Pagi sekali Aruna terjaga karena suster harus menyuntikkan antibiotik ke selang infus Isvara. Suster mengatakan mungkin Isvara akan sedikit merasakan sakit karena cairan obat itu terlalu pekat maka Aruna mengusap-ngusap punggung tangan Isvara agar dia tidak terganggu dari tidurnya oleh rasa sakit t
“Iya … nanti Pak Malik jemput kamu sekitar ….” Adrian menghentikan kalimatnya untuk melihat jam tangan. “Satu jam lagi,” sambung Adrian kemudian. “Oh ya … baik, Pak.” Selly tidak memiliki pilihan lain selain menyanggupi. Adrian memutuskan sambungan telepon, sekarang dia menghubungi Bi Atun untuk m
Hening selama beberapa lama, tidak ada yang bersuara. Isvara memejamkan mata, bersandar di dada Adrian menikmati sinar matahari yang hangat. Sampai suara petugas katering datang membawa sarapan untuk Isvara dan pesanan Adrian. “Ara sarapan dulu ya, nanti minum obat … biar cepet sembuh.” Isvara s
Aroma shampo menguar dari rambut Adrian yang basah. Adrian tampak segar dan tampan membuat Aruna insecurekarena belum mandi dan masih mengenakan pakaian tidur. Ketika Adrian masih berada di dalam kamar mandi, Selly melakukan panggilan video call dan ternyata sekertaris Adrian itu cukup pandai. Se
Selly datang tidak lama setelah oma Yeni dan opa Kusuma tiba. Aruna jadi bisa membersihkan tubuh dan mengganti pakaian. Sesungguhnya dia merasa sangat tidak nyaman menggunakan pakaian tidur dengan celana sangat pendek itu apa lagi di depan Adrian dan kedua orang tuanya. Isvara sudah bangun dan se
“Hai Om … Tante … apa kabar?” Trisha terlihat begitu akrab dengan oma dan opa, menyalami mereka dengan cara mencium punggung tangannya. “Baik … baik.” Opa Kusuma yang menyahut. Oma Yeni hanya tersenyum. “Eh … ada Yeni sama Kusuma juga,” kata tante Wina yang datang bersama Trisha. Adrian bergerak
“Adrian … kalau aku bersedia berubah dan berhasil membuat Ara suka sama aku, apa kamu mau kembali bersamaku?” Hening selama beberapa saat, Adrian menatap Trisha dengan sejuta kesal yang tampak jelas di matanya. Aruna yang duduk di sisi ranjang Isvara dengan posisi membelakangi area sofa menegaskan
Tanpa sadar Aruna mengembuskan napas panjang saat dirinya beranjak dari kursi setelah sebelumnya ia melepaskan secara perlahan genggaman Isvara di jemarinya. “Kamu mikirin omongan mama sama papa tadi ya?” tebak Adrian sambil menuntun Aruna ke meja makan, Adrian jadi bisa menggenggam tangan Aruna la