sebaiknya kamu pulang! Aku ada meeting setengah jam lagi,” bujuk Deva. Bujukan itu justru membuat tangis Sonya pecah.

Alisya merasa sedikit lega mendengar jawaban Deva.

“Jangan menangis, dong! Kamu tahu ‘kan watakku? Aku paling tidak suka melihat perempuan menangis. Kau tentu belum lupa itu!” sergah Deva mengingatkan Sonya.

“Ya, aku akan coba untuk tidak menangis. Tapi aku sangat kecewa dengan jawaban kamu, Mas.”

“Maaf, ini, hapus air matamu!” Deva mengulurkan beberapa lembar tisyu. Sonya menerima dan segera menyeka mata basahnya.

“Lalu, apa artinya chat kita selama ini, Mas?” lirihnya kemudian.

“Chat? Hem, maksud kamu, chat yang mana?” Deva menautkan kedua alis tebalnya.

“Chat mesra yang setiap malam kita lakuin, itu maksud Mas Deva apa? Hanya sebatas chatkah?”

“Maaf, Sonya, aku tidak paham maksud kamu apa?”

“Contohnya tadi malam, kita ngobrol panjang di hape. Lalu tiba-tiba Mas matiin. Mas bilang karena ada Alisya masuk kamar. Lalu kita sambung lewat chat sampai tengah malam.”

“Ya, ternyata kita sama sama nyaman saling berbalas chat. Lalu masalahnya di mana? Apakah karena kita sering berhubungan lewat chat, lalu aku berkewajiban menikahi kamu, begitu?”

“Chat itu bukan chat biasa. Kita bermesraan, Mas. Mas Deva menyentuhku, menyentuh seluruh tubuhku meski itu  tidak secara nyata. Meski hanya lewat kata-kata. Bahkan Mas Deva minta aku fotoin, kan? Aku penuhin keinginan Mas. Aku foto bagian tubuhku yang Mas Deva minta. Aku tau Mas Deva menikmatinya? Meski hanya lewat Foto.”

“Cukup Sonya, tolong pelankan suaramu! Gak enak didengar orang.” Deva sontak kaget. Dia tak menyangka kalau Sonya ternyata mengungkit chat yang mereka lakukan hampir setiap malam akhir-akhir ini.

Alisya tentu saja lebih kaget. Baru saja dia manarik napas lega karena Deva menolak ajakan Sonya untuk rujuk. Tapi detik berikutnya dia dikagetkan dengan pernyataan Sonya. Ternyata hubungan mereka sudah sejauh ini. Mereka sudah berhubungan begitu  intim meski hanya lewat chat.

‘Astaga! Mas Deva, kenapa kau berubah? Sejak kapan kau berubah menjadi manusia rendah! Kau telah berzinah, Mas! Meskipun hanya lewat chat mesra, itu sama saja dengan zina hati! Kau sudah berselingkuh! Kau berselingkuh meski hanya lewat chat!  Hari ini  bahkan kalian sudah bertemu! Esok lusa mungkin saja kalian beneran berselingkuh secara fisik! Atau bahkan bisa saja kau terpengaruh, lalu diam-diam kau rujuk dengan Sonya! Kau jahat, Mas Deva!’ pekik Alisya, menjerit tanpa suara.

Betapa Alisya ingin bangkit sekarang, lalu menyerang kedua manusia pezina itu. Tetapi, kakinya tak bisa digerakkan. Tubuhnya bagai kehilangan kekuatan. Terkejut dan kecewa yang datang bersamaan membuat wanita itu kehilangan tenaga.  Seluruh tubuhnya lemas, semua persendian bagai berlepasan. Alisya luruh, telungkup di atas meja café. Meja yang  berada tepat di seberang meja Deva. Hanya sebuah tanaman hias berdaun rimbun yang menjadi penghalang.

“Maaf, Ibu. Ibu sakit?” Seorang pramusaji menghampri Alisya.

“Tidak, saya hanya mengantuk, sebentar saja saya istirahat sambil telungkup seperti ini!” ucap Alisya dengan suara pelan, khawatir terdengar oleh Deva dan Sonya.

“Baik, Ibu, kalau ada masalah segera bilang ke kami, ya!”

“Ya, terima kasih!”

Pramusaji itu berlalu, Alisya kembali fokus mendengarkan pembicaraan  di seberang meja.

“Aku minta maaf, karena telah lancang memintamu foto-foto seperti itu.  Tapi sebenarnya, kau juga yang memancing, bukan? Jangan tersinggung, Sonya, sebenarnya aku tak akan terpengaruh, jika bukan kau yang memancingnya.”

“Ya, aku ngaku. Aku yang memulainya. Tapi itu aku lakuin karena aku rindu sama kamu.  Aku teringat saat bersama Mas Deva dulu. Dan jujur, hingga detik ini tak ada siapapun yang melakukan hal seperti itu denganku selain kamu, Mas.”

“Ya, aku percaya.”

“Apakah Mas Deva tau, apa yang aku rasakan setiap kita berbalas chat seperti itu? Aku menderita, Mas. Aku harus menahan hasrat itu sendirian. Sedangkan kamu? Kamu bisa lampiasin sama Alisya. Aku cemburu! Mas janji ke aku, bahwa suatu saat nanti, mungkin kita akan praktekin langsung. Gak cuma di chat, sekarang aku tanya, kapan Mas akan penuhi janji itu?”

“Maaf, Sonya. Sepertinya obrolan kita sudah terlalu jauh ini. Sebaiknya kita sudahi saja!”

“Kenapa Mas Deva menghindar? Kalau di dalam chat Mas begitu menggebu-gebu! Kenapa saat bertemu begini Mas malah seolah menghindar?”

“Sonya, aku sudah bilang dari awal, alasan kita bertemu ini karena kau ingin membicarakan tentang Tasya putri kita. Kenapa malah jadi ngelantur?”

“Nggak ngelantur! Aku hanya menyambung obrolan kita di chat.”

“Tolong jangan bahas masalah obrolan di chat saat kita bertemu seperti ini, ok! Kita udah sepakat bahwa obrolan di chat tinggal di chat.”

“Lho, kenapa jadi begitu? Kalau di hape malah gak terbatas, kan, ngobrolnya.  Kalau bertemu begini, kita bisa leluasa mengungkapkan segalanya, Mas!”

“Ok, baik. Sekarang kau mau apa?”

“Aku mau menagih janji Mas Deva. Mas janji ke aku bahwa Mas akan praktekin semua pembicaraan kita di chat.”

“Kamu ngawur! Itu hal yang tak mungkin aku lakuin. Itu sama saja kau mengajak  melakukan zina.”

“Aku gak ngajak Mas berbuat zina. Aku mau Mas nikahin aku, supaya tidak zina!”

“Ok, sekarang sudah jelas semua. Ternyata selama ini kau sengaja menjebakku. Kau giring obrolan di chat hingga menjurus ke arah itu. Tanpa sadar aku masuk ke dalam perangkapmu. Kuiyakan semua keinginanmu, termasuk  janjiku bahwa aku akan memenuhi hasratmu secara nyata, bukan hanya di dalam chat. Lalu, sekarang kau datang menuntut janji itu! Begitukan?”

“Aku tidak menggiringmu, Mas! Kita saling chat itu atas dasar suka sama suka! Aku tak pernah bermaksud menjeratmu!”

“Kau ternyata belum berubah Sonya! Aku salah duga. Kukira  setelah mendekam selama lima tahun di penjara, kau sudah berubah waras. Ternyata penampilan fisikmu saja yang berubah, tapi otak dan isi kepalamu masih saja licik! Maaf, Sonya, sekarang juga aku tegaskan, jangan pernah hubungi aku lagi! Maaf, aku terpaksa blokir nomormu! Permisi!”

Deva langsung berdiri dan melangkah cepat meninggalkan Sonya.

“Ok, silahkan kau blokir nomorku. Tapi, semua chat kita selama ini tak akan pernah bisa kau hapus, Mas. Aku menyimpan semuanya. Dan aku akan tunjukkan ini kepada Alisya!” teriak  Sonya mengancam. Teriakan itu menyita perhatian seluruh pengunjung café.

Deva tersentak kaget. Langkahnya terhenti, pria itu langsung berbalik.

“Perempuan sial! Sini hape kamu! Aku akan hancurkan hapemu! Siniin!” Deva merebut ponsel di tangan Sonya.

“Tidak bisa, Mas! Kau tidak punya pilihan lain selain menikah denganku! Aku janji akan tutup mulut! Alisya tak akan tahu hubungan kita!” Sonya mempertahankan ponselnya. 

Suasana cafe yang tenang, kini berubah tegang. Para pengunjung hanya menonton dari meja masing-masing. Pegawai café memohon agar Deva dan Sonya menjaga ketenangan.

“Kau tak boleh mengirimkan chat itu kepada Alisya! Sini hape kamu!” Deva tetap berusaha merebut ponsel Sonya.

“Tidak akan kukirim asal  Mas janji nikahi aku!” ancam Sonya tak mau mengalah.

“Ok, cukup! Angap saja chat mesra kalian sudah  sampai ke aku!” teriak Alisya  mengangetkan keduanya.

*****

Bab terkait

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 9. Rahasia Sonya dan Ibu Mertua

    Bab 9. Rahasia Sonya dan Ibu Mertua“Ok, cukup! Angap saja chat mesra kalian sudah sampai ke aku!” teriak Alisya bangkit dari duduknya. Wanita itu berjalan menghampiri Deva dan Sonya yang sempat saling berebutan ponsel.“Alisya?” Deva menoleh ke arah Alisya. Wajah penuh emosi itu kini berubah tegang.“Kau … di sini?” pekik Sonya tak kalah kaget.“Ya, aku di sini! Senang bisa bertemu dengan kalian di sini. Terutama dengan Ibu. Apa kabar, Bu Sonya?” tanya Alisya kini berdiri tepat di hadapan keduanya. Tatapannya lekat di wajah Sonya.“Sejak kapan kamu di sini, Sya?” tanya Deva dengan suara bergetar.“Apakah itu penting?” sahut Alisya melirik Deva sekilas seraya tersenyum tipis.

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 10. Zina Lewat Chat Dianggap Biasa

    Bab 10. Zina Lewat Chat Dianggap Biasa“Alisya, kau di sini? Aku sudah memintamu jangan ke kantor hari ini, kan?” Alina, sang ibu mertua menatap nanar ke arah mereka. Wanita itu terlihat salah tingkah. Langkah kakinya tertahan seketika. Betapa dia juga sama terkejutnya. Semua yang dia rencanakan bersama sang mantan menantu kesayangan gagal total.Tetapi itu hanya sesaat. Wanita itu kini berdiri tegak dengan wajah sangar. Menatap ke Alisya tanpa rasa bersalah sedikitpun.“Ma, kenapa Mama bisa ke café ini juga? Dan Tasya?” Alisya masih tak percaya dengan penglihatannya.Alina yang dulunya teronggok lemah di kursi roda, kini telah kembali ke watak aslinya. Sejak Alisya resmi menjadi menantu, kasih sayang tak terhingga senantiasa Alisya curahkan kepadanya. Perawatan paling sempurna dia lakukan pada

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 11. Ancaman Alina

    Bab 11. Ancaman Alina“Mama Alisya …. Tungguin Tasya!”Alisya tercekat, Tasya mengejarnya. Langkah kaki Alisya terhenti seketika.“Mama, Tasya ikut pulang bareng Mama ….” Langkah kaki kecil gadis menjelang remaja itu terdengar kian mendekat.“Tasya! Sayang!” panggil Sonya dan Alina bersamaan. Mereka tersentak kaget. Keduanya segera mengejar Tasya. “Tasya! Tunggu!” Alina berteriak.“Sayang, ini Mama, Nak! Tasya …!” Sonya ikut berseru.Namun, Tasya tak peduli. Gadis itu menubruk Alisya, memeluk sang mama sambung dengan erat. “Ma, jangan tinggalin Tasya. Maaf, tadi pagi Mama udah berpesan agar Tasya pulang sekolah bareng Kek Dadang. Tapi, Nene

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 12. Big Bos Tertampan Tapi Arrogant

    Bab 12. Big Bos Tertampan Tapi Arrogant“Apa? Surat cerai untuk Alisya? Dari Mama? Mama yang menceraikan dia?” Deva terperangah.Alisya tak kalah kaget. Ucapan ibu mertuanya bagai petir menyambar di siang bolong. Tak ada lagi praduga-praduga. Ungakapan Alina adalh suatu kejelasan yang tak perlu diragukan lagi. Ini adalah jawaban dar semua tanda tanya yang berseliweran di benak Alisya. Ibu mertuanya ingin menyingkirkannya.“Maksud Mama, Mama ingin aku menikahi Sonya meskipun aku sudah memiliki Alisya? Mama ingin aku memiliki dua orang istri? Dan kalau Alisya tidak setuju, Mama akan menceraikannya?” ulang Deva menatap ibunya dengan mata membulat tajam.“Iya, kenapa? Apakah ada yang aneh dengan rencana mama ini?” Alina balas menatap tak kalah tajam. Sonya tersenyum samar di balik pung

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab. 13 Permintaan Maaf Ala Deva

    Bab. 13 Permintaan Maaf Ala Deva“Lepas! Aku jijik! Aku bisa muntah, awas!” sergah Alisya berusaha melepaskan diri.Namun di detik berikutnya, bibirnya tak lagi mampu berkata-kata. Mulutnya telah di sumbat secara paksa. Semakin Alisya meronta, semakin kencang Deva mengunyahnya.Terpaksa Alisya pasrah, diam itu lebih baik baginya sekarang.Di lantai tiga lif berhenti, seseorang hendak menggunakan lif juga, namun urung masuk saat melihat sang Big Bos ada di dalamnya. Telunjuk Deva segera menekan tombol. Lif kembali bergerak naik. Alisya membeku di dalam pelukan suaminya.Gerakan Deva melemah. Lumatan bibirnya berubah lembut, sangat lembut. Namun, Alisya hanya diam. Tak ada balasan sama sekali. Wanita itu sedang berjuang menekan rasa sakit di dalam hati. Meski s

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 14. Deva Mengaku Silau Akan Kilau Imitasi Sonya

    Bab 14. Deva Mengaku Silau Akan Kilau Imitasi Sonya“Sekarang anggap masalah ini selesai! Kita jalani hari-hari selanjutnya seperti biasa! Ini perintah!” tegas Deva kemudian, di ujung kalimat pengakuannya.Alisya terperangah. Sakit di dalam hati kini disempurnakan dengan rasa kecewa parah. Deva benar-benar belum berubah. Setelah melakukan kesalahan begitu besar, sekarang dengan gampangnya menganggap masalah ini selesai. Bahkan langsung menekankan bahwa kalimatnya adalah perintah.“Kita balik kantor, ayo bangun!” Deva bangkit lalu berjalan menuju lif. Alisya tak bergerak. Tubuhnya masih tertancap di bangku santai di sudut kolam. Otaknya tak bisa memerintahkan kaki untuk bangkit dan berjalan menyusul Deva.“Sya ….”Tiba-tiba Deva berbalik, ke

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 15. Cinta Deva dan Alisya Dibayangi Rencana Licik Sonya dan Alina

    Bab 15. Cinta Deva dan Alisya Dibayangi Rencana Licik Sonya dan Alina“Fajar, mantan suami pertama Alisya?” Alina mengernyit kencang.“Ya, mantan suami Alisya akan aku manfaatkan. Jika Mas Deva tak bisa aku rebut dengan cara membakar cemburu Alisya, maka sekarang rasa cemburu Mas Deva yang akan aku bakar. Akan aku atur bagaimana caranya agar Fajar hadir di dekat Alisya. Kali ini kita tak boleh gagal.”“Otak kamu memang briliat, Sayang! Dulu, Deva langsung menyingkirkan kamu saat mengira kamu selingkuh dengan Alex, bukan? Dia paling benci pada perempuan pengkhianat. Bayangakan kalau itu terjadi pada Alisya! Kalau Alisya begitu sabar dan mau memaafkan Deva, maka Deva akan langsung mendepak perempuan itu bila Fajar hadir di dalam kehidupannya.”“I

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 16. Hasutan Sonya Pada Tasya

    Bab 16. Hasutan Sonya Pada TasyaTasya terbangun saat ponselnya berdering panjang. Gadis kecil berusia sepuluh tahun itu mengucek mata berulang-ulang. Dia berusaha mengumpulkan segenap kesadaran. Tiba-tiba dia beringsut turun dari ranjang. Langsung meraih ponsel miliknya di atas meja belajar.“Mama!” serunya setelah mengusap layar. Senyum semringah mekar di bibir tipisnya. Benar dugaannya, Sonya yang menelepon.Wanita itu sudah berjanji akan menelpon setiap ada kesempatan. Menumpahkan kasih sayang kepada Tasya, putri kandung yang sempat dia abaikan. Lima tahun menjalani hukuman di penjara, membuat mereka terpisah secara paksa. Sekarang saatnya untuk mengganti segenap perhatian dan kasih sayang yang sempat hilang.Sonya juga sudah berjanji tak akan pernah meninggalkan Tas

Bab terbaru

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 195. Tamat

    Bab 195. TamatSidang ditutup, Alisya duduk lemas di bangkunya. Sidang pertama kasus perceraiannya ini terpaksa ditunda. Terggugat tidak menghadiri sidang. Entah Deva ke mana. Pengadilaan agama memutuskan sidang ditunda dua minggu mendatang.“Ayo, pulang, Ca! Nunggu apa lagi?” Bu Ainy menepuk lembut bahu Alisya.“Iya, Ibu pulang diantar Pak Arul, ya! Ica mau langsung ke kantor.” Alisya meraih tas lalu bangkit perlahan.“Iya, mungkin Deva sudah ada di kantor. Ibu menjadi mikir seribu kali untuk perceraian kalian ini.”“Ibu mikir apa? Kok sampai seribu kali?” tanya Alisya lemas, lalu berjalan keluar ruang sidang. Bu Ainy mengiring di sisinya.“Entahlah, yang jelas Ibu merasa sedih. Akhir-akhir ini Deva sangat berubah. Dia juga terlihat sangat pasrah. Ibu enggak tega, Ca. Apalagi Rena dan Tasya seringkali Ibu pergoki menangis berdua, diam-diam menelpon Deva. Sepertinya mereka juga sangat terpukul dengan rencana perpisahan kalian ini.”“Ya. Tapi itu hanya sebentar. Selanjutnya merek

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 194. Alisya Menolak Damar

    Bab 194. Alisya Menolak Damar“Naik apa, Pak Deva?” tanya Damar mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman.“Naik ojek saja, Pak. Mari!” sahut Deva tersenyum, lalu melangkah cepat menuju gerbang. Dengan sigap Pak Arul membuka pintu gerbang untuknya. Deva berdiri sambil celingukan ke kanan dan ke kiri. Menunggu ojek yang melintas. Dia harus berhemat. Persediaan uang di dompet sudah semakin menipis. Untuk menyewa taksi terlalu mahal baginya saat ini.Damar dan Alisya menatapnya dengan tatapan miris.“Sebentar, Pak Damar!” ucap Alisya lalu berjalan menuju garasi. Buru-buru membuka pintu mobil, dan masuk ke dalamnya.“Mbak Alisya mau ke mana?” tanya Damar mengikutinya.“Sebentar,” sahut Alisya memundurkan Alphard putih itu, kemudian memutar pelan.Damar hanya menatap bingung, saat mobil itu melaju ke luar gerbang dan berhenti di dekat Deva yang masih menunggu ojek di sana.Pintu samping mobil terbuka. Alisya turun dan berjalan menghampirinya. “Bawa saja mobilnya! Besok pagi cepat d

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 193. Alisya Mulai Dilema

    Bab 193. Alisya Mulai Dilema“Papa mau ke mana?” Rena menghentikan langkah Deva. Mereka baru tiba di kota setelah melakukan perjalanan jauh ke desa Fajar. Deva berniat langsung pulang ke kontrakannya setelah memasukkan mobil ke dalam garasi.Alisya yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah ikut menghentikan langkah, menoleh kepada putrinya di teras depan.“Papa pulang dulu, ya, Sayang! Udah hampir malam. Rena mandi, makan, lalu istirahat, ya!” sahut Deva setelah membalikkan badan menghadap gadis kecil yang kini berstatus sebagai putri majikan itu.“Jangan pergi! Papa udah janji sama Rena! Papa akan menjadi pengganti Papa Fajar! Papa udah janji enggak akan pernah pergi lagi! Papa udah janji enggak akan pisah lagi sama Mama! Papa udah janji enggak akan –““Rena! Masuk!” sergah Alisya menghentikan rengekannya.“Tapi, Mama! Papa mau pergi lagi! Papa enggak boleh pergi lagi! Rena mau sama Papa!” Rena tak menghiraukan. Dia malah nekat mengejar Deba, lalu memeluk lengan pria itu.“Rena, m

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!

    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!“Pak Deva, hati-hati nyetirnya, ya! Titip Mbak Alisya dan Rena!” titah Damar kepada Deva.“Baik, Pak.” Deva menjawab patuh. Meski cemburu menggigit hati, namun Deva berusaha mengerti. Alisya bukan miliknya lagi. Melainkan milik Damar sesaat lagi. Begitu perceraian mereka diputuskan oleh Pengadilan Agama.“Saya baik-baik saja, Pak Damar. Kalau Bapak sibuk, sebiknya tidak usah ke rumah! Selesaikan saja kasus Sonya!” Alisya berusaha menolak niat Damar secara halus.“Tentu, Mbak. Kasus Bu Sonya akan usut sampai tuntas. Kalau dibiarkan, dia akan tetap menjadi ancaman bagi ketenangan Mbak Alisya. Mbak tenang saja, ya!” Damar tetap berkeras. Alisya hanya bisa diam. Sudah beberapa kali dia mengusir pria ini bila datang ke rumhnya. Berkali sudah dia menunjukkan sikap bahwa dia sama sekali tak membuka hati. Bahkan dia juga sudah menjalin kerja sama dengan Luna, tunangan Damar. Namun, Damar tak surut juga. Pria itu selalu mencari cara dan alasan untu

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan

    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan“Aku gak selingkuh, Lex, beneran. Aku berani bersumpah, aku enggak mungkin suka sama supirku sendiri,” lirih Sonya membuat Alex makin geram. Tetapi dia tak boleh tunjukkan sekarang. Sonya harus dia taklukkan dulu.“Baik, Sayang! Aku percaya padamu,” ucapnya seraya memeluk wanita itu.“Kamu percaya padaku, Lex?” ulang Sonya melonjak lega. Ada harapan tumbuh di sanubarinya.“Iya, Sayang! Aku percaya. Maaf, jika tadi aku sempat berbuat kasar. Itu kulakukan karena aku sempat begitu cemburu buta. Aku terlalu cinta sama kamu, Sonya. Maafkan aku!”“Iya, Lex. Aku tahu. Aku juga cinta sama kamu. Aku tetap setia hingga detik ini. Aku mau nikah sama kamu. Kamu udah janji mau nikahin aku, kan, Lex?”“Iya, Sayang! Tapi secara siri dulu, ya! Kamu tahu aku belum bisa menceraikan istriku, kan? Meski begitu, kamu adalah wanita yang paling istimewa bagiku. Kau adalah ratuku, Sayang!”“Ya, udah. Nikah siri juga gak apa-apa. Tolong selamatkan aku, y

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya

    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya“Sakit, Lex! Ammpun …!” rintih Sonya saat Alex menghujamkan miliknya di bagian sensitif tubuh Sonya. Pria itu bergerak dengan cepat dan liar di atas tubuh wanita itu. Semakin Sonya merintih kesakitan, semakin kencang gerakannya. Kesakitan Sonya adalah hiburan baginya. Semakin kencang tangis Sonya, semakin terbang dia ke surga kenikmatan. Alex bagai kesetanan. Terbang semakin tinggi, hingga rintihan Sonya terdengar hanya sayup-sayup samar.Dan saat dia sampai pada pelepasan yang ke sekian kalinya, baru dia menyudahinya. Pria itu ambruk di samping tubuh telanj*ng Sonya denga peluh membasahi sekujur badan. Alex merasa harga dirinya kembali setelah dikhianati. Senyum penuh kepuasan tersungging di bibirnya.“Bagaimana, lebih hebat siapa? Aku atau supir kesayanganmu itu, hem?’ bisiknya seraya menggigit daun telinga Sonya.Wanita itu bergeming. Jangankan untuk bersuara, bernafas saja dia merasa sangat tersiksa. Sakit di sekujur tubuh terutama di areal kewan

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 189. Sonya Di Markas Alex

    Bab 189. Sonya Di Markas Alex“Terima kasih ya, Allah! Engkau telah mengembalikan Papa buat Rena. Semoga papa dan mama tidak pernah berpisah lagi, aamiin,” ucap Rena menengadahkan kedua tangannya ke langit, lalu mengusap wajah dengan telapak tangan setelah kata amin.“Sayang, ada yang mau mama bilang, tolong Rena dengar baik-baik, ya!” kata Alisya ingin menjelaskan kesalah pahaman putrinya.“Iya, Ma. Rena akan dengar.” Rena segera memasang wajah serius.“Begini sebenarnya, antara mama dan papa Deva, kami ….”“Maaf, Bu Alisya, tolong pikirkan dulu sebelum mengatakan apa-apa!” Deva memotong ucapan Alisya. Alisya tercekat. Bibirnya terkatup rapat.“Ingat, kita ke sini untuk menjemput Rena dan membawanya ke rumah sakit, bukan? Bagaimana perasaannya bila tahu yang sebenarnya, sedangkan kondisi Fajar tak mungkin kita tutupi darinya. Dia akan sangat kecewa. Tentang kita, kita bisa menunda menjelaskan padanya. Tapi tentng Fajar, kita harus jujur,” lanjut Deva lagi.Alisya menelan saliva. A

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 188. Binar  Bahagia Di Mata Rena

    Bab 188. Binar Bahagia Di Mata Rena“Beberapa personil akan menjemput Bu Sonya, Mbak Alisya mau ke mana sekarang?” tanya Damar mengiringi langkah Alisya keluar dari kantor polisi itu. Deva sengaja berjalan agak jauh, pria itu belum bisa berucap apa-apa pada Alisya. Rencana Sonya yang hendak melenyapkan Alisya masih sangat mengejutkannya, juga membuatnya merasa sangat bersalah pada Alisya.“Saya mau pulang, mau menenangkan diri dulu. Terima kasih atas bantuan Bapak, selanjutnya saya mau Sonya diproses segera. Hari ini mungkin dia gagal melenyapkan saya, tapi besok, bisa saja dia mengulanginya!” jawab Alisya langsung menuju mobilnya.Deva buru-buru membukakan pintu mobil untuknya. Alisya masuk dan menyenderkan tubuh lemasnya di sandaran kursi.“Baik, Mbak pulang dulu! Istirahat saja di rumah. Saya akan urus semuanya. Tolong nanti kirim nomor keluarga Pak Fajar, ya!” pinta Damar berdiri tepat di samping jendela mobil, pria itu melongokkan kepalanya ke dalam, ke dekat Alisya.Deva yang

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi

    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi“Saya ikut?” tanya Deva menunjuk dadanya. Alisya tak menyahut, dia langsung berjalan mendahului ke luar ruangan. Memberi instruksi kepada Deby lalu langsung menuju lif. Seperti orang bingung, Deva mengikutinya. Namun, saat Alisya menuju areal parkir, pria itu menghentikan langkah.“Bapak nunggu apa?” tanya Alisya kembali menghampirinya.“Eeem, saya lupa kalau saya sudah tak punya mobil. Maaf, saya naik taksi saja. Kita jumpa di kantor polisi. Saya duluan,” jawab Deva lalu melangkah pergi.“Maaf, Pak Deva! Pakai mobil saya saja!” Alisya menghentikannya. Deva berbalik. “Bapak yang nyetir!” titah Alisya menyodorkan kunci mobilnya.Ragu Deva meraihnya. Betapa harga dirinya serasa remuk redam. Akan lebih terhormat rasanya bila dia naik angkot saja, daripada menumpang di mobil mantan istrinya. Namun, ini adalah perintah dari sang Direktur Utama. Jika membantah, dia khawatir kehilangan pekerjaan.Dengan langkah berat dia berjalan menuju areal parkir VI

DMCA.com Protection Status