Share

Bab 5. Anjing Kecil

Author: Hertibilkis
last update Last Updated: 2023-10-30 22:21:00

Bella masuk ke dalam rumah sambil memegang dadanya yang berdegup kencang akibat berlari, bahkan dia tidak mengkhiraukan orang-orang yang melihatnya berlari begitu saja.

"Aku malah bertemu pria mesum yang lebih mengerikan," rutuk Bella menghela nafas.

"Apa Ibu tidak tidur?" suara Aria mengejutkannya, dia berjalan mendekati anak gadisnya yang terbangun mendengar ibunya masuk sambil menutup pintu dengan keras.

"Apa ibu membangunkanmu?" balas Bella.

"Aku hanya kaget saja ibu menutup pintu."

"Kembali tidur, besok masih harus sekolah kan?" Aria mengangguk kembali tidur meski ibunya masih duduk di hadapannya.

Bella merutuki pria yang menariknya tadi, padahal dia berniat untuk melihat apa saja yang dilakukan tantenya hingga ada begitu banyak pelanggan pria berdatangan dan juga para wanita yang ikut berpasangan keluar masuk membuat dia merasa risih mengetahuinya.

"Apa dia masih waras membuka tempat seperti ini apalagi ada anakku di sini?" rutuk Bella menyesal setuju untuk tinggal di tempat Mona.

Malam yang membuat Bella tidak bisa tidur sama sekali ketika dia harus mendengarkan kelakuan oran-orang yang berpesta poya di luar. Hingga saat pagi tiba, Bella terkejut saat melihat jam dinding sudah siang. Dia juga tidak melihat Aria di sana, di atas meja ada segelas susu bersama roti tawar yang sudah di taburi coklat kasar.

"Sepertinya Kau lelah, Bu. Aku berangkat sekolah tanpa pamit ya, nanti pulang baru aku cium keningmu."

Tulisan yang rapi dari Aria membuat Bella tersenyum, dia tidak tahu jika putrinya bisa berbicara semanis ayahnya dulu. Bella bergegas membereskan rumah dan berniat kembali pergi berharap ada hal yang bisa dia kerjakan dan menghasilkan uang.

Kali ini dia tidak lagi terpaku dengan perusahaan besar yang sering dia lewati. Bella masuk ke sebuah restaurant yang terdapat sebuah kertas yang terpasang di dinsing depan dekat pos jaga. Ada lowongan pekerjaan di sana yang membutuhkan seorang pelayan. Bella bersemangat masuk hingga di ajak ke ruang manager membicarakan tentang lamarannya.

"Di sini juga menerima pekerja yang mau mengambil shif malam, apa Kamu juga bisa melakukannya?"

"Ya, saya bisa." Bella menjawab meyakinkan kemampuannya di depan atasannya.

"Mulai bekerja malam ini, selama 4 jam mulai dari sore. Setelah itu baru ambil hari kerja pertamamu di pagi sampai sore," jelas Manager.

"Hari ini malam hari?" tanya Bella.

"Kenapa, Kamu keberatan?"

"Tidak, hanya saja ..." Bella berpikir keras. "Saya akan mengambilnya," sambungnya.

Hal yang tidak pernah Bella duga bisa langsung bekerja hari ini juga meski bagiannya di malam hari, tapi tidak masalah selama itu pekerjaan yang tidak sulit baginya. Tatapan tajam nya tampak tidak suka dengan perusahaan yang sering dia lewati, apalagi setiap paginya ada banyak orang yang berbaris rapi meski orang yang mereka sambut belum datang.

"Mungkin bos mereka orang bodoh yang gila penghormatan, kalo mau di hormati ya mati saja sana." Bella berbicara sendiri sambil meninggalkan perusahaan dia berniat akan bersiap untuk berangkat kerja nanti malam.

Bella melihat ada beberapa orang yang datang ke rumah Mona membuat dia khawatir, dia menghampiri tantenya yang sedang berbicara dengan seorang pria.

"Aku tidak mau tahu, jika tidak ada wanita yang sesuai seleranya Anda akan menanggungnya sendiri." Ancaman seorang pria membuat Mona hanya diam membuat Bella penasaran.

Baru beberapa langkah hendak pergi, pria yang sempat bicara dengan Mona menatap tajam memperhatikan tubuh Bella dan berlalu pergi.

"Gila, mana ada gadis perawan di tempat seperti ini. Hanya pria gila yang berpikir tempat gelap isinya gadis," gerutu Mona.

"Kau menjual manusia seharusnya pasal hukum tuntutanmu sudah cukup dengan nyawa," tatap Bella.

"Ck, keponakan sialan. Bisanya cuma mengutuk aku saja! Aku sedang tidak mau berdebat denganmu pergi ke tempat amanmu sana, bicarakan kebutuhanmu pada pembantu di belakang." Biasanya, Mona akan bersemangat bagaimana pun situasi keadaannya.

Bella hanya tersenyum tipis pergi ke arah dapur mencoba untuk mencari sesuatu yang dapat dia makan.

"Rumah besar tapi tidak ada makanan sama sekali." Bella membuka semua lemari di dapur.

"Aku hanya kebetulan saja punya keponakan yang tukang acak-acak rumah dan mengomentari dapurku," balas Mona sambil melihat-lihat album poto dihadapannya.

"Aku titip anakku malam ini, ada pekerjaan yang harus aku lakukan hari ini," ucap Bella.

"Malam hari?" tanya Mona penasaran.

"Jangan sampai anak buahmu mengganggu anakku," tegas Bella.

"Mereka sudah aku beritahu."

Bella tidak lagi bicara setelah memakan sebuah apel membuat Mona menatapnya.

"Apa?"

"Sebaiknya Kau saja yang pergi menemui klien aku malam ini," ucap Mona.

"Sekali lagi Kau bicara, aku tidak akan ragu mengacaukan bisnismu."

"Hahaha, aku sudah duga Kau akan mengatakannya. Memang Kamu bekerja di mana?" Mona beralih bertanya, tidak mungkin baginya meminta Bella untuk ikut bekerja sebagai wanita penghibur.

Malam harinya setelah Bella menitipkan putrinya pada Mona yang mengatakan jika malam ini mereka libur. Ada hal yang harus Mona urus untuk menghadapi klien yang sangat sulit dihadapi. Bella sudah siap dengan pakaian kerjanya, pergi sebagai pelayan tidak membuat dia kesulitan, hanya saja saat hendak menyimpan nampan kotor, Bella melihat deretan wanita berbaris di depan sebuah ruangan membuatnya merasa tidak asing dengan apa yang dia lihat.

"Apa semua orang memiliki kebiasaan sama yang aneh, belum datang harus meminta orang lain berbaris menyambutnya." Bella menggerutu tapi dia di panggil manager.

"Kamu antar makanan dan minuman yang ada di kertas ini ke ruangan paling ujung," tegas Manager.

"Baik."

Bella masih bersemangat selama itu aman dia kerjakan. Tapi ternyata ruangan yang harus dia kirim pesanannya adalah ruangan di mana ada begitu banyak wanita yang antri sana. Tidak jarang juga para wanita itu bersaing hanya untuk mendapatkan perhatian dari satu pria. Bella berjalan melewati mereka dan masuk sambil membawa nampan makanan dan minuman masuk ke ruangan yang banyak di nantikan orang.

"Argh, maaf Tuan. Saya akan melakukannya lagi." Seorang wanita menyadari kesalahannya tidak bisa membuat pria yang menjadi tamu besar di sana tunduk padanya.

"Keluar!" tegas Noah mengeluh kesal.

Wanita itu berlari pergi sambil menatap tajam pada Bella yang berhasil masuk dengan pakaian pelayan mengabaikannya. Bella berjongkok sambil menyimpan botol dan beberapa camilan di atas meja.

"Aku sudah bilang tidak membutuhkannya!" Noah berbalik kesal hendak bicara pada anak buah yang ternyata pergi keluar.

Noah terkejut melihat Bella ada di hadapannya dengan wajah tidak bersalahnya. "Heh, anjing kecil untuk apa Kau di sini?" teriak Noah meremehkan wanita yang sempat membuat tangannya terluka.

Bella terkejut ternyata pria yang di nantikan banyak orang ternyata pria malam kemarin yang membuat jantungnya hampir copot.

"Kau ...."

Noah dan Bella saling tatap satu sama lain menilai tentang apa yang sedang dilakukan Bella dan juga Noah tidak kalah melihat wanita itu semakin jauh hingga berlomba mendapatkan perhatiannya.

Related chapters

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 6. CEO Yang Gila Bersih?

    Suasana menjadi aneh dirasakan Bella ketika dia berada di dalam satu ruangan dengan pria yang membuatnya tidak nyaman saat ini. Selain keberadaan Noah yang tidak dia sukai, ada juga tatapan dari wanita tadi yang sempat di tolak Noah tergantikan olehnya."Apa si tukang menggigit hanya bisa menggigit?" pertanyaan Noah membuat Bella kesal. Ingat Bella sedang bekerja, kenyamanan pelanggan adalah tugas utama yang harus dijaga olehnya. Bella menarik nafas mencoba untuk mengabaikan Noah setelah menaruh minumam dia berencana untuk kembali keluar tanpa harus berurusan dengan Noah. Ketika diabaikan, Noah mengerutkan dahi sambil merasa heran ada wanita yang bahkan menolak bertatapan dengannya. "Kau wanita apa bukan hah?" teriak Noah. "Mungkin Anda rabun jika tidak tahu jenis apa saya, Tuan," cetus Bella. "Hah, rabun? Kau ...." "Saya permisi," sela Bella pamit. "Hei, siapa yang menyuruhmu keluar hah!" teriak Noah mulai kesal. bella berhenti berjalan menoleh ke aah Noah yang tertegun mendapa

    Last Updated : 2023-11-14
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 7. Gila Bersih?

    Di lain tempat dalam perjalanan pulang, Noah memikirkan apa yang dikatakan Bella selama masuk dan duduk di kursi mobil. Dia tidak menghiraukan apalagi menjawab pertanyaan sekretarisnya. Leo kebingungan apa yang terjadi dengan tuan mudanya padahal belum lama dia pergi dan Noah berada di bar ruang privat yang sudah dia sediakan, tapi Noah keluar sambil mendengys kesal dan terdiam setelahnya. "Apa menurutmu aku gila kehormatan?" Mendengar pertanyaan Noah yang tiba-tiba, Leo menoleh sambil memikirkan maksud dari tuan mudanya. "Bukan Anda yang gila hormat, Tuan. Tapi mereka yang merasa harus menghormati Anda karena Anda layak mendapatkannya," jelas Leo. "Apa hal itu penting?" Leo mengerutkan dahi, pertanyaan Noah semakin membuatnya kebingungan dari mana Noah mendapatkan deretan pertanyaan itu, padahal dia baru saja bersenang-senang dengan para wanita. "Untuk Anda yang sukses, itu harus Tuan." Leo berusaha mengimbangi pertanyaan Noah. "Apa Kau menyukai hal itu?" tanya Noah lagi. Leo

    Last Updated : 2023-11-17
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 8. Keinginan Pria Aneh

    Bella sedang menghitung jumlah tabungan miliknya, dia memikirkan pengeluaran dan juga kebutuhan Aria yang semakin besar. Dia kebingungan harus mencari pekerjaan tambahan kemana lagi, sedangkan satu kerjaan saja belum ada yang membantunya. Seketika ingat masa di mana Rafa selalu tahu apa yang sedang dipikirkan Bella, dia melihat lagi ke arah putrinya yang sudah tidur pulas di atas tempat tidur kecil meski cukup untuk berdua, tapi itu jauh berbeda dari dulu. "Bagaimana aku bisa membuat ini lebih baik dari sebelumnya?" gumam Bella.Merasa kesulitan menghadapi hari yang berat dengan pekerjaan yang sudah dia lalui. Menjadi pelayan cafe tidak sulit, tapi yang membuat dia berat ketika ada banyak tamu yang memperlakukannya dengan tidak baik. Terlebih lagi, dia juga takut jika putrinya tahu dan akan merasa malu jika ibunya bekerja sebagai pelayan di tempat hiburan.Bella mengela nafas tidak tahu harus melakukan apalagi agar dia bisa dapat penghasilan yang sepadan dengan kebutuhannya. Sebuah ket

    Last Updated : 2023-12-01
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 9. Terpaksa

    Perasaan tak tentu dirasakan Bella ketika dia dalam perjalanan kali ini bersama lima wanita lainnya yang sibuk mempercantik diri, dia duduk di mobil berbeda dengan tantenya, bersama mereka yang biasa melayani pria. "Apa aku salah melakukan ini? Bagaimana kalau aku malah mengacaukan putriku," batin Bella bersandar sambil melihat jalanan yang asing baginya.Tidak ada yang mengajak Bella untuk berbicara, mereka hanya melontarkan tatapan merasa asing dengan kehadiran Bella diajak oleh Mona ke tempat penting kali ini. Sebenarnya dalam pikiran Bella hanya ada tentang putrinya dan segala resiko yang akan dihadapi jika anak gadisnya itu tahu tentang apa yang sudah diambil langkahnya kali ini.Perjalanan yang cukup panjang membuat dia merasa lelah, para wanita yang sudah dari 1 jam lalu berdandan dan mempercantik diri juga merasa kebosanan dan tidak jarang dari mereka yang merutukii perjalanan hingga harus mengoles ulang riasan mereka. Saat Bella melihat ke arah jendela mobil dia merasa kendar

    Last Updated : 2023-12-21
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 10. Obat Apa?

    Berdua di dalam kamar bersama dengan seorang pria yang memiliki reputasi besar di kota, membuat Bella berpikir keras duduk di samping Noah yang juga ikut duduk terdiam tanpa berbicara mendengarkan penegasan Bela. Dia menunjukkan sebuah plastik obat di tangannya lalu menoleh ke arah Noah yang juga memperhatikan tangan Bella."Apakah Kamu tahu obat apa ini, apa yang harus aku lakukan dengannya?" tanya Bella.Noah meraih plastik obat yang dipegang oleh Bella lalu memperhatikannya. "Mungkin Kamu harus meminumnya," ucap Noah."Kamu tahu, seumur hidup aku tidak pernah minum obat. Meskipun aku sakit sekalipun, bolehkah aku tidak meminumnya?" "Kalau begitu, jangan meminumnya buang saja," tegas Noah."Bagaimana kalau Kamu yang meminumnya?" tanya Bella lagi."Aku tidak suka minum obat tanpa segelas susu hangat dihadapanku," ucap Noah.Bella mengerutkan dahi dia menyesal tidak mendengarkan dengan jelas perkataan Mona tadi, dia berpikir keras hal apa yang harus dia lakukan. Bella menoleh kembali

    Last Updated : 2023-12-21
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 11. Introgasi

    Di dalam kapal, Mona panik mengetahui jika Bella tidak ada di ruangannya. Malah tuan muda Ivanov kedua juga tidak ada di sana membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapat klien besar kali ini. "Apa wanita itu kabur sebelum bekerja?" tanya salah satu pria. "Dia buta arah, tidak mungkin punya keberanian kabur! Makanya aku berani ajak dia karena dia tidak akan berani jauh dariku." Mona kesal dengan penjaga yang bertugas di ruangan Bella. Mereka sibuk mencari keberadaan Bella sampai memeriksa bagian kamera pengawas tidak ada tanda Bella keluar dari sana. Lama mencari juga membuat Mona kelelahan dan memilih pergi dari sana setelah pesta selesai. "Apa tuan muda kedua Ivanov ada?" tanya Mona. "Dia tidak datang, Nyonya." Mona mengerutkan dahi, dia pikir sempat mendengar kalau Ivanov kedua datang dan pergi bermain dengan teman-temannya atas perintah tuan besar. Tapi bagaimana bisa kamera pengawas tidak tahu kedatangannya. Mereka memutuskan untuk pulang meski tidak ada Bella bersama ke

    Last Updated : 2023-12-21
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 12. Kejar Dia

    Di lain tempat, Noah terdiam kesal saat mendengar dari Leo tentang Bella yang dikabarkan tidur dengan seorang pria dari keluarga Ivanov sudah tersebar dikalangan anggota mafia terutama keluarga Ivanov sendiri. Padahal Noah tidak merasa tidur apalagi menyentuhnya sama sekali. "Mereka mengatakan jika Nona Bella bersama tuan muda kedua Ivanov, Tuan," jelas Leo lagi. "Apa!" Noah semakin kesal mengetahuinya. Dia berpikir keras ternyata pria yang di siapkan untuk Bella adalah Arjan Ivanov adiknya yang reputasinya begitu terkenal di dunia gelap dan pemain wanita. Semakin memikirkannya malah membuat Noah kesal apalagi jika benar Bella bertemu dengannya malam itu dan bukan dengannya membuat darahnya bergejolak dengan amarah yang tidak bisa dia kendalikan membuang berkas si atas meja. "Apa gunanya anak buah yang Kau tempatkan di sana jika seorang pria keranjang saja tidak bisa mencegahnya!" teriak Noah. Leo terkejut mendengarnya, mata yang memerah dengan amarah yang kuat membuat Noah terlih

    Last Updated : 2023-12-21
  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 13. Tidak Menyerah

    Bella masih di toko swalayan mencari bahan makanan yang akan dia simpan untuk stok makanan selama dia belum mendapat pekerjaan. Dia mau mengambil sesuatu yang di tata lebih tinggi darinya hingga harus berjinjit untuk meraihnya, tapi dia tidak berhasil malah seseorang dari belakangnya mengambilnya, membuat Bella mengerutkan dahi berbalik melihat seseorang berdiri dihadapannya sangat dekat dengan jarak wajah saling bertemu satu sama lain ketika Noah lebih tinggi darinya membuat Bella menengadah menatapnya. "Kau membutuhkannya?" Noah memberikan itu pada Bella. "Kamu ada disini?" balas Bella mengambilnya begitu saja. "Kebetulan aku diminta datang oleh seseorang." Noah mengikuti Bella yang lebih dulu berjalan sembari mendorong troli belanjaannya. "Kalau begitu selamat bertemu seseorang," pamit Bella. Noah menghadangnya. "Bukankah Kau seseorang itu?" tatap Noah. "Aku?" Bella melihat pelanggan lain memperhatikan mereka,

    Last Updated : 2023-12-22

Latest chapter

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 28. Masa Sulit Hilang

    Sudah berapa hari Noah melakukan perjalanan yang melelahkan berhadapan dengan para tetua besar dengan segala ambisi mereka yang membuat kepalanya sakit. Malam hari ketika dia sampai rumah dengan badan yang lelah, masih seperti biasa. Para pelayan sudah berbaris siap menyambut kedatangannya, awalnya Noah mengabaikan hal itu. Namun seketika dia teringat kalau di kediamannya ada Bella yang juga ikut menyambut kedatangannya. Panik sambil tertegun, Noah ingat Bella tidak menyukai rutinitas itu apalagi harus ikut melakukannya. "Bubar!" Sontak mereka yang mendengar penegasan nyaring dari Noah saling pandang keheranan. "Apa aku perlu mengulangnya?" tatapan tajam Noah membuat semuanya ketakutan berlalu pergi setelah membungkuk mendahului Noah kecuali Bella. Melihat Noah berjalan ke arahnya, Bella mulai memperbaiki pakaiannya. "Kenapa dia tiba-tiba menyeramkan, malah mendekat kesini!" rutuk batin Bella. Senyum simpul di wajah Noah mengejutkan Leo yang masih penasaran alasan tuan m

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 27. Cara Mendekat

    Sampai di depan mobil, Bella berjalan mendekat meihat Noah masih berwajah dingin acuh tak menghiraukannya. Duduk di samping Noah, Bella memikirkan cara agar bisa mengembalikan suasana antara dia dengan Noah. "Aku harus apa?" batin Bella kesulitan mengawali perbincangan. Akhirnya, sampai di rumahpun tidak ada perbincangan di antara Bella dan Noah. Padahal Noah berharap Bella akan membujuknya dengan baik. Tapi malah mengabaikannya seakan tindakannya adalah hal biasa dan tidak ada yang terjadi. "Wanita ini memang tidak berperasaan!" rutuk batin Noah. Disambut Aria ketika turun dari mobil, Bella tersenyum masam sambil berbalik melihat kepada Noah yang sudah pergi begitu saja masuk ke dalam rumah. Aria menarik tangan ibunya yang terdiam, Bella masih kebingungan harus mengatakan apa pada Noah. Langkah kakinya pelan berharap Noah berbalik dan mengajaknya bicara lagi seperti sebelumnya. Aria penasaran apa yang terjadi antara Noah dan ibunya. "Apa sesuatu terjadi, Bu?" tanya Aria. "Tidak

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 26. Salah Orang

    Di suasana yang cukup tenang, Bella merasa dirinya jauh lebih baik setelah banyak bicara dengan Noah. Padahal selama ini, tidak pernah ada hal untuknya berbicara pada seseorang apalagi tentang kehidupannya. Terlebih Noah yang baru dia kenal. "Aku mau pergi ke suatu tempat dulu," pamit Bella setelah merasa harus segera ke toilet dengan perasaan yang dia tahan. "Apa mau aku temani?" sahut Noah. Pertanyaannya membuat Bella terkejut sambil menggelengkan kepala malu. Bella berbalik pergi membiarkan Noah melihatnya melangkah pergi ke arah toilet. Dia bergumam membicarakan pria yang tanpa ragu menawarkan diri untuk menemaninya hanya untuk pergi ke toilet. "Apa dia sedang mengujiku atau memang dia tidak tahu batasan antara wanita dan pria?" Di tengah perjalanan, Bella malah berpapasan dengan orang-orang yang tidak pernah dia harapkan untuk bisa bertemu apalagi sampai berbicara dengannya. Mereka saling menatap, Bella yang mencoba mengabaikan.

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 25. Di luar Kendali

    Bella merasa heran bagaimana bisa Noah mengajaknya ke sebuah sekolah elit yang terkenal di kota besar, mereka masuk disambut dengan baik malah tanpa ada kesulitan apapun. "Apa Aria akan menyukainya?" Bella masih memperhatikan area sekolah termasuk deretan fasilitas yang kemungkinan jauh lebih memadai di sekolah itu. "Dia pasti menyukainya," balas Bella."Itu bagus." Pembicaraan Noah bersama pemimpin sekolah juga memperkenalkan Bella padanya tentang anak mereka yang akan sekolah di sana. Walau tanpa ragu Noah mengatakan kalau mereka keluarga, tapi Bella merasa itu jauh lebih baik dibanding harus menutupinya dengan banyak hal yang akannmempersulit mereka. Setelah dapat persetujuan dan juga mendapat kelas yang bagus untuk Aria, Noah dan Bella berencana kembali ke rumah sekarang. Namun, saat di perjalanan Noah sengaja mengurangu kecepatan mobil untuk mencari moment bicara pada Bella. "Jadi itu yang Kamu maksud sesuatu yang membuatku senang?" tanya Bella tiba-tiba. "Lalu bagaimana?"

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 24. Dekati Anaknya Dulu

    Penegasan Noah tentang pekerjaannya, membuat Bella berpikir keras. Apalagi sudah ada perjanjian kontrak kerja di hadapan mereka sekarang. "Entah sejak kapan Leo membuatkan surat kerja sedetail itu? Apa hidupku akan jauh lebih baik dari penjara jika ada di sini?" geruru batin Bella. Bella berpikir lama sebelum dia menandatangani perjanjian kontrak kerja itu, apalagi tujuannya hanyalah kebaikan dan masa depan Aria yang sampai saat ini masih belum kembali sekolah. "Leo akan mengurus sekolah baru untuk Aria, tidak perlu memikirkan apapun lagi," ucap Noah lagi. "Bagaimana dengan sekolah yang sebelumnya?" tanya Bella. "Sudah aku bilang, Leo akan mengurusnya. Apa yang membuatmu khawatir sekarang?" balas Noah. "Aku ... Seharusnya Kamu tanyakan dulu padaku dan kita berbicra dengan putriku," ucap Bella ragu-ragu. "Bukankah ini sedang kita bicarakan?" balas Noah. Bella merasa tidak bisa banyak bicara lagi, dia membaca isi kontrak satu sama lain. Meski Noah tidak mengatakan apapun tentang

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 23. Kesepakatan

    "Sayangnya wanita itu sama sekali tidak menyadari semua perkataanku, seharusnya dia mengerti tentang apa yang ku katakan bahwa dia adalah wanitaku tadi. Tapi ternyata wanita itu sangatlah tidak peka sampai membuat aku malah ingin menariknya dan menegaskan tentang keberadaannya di sini."Noah berbicara sendiri di dalam hati dan pikirannya, tanpa menghiraukan Leo yang sedari tadi memperhatikannya."Kalau saja aku tidak ditekan mungkin aku tidak akan mengikuti kencan buta yang dibuat oleh nenek," ucap Noah membuang nafas berat. Leo yang mendengarnya berpikir sejenak hingga Dia berbicara. "Bukankah Nona Bella sudah ada di sini Tuan! Kenapa anda tidak melakukan seperti rencana Anda sebelumnya?"Ucapan Leo sejenak membuat Noah berpikir keras, dia tidak tahu kalau pernah membicarakan tentang Bella yang akan menjadi wanita pura-pura di hadapan keluarganya."Bukankah itu akan jauh lebih baik jika itu sungguhan?" ucap Noah tersenyum menyeringai."Anda tidak perlu berlebihan Tuan, bukankah nona

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Wanitaku

    Noah berhenti sejenak, dia menyimpan dokumen yang sedang dibicarakan bersama Leo. "Dia membuatkan sesuatu yang membuat indera penciumanku menjadi tajam," ucap Noah melihat ke arah pintu dapur. Leo ikut melihat ke arah dapur, dia memastikan ucapan Noah hingga Bella keluar dari dapur berjalan ke arah mereka. Noah terpesona melihat Bella yang mengenakan celemek di tubuhnya setelah dia memasak. Sejenak ternyata wanita itu sudah berdiri di hadapannya. "Kau mau makan sesuatu?" tanya Bella. "Apa yang Kamu buat?" balas Noah. "Makan di meja makan, Leo juga boleh," ajak Bella. Noah mengerutkan dahi, tatapannya tajam disadari Leo. "Terimakasih Nona, tapi saya sudah makan tadi." Leo mengerti Noah tidak pernah mau berbagi apapun yang membuatnya senang. "Kamu makan, tapi kenapa dia tidak mau makan?" tanya Bella. "Ini aku mau makan!" seru Noah mengejutkan semua orang. "Cepatlah," ajak Bella. Leo heran ketika melihat perubahan tingkah Noah di hadapan Bella, selama itu bisa membuat Bella ya

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Juru Masakku

    Melihat dirinya di depan cermin, Bella memang terlihat jauh lebih baik mengenakan gaun sekarang. Di banding dengan pakaian yang tadi dia kenakan, dia berbalik meski ragu tetap keluar dari ruang ganti. "Waw, Ibu cantik sekali!" seruan Aria membuat Noah berhenti melihat ponselnya beralih ke arah Bella yang tersipu malu mendengarnya. Noah melihat lekat Bella sambil memperhatikan perlahan. "Ayo!" ajak Noah. Bella terdiam heran dengan respon Noah, dia ingat biasanya pria itu akan bersemangat jika mengenai dirinya. Tapi kali ini selain mengajak dan memerintah dia untuk memilih beberapa pakaian dan mencobanya Noah terlihat hanya melakukan apa yang dia perintahkan. Selebihnya Noah sibuk dengan ponselnya dengan suasana pikir aja terlihat sedang banyak mengganggunya. Bella juga terkejut ketika beberapa pria yang ikut dengannya ternyata membawa begitu banyak bingkisan padahal pakaian yang mereka pilih adalah pakaian yang sudah dikenakan saat ini. Tapi dia bertanya-tanya apa yang Noah beli s

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Akhirnya

    Di bandara ramai dengan perbincangan orang-orang yang mengatakan tentang seorang wanita yang hilang dan di cari oleh beberapa pria yang berjaga sepanjang hari di depan bandara. Noah yang baru saja kembali dari rumah keluarganya, merasa penasaran apa yang sedang dibicarakan sekelompok orang di sana. "Padahal gadis ini cantik ya!" seru seorang pria melihat poster wanita. Noah berjalan perlahan melihat sekilas poster yang di pegang pria itu hingga dia tertegun melihatnya. Dia mengambil poster wajah Bella yang di buat asal hingga membuatnya kesal. Leo juga memperhatikan hampir semua orang di bandara memegang poster itu. "Pastikan tidak ada di antara mereka menyimpan poster itu!" tegas Noah menahan amarahnya. "Kalau membutuhkannya, Kau hanya perlu meminta bagian petugas depan yang membaginya. Malah mengambil punyaku." Tatapan tajam Noah membuat pria itu tidak berani bicara lagi, dia kesal dengan perbuatan seseorang menyebar wajah Bella dengan sembarangan. Apalagi mendengar pria lain

DMCA.com Protection Status