Share

Babak Baru

Penulis: Purwa ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-09 15:06:25
"Bagaimana, kita pulang sekarang sayang?" tanya Reindra yang masih dalam posisi memeluk tubuh istrinya.

Eliana mengangguk. "Iya aku rindu, Bian juga, Daffa. Mas," jawab Eliana.

Reindra membantu Eliana mengemasi bajunya dalam travel bag. Selesai mereka keluar kamar hotel dan berjalan menuju parkir mobil.

Sesaat Eliana tahu jika Yolanda sedang berjalan dengan seorang laki-laki dengan cepat Eliana merekam mereka tanpa sepengetahuan Reindra.

Eliana menelan saliva yang begitu pahit, lalu menggeleng pelan. Eliana merasa serba salah meskipun ini bukan urusannya, namun semua sudah suratan takdir mantannya Satria memiliki istri seperti itu. Eliana memasukkan ponsel di dalam tas. Dan kembali menggandeng lengan suaminya dengan mesra.

"Sayang yakin mau pulang? gak ingin ke pantai lagi?"

"Pulang saja, Mas, kapan-kapan saja deh."

Mereka saling pandang.

Hingga mereka memasuki parkiran hotel, mereka berjalan dan hanya diam. Namun, tangan Eliana menggandeng erat lengan Reindra saat melewati ramai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Istri Berubah cantik   Kebahagiaan yang tak bisa dibeli

    "Sayang, kenapa senyam-senyum sendirian?" tanyanya mencubit hidung istrinya. "Eh ... iya, Mas ngagetin saja sih."Reindra tersenyum ia tahu jika istrinya pasti malu saat ia menggodanya. "Gimana suka kan dikagetin!" tekannya mengedipkan satu matanya. Eliana tersenyum. "Ih, sejak kapan, Mas jadi genit gini?""Tapi suka kan? Mau dipeluk?" rayunya lagi pada Eliana. Eliana masih sibuk membikin pisang goreng tersenyum dan merasa geli. "Malu sama, Bian. Mas.""Papa kenapa di dini?" tanya Bian curiga. Reindra gugup. "Papa ambil air sayang,""O, Mama, sudah matang belum pisang gorengnya?" tanya Bian. "Sudah sayang ini bawa kedepan ya," jawab Eliana menyerahkan satu piring pisang goreng hangat. -Satu minggu berlalu. Eliana berada di depan cermin, ia sedang menyisir rambutnya, dan membersihkan make up tipisnya. Karena Eliana rajin mencuci muka setiap mau tidur kulitnya terlihat kencang juga bercahaya. Embusan napas teratur Reindra menerpa kulit leher Eliana. Tangannya melingkar erat di pin

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Menghangatkan

    Eliana menatap Dafa dan Bian yang sedang tertidur. Tatapan dan sorot mata teduh yang dulu selalu membuat Eliana terpaku karena rasa bahagia. Perlahan rasa hangat menjalar, mengusik sekelumit kenangan beberapa tahun silam. Dulu bersamanya Eliana selalu nyaman. Eliana selalu merindu saat ia jauh. Ada debar di dalam sini saat jemari saling menggenggam. Atau tanpa sengaja saling bertukar tatap. Dia Reindra pria tampan kakak kelasnya dulu, teman sekelas wanita Eliana banyak yang suka kala itu. Kala itu ia marah saat pernah tanpa sengaja melihat Satria bersama gadis lain. Dan bahkan saat itu Eliana mendiamkannya hingga berhari-hari dan meninggalkannya dengan sepeda mini kesayangannya. Eliana sadar bahwa ia jatuh cinta padanya. "Masuklah El, udaranya sangat dingin lo." Reindra menyadarkannya dari lamunan. la mendekati Eliana dan memeluknya dari belakang. Entah perasaan apa yang di rasakan Eliana tenggorokannya tercekat, jantungnya naik turun, rasa yang selama ini hilang telah kembali lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Berusaha legowo

    Bagaimana, mau mandi sekarang sayang? sudah aku siapkan air hangatnya bangunlah?" tanyanya yang masih dalam posisi memeluk tubuh istrinya. Eliana mengangguk. "Iya dingin malas bangun.""Ayolah keburu habis waktunya Subuh sayang.'"Hu um.""Ayo."Eliana menggeleng. "Kenapa lagi?''"Gak mau maunya di gendong. Mas."Reindra membantu Eliana berdiri, lalu menggendong tubuh istrinya ke arah kamar mandi. Eliana membawa bajunya ke dalam kamar mandi. Selesai ia mengganti baju, lalu menjalankan Shalat Subuh berjamaah. karena Reindra menunggu Eliana keluar kamar mandi dengan keadaan bersih. Eliana bahagia, lalu menggeleng pelan. Eliana merasa serba salah. Seandainya dulu ia tahu jika suaminya memanjakannya, namun semua sudah suratan takdir. dengan perceraian itu membuat Eliana menemukan cinta baru juga kebahagiaan baru. "Sayang aku mau ke kampus? ga ingin nitip apa gitu? "Tidak, Mas, kapan-kapan saja.""Yakin?''"Hu um."Mereka saling pandang, mata Reindra menunjukkan kebahagiaan. Hingga me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Tak ingin pisah

    "Ayah...." Panggil Daffa dan langsung memeluk Ayahnya. Satria berdiri menyambut pelukan putranya. "Jagoan Ayah gimana sehat.""Ayah, Daffa bangga, Ayah adalah yang terbaik.""Jangan berlebihan, sayang!""Tidak, Ayah, Daffa hanya kagum sama Ayah. Terus menjadi Ayah yang hebat untukku dan keluarga kita Ayah."Sementara ini rasa was-was Dafa begitu mendalam, karena ia tak ingin jika keluarganya kembali terpecah. Daffa sangat mencintai sang mama. Hingga ia tak rela jika ada orang yang menyakitinya. Namun tidak bagi Daffa. Ia sangat berharap bahwa hari-hari ke depannya akan lebih indah lagi. "Cika mana Ayah?''" Di dalam sayang."Satria terharu dan menitikkan air mata. Ia bisa merasakan kasih sayang dari semuanya dari anaknya. Eliana orang baik yang sudah menganggapnya seperti mantan terbaik. Justru dari Eliana, saat ini ia merasakan kehangatan sebuah keluarga.Satria memandang ke arah keluarganya, Tak terasa ia sudah memiliki anak yang sudah remaja. Satria menatap bahagia kedua anaknya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Take care of you forever

    Mereka sudah siap dengan pakaian batik, mereka semua menunggu rombongan pengantin dari keluarga Sonya, akad nikah dan temu manten sudah digelar kemarin. Semua sudah berkumpul di luar halaman menanti arakan pengantin datang, Reindra berada di dekat Eliana. Sementara anak-anak berada di tak jauh dari tempat Eliana berada. Eliana tersenyum, Bian sudah bisa berbaur dengan yang lain, juga Daffa yang selalu mengajak Bian berkomunikasi. Membuat Bian jadi lebih percaya diri, Eliana tersenyum melihat keluarganya berkumpul menjadi satu dan satu hal yang Eliana selalu bersyukur bahwa kata maaf itu sudah ia dapatkan. Arakan pengantin sudah datang, keluarga Eliana menyambut kedatangan pengantin. Sesaat pengantin sudah berada di pelaminan sederhana, berbagai acara telah dilaksanakan, rasa syukur dalam diri Eliana kembali ia rasakan. Sahabatnya Sonya yang sekarang menjadi kakak iparnya. Takdir telah membuat Eliana bahagia. "El, Mbak rindu. Apa kabarmu selama ini?" tanya kakaknya Laras. Eliana ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Makin sayang

    Apa kabar, Rein?" sapa seseorang yang menghampirinya."Mas Gio. Alhamdulillah, selamat ya semoga samawa," sahut Reindra sambil memeluk lelaki berwajah sendu itu.Gio duduk di samping Reindra. "Makasih," candanya yang mendapat pukulan di lengannya. Lalu mereka tertawa bersama."Sudah sembuh, benar?""Alhamdulillah, sudah, Mas."Tak ada satu pun manusia bisa menentukan ukuran panjang atau pendek perjalanannya. Tak ada satu pun dari kita mengetahui rahasia umur kita. Dan Reindra berterima kasih saat ini karena masih di beri umur panjang. Tak selayaknya Reindra sia-siakan waktu untuk memburu yang fana juga nafsuIa pun takut pernah menjadi manusia yang merugi kala harus berada di pengadilan sang Ilahi. Menjadi manusia yang berhati-hati karena kehidupan hakiki itu adanya pasti. "Sayang." Suara seorang wanita reflek membuat mereka menoleh bersamaan."Mas, selamat ya." Gio berdiri lalu merangkul adik wanita kesayangannya itu.Gio tersenyum kecil, sambil menepuk punggung, adiknya. "Kau bahag

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Semua sayang Bian

    Udara dingin menembus poro-pori kulit Eliana, ia menatap jauh ke arah balkon kamarya, rumah Reindra yang kini juga menjadi rumahnya. Menjadi begitu luas dan sangat indah. Eliana menatap takjub ke arah bangunan yang berdiri tegak di gang sana. Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan. Menghangatkan tubuh Eliana dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Selamat pagi dunia yang kini seolah berpihak kepadanya. Eliana menatap wajah suaminya yang tertidur pulas, Eliana menatap wajah polos suaminya. Kehidupan memiliki alur yang tak pernah bisa ditebak oleh siapa pun. Entah besok akan berjalan lancar tentu menjadi jawaban yang paling menyenangkan. Setiap orang memiliki kesempatan yang bisa digunakan dengan sebaik mungkin. Tentu akan sayang jika Eliana lewatkan begitu saja. Begitupun dengan suaminya sebaik mungkin untuk menjemput segala kesempatan baik. Ia mengharapkan bisa mendapatkan banyak kesempatan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Ketika Istri Berubah cantik   Membantu Cika

    Udara dingin menembus poro-pori kulit Eliana, ia menatap jauh ke arah balkon kamar barunya, rumah yang baru dibelikan oleh Reindra lengkap dengan toko bunga yang ada di depan rumah. Karena Reindra tak mau melihat Eliana kelelahan. Eliana menatap takjub ke arah bangunan yang begitu indah hadiah dari suaminya. Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan. Menghangatkan tubuh Eliana dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Selamat pagi dunia yang kini seolah berpihak kepadanya. Eliana menatap wajah suaminya yang tertidur pulas, Eliana menatap wajah polos suaminya. Kehidupan memiliki alur yang tak pernah bisa ditebak oleh siapa pun. Entah besok akan berjalan lancar tentu menjadi jawaban yang paling menyenangkan.Setiap orang memiliki kesempatan untuk berjuang sembuh dari penyakitnya yang bisa digunakan dengan sebaik mungkin. Tentu akan sayang jika Eliana lewatkan begitu saja. Begitupun dengan suaminya

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10

Bab terbaru

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ending Menua bersamamu

    Pov ElianaYa Allah, di pagi yang syahdu ini semoga Engkau memberikan kesehatan untukku juga keluargaku. Seperti biasa hari ini aku dan Bibi masak sambal goreng kentang dan juga ayam semur, makanan sudah siap di atas meja makan. Aku memanggil semua untuk sarapan. Rutinitas pagi memang selalu begitu, berkumpul untuk sarapan pagi."Mas, jadi gimana rencana hari ini?" tanyaku pada suamiku sambil menyuapi Azka yang lagi manja padaku."Kita pergi sendiri sayang, karena Mang Usep izin dan meminjam mobil kita buat lamaran keponakannya, jadi kita pakai mobil satunya ya," ucap Mas Haris padaku."Oh gitu baiklah, Mas," jawabku padanya."Ayah, ga capek jadi supir jauh lo, Ayah?" tanya Dimas pada Ayahnya."Kan ada Dimas yang gantiin Ayah ... lagian sudah besar begitu harusnya kan.""Tuh dengerin dek apa kata, Ayah," ucap Jingga pada Dimas, dan Dimas hanya nyengir kuda.Aku begitu bahagia, melihat putra putriku tumbuh dewasa dan menjadi anak yang soleh juga soleha."Bagaimana setuju kan semua kalau

  • Ketika Istri Berubah cantik   Ulah Sekar

    "Mas, perasaan, Lintang kok ga enak ya?" tanyaku pada suamiku sambil aku duduk bersender dibahunya."Sama sayang, Mas juga sangat cemas, dada Mas enggak tenang ada apa ini." Sesaat aku terdiam ucapan Mas Haris membuatku takut."Kita doakan saja semoga tidak terjadi apa apa pada keluarga kita, Mas.""Aamiin ... iya sayang."Rasa cemas itu kembali datang, aku berharap kami semua baik baik saja. Ya Allah berikanlah perlindunganmu untuk suami dan putra-putri kami dan hambaMu ini. Jauhkanlah orang orang yang berbuat jahat kepada keluarga hamba."Ma, Azka nagis jatuh dari sepeda." Nisa bicara membuat kami terkejut."Ya Allah, Azka kok bisa? Luka ga sayang adiknya?" tanyaku pada Nisa dan berlari turun tangga dan menghampiri Hilmy. "Mana yang sakit sayang, ga papa kan Azka?" tanyaku membuat aku kaget namun alhamdulillah hanya tergores sedikit. "Perih, Ma. sakit hik ... hik.""Sudah anak laki-laki harus jadi jagoan ga boleh cengeng sayang.""Bener sayang kata, Mama. Harus kuat lagian juga cu

  • Ketika Istri Berubah cantik   jatuh cinta

    Sayub-sayub terdengar suara adzan berkumandang menggema hingga ke rumah. Aku bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, tanpa aku sadari suamiku itu sudah berada dalam musholla kecil keluarga kami. Terlihat punggungnya dengan cepat aku mengikuti dari belakang sebagai makmum, bersama putra putri kami, ini sudah menjadi rutinitas kami setiap hari.Memang aku akui, bahwa wajah suamiku makin hari semakin begitu tampan. Mas Haris lelaki dewasa yang begitu mempesona, aku mendengarkan lantunan ayat-ayat Allah dibacanya dengan sangat fasih, itu hampir tiap hari, dan seketika itu pula jantungku berdetak tak karuan melihat suara indah Mas Haris menggema Musholla kecil kami. Asli aku jatuh cinta dengan suaranya saat melantunkan ayat-ayat Allah. Mereka bergantian mencium takzim punggung tangan Mas Haris dengan sangat sopan. Mas Haris menyuruh putra putrinya untuk membaca Al Quran kadang Mas Haris membenarkan jika ada tajwid yang masih salah, Mas Haris lalu mencontohkan bagaimana membaca yan

  • Ketika Istri Berubah cantik   Bahagia

    Beberapa puluh purnama berlalu, kami sudah menjadi keluarga yang sangat bahagia. Meski selalu mendapat ancaman dari Sekar namun, kami sangat ketat menjaga putra-putri kami sehingga Sekar tidak mendapatkan celah untuk menyerang kami. Papa dan Mama juga sehat sampai hari ini, mereka selalu menjagaku.Azka anak lelaki kami yang sekarang usianya sudah tujuh tahun, Jingga yang sudah menggantikanku di butik. Nisa yang sudah kuliah, dan sudah magang bersama Ayahnya di sekolah, dan Dimas yang sudah berada dibangku SMA serta Azka yang masih duduk kelas satu SD, hari-hari kami lalui dengan begitu bahagia, melihat putra putri kami yang tumbuh menjadi anak yang soleh juga sholeha.Mas Haris mendidik mereka, dibentengi agama yang kuat agar kelak mereka memaknai apa arti kehidupan dan rasa syukur kita terhadap Sang pencipta. Semakin hari rasa sayangku buat Mas Haris makin bertambah, bagaimana tidak ia selalu menjadikanku wanita yang sangat berharga."Mama, Mas Dimas mana?" "Mas Dimas, masih keluar

  • Ketika Istri Berubah cantik   Malam Perjamuan

    Aku merasa jika Mas Haris selalu menjagaku dan menjadikanku wanita yang begitu berharga. Sesaat bulir bening jatuh ke pipiku segera aku mengelapnya. Aku merasa di manja oleh seorang suami. Aku melihat sekilas wajah yang begitu bahagia dengan senyum mengembang di dalam wajah suamiku. Saat fotografer mengambil gambar kami. Mungkin aku sedang tersenyum ke arah Ma Haris. Asyik bukan. "Aku tinggal sebentar gapapa ya, sayang."Aku mengangguk. "Iya, Mas gapapa kok.""Lintang ...."Aku bergeming sesaat beku, astaga kenapa ada Sekar segala. Kekecewaan yang teramat dalam membuat bibirku seakan kelu. "Wah, hebat ya kau bisa disini, dikalangan orang berduit. Oh ini wanita lusuh yang bertansformasi menjadi wanita berkelas," ejeknya padaku. Aku terdiam, menatap Mas Haris yang sibuk bicara dengan Pak Kepsek. "Oh, sudah mulai sombong rupanya," ucap Sekar diriingi getaran pada suaranya. Aku menarik napas pelan, mengurai sakit yang membelit di dalam dadaku. Aku kembali memalingkan wajah, bersama

  • Ketika Istri Berubah cantik   Mengharu biru

    Sampai di rumah. Aku sedikit lelah dan berbaring di atas ranjang, mungkin Mas Haris cemas dengan kandunganku. Mas Haris izin untuk menjemput Jingga di butik. Jika Sekar terus saja menggangguku maka kehamilanku pun akan terganggu. "Ma, Mama sakit ya?" tanya Nisa kepadaku."Maaf sayang, Mama hanya sedikit capek, sudah pulang sekolah. Ayo Mama temani makan." "Dimas, juga ayo makan sayang?""Iya, Ma."Kegiatan di meja makan berlanjut tanpa banyak percakapan. Semua lebih banyak bungkam dan menikmati hidangan. Setelahnya terdengar suara mobil digarasi depan rumah. Mas Haris sudah pulang menjemput Jingga, mereka masuk dan kami berkumpul di ruangan santai dekat televisi, Mas Haris duduk di sampingku. "Sayang, dengarkan, Ayah. Mau bicara sebentar lagi kalian akan punya adik baru, dan saat ini, Mama kalian hamil." Jelas Mas Haris pada kami. "Alhamdulillah ... selamat ya, Mama." Mereka mendekatiku lalu mencium pipiku."Iya, sayang. Makasih sudah mendukung Mama."Aku bahagia sekali, punya ke

  • Ketika Istri Berubah cantik   Positif hamil

    Aku menggeleng tak percaya. "Papa, astaga papa.""Kenapa, Papa keren, kan?"Aku terdiam menatap Papa merapikan kemejanya. "Papa hebat.""Dua kali lipat, Papa tak akan terima jika ada yang menyakitimu, Lintang."Aku terkejut. Bahkan mengembalikan posisi ekspresi wakahku yang begitu syok. Di butuhkan waktu untuk aku percaya baru saja yang aku lihat. Aku merekamnya dalam ingatanku. Sebagai seorang anak yang kagum akan penjagaan dari seorang Papa kepada anaknya. "Entah jika tak ada, Papa nasib, Lintang. Akan seperti apa? Padahal Papa Dosen lo ko bisa sih berkelahi.""Jangan salah, Lintang. Aku tak suka jika ada orang bermain-main dengan, Papa."Aku menghamburkan pelukan ke dada bidang, Papa. "Jadi. Kenapa, Sayang ketakutan?""Keluarga Lintang diteror, Pa.""Apa? Sama siapa? Kenapa baru bilang sayang.""Takut, Papa dan Mama cemas.""Lintang gak boleh begitu."Aku menceritakan semuanya. Papa lalu bergegas mengantarku dan menemui Mas Haris di sekolah. Aku minta sama Papa agar merahasiakan h

  • Ketika Istri Berubah cantik   Penjagaan Ayah

    Kalau saja aku tak menyaksikan sendiri bagaimana lembutnya sikap Papa dan Mama, pasti aku tak percaya jika orang lain yang mengatakannya. Aku merasa Papa dan Mama memiliki kepribadian yang luar biasa. Bersikap lembut, segitunya Mama dan Papa perhatian denganku. Mana mungkin aku tega bercerita jika ada seseorang yang mengancam kami. Aku menyuapi dengan telaten Mama dengan rendang. Beliau tertawa lepas sekarang. Duduk dan berbicara kesana kemari. Papa duduk di bibir sofa tempatku bekerja di bawah kaki Mama. Memijatnya dengan lembut, sembari bercerita mengenai banyak hal. Tidak terkecuali menceritakan sikap Bian yang kadang membuat Mama tertawa lirih. Sedangkan aku dan Ayah hanya menjadi pendengar. Setelahnya mereka pamit pulang. -Matahari mulai tenggelam pertanda petang telah tiba, aku dan Mas Haris mampir ke mall untuk membeli sembako juga bahan masak lainnya, Mas Haris yang membawa troli dan membeli beberapa sayuran juga berbagai sembako. Tak lupa membeli peralatan sabun juga shamp

  • Ketika Istri Berubah cantik   Berulah lagi

    Aku menggunakan waktu untuk beristirahat. Sebuah mobil yang sangat aku kenal datang di depan butik, aku tersenyum meliahat Ayah dan Mama datang mengunjungiku, aku memeluk mereka lalu mencium punggung tangan Mama dan Ayah. "Lintang, Mama sampai ... rindu.""Padahal baru dua hari kan Lintang ke rumah, Mama?" "Entahlah, Mamamu itu dari pagi ngomel-ngomel minta kesini, Nak."Aku menghela napas dalam. Aku tahu Mama begitu cemas padaku. "Masih sibuk, sayang. Mama bawakan makanan kesukaan kamu lo.""Apa, Ma?""Mama masak rendang kesukaan kamu juga Nak Haris.""Mama, kenapa jadi repot begini, sih. Nanti Mama capek gimana?"Aku lagi-lagi tak percaya, Mama memperlakukan aku seprti anaknya yang masih kecil. Aku memeluknya lalu mencium pipinya.""Ayah ... jangan biarkan Mama kecapekan."Terdengar Ayah menghela napas berat. "Tadi malah, Ayah yang ikut masak.""Serius, Ayah?" tanyaku tak percaya. Ayah mengangguk pelan. "Ya itu. Karena Ayah tak mau, Mama kamu kecapean.""Ya ampun Ayah. Makasih y

DMCA.com Protection Status