Share

Bab 92

Author: Silla Defaline
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Dengan cukup terpaksa, Yoga dan ibunya harus menggunakan uang tunjangan yang diberikan Abram kemarin untuk melunasi angsuran mobil.

Meskipun Yoga sadar, dengan habisnya uang itu, artinya dia harus benar-benar ekstra berusaha untuk mencari uang dengan cara lain untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka setelah ini.

"Semua ini gara-gara kakaknya Lia! Seandainya saja Abram tidak macam-macam sama kita, kita tidak akan menghadapi hidup sial kayak gini." Bu Lasmi mengepalkan tangannya. Kekesalan pada diri Ibu Lasmi tengah menggebu-gebu.

"Benar, Bu."

"Awas saja mereka! Kalo aku bisa ketemu sama Lia kembali, akan kuremas-remas tuh mulutnya! Keterlaluan mereka." dendam Bu Lasmi.

"Menurut perkiraan Ibu, Emang mereka pasti sengajain buat ngelakuin semua ini sama kita! Mereka kan nggak suka kalo ngelihat kita hidup tenang dan nyaman. Mungkin mereka tuh iri sama kita yang bisa beli mobil, bisa beli pengganti semua barang-barang yang udah Lia bawa dari rumah ini, terus mereka juga kayaknya iri sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Maryam Abu Bakar
Nezt thor, cepat dilanjut ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 93

    "Davin? Bantuan seperti apa yang kamu maksud barusan?"Lia serta merta mendekat dan langsung bertanya.Uuups!Davin terkejut dengan kedatangan Lia yang terkesan begitu tiba-tiba."Li ... Lia?" Davin sedikit salah tingkah."Maaf Lia, maksudku, aku hanya membantu hal kecil saja. Lagian tidak terlalu berarti juga. Sudahlah! Lupakan!" Davin buru-buru ingin mengakhiri ucapan yang menyangkut pertanyaan Lia."Barusan aku udah denger langsung kalo kamu banyak bantu aku sebelumnya, yang pengen aku tanyain bantuan apa aja sih yang udah kamu lakuin buat aku? Kok bisa-bisanya kamu nolong aku, tapi tanpa memberitahu terlebih dahulu. Nggak bisa gitu juga kali!" Lia tetap menuntut jawaban."Nggak, Lia! Maksudku aku cuma membantu papamu mengelola perkebunan. Itu ajah, nggak ada yang lain, kok."Lia berkerut. Apa mungkin yang dimaksud mereka barusan adalah bantuan yang Davin berikan di perkebunan papanya?Meski masih banyak menyimpan pertanyaan yang membuatnya bertanya-tanya, Lia akhirnya menganggukka

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 94

    Bu Lasmi membisu sejenak. Ada rasa kesal mendengar ucapan Aleena.Yoga yang berdiri di belakangnya merasa gelisah. Sebelumnya, memang Yoga merasa keberatan dengan hasrat ibunya yang ingin benar-benar menemui keluarga Lia, inilah yang Yoga takutkan. Ia tahu ibunya tidak bisa dihentikan. Yoga berinisiatif untuk menghentikan umpatan ibunya."Sudahlah Bu! Nggak usah terlalu emosi gini!" buru-buru Yoga menghampiri ibunya.Sekalian Yoga menatap Aleena, sang mantan mertua. "Maaf, Maaf, Bu Alena. Sebenarnya maksud kami kemari bukan untuk berkoar-koar seperti yang Ibu katakan. Aku minta maaf banget.""Apa-apaan kamu minta maaf sama orang kayak mereka, Yoga! Mereka mereka ini udah bikin kita menderita, udah bikin kamu kehilangan pekerjaan juga! Jadi kamu gak perlu sedikit pun buat minta-minta maaf segala! Seharusnya mereka ini yang minta maaf sama kita, dan kembali mengembalikan jabatan kamu selama ini yang dicopot oleh Abram secara seenaknya!" Bu Lasmi berbicara cepat memotong ucapan Yoga."

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 95

    "Nyonya... Nyonya Nadine? Bagaimana Ibu bisa berada di sini?" Bu Lasmi kaget bukan kepalang.Rasa malu yang ia rasakan naik ke ubun-ubun. Malu ketika ia mengingat bagaimana dulu kasusnya di rumah keluarga Nadine, hingga membuatnya masuk ke dalam bui. Pertemuan bersama Nadine sukses membuat Bu Lasmi gugup. Bu Lasmi takut rahasianya terbongkar di hadapan Aleena, seseorang yang ingin ia jatuhkan harga dirinya.Yoga juga tak kalah terkejutnya."Bu, ini kan majikan ibu dulu? Bagaimana ini? Aku malu, Bu! Gimana kalau kita pulang aja sekarang!" Yoga berkata pelan juga dengan nada gugup.Jujur saja, karena rasa malu yang Yoga rasakan terhadap mantan majikan ibunya, membuat Yoga merasa tak tahu lagi kemana harus menghadapkan muka. Muka laki-laki itu terlihat memerah."Lasmi Lasmi, tidak kusangka sama sekali ternyata kamu masih belum berubah juga! Dulu jahat sama majikan, bersedia kamu jadi kaki tangan orang yang nggak baik demi menghancurkan keluarga aku, sekarang sama mantu juga kamu jahat.

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 96

    "Haaa ..!" Bu Lasmi dan Yoga terkejut mendengarnya.Sungguh Bu Lasmi tidak percaya jika keluarga Lia dikatakan lebih kaya daripada Nadine."Sudahlah, Bu Lasmi! Aku tidak ingin mendengar ucapanmu! Sebaiknya kusarankan sekali lagi padamu, agar segera pulang dan jangan membuat masalah di sini. Sayang sekali kan jika kau harus masuk ke dalam jeruji besi untuk kedua kalinya karena perbuatanmu sendiri! Kamu nggak akan bisa menghasut Aleena padaku! Sebaiknya kamu sadar diri aja Lasmi, ubah sifat buruk kamu! Supaya kamu nggak terus-terusan berada dalam masalah kayak gini. Kasihan sama anak-anak kamu yang harus menanggung malu karena perbuatan ibunya."Bu Lasmi bingung nercampur malu dengan dirinya sendiri. Bingung harus mengatakan apa lagi. Sungguh dia tidak pernah menyangka kalau ibunya Lia adalah salah satu teman dekat dari seorang Nadine, wanita kaya dan berkelas sosial tinggi."Jadi, dulu Bu Lasmi ini pernah kerja jadi asisten di rumah kamu, ya?" Aleena masih belum percaya dengan kata-ka

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 97

    "Huuuuh! Orang kaya udah datang nih !" terdengar suara seseorang berkata sembari menunjuk seseorang yang baru saja datang memasuki ruangan kampus."Oooh, jadi begini ya bentuk tampang muka orang kaya?" olok satu mahasiswi lagi yang ada di antara mereka. "Kaya? Ha... ha...! Kaya dari mananya?" timpal yang lain diiringi dengan gelak tawa mereka secara bersamaan."Eh, bentar-nentar, kalo kalian malu nggak sih ngaku-ngaku punya banyak duit, ngaku rekening gendut, dan ngaku jabatan kakaknya tinggi, eh tau-taunya kere, malu nggak kalian? Kalau aku mah malu buat nunjukin muka!" ejek seorang lagi sambil menatap sinis pada seorang gadis yang baru saja tiba tersebut.Celotehan dan ejekan yang membuat gadis remaja yang baru saja datang itu merasa demikian terpojok. "Kalian ini pada ngomong siapa sih?" tanyanya kemudian."Ya nyadar aja kamu siapa yang ngerasa diomongin sama kita, nyadar aja siapa yang ngerasa sok kaya di sini!" timpal yang lain dengan raut muka sinis mengejek."Eh, dianya ma

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 98

    Yoga kaget mendengar ibunya berbicara."Bagaimana bisa aku mencari pekerjaan lain dalam waktu singkat, Bu? Sementara kebutuhan sehari-hari kita ajah semakin mendesak. Takutnya nanti ketika aku sibuk mencari pekerjaan lain, malah pekerjaan yang siap bisa aku dapatkan sekarang malah diambil sama orang lain." timpal Yoga mengatakan pertimbangan.Bu Lasmi melengos mendengarnya."Apa kamu udah nggak punya harga diri lagi, Nak? Kita ini orang kaya! Masa kamu pindah ke pekerjaan serendah itu? Apa kamu yakin kalau Riana mau terima kamu kalau kamu jadi satpam?" tutur Bu Lasmi kesal."Bu, Riana itu adalah istriku. Kan ibu sendiri yang bilang dari dulu kalo Riana adalah istri yang baik. kalo dia istri yang baik, tentu saja dia mau terima apa aja pekerjaan aku. Lia aja dulu terima aku kok yang bahkan masih berada pada jabatan yang rendah." Lagi-lagi Bu Lasmi kesal mendengar Yoga membanding-bandingkan Riana dengan dlLia."Kamu kenapa selalu aja membanding-bandingkan Riana sama Lia? Ibu udah bilan

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 99

    "Buu! Kok Sepeda Motorku ditarik? Terus gimana dong?" Melisa merengek-rengek sembari menggertak-gertakan kakinya kesal dan matanya memerah hampir saja menangis."Ibu nggak tahu lagi harus ngelakuin apalagi, Nak. Ibu dan kakakmu nggak punya uang buat nebus sepeda motor kamu?" Bu Lasmi menjawab serba salah."Ya seharusnya Ibu sama Kak Yoga bisa ngelakuin apa aja lah buat mempertahankan sepeda motor aku. Aduuuh...! Kalau udah kayak gini kan jadi repot!" Melisa nampak semakin kesal."Kak, pokoknya motor aku harus kembali!" Melisa memaksa."Jangan maksa-maksa kayak gini, Mel! Kamu tahu nggak kalau kepala Kakak ini aja udah puyeng mumet mikirin semua ini. Tolong deh kamu ngerti sama keadaan Kakak sekarang. Jangan cuma mikirin yang enak-enak. Pikirin dong nih kepala kakak mumet mikirin utang-utang kita, terus mikirin biaya hidup kita sehari-hari, Bersabarlah sampai kakak bisa mendapatkan pekerjaan baru." ucap Yoga."kalo kakak udah ngedapetin pekerjaan yang layak, pastinya semua itu nggak j

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 100

    Yoga mencoba menghubungi istri barunya, Riana. Sebab, sudah beberapa hari ini istrinya tersebut tak memberi kabar apapun.Tuut... Tuut... Tuut... ! Yoga mengernyitkan dahi. Yoga merasa heran, "Kok panggilanku diputuskan begitu saja?" Yoga bergumam pelan.Sekali lagi Yoga mencoba menelpon, tapi lagi-lagi hal yang sama terjadi. Pikiran Yoga mulai merambah ke mana-mana. Ada rasa cemburu, khawatir, dan juga rasa was-was."Mengapa Riana menolak panggilanku ksyak gini? Biasanya kan nggak. Hmm, kira-kira apa yang sedang ia lakukan? Sedang bersama siapa dia di sana?" tak urung hati Yoga mulai bertanya-tanya.Dalam pikirannya, Yoga mulai berpikir macam-macam.Tapi, Yoga kembali diingatkan dengan ucapan Bu Lasmi, jikalau Riana adalah wanita yang baik dan bermartabat."Ah tidak sepatutnya aku berpikir buruk seperti itu terhadap Riana. Seperti yang Ibu katakan, Riana adalah wanita yang baik dan bisa menjaga harga diri." ***Di sebuah hotel"Siapa itu, Sayang? Kok kamu nggak angkat teleponnya?

Latest chapter

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 153 Akhir

    Beberapa tahun kemudian, setelah sekian lama hidup dalam jeruji besi, Bu Lasmi dan Yoga keluar dalam keadaan menanggung kemiskinan.keadaan jauh lebih sulit. Tak ada rumah untuk Bernaung dan tak ada tempat untuk pekerjaan.Sedangkan Melissa, sekarang anak itu harus meringkuk di sudut ruangan sempit di pojok ruang kontrakan. Tak ada lagi yang bisa di harapkan dari gadis itu. Penyakit HIV yang menyerangnya membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Penyakit yang menggerogoti Melissa juga membuat orang-orang menjauh dari mereka. Mereka di kucilkan.Sementara Bu Lasmi yang juga sudah menua dan tulang punggung yang membungkuk juga tak bisa melakukan apa-apa. Keadaan yang benar-benar menyedihkan. Seiring usia tua yang menyongsong hidupnya, telinga Bu Lasmi tak bisa lagi berfungsi dengan baik, begitupun dengan indera penglihatan yang ia miliki. Wanita yang dulu selalu mau menang sendiri tersebut harus menerima takdirnya sebagai wanita tua yang tuli dan hampir buta.Akhirnya dengan segala perti

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 152

    Sementara itu, di sebuah gedung yang cukup mewah, sebuah pesta pernikahan di adakan. Dengan dekorasi yang menawan dan elegan, pesta perayaan itu terlihat begitu megah.Di deretan parkir, deretan mobil mewah berjejer, menunjukkan bahwa sebagian besar tamu yang hadir di sana bukanlah orang biasa.Benar-benar luar biasa.Yoga yang kebetulan baru saja datang ke kota Jakarta dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan lebih baik, untuk pertama kalinya harus puas dengan menyandang tugas sebagai satpam di acara pernikahan tersebut."Mewah banget acara pernikahannya ya." celetuk teman Yoga."Iya bener, baru sekali ini sih aku melihat pesta pernikahan semewah ini. Wajar kalau bayaran kita gede. Ternyata sesuai sih sama kemewahan pestanya." Yoga menimpali."Ya iyalah, mereka bayarin kita gede. Toh kedua mempelainya memang berasal dari keluarga kaya semua, kok. Masa keluarga konglomerat bayarin kita kecil. Tuh liat tamu-tamu mereka! Rata-rata pakai mobil bagus kan. Tamu-tamu Mereka emang orang pen

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 151

    Lia memegang kepalanya. Lia merasakan kepalanya sedikit pusing. Terasa kurang nyaman. Akhirnya, dengan menggunakan sepeda motornya, Lia memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan, Lia merasakan pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi. “Aduuh! sepertinya aku harus berhenti dulu.” Lia meminggirkan sepeda motornya.Lia memegang kepalanya. Lia bisa merasakan keningnya panas.“Ada apa denganku? Mengapa tubuhku seperti ini?”“Seharusnya aku harus sampai di rumah lebih cepat.” batin Lia.Lia mencoba menstarter kembali sepeda motornya. Namun kepalanya terasa tak bisa diajakdi ajak bekerja sama. Pusingnya malah bertambah-tambah.Dengan kepala yang terasa berputar-putar, Lia meraih ponsel, dan mencoba menghubungi seseorang yang bisa ia hubungi.Dengan pemandangan kabur, Lia menghubungi seseorang di ponselnya.“Halo, Ma. Tolong jemput aku sekarang didepan Keiza Butik, Ma. kepalaku pusing. Aku … aku…” suara Lia terputus. “Bruukh!Wanita itu ambruk.***Samar-samar Lia membuka matanya. ha

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 150

    Riana tak tahu lagi apa yang telah terjadi. Tubuhnya lemas, batinnya menangis. Semua terasa bagaikan mimpi."Kamu menipuku, Doni!" hardik Riana tiba-tiba merasa jijik dengan pria paruh baya berkepala botak di hadapannya."Maafkan aku Riana. Tapi aku sudah berusaha benar untuk bikin kamu bahagia.""Kalau kamu memang berniat untuk membuat aku bahagia, masalah kayak gini nggak akan pernah terjadi, Doni!" hardik Riana kembali."Kamu benar-benar udah bikin aku kecewa, Doni! Kurang ajar banget!" sembari terisak, Riana melangkah pergi tanpa bisa Doni mencegahnya."Setelah anak ini lahir, kamu harus bertanggung jawab dengan anak dalam perutku Ini Doni!" ucap Riana sebelum benar-benar pergi."Iya Riana. Aku janji aku akan bertanggung jawab! Tapi please tetaplah bersamaku!" "Tidak! Aku akan datang padamu ketika anak ini nanti sudah lahir dan menyerahkannya sama mu!"***Beberapa bulan berlalu, Riana membawa bayinya menuju ke sebuah rumah di mana Doni tinggal. Riana mengetahuinya setelah diberi

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 149

    "Apa ini Nayla? Apa maksudmu?" Doni bangkit dari duduknya."Kurasa aku tak perlu menjelaskan untuk kedua kalinya sama kamu, Doni! Aku yakin barusan kamu sudah mendengar apa yang aku katakan Doni!" Nayla menyeringai."Tidak! Tidak, Nayla! Kau tidak sungguh-sungguh memecatku sekarang, kan? Kamu tidak bisa melakukan ini Nayla?""Kenapa tidak bisa?" Nayla bertanya balik.Terlihat muka Doni merah padam, tangannya mengepal dan giginya gemerutuk.Sedangkan Riana, masih kebingungan dan tidak mengerti apa maksud Nayla. Ia tidak percaya."Nayla, kau tidak berhak untuk memecat suamiku dari pekerjaannya! Jelas-jelas suamiku adalah seorang manajer disini. Dia punya kekuasaan yang tinggi. Dan dia punya kekuatan yang besar di sini. Lalu apa hakmu melemparkan surat pemecatan begitu saja? Siapa yang menyuruhmu? Sedangkan kamu hanya seorang ibu rumah tangga! Tahu apa kamu soal perusahaan? Ha ... haa..! Kau pikir kau akan mudah untuk memecat suamiku dari sini? Hanya karena kau mendendam sebab suamimu te

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 148

    Dengan nafas ngos-ngosan, Riana melempar tasnya ke atas ranjang. Pertemuannya dengan Nayla sama sekali tak memuaskan hati."Wanita aneh, didatangi sama selingkuhan suaminya malah anteng aja! Lihat aja kamu Nayla, beneran akan ku bujuk Mas Doni untuk cepat-cepat cerein kamu! Biar tahu rasa kamu nggak bisa apa-apa setelah kehilangan Mas Doni yang selama ini memanjakan ekonomi kamu!" janji Riana dalam hati.***"Mas, mapan Mas akan menceraikan Nayla? Aku udah nggak betah lagi sama dia Mas!" Riana berbicara dengan nada.Mendengar pertanyaan itu, tidak seperti biasa, Doni yang biasanya selalu murung jika ditanya soal perceraiannya dengan Nayla, tapi kali ini Doni terlihat sumringah seperti ada kabar baik yang ia bawa. "Kenapa Mas justru terlihat senang? Nggak kayak biasanya?" Riana heran."Sini dulu, Sayang! kebetulan banget Mas pengen bicara soal ini sama kamu."Keduanya berjalan menuju balkon."Mas bawa kabar apa? Kayaknya beneran emang ada yang istimewa nih." "Sangat istimewa, Sayang

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 147

    "Kamu bilang gitu karena kamu sedang berusaha kuat di hadapanku, kan?" Riana mencibir."Apakah jika kamu berada di losisiku kamu akan melakukan hal seperti itu, Riana? Kalau begitu, mentalmu tidak cukup kuat. Sudahlah, sekarang tidak ada lagi yang perlu kita bahas, ada baiknya kamu pulang!"Riana merasa terusir."Aku nggak nyangka ya, ternyata kamu ini orangnya cukup sombong, Nayla. Wajar kalau suamimu nggak betah hidup sama kamu dan memutuskan buat mencari istri yang kedua." sinis Riana."Riana, kamu boleh aja membuat berkesimpulan apapun yang kamu suka terhadapku sekarang. Taoi, yang pasti Doni bukannya nggak betah sama aku. Tapi memang kalian berdua yang mempunyai sifat yang sama. Oleh karena itu, emang kulihat kalian berdua cocok untuk menyatu. Dan nanti sekalian akan kubantu untuk menyatukan kalian sepenuhnya. Bagaimana? apa kau puas sekarang?" Nayla menyeringai tajam."Nayla, kalau cuma sekedar untuk menyatu dengan Mas Doni, kurasa aku nggak perlu bantuan dari kamu! Aku bisa saj

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 146

    "Kulihat kamu agak kaget dengan ucapanku, ada apa?" Nayla bertanya.Riana mendekat dan duduk di kursi tepat di hadapan Nayla."Apa kamu udah kenal sama aku sebelumnya?" tanya Riana."Bagaimana menurut kamu? Apakah aku nampak kenal sama kamu atau enggak?""Kudengar tadi kamu menyebut namaku? Tahu namaku dari mana?" Riana melanjutkan pertanyaannya.Terlihat Nayla tersenyum."Kalau aku tahu sama nama kamu lalu apa salahnya?""Hmm..." Riana mulai berfirasat tak baik."Lalu tadi kudengar juga Kamu nyebut aku sebagai Nyonya Doni. Apa maksudmu?""Ohoo, kamu bertanya soal itu rupanya. Apa kamu nggak ngerasa sebagai Nyonya Doni?"Riana kesal. Bukannya menjawab, malah Nayla selalu saja melontarkan pertanyaan balik.Riana mulai serba salah untuk menjawab pertanyaan tersebut."Sudahlah Riana! kamu nggak usah pusing memikirkan pertanyaanku. Kamu tenang saja, tak perlu takut, setelah ini kau akan bergelar Nyonya Doni secara seutuhnya! Bukankah itu yang kamu mau?"Huuufth!Terasa badan Riana panas d

  • Ketika Istriku Mulai Membangkang   Bab 145

    Dengan langkah percaya diri, Riana berjalan ke sebuah rumah yang cukup megah dan mewah.Perutnya yang membesar tidak menyusutkan rasa percaya diri yang ia miliki. Justru ia merasa patut merasa bangga dengan janin yang ada di rahimnya saat ini.Sejenak Riana mematung, mengagumi rumah di hadapannnya, namun keberadaan seorang satpam yang berjaga bergerak membukakan pintu, membuat Riana tersadar ia harus menjaga sikap untuk tidak boleh terlihat senorak itu."Maaf, Mbak, ada yang bisa saya bantu? Mbak ingin bertemu dengan siapa?""Pak Satpam, Saya ingin bertemu dengan mbak Nayla." jawab Riana."Oh, rupanya Mbak adalah tamunya nyonya besar di rumah ini, ya?"Riana menyeringai sinis mendengar satpam tersebut menyebut Nayla sebagai nyonya besar."Iya, Pak. Saya tamu spesialnya Nayla, istrinya Mas Doni. Benar, kan?"Satpam mengangguk."Baiklah Mbak, kebetulan Nyonya Nayla baru saja pulang dari perusahaan. Biar kuberitahu beliau terlebih dahulu!" jawab sang satpam berlalu setelah sebelumnya ter

DMCA.com Protection Status