Share

Pulang berlibur

Author: Purwa ningsih
last update Last Updated: 2022-05-22 10:01:31

Suara angin menembus kalbu. Aku menatap pantai dari kejauhan, bocah kecil berlari kesana sini, ada yang bermain layang-layang, membuat bangunan dari pasir, itulah anak-anak pantai. Apakah hati anakku bahagia? Aku pun tak tahu apa yang dirasakan oleh anak-anakku. Aku sudah berusaha menjadi Ibu yang baik, dan berusaha menjadi yang terbaik, mencoba berbicara sama ketiga anakku.

"Jingga, Nisa, Dimas sini, Nak." Panggilku kepada anak-anakku.

"Iya, Ma. Ada apa?"

"Mau ikut, Mama tidak?" tanyaku pada ketiga anak kesayanganku.

"Mau dong, Ma!" ucap ketiganya bareng.

"Ayo kita lari?"

"Ok, siap takut."

Aku mengajak mereka berlari kearah pantai dan membeli satu buah layang-layang. Aku melihat mereka begitu senang. Sesaat aku meminta Nisa untuk memegang layangannya dan Dimas yang menarik layangannya hingga terbang keatas.

"Horee, Mama. Aku bisa." ucap Dimas senang,

Dimas memegang benang layang-layang terpancar ada raut bahagia di dalam wajahnya, hal sederhana yang bisa membuat Dimas sangat bahagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ketika Istri Berubah cantik   Rumah baru

    Beberapa jam kemudian mobil sudah terparkir di halaman depan rumah Mas Haris, Jingga juga Dimas dan Nisa antusias ingin melihat rumah barunya, kami begitu takjub sambil menutup mulutnya. Rumah yang begitu indah juga elegan, mata kami tak berhenti berkedip."Ayah ini rumah siapa indah banget?" tanya Dimas pada Ayahnya."Ini rumah kita sayang.""Ya Allah ini indah sekali, Mas Haris, ini kejutannya." Aku mencium pipi suamiku."Sama-sama sayang,"Kami masuk kedalam, betapa kami sangat bahagia, Mas Haris memberikan kejutan pada kami, rumah yang luar biasa indah ada gazebo, kolam renang juga kolam ikan kesukaan anak-anak Dan tempat olahraga, untukku juga anak-anak kami."Wah indah ini Lintang besar juga.""Iya, Pa dan Mama boleh juga tinggal disini." Jelasku. "Boleh, Papa. Ma. Biar dekat sama kami." Seru Mas Haris. "Biar, Papa dan Mama tinggal dirumah Lintang saja. Lagian dekat ini kan, gak ada lima menit sampai kan.""Ya terserah Mama dan Papa saja."Ya Allah semoga kebahagian ini terus

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ketika Istri Berubah cantik   Butik Baru

    Aku meminta tolong Mas Haris buat pindahin barang dibutik ke rumah Mas Haris, kata Mas Haris selesai butik tutup Dion satpam kami dan beberapa temanya sudah mengangkut semua barang ke butik baru dan butik yang lama aku suruh Ayah buat usaha Mama, kata beliau mau bisnis Bunga disini, karena makanannya banyak bagaimana ya jika aku kirim buat mereka yang lembur di rumah Mas Haris dari pada mubazir."Mas dari pada makanan banyak, apa kita kasih ke yang lembur angkut barang kerumah Mas Haris saja ya?" tanyaku pada Mas Haris semoga saja ia setuju."Boleh sayang tadinya mau, Mas belikan nasi goreng, ya sudah kalau begitu, siapkan sayang biar Mas antarin sama Mang Jaja," jawabnya membuatku senang.Aku dan Bibi menyiapkannya, makanan sudah siap tinggal diantar ke rumah Mas Haris. Aku penasaran pengen ikut boleh tidak ya sama Mas Haris."Mas, boleh tidak Lintang ikut, Mas Haris?" tanyaku pada Mas Haris."Sudah nalam sayang, istirahatlah nanti kamu masuk angin, ga bagus angin malam nanti kamu sa

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ketika Istri Berubah cantik   Siang yang tak terlupakan

    Kami masuk dan benar saja, Mas Haris mendisain ruangan ini jadi begitu indah, wajah berbinar terlihat dari wajah mereka, dan ruang kerjaku pun sangat luas dan bagus."Elsa. Promosikan ke sosial media ya bahwa kita pindah? "Baiklah, Mbak. Siap!""Terus butuk yang lama tidak dijual, Mbak?""Tidak mau dibuat Mama buat bikin toko bunga, Elsa.""Wah keren.""El, pastikan pelanggan kita tahu jika kita pindah, dan hari ini barang akan datang lagi.""Siap, Mbak Lintang."Kami sibuk menyiapkan barang datang, yang lain juga sibuk menata baju yang baru datang, hari ini kebetulan pengunjung belum ada, mungkin belum tahu jika kita pindah, jadi kita bisa dengan leluasa menyiapkannya. Matahari mulai terik Mas Haris datang ia membawakanku dua porsi gado-gado."Pasti belum makan gimana kalau sakit, kerja boleh sayang, tapi jaga makan yang teratur," ucapnya menasehatiku."Sudah Mas, tapi pagi Lintang makan sama Mie Ayam pedas tuh di depan." Mas Haris tersenyum manis. "Ya sudah ini dimakan,"Aku memak

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ketika Istri Berubah cantik   Terjebak hujan

    Aku segera mengambil ponselku yang berada di dalam tas. segera ku telepon dan tidak ada jawaban, bagaimana jika anak-anak tahu kalau Mas Haris masih tidur di dalam selimut? Rasa cemas ada di dalam benakku, duh rasanya malu setengah mati jika sampai ketahuan sama anak-anak.Tuh kan aku mendengar gelak tawa mereka keras banget dari sini. Ya Allah selamatkan aku dari rasa maluku ini, selang beberapa menit rasa cemasku masih menghantui, terlihat mereka sedang turun tangga dan menghampiriku, mungkin saja wajahku sudah memerah karenanya."Ma, kami izin ya mau diajak, Ayah mancing?" Sapa Dimas sambil memelukku.Ada sedikit lega kurasakan, mereka terlihat biasa saja tidak ada yang aneh berarti aman.... "Mancing kemana?" tanyaku pada Dimas."Ikut Ayah, Ma. Ayah yang janji pada kami, katanya hari ini kami diajak sama Ayah, makanya kami kesini." "Oh, Ayah mana?" tanyaku ingin tahu penasaran. "Masih mandi Ma, katanya biar seger."Alhamdulillah, tidak ketahuan, terlihat suamiku turun dari tang

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ketika Istri Berubah cantik   Lelakiku

    Mas Haris siap-siap untuk berangkat ke sekolah, sedangakan anak-anak mampir kesini dan minta izin pamit mau berangkat kesekolah. Aku hanya tersenyum melihat Dimas yang ngambek katanya gak syik gak ada Mama di rumah."Sayang sudahlah, Mama minta maaf, kan hujannya kemarin lebat baget, Mama suruh Mang Jaja jemput juga ikut Dimas kan mancing sama, Ayah hayo." Aku memeluknya."Habisnya, Ma. Mau sarapan ga enak ga ada Mama, kan biasanya Dimas selalu lihat wajah cantikya, Mama tiap pagi." Dimas membuat kami semua tertawa."Hmm bilang saja iri, atau mungkin cemburu itu, Ma tuh. Dimas sama, Ayah!" Seru Jingga pada adiknya Dimas."Ngaco nih Mbak Jingga masa Dimas cemburu sama, Ayah.""Ya kali saja.""Sudah-sudah, Mama yang salah, Mama minta maaf, lain kali, Mama akan pulang." ucapku pada mereka membuat mereka tersenyum."Nah gitu kan seru, Ma, lagian rumah jadi sepi ga ada Mama."Mas Haris hanya tersenyum melihatku, mereka pamit lalu mencium punggung tanganku. Aku merasakan syahdu, punya sua

    Last Updated : 2022-05-22
  • Ketika Istri Berubah cantik   Bayang-bayang semu

    Hujan rintik-rintik membasahi kota ini lagi kami pulang kerumah sedangkan Jingga di jemput oleh Mang Jaja, Kami pulang bersama mobilnya Mas Haris, mobil terparkir di depan rumah. Kami masuk menuju kekamar masing-masing. Selang beberapa menit Nisa sama Dimas berangkat mengaji dengan Ayahnya. Aku menunggu Jingga di depan Rumah, kok jam segini belum pulang ya Jingga? Kemana dia ya?Tak berselang lama mobil Mang Jaja terparkir di halaman, terlihat wajah lelah Jingga tapi ia baik-baik saja. Alhamdulillah Jingga mendekati dan memelukku, dan aku mengantar Jingga masuk kekamarnya. Aku duduk di ranjang milik Jingga."Nak, ko mukaknya ditekuk gitu sih, ada apa?" tanyaku pada Jingga penasaran. "Tadi pas, Jingga mau pulang, ada yang mau menyerempet Jingga, Ma," jawabnya padaku membuat aku kaget."Ha--serius, Nak, terus gimana?" tanyaku. "Sekilas Jingga inget wajahnya Ma, terus Jingga nebeng sama, Pak Samsul dan turun di pertigaan, baru deh, Jingga telepon Mang Jaja," ucapnya membuat wajahku

    Last Updated : 2022-05-23
  • Ketika Istri Berubah cantik   Berulah lagi

    Aku menggunakan waktu untuk beristirahat. Sebuah mobil yang sangat aku kenal datang di depan butik, aku tersenyum meliahat Ayah dan Mama datang mengunjungiku, aku memeluk mereka lalu mencium punggung tangan Mama dan Ayah. "Lintang, Mama sampai ... rindu.""Padahal baru dua hari kan Lintang ke rumah, Mama?" "Entahlah, Mamamu itu dari pagi ngomel-ngomel minta kesini, Nak."Aku menghela napas dalam. Aku tahu Mama begitu cemas padaku. "Masih sibuk, sayang. Mama bawakan makanan kesukaan kamu lo.""Apa, Ma?""Mama masak rendang kesukaan kamu juga Nak Haris.""Mama, kenapa jadi repot begini, sih. Nanti Mama capek gimana?"Aku lagi-lagi tak percaya, Mama memperlakukan aku seprti anaknya yang masih kecil. Aku memeluknya lalu mencium pipinya.""Ayah ... jangan biarkan Mama kecapekan."Terdengar Ayah menghela napas berat. "Tadi malah, Ayah yang ikut masak.""Serius, Ayah?" tanyaku tak percaya. Ayah mengangguk pelan. "Ya itu. Karena Ayah tak mau, Mama kamu kecapean.""Ya ampun Ayah. Makasih y

    Last Updated : 2022-05-23
  • Ketika Istri Berubah cantik   Penjagaan Ayah

    Kalau saja aku tak menyaksikan sendiri bagaimana lembutnya sikap Papa dan Mama, pasti aku tak percaya jika orang lain yang mengatakannya. Aku merasa Papa dan Mama memiliki kepribadian yang luar biasa. Bersikap lembut, segitunya Mama dan Papa perhatian denganku. Mana mungkin aku tega bercerita jika ada seseorang yang mengancam kami. Aku menyuapi dengan telaten Mama dengan rendang. Beliau tertawa lepas sekarang. Duduk dan berbicara kesana kemari. Papa duduk di bibir sofa tempatku bekerja di bawah kaki Mama. Memijatnya dengan lembut, sembari bercerita mengenai banyak hal. Tidak terkecuali menceritakan sikap Bian yang kadang membuat Mama tertawa lirih. Sedangkan aku dan Ayah hanya menjadi pendengar. Setelahnya mereka pamit pulang. -Matahari mulai tenggelam pertanda petang telah tiba, aku dan Mas Haris mampir ke mall untuk membeli sembako juga bahan masak lainnya, Mas Haris yang membawa troli dan membeli beberapa sayuran juga berbagai sembako. Tak lupa membeli peralatan sabun juga shamp

    Last Updated : 2022-05-23

Latest chapter

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ending Menua bersamamu

    Pov ElianaYa Allah, di pagi yang syahdu ini semoga Engkau memberikan kesehatan untukku juga keluargaku. Seperti biasa hari ini aku dan Bibi masak sambal goreng kentang dan juga ayam semur, makanan sudah siap di atas meja makan. Aku memanggil semua untuk sarapan. Rutinitas pagi memang selalu begitu, berkumpul untuk sarapan pagi."Mas, jadi gimana rencana hari ini?" tanyaku pada suamiku sambil menyuapi Azka yang lagi manja padaku."Kita pergi sendiri sayang, karena Mang Usep izin dan meminjam mobil kita buat lamaran keponakannya, jadi kita pakai mobil satunya ya," ucap Mas Haris padaku."Oh gitu baiklah, Mas," jawabku padanya."Ayah, ga capek jadi supir jauh lo, Ayah?" tanya Dimas pada Ayahnya."Kan ada Dimas yang gantiin Ayah ... lagian sudah besar begitu harusnya kan.""Tuh dengerin dek apa kata, Ayah," ucap Jingga pada Dimas, dan Dimas hanya nyengir kuda.Aku begitu bahagia, melihat putra putriku tumbuh dewasa dan menjadi anak yang soleh juga soleha."Bagaimana setuju kan semua kalau

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ulah Sekar

    "Mas, perasaan, Lintang kok ga enak ya?" tanyaku pada suamiku sambil aku duduk bersender dibahunya."Sama sayang, Mas juga sangat cemas, dada Mas enggak tenang ada apa ini." Sesaat aku terdiam ucapan Mas Haris membuatku takut."Kita doakan saja semoga tidak terjadi apa apa pada keluarga kita, Mas.""Aamiin ... iya sayang."Rasa cemas itu kembali datang, aku berharap kami semua baik baik saja. Ya Allah berikanlah perlindunganmu untuk suami dan putra-putri kami dan hambaMu ini. Jauhkanlah orang orang yang berbuat jahat kepada keluarga hamba."Ma, Azka nagis jatuh dari sepeda." Nisa bicara membuat kami terkejut."Ya Allah, Azka kok bisa? Luka ga sayang adiknya?" tanyaku pada Nisa dan berlari turun tangga dan menghampiri Hilmy. "Mana yang sakit sayang, ga papa kan Azka?" tanyaku membuat aku kaget namun alhamdulillah hanya tergores sedikit. "Perih, Ma. sakit hik ... hik.""Sudah anak laki-laki harus jadi jagoan ga boleh cengeng sayang.""Bener sayang kata, Mama. Harus kuat lagian juga cu

  • Ketika Istri Berubah cantik   jatuh cinta

    Sayub-sayub terdengar suara adzan berkumandang menggema hingga ke rumah. Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, tanpa aku sadari suamiku itu sudah berada dalam musholla kecil keluarga kami. Terlihat punggungnya dengan cepat aku mengikuti dari belakang sebagai makmum, bersama putra putri kami, ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari.Memang aku akui, bahwa wajah suamiku makin hari semakin begitu tampan. Mas Haris lelaki dewasa yang begitu mempesona, aku mendengarkan lantunan ayat-ayat Allah dibacanya dengan sangat fasih, itu hampir tiap hari, dan seketika itu pula jantungku berdetak tak karuan melihat suara indah Mas Haris menggema Musholla kecil kami. Asli aku jatuh cinta dengan suaranya saat melantunkan ayat-ayat Allah. Mereka bergantian mencium takzim punggung tangan Mas Haris dengan sangat sopan. Mas Haris menyuruh putra putrinya untuk membaca Al Quran kadang Mas Haris membenarkan jika ada tajwid yang masih salah, Mas Haris lalu mencontohkan bagaimana membaca yan

  • Ketika Istri Berubah cantik   Bahagia

    Beberapa puluh purnama berlalu, kami sudah menjadi keluarga yang sangat bahagia. Meski selalu mendapat ancaman dari Sekar namun, kami sangat ketat menjaga putra-putri kami sehingga Sekar tidak mendapatkan celah untuk menyerang kami. Papa dan Mama juga sehat sampai hari ini, mereka selalu menjagaku.Azka anak lelaki kami yang sekarang usianya sudah tujuh tahun, Jingga yang sudah menggantikanku di butik. Nisa yang sudah kuliah, dan sudah magang bersama Ayahnya di sekolah, dan Dimas yang sudah berada dibangku SMA serta Azka yang masih duduk kelas satu SD, hari-hari kami lalui dengan begitu bahagia, melihat putra putri kami yang tumbuh menjadi anak yang soleh juga sholeha.Mas Haris mendidik mereka, dibentengi agama yang kuat agar kelak mereka memaknai apa arti kehidupan dan rasa syukur kita terhadap Sang pencipta. Semakin hari rasa sayangku buat Mas Haris makin bertambah, bagaimana tidak ia selalu menjadikanku wanita yang sangat berharga."Mama, Mas Dimas mana?" "Mas Dimas, masih keluar

  • Ketika Istri Berubah cantik   Malam Perjamuan

    Aku merasa jika Mas Haris selalu menjagaku dan menjadikanku wanita yang begitu berharga. Sesaat bulir bening jatuh ke pipiku segera aku mengelapnya. Aku merasa di manja oleh seorang suami. Aku melihat sekilas wajah yang begitu bahagia dengan senyum mengembang di dalam wajah suamiku. Saat fotografer mengambil gambar kami. Mungkin aku sedang tersenyum ke arah Ma Haris. Asyik bukan. "Aku tinggal sebentar gapapa ya, sayang."Aku mengangguk. "Iya, Mas gapapa kok.""Lintang ...."Aku bergeming sesaat beku, astaga kenapa ada Sekar segala. Kekecewaan yang teramat dalam membuat bibirku seakan kelu. "Wah, hebat ya kau bisa disini, dikalangan orang berduit. Oh ini wanita lusuh yang bertansformasi menjadi wanita berkelas," ejeknya padaku. Aku terdiam, menatap Mas Haris yang sibuk bicara dengan Pak Kepsek. "Oh, sudah mulai sombong rupanya," ucap Sekar diriingi getaran pada suaranya. Aku menarik napas pelan, mengurai sakit yang membelit di dalam dadaku. Aku kembali memalingkan wajah, bersama

  • Ketika Istri Berubah cantik   Mengharu biru

    Sampai di rumah. Aku sedikit lelah dan berbaring di atas ranjang, mungkin Mas Haris cemas dengan kandunganku. Mas Haris izin untuk menjemput Jingga di butik. Jika Sekar terus saja menggangguku maka kehamilanku pun akan terganggu. "Ma, Mama sakit ya?" tanya Nisa kepadaku."Maaf sayang, Mama hanya sedikit capek, sudah pulang sekolah. Ayo Mama temani makan." "Dimas, juga ayo makan sayang?""Iya, Ma."Kegiatan di meja makan berlanjut tanpa banyak percakapan. Semua lebih banyak bungkam dan menikmati hidangan. Setelahnya terdengar suara mobil digarasi depan rumah. Mas Haris sudah pulang menjemput Jingga, mereka masuk dan kami berkumpul di ruangan santai dekat televisi, Mas Haris duduk di sampingku. "Sayang, dengarkan, Ayah. Mau bicara sebentar lagi kalian akan punya adik baru, dan saat ini, Mama kalian hamil." Jelas Mas Haris pada kami. "Alhamdulillah ... selamat ya, Mama." Mereka mendekatiku lalu mencium pipiku."Iya, sayang. Makasih sudah mendukung Mama."Aku bahagia sekali, punya ke

  • Ketika Istri Berubah cantik   Positif hamil

    Aku menggeleng tak percaya. "Papa, astaga papa.""Kenapa, Papa keren, kan?"Aku terdiam menatap Papa merapikan kemejanya. "Papa hebat.""Dua kali lipat, Papa tak akan terima jika ada yang menyakitimu, Lintang."Aku terkejut. Bahkan mengembalikan posisi ekspresi wakahku yang begitu syok. Di butuhkan waktu untuk aku percaya baru saja yang aku lihat. Aku merekamnya dalam ingatanku. Sebagai seorang anak yang kagum akan penjagaan dari seorang Papa kepada anaknya. "Entah jika tak ada, Papa nasib, Lintang. Akan seperti apa? Padahal Papa Dosen lo ko bisa sih berkelahi.""Jangan salah, Lintang. Aku tak suka jika ada orang bermain-main dengan, Papa."Aku menghamburkan pelukan ke dada bidang, Papa. "Jadi. Kenapa, Sayang ketakutan?""Keluarga Lintang diteror, Pa.""Apa? Sama siapa? Kenapa baru bilang sayang.""Takut, Papa dan Mama cemas.""Lintang gak boleh begitu."Aku menceritakan semuanya. Papa lalu bergegas mengantarku dan menemui Mas Haris di sekolah. Aku minta sama Papa agar merahasiakan h

  • Ketika Istri Berubah cantik   Penjagaan Ayah

    Kalau saja aku tak menyaksikan sendiri bagaimana lembutnya sikap Papa dan Mama, pasti aku tak percaya jika orang lain yang mengatakannya. Aku merasa Papa dan Mama memiliki kepribadian yang luar biasa. Bersikap lembut, segitunya Mama dan Papa perhatian denganku. Mana mungkin aku tega bercerita jika ada seseorang yang mengancam kami. Aku menyuapi dengan telaten Mama dengan rendang. Beliau tertawa lepas sekarang. Duduk dan berbicara kesana kemari. Papa duduk di bibir sofa tempatku bekerja di bawah kaki Mama. Memijatnya dengan lembut, sembari bercerita mengenai banyak hal. Tidak terkecuali menceritakan sikap Bian yang kadang membuat Mama tertawa lirih. Sedangkan aku dan Ayah hanya menjadi pendengar. Setelahnya mereka pamit pulang. -Matahari mulai tenggelam pertanda petang telah tiba, aku dan Mas Haris mampir ke mall untuk membeli sembako juga bahan masak lainnya, Mas Haris yang membawa troli dan membeli beberapa sayuran juga berbagai sembako. Tak lupa membeli peralatan sabun juga shamp

  • Ketika Istri Berubah cantik   Berulah lagi

    Aku menggunakan waktu untuk beristirahat. Sebuah mobil yang sangat aku kenal datang di depan butik, aku tersenyum meliahat Ayah dan Mama datang mengunjungiku, aku memeluk mereka lalu mencium punggung tangan Mama dan Ayah. "Lintang, Mama sampai ... rindu.""Padahal baru dua hari kan Lintang ke rumah, Mama?" "Entahlah, Mamamu itu dari pagi ngomel-ngomel minta kesini, Nak."Aku menghela napas dalam. Aku tahu Mama begitu cemas padaku. "Masih sibuk, sayang. Mama bawakan makanan kesukaan kamu lo.""Apa, Ma?""Mama masak rendang kesukaan kamu juga Nak Haris.""Mama, kenapa jadi repot begini, sih. Nanti Mama capek gimana?"Aku lagi-lagi tak percaya, Mama memperlakukan aku seprti anaknya yang masih kecil. Aku memeluknya lalu mencium pipinya.""Ayah ... jangan biarkan Mama kecapekan."Terdengar Ayah menghela napas berat. "Tadi malah, Ayah yang ikut masak.""Serius, Ayah?" tanyaku tak percaya. Ayah mengangguk pelan. "Ya itu. Karena Ayah tak mau, Mama kamu kecapean.""Ya ampun Ayah. Makasih y

DMCA.com Protection Status