Suasana menjadi aneh dirasakan Bella ketika dia berada di dalam satu ruangan dengan pria yang membuatnya tidak nyaman saat ini. Selain keberadaan Noah yang tidak dia sukai, ada juga tatapan dari wanita tadi yang sempat di tolak Noah tergantikan olehnya.
"Apa si tukang menggigit hanya bisa menggigit?" pertanyaan Noah membuat Bella kesal.Ingat Bella sedang bekerja, kenyamanan pelanggan adalah tugas utama yang harus dijaga olehnya. Bella menarik nafas mencoba untuk mengabaikan Noah setelah menaruh minumam dia berencana untuk kembali keluar tanpa harus berurusan dengan Noah.Ketika diabaikan, Noah mengerutkan dahi sambil merasa heran ada wanita yang bahkan menolak bertatapan dengannya. "Kau wanita apa bukan hah?" teriak Noah."Mungkin Anda rabun jika tidak tahu jenis apa saya, Tuan," cetus Bella."Hah, rabun? Kau ....""Saya permisi," sela Bella pamit."Hei, siapa yang menyuruhmu keluar hah!" teriak Noah mulai kesal.bella berhenti berjalan menoleh ke aah Noah yang tertegun mendapat tatapan tajam Bella. "Apa ada lagi yang Anda perlukan, Tuan?" pertanyaannya tidak luput dari tatapan Bella meremehkan Noah."Kau tidak takut aku mengadukan keluhan atasmu?" ancam Noah."Kalau begitu anak kecil mungkin lebih dewasa dari Anda," balas Bella."Anak kecil?" Noah merasa kesal dibandingkan dengan seorang anak kecil yang terlihat lebih dewasa darinya.Bella dan Noah saling menatap tajam. Noah memperhatikan cara berpakaian Bella dengan baju pelayan. Baru kali ini pakaian seperti itu sempurna di tubub seseorang dia rasa."Apa bosmu mengubah selera untuk aku? Bahkan di luar sana ada banyak yang berpenampilan baik sedang mengantri ke hadapanku," ucap Noah.Bella tidak membalas ucapan Noah."Tapi cukup bagus," tambah Noah."Mata Anda bagian mana yang melihat wanita berpakaian pelayan bagus, Tuan? Tidak bisa membedakan mana wanita pelayan dan seorang penghibur," balas Bella.Noah tertegun mendengar ucapan Bella yang mengatakan penglihatannya bermasalah."Haha, Kau memang anjing kecil yang bermulut tajam ya! Kamu tidak tahu siapa aku?" tatap Noah tidak mau kalah dari wanita itu.Noah tertawa untuk sekian lama dia tidak pernah menunjukan wajah bersemangat seperti sekarang apalagi pada seorang wanita. Dia tidak menyangka seorang gadis pelayan bisa membuatnya tertarik banyak bicara."Anda hanya seorang yang gila hormat, sampai semua orang harus menyambut Anda dengan berbaris rapi," jawab Bella."Kamu tahu itu? Ternyata Kamu memperhatikannya ya." Noah merasa Bella membuatnya menarik perhatian."Yang aku tahu, Anda hanya orang merepotkan dan tidak mempunyai hati yang tulus sampai mempekerjakan karyawan hanya untuk menyambut Anda," ucap Bella lagi."Bukan aku yang memerintahkan mereka," bantah Noah."Anda tokoh utamanya, siapa yang perduli siapa yang memerintah.""Apa itu mengganggumu?" tatap Noah mulai terpancing emosi."Saya rasa itu akan merusak mata Anda juga melihat barisan orang-orang yang mencoba mendapat perhatian Anda," balas Bella.Noah tertegun mendengarnya, dia tersenyum tipis sedikit tidak percaya ada seseorang yang tahu apa yang dia rasakan dan pikirkan dari semua rutinitas hariam yang menurutnya itu membosankan."Lalu bagaimana seharusnya?" Noah penasaran pendapat Bella."Mungkin CEO yang gila bersih lebih baik, daripada harus mencicipi semuanya untuk menemukan yang sesuai selera."Ucapan Bella membuat Noah berpikir keras mencernanya. Noah baru mau bicara lagi, tapi tiba-tiba beberapa orang masuk mengejutkan Noah dan Bellaikut berdiri pamit pergi."Hei!" belum sempat Noah bicara, Bella sudah pergi keluar ruangan.Noah terdiam kesal pembicaraannya di ganggu oleh beberapa wanita yang sedari tadi sudah tidak tahan berdiri dan ingin bertemu dengan Noah.Dia mendengus kesal berdiri pergi tanpa menghiraukan mereka. Ada dua orang pengawal yang melarang mereka mendekati Noah yang dalam suasana kesal.Seorang wanita bernama Yuna tampak kesal melihat Noah sudah pergi padahal dia belum sempat menunjukan aksinya dan mendapatkan Noah dengan baik. Peluang dia menjadi seorang model akan berjalan lancar jika ada peran Noah di belakangnya sebagai pendukung.Tapi itu gagal kali ini tanpa melakukan apapun."Padahal selangkah lagi sudah dekat!" rutuk Yuna.Pria sukses seperti Noah sangat sulit di dekati seperti rumor yang di dengar banyak orang. Sangatsuit mendekatinya ketika Noah sama sekali tidak mau melirik mereka.Bella yang menghela nafas bisa lepas dari pria seperti Noah membuat dia sesak nafas jika terus berada satu ruangan pengap dengan tatapan mengerikan dan juga takut jika pria sepertinya mampu melakukan banyak hal tanpa ragu termasuk pada dirinya."Kau kenapa?" pertanyaan manager mengejutkan Bella."Ah, tidak ada saya akan kembali bekerja," jawab Bella pamit pergi ke meja kasir untuk melihat pesanan pelanggan.Bella kembali pergi berharap tidak ada Noah yang mencoba untuk banyak bicara padanya. Apalagi, dia juga takut dikejar para wanita yang kesal akibat ulahnya yang mengacaukan rencana mereka bersama Noah. Bos yang sedari tadu memperhatikannya juga tampak mencurigakan membuatnya tidak nyaman meski hanya sekedar bekerja sebagai pelayan."Ternyata tidak mudah bekerja seperti ini, apa aku bisa melakukannya dan bertahan lama?" gumam Bella.Ditengah Bella yang sedang bekerja sebagai pelayan di sebuah bar, dua orang pria memperhatikan Bella yang ternyata ditugaskan oleh Mona untuk melihat aktivitas Bella.Semakin malam, Bella merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk pulang lebih awal membuat managernya bertanya apa yang menjadikan Bella malah berhenti padahal kinerjanya bagus. Dengan alasan sebisanya, Bella berusaha untuk menjelaskan hingga dia benar-benar memilih berhenti ambil shif malam dan akan bekerja di siang hari."Untung bosku pengertian." Bella menghela nafas lega.Langkah kakinya bergegas ketika dia dalam perjalanan pulang. Merasa ada yang mengikuti dan dia berusaha untuk segera sampai rumah. Semakin diperhatikan Bella memilih untuk berlari setelah memasuki area perumahan hingga dia berhenti di gerbang, disana sudah ada banyak orang yang memperhatikannya. Untuk pertama kalinya dia merasa bersyukur ada banyak orang di malam hari sepulang dia bekerja."Jantungku bisa tidak bertahan selama tinggal di sini," keluh Bella berjalan seolah tidak ada yang terjadi melewati orang-orang yang banyak memperhatikannya.Pulang masuk ke rumah dia lakukan perlahan agar tidak membangunkan putrinya yang sudah tidur pulas. Bella berharap ada pekerjaan yang lebih baik selain bekerja sebagai pelayan bar yang akan di anggap sebelah mata dan juga bisa membuat anaknya tidak nyaman nantinya."Aku harap ada pekerjaan yanga akan menjamin masa depan kami," ucap Bella berjalan pergi ke kamar mandi setelah memastikan Aria tidak terbangun akibat dia baru pulang.Di ruang tamu, Mona sedang berbicara dengan kedua pria sambil berpikir keras memikirkan tentang keponakannya."Kalian yakin dia keluar dari ruangan Noah? Apa yang terjadi di sana," tanya Mona."Tidak ada yang bisa di jelaskan, Nyonya."Mona menyeringai membayangkan Bella jauh lebih meyakinkan dibanding harus mencari mereka yang masih gadis.Di lain tempat dalam perjalanan pulang, Noah memikirkan apa yang dikatakan Bella selama masuk dan duduk di kursi mobil. Dia tidak menghiraukan apalagi menjawab pertanyaan sekretarisnya. Leo kebingungan apa yang terjadi dengan tuan mudanya padahal belum lama dia pergi dan Noah berada di bar ruang privat yang sudah dia sediakan, tapi Noah keluar sambil mendengys kesal dan terdiam setelahnya. "Apa menurutmu aku gila kehormatan?" Mendengar pertanyaan Noah yang tiba-tiba, Leo menoleh sambil memikirkan maksud dari tuan mudanya. "Bukan Anda yang gila hormat, Tuan. Tapi mereka yang merasa harus menghormati Anda karena Anda layak mendapatkannya," jelas Leo. "Apa hal itu penting?" Leo mengerutkan dahi, pertanyaan Noah semakin membuatnya kebingungan dari mana Noah mendapatkan deretan pertanyaan itu, padahal dia baru saja bersenang-senang dengan para wanita. "Untuk Anda yang sukses, itu harus Tuan." Leo berusaha mengimbangi pertanyaan Noah. "Apa Kau menyukai hal itu?" tanya Noah lagi. Leo
Bella sedang menghitung jumlah tabungan miliknya, dia memikirkan pengeluaran dan juga kebutuhan Aria yang semakin besar. Dia kebingungan harus mencari pekerjaan tambahan kemana lagi, sedangkan satu kerjaan saja belum ada yang membantunya. Seketika ingat masa di mana Rafa selalu tahu apa yang sedang dipikirkan Bella, dia melihat lagi ke arah putrinya yang sudah tidur pulas di atas tempat tidur kecil meski cukup untuk berdua, tapi itu jauh berbeda dari dulu. "Bagaimana aku bisa membuat ini lebih baik dari sebelumnya?" gumam Bella.Merasa kesulitan menghadapi hari yang berat dengan pekerjaan yang sudah dia lalui. Menjadi pelayan cafe tidak sulit, tapi yang membuat dia berat ketika ada banyak tamu yang memperlakukannya dengan tidak baik. Terlebih lagi, dia juga takut jika putrinya tahu dan akan merasa malu jika ibunya bekerja sebagai pelayan di tempat hiburan.Bella mengela nafas tidak tahu harus melakukan apalagi agar dia bisa dapat penghasilan yang sepadan dengan kebutuhannya. Sebuah ket
Perasaan tak tentu dirasakan Bella ketika dia dalam perjalanan kali ini bersama lima wanita lainnya yang sibuk mempercantik diri, dia duduk di mobil berbeda dengan tantenya, bersama mereka yang biasa melayani pria. "Apa aku salah melakukan ini? Bagaimana kalau aku malah mengacaukan putriku," batin Bella bersandar sambil melihat jalanan yang asing baginya.Tidak ada yang mengajak Bella untuk berbicara, mereka hanya melontarkan tatapan merasa asing dengan kehadiran Bella diajak oleh Mona ke tempat penting kali ini. Sebenarnya dalam pikiran Bella hanya ada tentang putrinya dan segala resiko yang akan dihadapi jika anak gadisnya itu tahu tentang apa yang sudah diambil langkahnya kali ini.Perjalanan yang cukup panjang membuat dia merasa lelah, para wanita yang sudah dari 1 jam lalu berdandan dan mempercantik diri juga merasa kebosanan dan tidak jarang dari mereka yang merutukii perjalanan hingga harus mengoles ulang riasan mereka. Saat Bella melihat ke arah jendela mobil dia merasa kendar
Berdua di dalam kamar bersama dengan seorang pria yang memiliki reputasi besar di kota, membuat Bella berpikir keras duduk di samping Noah yang juga ikut duduk terdiam tanpa berbicara mendengarkan penegasan Bela. Dia menunjukkan sebuah plastik obat di tangannya lalu menoleh ke arah Noah yang juga memperhatikan tangan Bella."Apakah Kamu tahu obat apa ini, apa yang harus aku lakukan dengannya?" tanya Bella.Noah meraih plastik obat yang dipegang oleh Bella lalu memperhatikannya. "Mungkin Kamu harus meminumnya," ucap Noah."Kamu tahu, seumur hidup aku tidak pernah minum obat. Meskipun aku sakit sekalipun, bolehkah aku tidak meminumnya?" "Kalau begitu, jangan meminumnya buang saja," tegas Noah."Bagaimana kalau Kamu yang meminumnya?" tanya Bella lagi."Aku tidak suka minum obat tanpa segelas susu hangat dihadapanku," ucap Noah.Bella mengerutkan dahi dia menyesal tidak mendengarkan dengan jelas perkataan Mona tadi, dia berpikir keras hal apa yang harus dia lakukan. Bella menoleh kembali
Di dalam kapal, Mona panik mengetahui jika Bella tidak ada di ruangannya. Malah tuan muda Ivanov kedua juga tidak ada di sana membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapat klien besar kali ini. "Apa wanita itu kabur sebelum bekerja?" tanya salah satu pria. "Dia buta arah, tidak mungkin punya keberanian kabur! Makanya aku berani ajak dia karena dia tidak akan berani jauh dariku." Mona kesal dengan penjaga yang bertugas di ruangan Bella. Mereka sibuk mencari keberadaan Bella sampai memeriksa bagian kamera pengawas tidak ada tanda Bella keluar dari sana. Lama mencari juga membuat Mona kelelahan dan memilih pergi dari sana setelah pesta selesai. "Apa tuan muda kedua Ivanov ada?" tanya Mona. "Dia tidak datang, Nyonya." Mona mengerutkan dahi, dia pikir sempat mendengar kalau Ivanov kedua datang dan pergi bermain dengan teman-temannya atas perintah tuan besar. Tapi bagaimana bisa kamera pengawas tidak tahu kedatangannya. Mereka memutuskan untuk pulang meski tidak ada Bella bersama ke
Di lain tempat, Noah terdiam kesal saat mendengar dari Leo tentang Bella yang dikabarkan tidur dengan seorang pria dari keluarga Ivanov sudah tersebar dikalangan anggota mafia terutama keluarga Ivanov sendiri. Padahal Noah tidak merasa tidur apalagi menyentuhnya sama sekali. "Mereka mengatakan jika Nona Bella bersama tuan muda kedua Ivanov, Tuan," jelas Leo lagi. "Apa!" Noah semakin kesal mengetahuinya. Dia berpikir keras ternyata pria yang di siapkan untuk Bella adalah Arjan Ivanov adiknya yang reputasinya begitu terkenal di dunia gelap dan pemain wanita. Semakin memikirkannya malah membuat Noah kesal apalagi jika benar Bella bertemu dengannya malam itu dan bukan dengannya membuat darahnya bergejolak dengan amarah yang tidak bisa dia kendalikan membuang berkas si atas meja. "Apa gunanya anak buah yang Kau tempatkan di sana jika seorang pria keranjang saja tidak bisa mencegahnya!" teriak Noah. Leo terkejut mendengarnya, mata yang memerah dengan amarah yang kuat membuat Noah terlih
Bella masih di toko swalayan mencari bahan makanan yang akan dia simpan untuk stok makanan selama dia belum mendapat pekerjaan. Dia mau mengambil sesuatu yang di tata lebih tinggi darinya hingga harus berjinjit untuk meraihnya, tapi dia tidak berhasil malah seseorang dari belakangnya mengambilnya, membuat Bella mengerutkan dahi berbalik melihat seseorang berdiri dihadapannya sangat dekat dengan jarak wajah saling bertemu satu sama lain ketika Noah lebih tinggi darinya membuat Bella menengadah menatapnya. "Kau membutuhkannya?" Noah memberikan itu pada Bella. "Kamu ada disini?" balas Bella mengambilnya begitu saja. "Kebetulan aku diminta datang oleh seseorang." Noah mengikuti Bella yang lebih dulu berjalan sembari mendorong troli belanjaannya. "Kalau begitu selamat bertemu seseorang," pamit Bella. Noah menghadangnya. "Bukankah Kau seseorang itu?" tatap Noah. "Aku?" Bella melihat pelanggan lain memperhatikan mereka,
Ramai sekali sekolah di pagi hari, Aria juga sedang bersiap denga kelompoknya untuk menyiapkan praktek membuat makanan yang dapat di rekomendasikan dari para juri yang sudah di siapkan yang akan menentukan nilai tambahan bagi siswanya juga menentukan nilai dari masakan yang dapat membuat semua orang menikmatinya. Aria mencari kesembarang arah berharap keberadaan ibunya benar datang ke sekolah. Tapi tadi saat mereka berniat datang bersama, Bella di panggil Mona tampak mencurigakan niatnya. "Sebenarnya apa yang membuat ibu lama datang, apa tujuan nenek menahannya?" gumam curiga Aria. "Apa ibumu benar datang menjadi pengarah kita?" tanya teman Aria bernama Eka. "Tunggu saja ibuku sebentar lagi." Aria masih berusaha meminta waktu pada teman-temannya. "Santai saja, kita belum mulai kan!" seru Eka dibalas anggukan dua temannya yang lain. Ramai sekali di sekolah ketika semua orang berkerumun ke arah pintu masuk sekolah melihat deretan mobil meeah terparkir di depan menyambut kedatangan