Usai meluncur dengan melepaskan teriakan dan tawa renyah, Isvara mengajak Adrian dan Aruna ke Kota Mini. Masuk ke Kota Mini, kita seperti sedang menyusuri desa-desa di Eropa lengkap dengan fasilitas publiknya. Ada rumah sakit, Salon, Kantor Polisi dan bangunan klasik lainnya. Isvara akan menjajal
Ketika Adrian tengah memetakan berbagai rencana dalam benaknya—tiba-tiba bayangan Trisha muncul. Masalah yang paling sulit adalah menyadarkan Trisha bila mereka tidak akan bisa bersama. Bila Trisha yang mundur lebih dulu maka tidak akan terjadi konflik antara keluarga Om Bagja dengan keluarganya.
“Ara … maminya mau makan, Ara makan sendiri ya.” Adrian jadi tidak enak hati, Aruna harus menyuapi Isvara makan sedangkan dirinya sendiri pasti juga lapar karena mereka terlambat makan siang. “Enggak apa-apa … aku juga sambil makan ini.” Aruna meraih sendok kemudian menyuapkan makanan untuk dirin
Wanita itu berani mendelik kesal pada Adrian. Hati Adrian mencelos seketika karena merasa seperti sedang menghadapi istri yang lagi marah. Meski begitu ia lega telah mengatakan yang sebenarnya kepada Aruna. Sepanjang perjalanan macet yang mereka lalui, tidak sepatah kata pun lagi yang Aruna ucapk
Tiba-tiba mood Aruna berubah baik ketika membicarakan Isvara. Tidak ada kesal dan jutek lagi. “Kalau gitu … jadi maminya Ara, mau?” Tapi Adrian mengatakannya di dalam hati. Ia tidak bisa mengatakannya secara langsung karena masih memiliki hubungan dengan Trisha. “Ara juga sayang sama kamu, dia c
“Aruna ….” Seorang wanita paruh baya yang merupakan pemilik butik masuk ke ruangan Aruna. “Iya Bu?” Aruna langsung berdiri dari kursinya. “Udah … duduk aja, Ibu cuma sebentar … mau kasih tahu sesuatu.” Wanita itu menggerakan tangan agar Aruna duduk kembali. “Iya Bu.” Aruna memfokuskan dirinya pa
“Mami!” Isvara memeluk pinggang Aruna yang kemudian membungkuk untuk membalas pelukan gadis kecil yang dibalut pakaian balet bertutu. Isvara sangat lucu dan menggemaskan. “Ara seneng karena mami nemenin Ara latihan balet,” katanya usai merenggangkan pelukan. Aruna berjongkok mensejajarkan tubuhny
“Mami kandungnya Ara meninggal setelah melahirkan Ara, terjadi komplikasi pada Tyas waktu itu … Tyas itu maminya Ara.” Aruna yang sedang menggendong Isvara hanya memberikan sebuah tatapan sebagai tanggapan atas ucapan oma Yeni tentang mami kandungnya Ara. Mereka sedang melangkah beriringan menaiki
Meski sering mendapat sikap dingin dan sindiran, tapi Isvara tetap datang ke rumah mertuanya setiap weekend walau hanya sebentar. Dia berusaha ikhlas menerima kondisi tersebut karena tidak ada kebahagiaan yang sempurna. Yang penting masalah datang bukan dari orang ketiga seperti rumah tangganya
Isvara dan Cindya menjadi begitu dekat layaknya sahabat. Karena keadaannya seperti itu, Meysha juga jadi dekat dengan sang mami. Meysha mulai mengerti dan menerima sikap maminya yang manja dan om Ricky yang begitu memanjakan maminya. Gadis kecil itu juga menyayangi adiknya dari mami Cindya dan
Setelah Arshaq genap berusia dua bulan, Gaska dan Isvara memutuskan kalau sudah saatnya berkunjung ke rumah mami papinya Gaska. Isvara telah menyiapkan mental untuk segala kemungkinan terburuk dan dia akan menerima dengan sabar. Yang penting Gaska mencintainya, Meysha menyayanginya dan sekarang
Isvara menjenguk Cindya setelah membawa Arshaq imunisasi di poli anak. “Ara!” seru Cindya merasa bahagia melihat kehadiran Isvara di kamarnya. Beberapa sahabat Cindya yang juga datang menjenguk menatap aneh Isvara dan Cindya secara bergantian. Cindya memang tidak pernah bercerita kepada mereka
Dua minggu kemudian pesta syukuran kelahiran baby Arshaq diselenggarakan di kediaman Gaska dan Isvara. Seluruh keluarga Bandung datang lagi membuat ramai rumah itu. Beruntung Gaska membeli rumah besar dan luas, nyaris menghabiskan uang tabungannya saat itu padahal JP Corp terancam collaps. Tap
Sampai Isvara dan baby Arshaq sudah diperbolehkan pulang pun mami dan papinya Gaska belum juga datang berkunjung untuk bertemu dengan sang cucu. Isvara berpikir apa salahnya sampai mereka begitu membencinya? Karena sungguh alasan status saja tidak bisa Isvara terima pasalnya sampai detik ini jus
Di luar ruang rawat Isvara atau lebih tepatnya di sebuah ruangan untuk penunggu pasien, Gaska duduk sendirian dengan satu cup kopi di tangan. Dia menatap ke luar dinding kaca yang menampilkan pemandangan kota. Gaska tidak sadar kalu Ricky sudah berdiri di sampingnya dari beberapa menit yang lalu
Isvara dikerubungi oleh keempat orang tuanya, mereka semua bergantian memeluk Isvara ketika sudah dimasukan ke ruang rawat. “Selamat ya sayang ….” Keempat orang tuanya mengatakan hal yang sama. “Kamu hebat!” Papi Adrian menambah. “Makasih ya kalian sudah datang.” Isvara jadi terharu. “Mana D
Tidak ada yang lebih menegangkan selain menanti kelahiran sang putra ke dunia seperti yang sedang dialami Gaska saat ini. Dia terus saja bolak-balok di depan pintu ruang bersalin diliputi perasaan cemas. Isvara harus melakukan operasi caesar karena leher bayinya terlilit ari-ari padahal sebelumn