Share

Kebahagiaan yang tak bisa dibeli

"Sayang, kenapa senyam-senyum sendirian?" tanyanya mencubit hidung istrinya.

"Eh ... iya, Mas ngagetin saja sih."

Reindra tersenyum ia tahu jika istrinya pasti malu saat ia menggodanya. "Gimana suka kan dikagetin!" tekannya mengedipkan satu matanya.

Eliana tersenyum. "Ih, sejak kapan, Mas jadi genit gini?"

"Tapi suka kan? Mau dipeluk?" rayunya lagi pada Eliana.

Eliana masih sibuk membikin pisang goreng tersenyum dan merasa geli. "Malu sama, Bian. Mas."

"Papa kenapa di dini?" tanya Bian curiga.

Reindra gugup. "Papa ambil air sayang,"

"O, Mama, sudah matang belum pisang gorengnya?" tanya Bian.

"Sudah sayang ini bawa kedepan ya," jawab Eliana menyerahkan satu piring pisang goreng hangat.

-

Satu minggu berlalu. Eliana berada di depan cermin, ia sedang menyisir rambutnya, dan membersihkan make up tipisnya. Karena Eliana rajin mencuci muka setiap mau tidur kulitnya terlihat kencang juga bercahaya. Embusan napas teratur Reindra menerpa kulit leher Eliana. Tangannya melingkar erat di pin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status