“Kamu pasti berpikir kalau aku cengeng ya?” tebak Adrian diakhiri dengkusan. “Enggak, siapa bilang … aku justru prihatin, Mas … aku juga sedih bayangin Ara enggak jadi anak kita lagi.” Suara Aruna terdengar serak menahan tangis. “Ara memang bukan anak kita.” Adrian bergumam. Meski berkata demikia
“Sayang … ayo bangun.” Aruna duduk di sisi ranjang Isvara, mengusap kepalanya kemudian memberikan kecupan di kening. “Emmmhh ….” Isvara bergerak membalikan badannya memunggungi Aruna lalu menarik selimut hingga menutupi kepala. Setiap hari Isvara memang sulit untuk bangun pagi, tidak seperti keti
“Kunci mobilnya di dalam, Pak.” Dia berujar, tidak mendapat respon apapun dari Adrian yang langsung duduk di balik kemudi lantas menutup pintu. Jono berpikir kalau sang bos sedang memiliki masalah rumah tangga dengan istrinya. Aruna melongo takjub dengan usaha Adrian untuk mengabulkan keinginannya
Adrian menatap layar ponselnya dengan tatap mata sayu. Banyak pesan dan panggilan telepon dari istrinya, sengaja tidak Adrian angkat karena ingin sendiri dulu guna meratapi nasib, menikmati perih yang dibuat oleh Tyas. Adrian tidak pernah mengira kalau wanita cantik dan baik hati bak malaikat itu
Adrian memejamkan matanya, dia balas pelukan Aruna menenggelamkan wajah di rambut wanita itu. Dia menyesali perbuatan dan ucapannya kepada Aruna. “Aku mencintai kamu, Mas … bukan karena Ara tapi karena sikap kamu, karena perhatian kamu dan tanggung jawab kamu … aku mencintai kamu dengan sangat, ak
Karena pertemuan Adrian dengan Ryan di Bar beberapa malam lalu, Icha dan Irma jadi mengetahui masalah yang Aruna berusaha sembunyikan. Kedua sahabatnya memaksa mengajak Aruna bertemu disela makan siang. Mereka ingin mendengar cerita lebih lengkapnya lagi dan terpaksa Aruna harus menceritakan detai
Nyaris saja Galih menabrak motor yang berhenti di depannya bila saja kakinya tidak cekatan menginjak pedal rem. Kalau Adrian tengah dilanda gundah dan kalut, berbeda halnya dengan Galih yang justru merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia khawatir kalau Isvara adalah benar anaknya. Galih bisa dit
FLASHBACK OFF “Mana sop buntutnya?” Begitu membuka pintu, Galih langsung mendapat pertanyaan dari sang istri yang sedang mengidam. “Ah iya lupa.” Galih menepuk jidatnya dengan telapak tangan. Jangankan membeli pesanan Trisha, menyetir saja dia hampir menabrak seseorang gara-gara pikirannya penuh