Akram sedang menikmati sinar matahari pagi yang hangat. “Apa sudah diperiksa ke dokter kandungan mengenai kehamilan, Ibu?” Nanny Ida bertanya. “Belum Nan, saya juga baru tahu tadi dari testpack … mungkin weekend ini kami akan ke dokter memeriksakannya.” Nanny Ida mengangguk sembari tersenyum. “Se
Ada yang berbeda dari gelagat Aruna semenjak Adrian sampai ke rumah sore ini. Senyum istrinya tidak setulus biasa, sorot matanya tampak penuh dengan beban pikiran dan Aruna menjadi pendiam. Untuk sementara Adrian tidak bertanya atau membahas apa yang terjadi dengan Aruna hari ini. Adrian membantu
Adrian memeluk Aruna yang kemudian menangis di dadanya. “Segitu mah belum apa-apa … kejam dari mananya? Kamu mengatakan fakta.” Adrian mengatakan pendapat yang sama dengan Isvara. “Aku menyesal mengatakan itu di depan Ara, aku jadi pengaruh buruk buat Ara … aku juga telah berbuat dosa sama kak Ri
Aruna mengetuk pintu ganda bercat putih di depannya. Sementara mobil mewah hadiah dari suaminya terparkir di halaman. Ceklek. Pintu dibuka dari dalam. “Bi … mbak Trisha ada?” Aruna bertanya. “Oh ada … di dalam, masuk aja Bu … bu Trisha lagi nyuapin non Shaila.” Asisten rumah tangga memberitahu.
Galih mengangkat kedua alis menatap Trisha tidak percaya, dia yang duduk di single sofa di ruang televisi lantas mendekat duduk di samping Trisha yang tengah memangku Shaila. Dia melipat satu kakinya sehingga bisa duduk menghadap Trisha untuk kemudian memeluk sang istri dari samping. “Makasih ya s
Aruna menceritakan kepada Trisha tentang masa lalunya sebelum menikah dengan Adrian. Sepanjang Aruna cerita, Trisha terus memotong karena kesal dengan perlakuan Bian, mama Tina dan kak Rina. Aruna tertawa saja menertawakan kelemahannya yang tidak berani melawan sehingga terus ditindas. “Tapi Mbak
Dia dan Adrian beserta baby Akram ada di sana sedang berfoto di depan backdrop dengan hisasan balon berwarna senada dengan warna pakaian yang mereka kenakan. Isvara menarik tangan Trisha hingga halaman belakang. Isvara berdiri di tengah sedangkan Aruna dan Adrian yang menggendong Akram berada di s
“Kamu udah tahu siapa pacarnya, Ara?” Galih bertanya di sela-sela makan siang.Ternyata itu yang ingin dibicarakan kakak sepupunya ketika mengajak bertemu makan siang di hari Sabtu yang cerah ini.“Tahu … anaknya baik kok, papanya Direktur rumah sakit … kalau enggak salah dia juga lagi co-as.” Adria