Jason hanya tersenyum tipis pada Sean, tanpa menjawab pertanyaan anak kecil itu. Kemudian Jason menoleh pada Nania dengan wajah berat. “Terima kasih banyak, Bu,” ucap Jason tulus.
“Terima kasih untuk apa?” tanya Nania bingung.
“Terima kasih karena kamu mengizinkan aku untuk bertemu dengan Sean dan memeluknya. Aku sungguh merasa bahagia.”
Nania tersenyum dan mengangguk, tetapi dia tak menjawab. Dia tahu Jason belum selesai dengan ucapannya. “Sejujurnya, hari ini adalah hari yang paling berat. Aku harus melepaskan Lisa, walaupun sebenarnya memang harus kulepaskan. Aku tak bisa menggenggamnya erat dan membuatnya terus menderita,” sambung Jason.
Nania ingin menyela jika yang diucapkannya tak benar, tetapi Jason sudah bers
Lisa terus mencoba tersenyum senang, walaupun hatinya masih merasa berat. Dia sudah mendengar jika Jason akan menikah lagi. Sialnya saat tadi keluar dari gedung sipil perceraian dia melihat seorang wanita cantik yang menjemput Jason.Tentunya, Lisa berpikir jika wanita itu adalah calon istri barunya. Sejujurnya hatinya masih dipenuhi banyak tanya, kenapa tak dari dulu Jason menikah? Kenapa harus sekarang saat dia sudah kembali?Bukankah dulu lebih muda menjalani proses cerai dan mengatakan jika dirinya lari dari rumah, itu adalah alasan paling cepat untuk bercerai bukan? Setelah perbincangan yang membuat hatinya panas, Jason tak menoleh padanya, itulah yang mengganggu pikirannya. Akan tetapi, Lisa segera menepis semuanya.“Cukup memikirkan bajingan itu, Lisa! Sekarang di hadapanmu ada Ryan yang menawarkan kebahagiaan. Jika Jason akan menikah dengan wanita lain, maka kamu harus menikah dengan Ryan. Bukankah itu seimbang?” Lisa menegaskan hatinya.Senyuman Lisa lantas terlihat tulus. Ke
Mike terbawa amarah. Dia merasa terhina oleh ucapan dokter tadi. Tanpa membuang waktu, dia segera pulang dan mengumpulkan semua aset yang dikumpulkannya secara diam-diam.Sejujurnya di dalam hatinya, Mike merasa ragu. Semua aset itu sudah disembunyikan dari Nania, hasil kelicikannya. Selama lima tahun, secara diam-diam Mike mencurinya dari Nania sebelum berniat menghancurkan perusahaan itu.Tujuan utamanya dulu menikahi Nania agar hidupnya sejahtera. Kekayaan keluarga Nania berada jauh di atasnya. Dulu Mike dan Tina bekerja sama menyingkirkan Lisa dan merebut hati Nania.Namun, setelah Nania tersadar dengan kesalahannya, dia justru mengusir Tina. Tentu saja Mike tak terima. Terlintas niat menghancurkan perusahaan Nania dan mencuri semua asetnya. Dia tak mau berakhir miskin.“Untuk sekarang kesembuhan Tina lebih penting. Tidak ada seorang ayah di dunia ini yang tega melihat putrinya menderita! Aku masih bisa mencari waktu lain agar bisa mencuri aset lain milik Nania,” ucap Mike seraya
Tina langsung dibawa ke ruang operasi. Mike diminta menunggu di ruang tunggu operasi dengan perasaan cemas. Dia lantas mencoba menghubungi Nania untuk melihat seberapa pedulinya pada Tina.Akan tetapi, Mike langsung mengurungkannya. Nania bisa curiga tentang biaya operasinya. Tentu saja, selama ini Nania tak akan pernah tahu dia memiliki uang, bukan. “Hampir saja aku melakukan kesalahan,” gumamnya merasa aman.Mike yang sedang berdoa di sana untuk kesembuhan putrinya. David, Dokter yang membuatnya kesal itu menghampiri. Wajahnya tampak ragu dan bingung.“Apa lagi yang ingin kamu katakan? Kamu masih mau mengejekku?” ucap Mike kesal.“Tolong maafkan kelancanganku, Tuan Wilde. Aku sama sekali tak bermaksud mengejekmu. Sepertinya Anda yang berle
Mike terkejut, saat pemilik toko itu selesai memeriksa berlian dan perhiasan yang dibawa muncul polisi. Mereka langsung menggerebek. Tentu saja Mike murka dan marah.“Apa-apaan ini? Kamu menghubungi polisi, mengira semua itu adalah hasil curian?” Mike berteriak pada pemilik toko, tak terima.“Bukan dia yang menghubungi polisi, Mike ... tapi, aku.” Mike terkejut dengan suara lantang tersebut. Dia mengenali suara tersebut dan wajahnya langsung pucat bagaikan mayat.Itu adalah suara Nania. Dia muncul dan masuk ke dalam toko, lalu tersenyum sinis. Bibir Mike bergetar, lidahnya sulit untuk digerakan agar bisa bersuara dan memohon.“Nania? Bagaimana kamu bisa berada di sini?” tanya Mike dengan nada gagap.
“Kamu sudah bangun?”Tina terkejut saat matanya baru saja terbuka dan mendapati Nania tersenyum. Bukan senyuman hangat, tetap mengejek. Seketika Tina langsung bangun.Namun, kepalanya terasa pusing. Dia mengerang kecil dan memegangi kepalanya. Tina masih perlu mengendalikan rasa paniknya. Sadar, keberadaan Nania di sana bukan untuk menghibur atau memberi semangat.“Tenang, Tina! Pelan-pelan saja, belum waktunya kamu untuk mati,” kata Nania mengejek.“Kenapa kamu ada di sini? Bukankah aku seharusnya ada di ruang operasi?” Tina bertanya bingung pada Nania. “Di mana ayahku?”Tina belum sepenuhnya sadar. Dia memang tak menjalani operasi seperti yang dikatakan Clark. Semu
“Semoga kamu menemukan kebahagiaan dan kenyamanan setelah menjadi relawan kemanusiaan di sana, Tina,” ucap Nania mengejek.Tina menatapnya kesal. Jenifer benar-benar membuatnya tak berkutik. Ayahnya yang diharapkan bisa menolong, justru masuk penjara karena ulah Nania.“Aku belum kalah!” Tina berkata dengan tatapan tajam.“Oh, aku tak peduli tanggapanmu, Tina.” Nania membalas acuh. “Yang terpenting, kamu harus sadar diri! Kamu sudah tak diterima di sini.”“Penggemarmu memang banyak di sana. Tapi, kamu harus tahu. Mereka mendoakan kesembuhanmu, kemudian mengantarkanmu ke neraka!” Nania menambahkan dengan sangat puas sekali.Sebelum pergi, ponselnya berdering. Senyum N
“Sebelum mulutmu itu berkata tentang Raymond, hidupmu sudah hancur duluan, Tina!” Ryan menegaskan.Kemudian dia mendekat dan membisikkan sesuatu pada Tina. Seketika kedua bola mata Tina langsung melotot. Dia terkejut dan wajahnya berubah panik.Tentu saja Ryan tersenyum puas. “Kamu pikir punya hak untuk hidupmu, Tina? Kamu salah besar! Kau sudah tak punya kendali apa pun,” tegas Ryan.“Jadi, lebih baik dia dan tunggu saja kehancuranmu!” Ryan menambahkan dengan nada sinis. “Aku memang terkenal sebagai orang yang baik hati, tetapi aku bisa menjadi monster yang mengerikan jika kau usik!”“Tapi, kamu bilang akan membantuku jika aku memberikan ponsel Raymond. Aku hanya perlu menuruti perintah Jenifer menjadi relawan kemanusiaan dan kamu menyiapkan seseorang di sana agar aku bisa melarikan diri?” tanya Tina dengan wajah panik.Ryan tak segera menjawab. Dia tersenyum mengejek. “Ah, sepertinya kamu lupa lagi. Bukankah saat datang tadi, aku mengatakan kalau kita sudah tak terikat perjanjian ap
“Tina!” Jason memanggil dengan nada sinis, menyembunyikan rasa kesal dan marah.Jason harus bisa menyembunyikan semua perasaan itu agar Tina tak terus menerus membujuknya. Itu adalah keahlian Tina, memancing emosinya. Yang dilakukan Jason hanya bersikap tenang dan acuh.“Kamu memanggilku kemari agar aku mendengar percakapanmu dengan Ryan dan aku sudah mendengar semuanya,” kata Jason santai. “Aku mendengar dan merasakan kalau kamu sedang panik dan ketakutan. Lalu Ryan? Dia punya banyak power. Jadi, untuk apa aku mengkhawatirkan Ryan,” tambahnya.“Tidak, Jason! Kamu tak tahu seberapa liciknya Ryan. Kamu harus bertindak dan tak bisa diam saja,” seru Tina terus mencoba mempengaruhi keyakinan Jason.Sebisa mungkin, Jason tak goyah. Dia lebih memahami semua tindakan Ryan. Yakin semua yang dilakukan Ryan demi kebaikan Lisa dan Sean.“Cukup, Tina! Aku muak dengan semua ocehanmu,” balas Jason menunjukkan wajah tak tertarik. “Aku mendengar jelas dari ucapan Ryan kalau hidupmu sudah hancur. Nikm
“Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te
Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha
“Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc
“Jasmine Walley pelakunya. Sekretarismu, Nania.”Nania sangat terkejut mendengar penjelasan Clark. Dia baru saja tiba di kantor polisi, tetapi Clark memilih menjelaskan semuanya. Clark berpikir, Nania harus bisa menenangkan dirinya dahulu sebelum menemui pelaku tersebut.“Berani sekali dia mengkhianatiku, Clark? Jasmine sudah bekerja padaku lebih dari 20 tahun dan aku sangat percaya padanya. Aku memberikan apapun yang dia mau, bahkan aku mengenal baik seluruh keluarganya,” kata Nania kecewa. “Bagiku, karyawanku sudah seperti keluarga. Kami mencari uang di tempat yang sama dan keluarga harus saling membantu.”Air mata Nania mengalir deras. Dia sungguh tak menyangka dengan pengkhianatan ini. Clark menepuk pundaknya, mencoba menenangkan dan memberikan dukungan.
“Dia cucuku, benarkan?” Christian menunjuk Sean dengan tatapan menuntut.Wajah Lisa semakin cemas dan kesal. Dia menatap pada mantan ayah mertuanya marah. Alex tak tinggal diam, dia menahan tubuh Christian yang hendak mengejar Sean.“Paman, kendalikan dirimu! Jangan membuat keributan di sini!” Suara Alex tegas dan lugas.Kemudian Alex menoleh pada Lisa dan memberinya isyarat untuk segera pergi. “Jangan hiraukan aku! Biarkan aku yang menangani ayahnya Jason!” ucapnya penuh pengertian.“Terima kasih, Alex! Aku menghargai bantuanmu,” kata Lisa tulus.Lisa langsung berbalik dan langsung menghampiri Ryan yang menggenggam tangan Sean. Mereka mengabaikan Christian yang berteriak
Ini bukan wewenangnya menjawab pertanyaan Sean, pikir Ryan. Dia lantas tersenyum mencoba memberikan ketenangan . Sean pasti akan terus merasa penasaran jika pertanyaannya tak mendapatkan jawaban yang tepat.“Bagaimana jika kamu memiliki dua ayah? Aku dan paman baik yang menjadi ayahmu ... jadi, kamu bisa memanggilku dan paman baik dengan sebutan ayah.” Ryan menjelaskan dengan lembut, menyembunyikan rasa cemasnya. Dia mencoba memberi pengertian dan mengalihkan rasa penasaran Sean.Melihat Sean yang tumbuh dengan baik, Ryan merasa tak rela jika dia ditinggalkan. Ryan ingin menjadi bagian dari hidup Sean dan juga Lisa, walaupun tahu jika yang pantas di posisi itu adalah Jason. Bukankah dia yang dulu merawatnya?Kali ini dia tak membenci Jason. Apalagi dengan semua perjuangan Jason Ryan hanya ingin Sea
“Nania, kamu juga harus memeriksa kondisi tubuhmu! Kamu juga mendapatkan pukulan dari para penculik itu.” Clark memberi nasehat pada Nania.“Aku baik-baik saja, Clark. Tak perlu mencemaskanku,” jawab Nania dengan senyuman yang dipaksakan.Tentu saja Clark tak akan membiarkannya. Dia melirik pada Ryan yang sejak tadi terdiam. Ryan pun mengerti arti lirikan Clark.“Tuan Carber benar, Bu,” ucap Ryan mendukung Clark. “Jangan sampai kamu jatuh sakit. Aku dan yang lain pasti paham kalau kamu cemas dengan keadaan Jason,” tambahnya.Kemudian Ryan meminta Sean untuk turun dari pangkuan Nania. “Kemari, Nak. Biarkan nenekmu memeriksakan kesehatannya. Kamu bisa menunggu denganku,” bujuknya.“Baik, Ayah!” sahut Sean tanpa berani menolak.Nania pun lantas menurut. Dia mengikuti Clark yang mengantarnya menuju poli umum untuk memeriksakan tubuhnya. Sejak tadi, dia menahan semua rasa sakit pada seluruh tubuhnya.Dia berpikir, rasa sakit diterima Jason lebih besar, jadi Nania bisa menahannya. Namun uca
“Benar, Lisa. Paman baik yang dimaksud Sean adalah Jason.” Ryan menjawab dengan penuh keyakinan.Lisa terkejut dan langsung berdiri menghadap Ryan. Dia memberikan tatapan penuh tanya. Kemudian Ryan meminta Lisa untuk menjauh dari sana.“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tak di sini,” kata Ryan seraya melirik Sean.Tentu saja mereka tak ingin melibatkan Sean. Dia terlalu kecil untuk memahami permasalahan orang dewasa. Nania dan Clark mengangguk setuju, sedangkan Alex tersenyum memberikan dukungan. Lisa pun menurut dan mengikuti Ryan yang pergi ke luar rumah sakit.“Kamu tahu semua ini dan sengaja membiarkan Jason menemui Sean?” tanya Lisa langsung setelah berada di luar rumah sakit dengan nada kesal.Lisa mengatur napasnya agar tak terbawa amarah. "Beritahu aku apa yang kamu rencanakan dan jangan ada yang ditutupi!" tegas Lisa dengan nada penuh penekanan.“Kamu benar. Aku tahu dan sengaja. Tetapi aku harus melakukannya agar tak merasa bersalah pada Jason.” Ryan menjawab dengan juju
Tubuh Jason semakin lemas, tetapi dia masih bisa bertahan mempertahankan Sean. Para penculik itu terus memukuli tubuhnya yang memeluk Sean. Jason melindunginya agar tak terkena pukulan.Pukulan mereka terhenti saat mendengar suara sirine. Dalam keadaan panik, mereka langsung berlari berniat melarikan diri. Akan tetapi, semuanya terlambat.Polisi dan mobil keamanan anak buahnya Clark an juga perusahaan Nania datang. Sinyal darurat yang dinyalakan Nania membuat mereka lebih cepat bergerak dan polisi datang lebih cepat berkat laporan Jason.“Paman, kamu baik-baik saja?” Sean bertanya merasakan dekapan Jason melemah.“Aku baik-baik saja, Nak. Akhirnya semuanya berakhir dan kamu selamat,” jawab Jason dengan suara lemas. “Terima kasih sudah bertahan, anakku.”Jason seolah tak sadar dengan apa yang diucapkannya. Dia langsung tak sadarkan diri saat Sean mencerna kalimat terakhirnya. Sontak saja Sean berteriak panik dan cemas dengan air mata yang mengalir deras.“Paman, bangun!” Sementara par