Home / Romansa / Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali / Bab 2. Chat Mesra di W******p Deva

Share

Bab 2. Chat Mesra di W******p Deva

Author: Helminawati Pandia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 2. Chat Mesra di W******p Deva

“Alisya!” Deva meninggikan suara.  

Alisya sempat tersentak kaget. Dia yang seharusnya meninggikan suara karena marah, tetapi Deva yang malah membentak.

“Kamu jangan seperti anak ABG, dong! Sudah tua kok masih saja cemburuan! Malu sama umur!” sungut Deva  lagi.

Itu hanya untuk  menutupi perasaan yang sesungguhnya. Sebenarnya dia juga sangat terkejut. Bagaimana mungkin dia bisa salah sebut nama. Kenapa dia bisa menyebut nama Sonya, mantan istri yang sangat dibencinya itu.

“Tidak, aku tidak sedang cemburu. Dan aku  yakin aku tidak salah dengar. Tolong jelasin, kenapa tiba-tiba Mas ingat Sonya?  Apakah itu ada hubungannya dengan pembicaraan Mas ditelpon tadi?” Elma tak mau mengalah kali ini. Masalah ini tak bisa dianggap sepele.

“Pembicaraan apa maksudnya? Sudahlah, yang penting aku tidak ada menyebut nama Sonya!” Deva bertahan.

“Tadi aku sempat dengar saat Mas sedang telponan dengan seseorang. Mas bilang mulai bosan. Dan Mas juga bilang bekas istri orang. Apa maksudnya, Mas?  Dengan siapa Mas tadi telponan? Dengan Sonya? Kok, bisa? Bukankah sudah sangat lama dia menghilang dari kehidupan kita? Dia bahkan tengah menjalani hukumannya di penjara sana,” cecar Alisya masih mendongkol.

“Dia baru keluar dari penjara.” Tak sadar, Deva bergumam.

“Apa? Dia … dia sudah  keluar dari penjara … dan Mas tahu info tentang dia?” seru Alisya dengan kedua mata membulat sempurna.

Deva terperanjat. Bagaimana bisa dia keceplosan lagi.

Alisya juga semakin kaget. Bukankah masa tahanan Sonya harusnya enam tahun? Sonya menjalaninya baru lima tahun. Kenapa Sonya bisa bebas? Yang lebih mencurigakan, bagaimana bisa suaminya tahu tentang status  Sonya. Deva tahu kalau perempuan itu telah keluar dari penjara. Bahkan Deva menyebut namanya, saat  mereka usai  bercinta. Pria itu  mengucapkan terima kasih dengan ekspresi  penuh kepuasan.

Apa maksudnya? Terima kasih untuk apa?  Terima kasih sebagai ungkapan  karena telah mereguk rasa  puas? Bukankah seharusnya  ungkapan itu untuk Alisya? Lalu, kenapa  malah dia ucapkan untuk Sonya. Apakah Deva telah berhalusinasi kalau wanita yang telah  dia rengkuh tadi adalah mantan istrinya?

Alisya mersakan kepalanya berdenyut. Betapa dia ingin memaksa Deva untuk berkata jujur. Curiga dan sakit hati mengaduk perasaan.  Namun, untuk saat ini dia tak bisa berbuat apa-apa.  Deva  pasti  mengelak. Dia  menuduh Alisya yang salah dengar ucapannya.

“Duh!” keluh wanita itu meraba pelipis yang  tiba-tiba berdenyut hebat.

“Sudahlah, jangan dipikirin lagi! Yang penting aku tidak ada menyebut namanya. Kepikiran pun tidak pernah!” sergah Deva  sembari meraih selimut tipis, lalu menutupi tubuh bugil mereka.

Alisya bergeming. Lidah terasa kelu.  Kenyataan ini,  begitu  sulit untuk  dia cerna.

“Sudah! Sini, Sayang!” Deva melunak juga akhirnya. Pria itu meraih bahu Alisya lalu membawanya ke dalam dekapan.

“Istriku ini  sepertinya  sedang begitu kelelahan. Makanya jadi ngawur ngomongnya. Bobok, ya! Besok kita harus ke kantor, ada meeting penting dengan client, bukan?” bujuknya dengan nada lembut tapi memaksa.

Seperti biasa, ucapan Deva adalah perintah. Watak diktatornya tak juga sirna.  Alisya terpaksa diam dan patuh. Mencoba untuk percaya, bahwa dia hanya salah dengar saja. Bukan  salah sebut nama.

Wanita itu  memaksa mata untuk terpejam, akhirnya terlelap dalam kepasrahan hingga pagi menjelang.

**

Bunyi alarm membangunkan Alisya pagi ini. Segera dia beringsut turun dari atas ranjang, Membersihkan diri di kamar mandi, melaksanakan mandi junub sebagaimana yang seharusnya.  Dinginnya air  membelai kulit tubuh, membuat gigil mendera. Rambut sepunggung dia basahi di bawah cucuran shower.

Rutinitas mandi sudah selesai,  Alisya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dibungkus handuk. Berjalan pelan menuju ranjang big size, di mana Deva masih terlelap.  Alisya naik ke atas ranjang, lalu duduk tepat di samping Deva. Sepertinya Deva tertidur begitu lelap. Bibirnya menyungging senyum, pria itu tengah  hanyut  di alam mimpi.  Mimpi manis yang teramat indah untuk diakhiri.

Sebenarnya Alisya  tak tega membangunkan sang suami kembali ke dunia nyata. Namun,  dia harus melakukannya. Sebab waktu untuk melaksanakan ibadah Subuh sangat terbatas. Sementara sang Imam masih tertidur pulas.

Tangan Alisya mulai terangkat, jemarinya hendak membelai wajah tampan itu. “Mas –“

“Sayang! Terima kasih! Ya  ….”

Gerakan dan panggilan Alisya terhenti. Mata indah dengan alis tebal terukir rapi itu  mengerjab. Alisya menajamkan pendengaran, berusaha menangkap igauan samar yang terucap di bibir Deva.  Wajah terang Deva terlihat makin tampan dengan senyum semringah di kedua sudut bibirnya. Begitu indahkah mimpinya? Lalu, siapa  yang dia panggil ‘Sayang’ dalam mimpi itu? Dirinyakah? Atau ada nama lain? Atau … Sonya?

Alisya  mulai sibuk menerka-nerka. Perasaanya kembali gundah seperti tadi malam. Saat Deva salah menyebut nama usai mereka bercinta. Namun segera dia tepis.  Deva sangat mencintainya. Tak akan ada nama lain di hatinya, selain nama Alisya. Begitu Alisya  menenangkan hati dan pikirannya.

“Mas! Bangun, yuk!” Alisya membelai lembut pipi Deva.

“Emh!” Pria itu menggeliat, lalu pelan-pelan membuka kelopak mata yang tertutup rapat. “Jam berapa, sih? Enak banget tidurnya, bentar lagi saja aku bangun, ya!” pintanya  kembali mengulet sambil memeluk bantal guling.

“Jam enam kurang, Mas! Kita harus sholat, kan? Ayolah, nanti waktunya habis, lho! Bangun, dong!”

“Entar, nanggung banget mimpinya tadi, aku belum sampai tadi, kamu malah bangunin. Jadinya pening kan, kepalaku!” gerutu Deva dengan mata kian terpejam.

“Pening? Memangnya Mas Deva mimpi apa? Kok,  belum sampai, maksudnya apa?”

“Mimpi manjat!”

“Manjat apa?”

“Manjat gunung!”

“Ya, Allah. Untung gak kepleset jatuh, Mas! Udah, sekarang bangun, mandi, lalu sholat! Ayo!” Alisya menyibak selimut yang menutup tubuh Deva.

“Iya … iya!” Deva beringsut turun dari ranjang, langsung menuju kamar mandi dengan langkah masih limbung.

Alisya tak tahu gunung apa yang sedang  aku panjat di dalam mimpiku tadi. Dan jika aku beritahu, bisa terjadi perang dunia ketiga di rumah ini. Hem, lebih baik aku  diam saja. Deva bermonolog  menahan hasrat yang gagal tersalur lewat mimpi indahnya. Pria itu lalu mengguyur seluruh tubuh  di bawah pancuran shower.

Alisya merapikan tempat tidur sembari menunggu Deva selesai mandi.  Tangannya menyentuh sesuatu di balik bantal Deva. Segera Alisya meraihnya.

Tak biasanya Deva membawa ponsel sambil tidur. Apakah dia masih berhubungan dengan client  sampai larut malam? Atau sesuatu tengah disembunyikan Deva darinya. Alisya harus mencari tahu.

Alisya menyalakan ponsel, memasukkan kata sandi yang yang biasa. Sedikit lega, karena ternyata Deva tak merubah kata sandi di ponselnya. Artinya, Deva tak berubah, tak ada rahasia seperti dugaannya. Sebuah pesan tiba-tiba masuk.

[Selamat pagi, akhirnya kamu  online juga. Gimana hari ini? Aku bisa lepas kangen enggak?]

Pesan itu diakhiri dengan emoticon kiss tiga buah.

******

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yayu Tinah
siapa dia yang pagi pagi dah ngajak kangen kangenan lagi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 3. Pertengkaran di Pagi Buta

    Bab 3. Pertengkaran di Pagi Buta[Selamat pagi, akhirnya kamu online juga. Gimana hari ini? Aku bisa lepas kangen enggak?]Pesan itu diakhiri dengan emoticon kiss tiga buah. Alisya terpana. Mata teduhnya mengulang membaca berkali-kali. Pengirimnya adalah PT. Amor. Salah bacakah dia? Pesan apa ini?Alisya harus segera bergerak. Menanyakan pesan itu sekarang juga. Tapi, Deva pasti mengelak lagi. Bimbang, Alisya belum bisa mengambil keputusan. Segera dia menghapus chat aneh itu, mematikan ponsel, lalu mengembalikannya ke balik bantal Deva. Dia berusaha agar tetap tenang seolah semua baik-baik saja.Ponsel Alisya tiba-tiba berdering. Buru-buru dia meraih ponsel di atas nakas. Wajah ibu mertuanya ada di layar. “Mama? Ada apa pagi-pagi buta sudah nelpon?” batin Alisya, wanita itu&n

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 4. Alina Membandingkan Alisya Dengan Sonya

    Bab 4. Alina Membandingkan Alisya Dengan Sonya “Mama! Bantu sisirin rambut Rena, dong, Ma!” Tiba-tiba Rena muncul di ambang pintu kamar.“Iya, Sayang! Kemarilah!” Alisya menurunkan kedua tangan, memberi jalan untuk Rena.Kemenangan ada di pihak Deva. Pria itu menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Dia langsung buru-buru menuju mobilnya.Alisya menghela napas panjang. Mencoba menentramkan hati yang gundah gulana. Menyembunyikan perasaan curiga di lubuk hati, agar anak-anak tak terpengaruh akan hal yang belum tentu kebenarannya. Ritinitas pagi ini harus segera dia laksanakan. Membantu putri-putrinya menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Setelah Rena rapi, dia harus menuju kamar Tasya.“Sudah cantik, sekarang sarapan, sana! Mama mau

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 5. Permintaan Mengejutkan Ibu Mertua

    Bab 5. Permintaan Mengejutkan Ibu Mertua“Mulai sekarang Tasya tinggal di rumah Mama! Sepertinya kamu sangat kerepotan mengurus anak-anak.” Alina semakin mengagetkan Alisya.“Tidak! Saya tidak mengijinkan Tasya ikut Mama! Bik! Hentikan! Kembalikan koper itu ke atas lemari!” tegas Alisya dengan suara kencang.“Hey, kenapa? Mama hanya ingin meringankan beban kamu! Sepertinya kamu sangat repot mengurus semuanya. Mama tak bermaksud apa-apa!”“Maaf, Ma! Nanti saja kita lanjutkan pembicaraan ini! Saya tak mau kita berselisih di depan Tasya! Tasya cepat makannya, Nak! Lalu berangkat ke sekolah, ya!”Alina terdiam beberapa saat. Alisya ternyata masih setegas dulu. Tetapi, kali ini dia tak akan mau kalah lagi. Alina mengg

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 6. Café Seberang Kantor

    Bab 6. Café Seberang Kantor“Kamu?” Alisya mendelik tajam ke arah sang sekretaris. Gadis itu menunduk, menekuri lantai dengan hati yang berdebar.“Apa maksudnya ini? Kenapa ruangan Pak Dirut kosong? Di mana dia? Di mana tamu penting seperti yang kau sebutkan tadi? Di mana mereka? Apakah di toilet?” cecar Alisya menyerbu masuk ke dalam ruangan. Alisya memeriksa hingga ke toilet, namun tak menemukan siapa-siapa di sana. Dia juga mencari ke balik lemari tempat penyimpanan dokumen perusahaan, hasilnya juga nihil.“Di sini tak ada siapa-siapa, Deby! Ke mana Pak Dirut, ha?” teriak Alisya kebingungan.Deby masih menunduk. Ketakutan makin mendera. Sedikitpun dia tak menyangka kalau Alisya bakal datang ke kantor. Menurut keterangan Deva tadi pagi, Alisya tidak masuk kantor hari ini. Bila a

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 7. Wanita Dari Masalalu Deva

    Bab 7. Wanita Dari Masalalu DevaAlisya segera menyapu seluruh ruangan café dengan netra. Benar saja, sepasang mantan suami istri sedang bercengkrama di sudut sana. Sonya.Sesaat Alisya membeku di posisi berdirinya. Serasa tak percaya dengan apa yang disaksikan olehnya saat ini. Deva suami yang begitu dia percaya, ternyata menemui wanita lain di belakangnya. Lebih mengagetkan lagi karena wanita itu ternyata Sonya.Wanita dari masalalu suaminya. Apa artinya ini? Jadi, tadi malam yang Deva sempat salah sebut nama itu benar adanya? Bahwa ternyata memang sudah ada nama Sonya di hatinya? Kenapa? Bagaimana bisa wanita itu kembali hadir di hati Deva? Bukankah Deva sangat membenci Sonya?Alisya menatap lekat keduanya. Mata elang Deva terlihat begitu intens memandang wajah Sonya. Penampilan Sonya yang berubah setelah keluar dar

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 8. Jebakan Dalam Chat Mesra

    Bab 8. Jebakan Dalam Chat Mesra“Aku milik Mas Deva! Kita nikah, ya, Mas! Tolong miliki aku!” Sonya merengek seraya meneteskan air mata.“Maaf, Sonya. Tolong jangan menangis! Permintaanmu sangat berat untukku. Aku tidak bisa penuhi itu. Sebaiknya kamu pulang! Aku ada meeting setengah jam lagi,” bujuk Deva. Bujukan itu justru membuat tangis Sonya pecah.Alisya merasa sedikit lega mendengar jawaban Deva.“Jangan menangis, dong! Kamu tahu ‘kan watakku? Aku paling tidak suka melihat perempuan menangis. Kau tentu belum lupa itu!” sergah Deva mengingatkan Sonya.“Ya, aku akan coba untuk tidak menangis. Tapi aku sangat kecewa dengan jawaban kamu, Mas.”“Maaf, ini, hapus air matamu!” Deva mengulurkan beberapa lembar

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 9. Rahasia Sonya dan Ibu Mertua

    Bab 9. Rahasia Sonya dan Ibu Mertua“Ok, cukup! Angap saja chat mesra kalian sudah sampai ke aku!” teriak Alisya bangkit dari duduknya. Wanita itu berjalan menghampiri Deva dan Sonya yang sempat saling berebutan ponsel.“Alisya?” Deva menoleh ke arah Alisya. Wajah penuh emosi itu kini berubah tegang.“Kau … di sini?” pekik Sonya tak kalah kaget.“Ya, aku di sini! Senang bisa bertemu dengan kalian di sini. Terutama dengan Ibu. Apa kabar, Bu Sonya?” tanya Alisya kini berdiri tepat di hadapan keduanya. Tatapannya lekat di wajah Sonya.“Sejak kapan kamu di sini, Sya?” tanya Deva dengan suara bergetar.“Apakah itu penting?” sahut Alisya melirik Deva sekilas seraya tersenyum tipis.

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 10. Zina Lewat Chat Dianggap Biasa

    Bab 10. Zina Lewat Chat Dianggap Biasa“Alisya, kau di sini? Aku sudah memintamu jangan ke kantor hari ini, kan?” Alina, sang ibu mertua menatap nanar ke arah mereka. Wanita itu terlihat salah tingkah. Langkah kakinya tertahan seketika. Betapa dia juga sama terkejutnya. Semua yang dia rencanakan bersama sang mantan menantu kesayangan gagal total.Tetapi itu hanya sesaat. Wanita itu kini berdiri tegak dengan wajah sangar. Menatap ke Alisya tanpa rasa bersalah sedikitpun.“Ma, kenapa Mama bisa ke café ini juga? Dan Tasya?” Alisya masih tak percaya dengan penglihatannya.Alina yang dulunya teronggok lemah di kursi roda, kini telah kembali ke watak aslinya. Sejak Alisya resmi menjadi menantu, kasih sayang tak terhingga senantiasa Alisya curahkan kepadanya. Perawatan paling sempurna dia lakukan pada

Latest chapter

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 195. Tamat

    Bab 195. TamatSidang ditutup, Alisya duduk lemas di bangkunya. Sidang pertama kasus perceraiannya ini terpaksa ditunda. Terggugat tidak menghadiri sidang. Entah Deva ke mana. Pengadilaan agama memutuskan sidang ditunda dua minggu mendatang.“Ayo, pulang, Ca! Nunggu apa lagi?” Bu Ainy menepuk lembut bahu Alisya.“Iya, Ibu pulang diantar Pak Arul, ya! Ica mau langsung ke kantor.” Alisya meraih tas lalu bangkit perlahan.“Iya, mungkin Deva sudah ada di kantor. Ibu menjadi mikir seribu kali untuk perceraian kalian ini.”“Ibu mikir apa? Kok sampai seribu kali?” tanya Alisya lemas, lalu berjalan keluar ruang sidang. Bu Ainy mengiring di sisinya.“Entahlah, yang jelas Ibu merasa sedih. Akhir-akhir ini Deva sangat berubah. Dia juga terlihat sangat pasrah. Ibu enggak tega, Ca. Apalagi Rena dan Tasya seringkali Ibu pergoki menangis berdua, diam-diam menelpon Deva. Sepertinya mereka juga sangat terpukul dengan rencana perpisahan kalian ini.”“Ya. Tapi itu hanya sebentar. Selanjutnya merek

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 194. Alisya Menolak Damar

    Bab 194. Alisya Menolak Damar“Naik apa, Pak Deva?” tanya Damar mengedarkan pandangan ke sekeliling halaman.“Naik ojek saja, Pak. Mari!” sahut Deva tersenyum, lalu melangkah cepat menuju gerbang. Dengan sigap Pak Arul membuka pintu gerbang untuknya. Deva berdiri sambil celingukan ke kanan dan ke kiri. Menunggu ojek yang melintas. Dia harus berhemat. Persediaan uang di dompet sudah semakin menipis. Untuk menyewa taksi terlalu mahal baginya saat ini.Damar dan Alisya menatapnya dengan tatapan miris.“Sebentar, Pak Damar!” ucap Alisya lalu berjalan menuju garasi. Buru-buru membuka pintu mobil, dan masuk ke dalamnya.“Mbak Alisya mau ke mana?” tanya Damar mengikutinya.“Sebentar,” sahut Alisya memundurkan Alphard putih itu, kemudian memutar pelan.Damar hanya menatap bingung, saat mobil itu melaju ke luar gerbang dan berhenti di dekat Deva yang masih menunggu ojek di sana.Pintu samping mobil terbuka. Alisya turun dan berjalan menghampirinya. “Bawa saja mobilnya! Besok pagi cepat d

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 193. Alisya Mulai Dilema

    Bab 193. Alisya Mulai Dilema“Papa mau ke mana?” Rena menghentikan langkah Deva. Mereka baru tiba di kota setelah melakukan perjalanan jauh ke desa Fajar. Deva berniat langsung pulang ke kontrakannya setelah memasukkan mobil ke dalam garasi.Alisya yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah ikut menghentikan langkah, menoleh kepada putrinya di teras depan.“Papa pulang dulu, ya, Sayang! Udah hampir malam. Rena mandi, makan, lalu istirahat, ya!” sahut Deva setelah membalikkan badan menghadap gadis kecil yang kini berstatus sebagai putri majikan itu.“Jangan pergi! Papa udah janji sama Rena! Papa akan menjadi pengganti Papa Fajar! Papa udah janji enggak akan pernah pergi lagi! Papa udah janji enggak akan pisah lagi sama Mama! Papa udah janji enggak akan –““Rena! Masuk!” sergah Alisya menghentikan rengekannya.“Tapi, Mama! Papa mau pergi lagi! Papa enggak boleh pergi lagi! Rena mau sama Papa!” Rena tak menghiraukan. Dia malah nekat mengejar Deba, lalu memeluk lengan pria itu.“Rena, m

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!

    Bab 192. Jangan Jatuh Cinta Lagi, Alisya!“Pak Deva, hati-hati nyetirnya, ya! Titip Mbak Alisya dan Rena!” titah Damar kepada Deva.“Baik, Pak.” Deva menjawab patuh. Meski cemburu menggigit hati, namun Deva berusaha mengerti. Alisya bukan miliknya lagi. Melainkan milik Damar sesaat lagi. Begitu perceraian mereka diputuskan oleh Pengadilan Agama.“Saya baik-baik saja, Pak Damar. Kalau Bapak sibuk, sebiknya tidak usah ke rumah! Selesaikan saja kasus Sonya!” Alisya berusaha menolak niat Damar secara halus.“Tentu, Mbak. Kasus Bu Sonya akan usut sampai tuntas. Kalau dibiarkan, dia akan tetap menjadi ancaman bagi ketenangan Mbak Alisya. Mbak tenang saja, ya!” Damar tetap berkeras. Alisya hanya bisa diam. Sudah beberapa kali dia mengusir pria ini bila datang ke rumhnya. Berkali sudah dia menunjukkan sikap bahwa dia sama sekali tak membuka hati. Bahkan dia juga sudah menjalin kerja sama dengan Luna, tunangan Damar. Namun, Damar tak surut juga. Pria itu selalu mencari cara dan alasan untu

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan

    Bab 191. Kehancuran Sonya di Tangan Sang Selingkuhan“Aku gak selingkuh, Lex, beneran. Aku berani bersumpah, aku enggak mungkin suka sama supirku sendiri,” lirih Sonya membuat Alex makin geram. Tetapi dia tak boleh tunjukkan sekarang. Sonya harus dia taklukkan dulu.“Baik, Sayang! Aku percaya padamu,” ucapnya seraya memeluk wanita itu.“Kamu percaya padaku, Lex?” ulang Sonya melonjak lega. Ada harapan tumbuh di sanubarinya.“Iya, Sayang! Aku percaya. Maaf, jika tadi aku sempat berbuat kasar. Itu kulakukan karena aku sempat begitu cemburu buta. Aku terlalu cinta sama kamu, Sonya. Maafkan aku!”“Iya, Lex. Aku tahu. Aku juga cinta sama kamu. Aku tetap setia hingga detik ini. Aku mau nikah sama kamu. Kamu udah janji mau nikahin aku, kan, Lex?”“Iya, Sayang! Tapi secara siri dulu, ya! Kamu tahu aku belum bisa menceraikan istriku, kan? Meski begitu, kamu adalah wanita yang paling istimewa bagiku. Kau adalah ratuku, Sayang!”“Ya, udah. Nikah siri juga gak apa-apa. Tolong selamatkan aku, y

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya

    Bab 190. Polisi Mengejar Sonya“Sakit, Lex! Ammpun …!” rintih Sonya saat Alex menghujamkan miliknya di bagian sensitif tubuh Sonya. Pria itu bergerak dengan cepat dan liar di atas tubuh wanita itu. Semakin Sonya merintih kesakitan, semakin kencang gerakannya. Kesakitan Sonya adalah hiburan baginya. Semakin kencang tangis Sonya, semakin terbang dia ke surga kenikmatan. Alex bagai kesetanan. Terbang semakin tinggi, hingga rintihan Sonya terdengar hanya sayup-sayup samar.Dan saat dia sampai pada pelepasan yang ke sekian kalinya, baru dia menyudahinya. Pria itu ambruk di samping tubuh telanj*ng Sonya denga peluh membasahi sekujur badan. Alex merasa harga dirinya kembali setelah dikhianati. Senyum penuh kepuasan tersungging di bibirnya.“Bagaimana, lebih hebat siapa? Aku atau supir kesayanganmu itu, hem?’ bisiknya seraya menggigit daun telinga Sonya.Wanita itu bergeming. Jangankan untuk bersuara, bernafas saja dia merasa sangat tersiksa. Sakit di sekujur tubuh terutama di areal kewan

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 189. Sonya Di Markas Alex

    Bab 189. Sonya Di Markas Alex“Terima kasih ya, Allah! Engkau telah mengembalikan Papa buat Rena. Semoga papa dan mama tidak pernah berpisah lagi, aamiin,” ucap Rena menengadahkan kedua tangannya ke langit, lalu mengusap wajah dengan telapak tangan setelah kata amin.“Sayang, ada yang mau mama bilang, tolong Rena dengar baik-baik, ya!” kata Alisya ingin menjelaskan kesalah pahaman putrinya.“Iya, Ma. Rena akan dengar.” Rena segera memasang wajah serius.“Begini sebenarnya, antara mama dan papa Deva, kami ….”“Maaf, Bu Alisya, tolong pikirkan dulu sebelum mengatakan apa-apa!” Deva memotong ucapan Alisya. Alisya tercekat. Bibirnya terkatup rapat.“Ingat, kita ke sini untuk menjemput Rena dan membawanya ke rumah sakit, bukan? Bagaimana perasaannya bila tahu yang sebenarnya, sedangkan kondisi Fajar tak mungkin kita tutupi darinya. Dia akan sangat kecewa. Tentang kita, kita bisa menunda menjelaskan padanya. Tapi tentng Fajar, kita harus jujur,” lanjut Deva lagi.Alisya menelan saliva. A

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 188. Binar  Bahagia Di Mata Rena

    Bab 188. Binar Bahagia Di Mata Rena“Beberapa personil akan menjemput Bu Sonya, Mbak Alisya mau ke mana sekarang?” tanya Damar mengiringi langkah Alisya keluar dari kantor polisi itu. Deva sengaja berjalan agak jauh, pria itu belum bisa berucap apa-apa pada Alisya. Rencana Sonya yang hendak melenyapkan Alisya masih sangat mengejutkannya, juga membuatnya merasa sangat bersalah pada Alisya.“Saya mau pulang, mau menenangkan diri dulu. Terima kasih atas bantuan Bapak, selanjutnya saya mau Sonya diproses segera. Hari ini mungkin dia gagal melenyapkan saya, tapi besok, bisa saja dia mengulanginya!” jawab Alisya langsung menuju mobilnya.Deva buru-buru membukakan pintu mobil untuknya. Alisya masuk dan menyenderkan tubuh lemasnya di sandaran kursi.“Baik, Mbak pulang dulu! Istirahat saja di rumah. Saya akan urus semuanya. Tolong nanti kirim nomor keluarga Pak Fajar, ya!” pinta Damar berdiri tepat di samping jendela mobil, pria itu melongokkan kepalanya ke dalam, ke dekat Alisya.Deva yang

  • Ketika Mantan Istri Suamiku Kembali    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi

    Bab 187. Pengkuan Ayu di Kantor Polisi“Saya ikut?” tanya Deva menunjuk dadanya. Alisya tak menyahut, dia langsung berjalan mendahului ke luar ruangan. Memberi instruksi kepada Deby lalu langsung menuju lif. Seperti orang bingung, Deva mengikutinya. Namun, saat Alisya menuju areal parkir, pria itu menghentikan langkah.“Bapak nunggu apa?” tanya Alisya kembali menghampirinya.“Eeem, saya lupa kalau saya sudah tak punya mobil. Maaf, saya naik taksi saja. Kita jumpa di kantor polisi. Saya duluan,” jawab Deva lalu melangkah pergi.“Maaf, Pak Deva! Pakai mobil saya saja!” Alisya menghentikannya. Deva berbalik. “Bapak yang nyetir!” titah Alisya menyodorkan kunci mobilnya.Ragu Deva meraihnya. Betapa harga dirinya serasa remuk redam. Akan lebih terhormat rasanya bila dia naik angkot saja, daripada menumpang di mobil mantan istrinya. Namun, ini adalah perintah dari sang Direktur Utama. Jika membantah, dia khawatir kehilangan pekerjaan.Dengan langkah berat dia berjalan menuju areal parkir VI

DMCA.com Protection Status