Share

Penderitaan Arman

Penulis: Ilyas One
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 15

POV Arman

"Udahlah, Man. Kamu ceraikan aja Naya. Kamu lihat sendiri kan gimana kelakuannya sekarang!" tegas Ibu setelah kami kembali masuk ke dalam rumah.

"Iya, Bang. Dia sama sekali tidak menghargai Abang sebagai suami," sambung Lela mengiyakan saran dari Ibu.

Aku hanya bisa menghela nafas berat mendengar ocehan Ibu dan Lela. Sama sekali tidak ingin menanggapi. Saat ini pikiranku sedang kalut, bahkan sekarang perutku sangat perih.

Azan di mesjid sedang dikumandangkan oleh Muazin. Biasanya jika ada Naya dirumah dia akan mengingatkan aku untuk segera Shalat Magrib.

Kenapa rumah tanggaku bisa seperti ini. Padahal aku yakin sudah melakukan yang terbaik untuk semuanya. Termasuk memberikan gaji yang lebih besar untuk Ibu daripada Naya.

Karena Ibu mempunyai pengeluaran yang banyak. Karena perabotan dirumah Ibu juga lebih banyak, otomatis bayar listrik juga lebih mahal.

Naya marah ketika aku lebih mengutamakan Ibu daripada dia. Padahal seharusnya dia bersyukur mempunyai suami yang S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
butuh Naya tapi perhitungan dg naya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Arman bertemu Intan

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 16POV Arman"Arman, Lo dipanggil tuh sama, Bos." Tiba-tiba saat aku sedang membuat laporan Ardi temanku mengatakan bahwa aku dipanggil oleh Bos."Buat apa ya?" tanyaku penasaran."Entah," jawabnya sambil berlalu pergi.Tidak biasanya Pak Bagas menyuruhku ke ruangannya. Karena biasanya hanya dua hal kenapa dia menyuruh karyawannya menghadap. Satu karena akan naik jabatan atau kenaikan gaji. Dua karena ada teguran karena sudah membuat kesalahan.Dengan cepat aku tinggalkan pekerjaan yang menumpuk. Apa mungkin aku dipanggil karena telat memberikan laporan. Pikiranku berkecamuk memikirkan berbagai masalah yang ada di otak.Tok Tok Tok!"Masuk!" suara baritonnya terdengar sampai ke luar ruangan.Klek!"Permisi, Pak," ucapku dengan sedikit menunduk."Duduk," perintahnya sambil menunjuk ke arah kursi.Aku duduk di depannya dengan perasaan was-was. Pak Bagas tidak langsung mengatakan tujuannya. Dia sibuk memeriksa beberapa berkas yang ada di atas meja kerjan

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Pekerjaan rumah tangga itu mudah

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 17POV Arman"Kamu memang laki-laki idaman, Mas. Kamu itu udah ganteng, bertanggung jawab lagi. Beruntung Naya menjadi istri kamu," puji Intan yang membuatku semakin tersenyum lebar.Benar memang yang dikatakan oleh Intan. Aku rela banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup Naya dan Ibu. Semua keluarga aku yang biayai. Tapi itu semua tidak membuat Naya bangga atau memujiku. Dia malah marah-marah dan tidak mau melayaniku lagi. Andai saja Naya bisa berpikir jernih seperti Intan. Pasti aku akan sangat bahagia karena dihargai oleh istri sendiri."Oh iya, Mas. Kamu lapar nggak? Aku lapar nih," ucap Intan saat kami sampai di daerah orang yang berjualan di samping jalan."Aku nggak lapar sih, kamu mau makan apa memangnya?" tanyaku pada Intan yang sepertinya sedang memikirkan makanan apa yang ingin dia beli."Aku pengen makan klepon, Mas. Makanan kesukaan kita dulu," ucap Intan yang membuatku tersenyum. Ternyata dia masih ingat makanan kesukaanku. Dulu saa

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Intan sangat menggoda

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 18"Kamu pulang, kalau tidak….""Kalau tidak apa, Mas?" sanggahnya menantang ancamanku."Kalau tidak aku akan nikah lagi!" Aku yakin kali ini Naya pasti akan pulang. Mana mau dia kehilangan aku. Karena aku tau hanya aku laki-laki yang dia cintai. Aku juga yakin dia akan secepatnya kembali. Jika aku mau, aku juga bisa menikah dengan Intan. Aku yakin dia juga masih suka dan senang jika harus menjadi istriku."Ha-ha…." Bukannya takut, Naya malah semakin tertawa terbahak-bahak mendengar penuturanku barusan. Dia pikir ini lucu? Aku hampir saja mati saat mencuci baju barusan."Aku serius, Nay!" bentakku geram. Dia seakan mengolok-olokku."Maaf. Maaf, Mas. Ha-ha. Habisnya kamu lucu sih," jawab Naya masih dengan sedikit tawanya. Semakin membuat darahku mendidih."Apanya yang lucu? Aku hampir saja mati karena mencuci baju. Seharusnya kamu yang melakukan semua ini. Bukan aku sebagai suami, aku udah capek cari uang dan sekarang masih saja mengerjakan pekerjaan

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Menggerebek Naya

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 19"Mas, baju kamu kok kusut sih? Ini lagi dasinya nggak rapi. Sini biar aku rapikan," ucap Intan mendekatkan badannya kepadaku.Dan tanpa permisi dia membenarkan dasiku yang memang tadi sangat kusut. Jika dilihat dekat seperti ini, Intan ternyata sangat cantik. Jarak kami sangat dekat hingga nafasnya terdengar jelas. Bajunya dengan belahan dada rendah, semakin membuat gairahku bangkit. Dadanya tercetak jelas, hingga membuatku merasa melayang.Tanpa bisa kutahan lagi, aku meraih tubuhnya agar semakin dekat denganku. Menyentuh wajahnya dan dengan lembut melumat bibir merahnya. Maafkan aku, Naya. Ini salahmu yang pergi meninggalkan kewajibanmu sebagai istri."Astaghfirullah." Aku mendorong tubuh Intan kasar hingga dia mengaduh kesakitan."Au, kamu apa-apaan sih, Mas?" tanya Intan sambil mengelus punggungnya yang terbentur pintu mobil."Maafkan aku, Intan. Tadi aku tidak sengaja," ucapku sambil menelan saliva yang terasa kering.Apa yang sudah aku lakuka

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Nasehat Umi

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 20POV NayaAku menatap langit malam, sesak yang sedari tadi menghampiri dada masih saja terasa sampai sekarang. Perkataan Mas Arman saat menelpon mampu membuatku goyah.Seumur pernikahan, tidak pernah Mas Arman mengancamku dengan ancaman akan menikah lagi. Apa dia pikir pernikahan itu mudah. Apa dia tidak berpikir bagaimana perasaanku saat mendengar penuturannya barusan.Bohong jika aku bilang tidak sedih. Rumah tanggaku bagai terombang-ambing di lautan lepas. Aku menikah dengan Mas Arman atas dasar cinta, bukan dasar paksa. Jadi jika terjadi masalah seperti ini, aku terpuruk.Padahal di luar sini sangat dingin, tapi biarlah segala resah dan gelisahku terbang bersama angin malam. Tidak ada lagi air mata, hatiku bergejolak menahan amarah dan kecewa. Bagaimana bisa sekarang Mas Arman berubah seperti ini."Unaiya, masuk dulu, Nak. Nanti kamu masuk angin," teriak Umi dari bawah. Umi selalu memanggilku dengan nama lengkap. Tapi aku suka.Saat ini aku mema

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Rahasia Ibu mertua

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 21POV Naya"Kamu tau kenapa Umi dan Abi dulu setuju kamu menikah dengan Arman?" Pertanyaan Ini barusan hanya aku jawab dengan gelengan kepala."Karena orang tuanya Arman adalah sahabat baik, Umi," ucap Umi pelan tapi mampu membuatku kaget."Jadi Ibunya Mas Arman sahabat Umi? Tapi kok….""Ibu kandungnya. Bukan Ibu yang kamu maksud," sanggah Umi membuatku syok."Aku nggak ngerti maksud, Umi.""Ibu mertua kamu sekarang, bukan Ibunya Arman. Dia hanya babu yang kemudian menjadi ratu dirumah itu.Deg!"Jadi selama ini dia bukan mertuaku?" tanyaku spontan sambil menutup mulut."Hus, ngomong apa kamu. Dia tetap mertua kamu," balas Umi sambil mengibaskan tangannya."Pantesan selama ini Ibu nggak sayang sama Daffa dan aku. Ternyata….""Sebenarnya Umi sama Abi tau kalau kamu diperlakukan tidak baik oleh mereka. Tapi kami memutuskan diam dulu, lagian kamu juga sudah dewasa. Tau bagaimana caranya menghadapi masalah," sambung Umi lagi yang membuatku merajuk."Umi

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Arman marah

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 22Pov NayaKuraih beberapa berkas yang sudah aku persiapkan sebelumnya. Tidak lupa ponsel dan headset. Aku butuh itu untuk bisa fokus. Kulirik jam yang ada di pergelangan tangan. Ternyata sudah pukul delapan pagi.Hari ini aku ada janji dengan Pak Wira. Aku tidak boleh terlambat. Karena katanya dia ada jadwal lainnya setelah ini. Setelah pertemuan tidak sengaja kemarin, membuatku lebih sering berkomunikasi dengannya.Apalagi setelah waktu itu dia membantuku menenangkan Daffa yang sedang menangis. Karena jarang-jarang Daffa mau digendong oleh orang lain."Nay, makan dulu," ujar Ibu saat aku baru saja keluar kamar."Nggak sempat lagi, Umi. Aku buru-buru," tolakku lembut kemudian meraih Daffa dalam gendongan Umi. Aku membuka resleting baju kemudian memberikan Daffa ASI.Karena kata Umi, biar Daffa dijaga oleh Umi saja. Lagian aku juga pergi tidak lama, jadi Umi ingin menghabiskan waktu bersama cucu tercintanya. Untungnya selain minum ASI, Daffa juga min

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Kecewa

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 23POV ArmanSetelah mendapatkan ijin dari Pak Bagas. Aku segera menelpon Intan agar menjemputku. Jika aku memesan taksi online, pasti akan lama. Karena jarak antara kantorku ke jalan Linggar Jati lumayan jauh. Untung saja Intan dengan senang hati membantuku kali ini."Emangnya kita mau kemana sih, Mas?" tanya Intan padaku saat kami sedang dalam perjalanan menuju ke cafe tempat Naya selingkuh."Kita ke cafe yang di jalan Linggar Jati ya. Aku ada perlu," jawabku tanpa melihat kearahnya. Dipikiranku sekarang hanya Naya dan Naya.Kuacuhkan beberapa pertanyaan yang dari tadi terlontar dari mulut Intan. Karena aku memacu mobil dengan sedikit kencang, makanya aku ingin fokus menyetir saja."Mas, hati-hati. Aku takut," pekik Intan saat aku membawa mobil dengan kecepatan tinggi."Maaf, Intan. Tapi aku sedang terburu-buru," jawabku."Tapi ini mobilku, Mas. Kalau terjadi apa-apa kamu harus tanggung jawab," bentak Intan sambil memukul lenganku."Iya, kamu diam a

Bab terbaru

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Tamat!

    "Tidaak! Jangan kubur anak saya. Dia masih hidup!" Tiba-tiba Ibu datang dan berteriak dari jauh. Kami semua terkejut dan melihat Ibu yang datang dengan penampilan yang sangat berantakan.Wajahnya merah, bahkan Ibu tidak memakai jilbab. Padahal tadi Umi sudah menyerahkan satu set gamis beserta jilbab. Agar Ibu bisa menutup aurat di acara pemakaman Lela."Stop. Kalian semua pembunuh. Jangan kubur Lela, dia masih hidup. Lelaaa!" teriak Ibu sambil terisak. Terpaksa acara pemakaman Lela dihentikan. Pak Hartono yang dari tadi terdiam, berjalan menghampiri Ibu yang sedang berontak karena dipegang oleh beberapa santri."Cukup, Jubaidah! Jangan buat masalah lagi. Lela sudah tenang, relakan," tegas Pak Hartono sambil memegang kedua bahu Ibu."Tidak. Lela anakku masih hidup. Kalian semua pembunuh," sungut Ibu yang membuat suasana semakin menegang.Beberapa pelayat ada yang bingung dengan kejadian ini. Ada di antara mereka yang langsung pulang karena proses pemakaman terlalu lama."Diam. Tolong

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Menjadi Gila

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 72POV Naya"Ibu mertuamu dimana, Nay? Apa dia tidak ingin mencium Lela untuk terakhir kalinya?" tanya Umi padaku. Saat ini jenazah Lela sudah dirumah Umi dan Abi. Tadi saat di rumah sakit Ibu berkali-kali pingsan karena tidak sanggup kehilangan Lela.Dia berbicara antara sadar dan tidak sadar. Ibu terus meracau memanggil nama Lela. Sesekali Ibu tertawa sendiri, kemudian kembali menangis. Makanya tadi saat dirumah sakit, aku memutuskan untuk naik mobil ambulans menemani jenazah Lela.Sedangkan Ibu, pulang bersama Mas Arman. Ibu lebih tenang jika berada di dekat Mas Arman daripada Pak Putra dan Pak Hartono. Padahal mereka adalah keluarga kandung Ibu. Mungkin karena efek sudah lama tidak bertemu dan bersama. Makanya Ibu juga merasa asing dengan mereka. Begitu juga sebaliknya, walaupun ada gurat kecewa di wajah Pak Putra.Apalagi saat Ibu mengatakan jika dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Wajah Pak Putra dan Pak Hartono langsung memerah

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Frustasi 2

    Ketika Istri Berhenti PeduliPak Putra mengambil kembali ponselnya dari tanganku. Sedangkan aku masih berdiri di sampingnya karena syok. Bagaimana bisa ada dua orang yang sangat mirip tapi tidak kembar."Dia Widya. Tapi kamu tenang saja, saya tau kamu sudah menikah dan memiliki anak," ucap Pak Putra dengan nada suara yang lebih tenanSetelahg. Sepertinya dia sudah jauh lebih baik dari tadi."Apakah Widya memiliki orang tua atau keluarga?" tanyaku pada Pak Putra yang sedang menyimpan ponselnya di dalam saku jaket kulit miliknya."Iya, dia sama seperti kamu. Anak tunggal, hanya saja kedua orangtuanya sudah pindah ke luar negeri setelah dia meninggal," jawab Pak Putra menjelaskan."Kenapa kami bisa sangat mirip, padahal kami tidak memiliki hubungan darah," aku terus memikirkan bagaimana wajahku bisa sangat mirip dengan wanita itu."Entahlah, kuasa Allah. Tidak ada yang tidak mungkin bukan?" jawab Pak Putra yang membuatku beristighfar.Kenapa aku tidak berpikir seperti Pak Putra. Padahal j

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Frustasi

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 71POV NayaKami masih menangis di depan kamar Lela. Sedangkan di dalam ada dokter dan beberapa perawat yang sedang melakukan pemeriksaan. Walaupun kami tau jika Lela sebenarnya sudah tiada. Tapi Dokter pasti akan tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Mataku sembab dan terasa sangat lelah. Mas Arman masih menangis sesenggukan di sampingku. Sedangkan Pak Putra hanya diam dengan wajah datarnya. Dia sama sekali tidak terlihat sedih atau merasa kehilangan. Ya wajar menurutku, karena dia tidak pernah dekat dengan Adiknya itu. Bahkan dia malah membencinya karena sikap Lela tempo hari.Tapi jauh di dalam sini, aku berucap pada diriku sendiri. Jika aku sudah memaafkan semua kesalahan Lela padaku. Semua dendam yang pernah tertanam di dalam hati. Kini sudah hilang, tidak ada lagi dendam ataupun kebencian pada Lela.Kini aku malah teringat dengan Diki, dia telah menjadi yatim di usia balita. Mau menghubungi Herman juga aku tidak mempunyai nomor teleponnya. B

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Meninggal 2

    "Maksudnya gimana ya, Pak?" tanya Mas Arman tersenyum aneh. Aku juga merasa aneh dengan sikap mereka dari tadi."Jadi dulu, setelah dia melahirkan Putra. Dia pamit karena suatu urusan. Dan setelah itu dia tidak pernah kembali lagi pada kami. Di menghilang bak ditelan bumi. Saya pikir dia sudah meninggal, karena tidak kunjung kembali. Tapi nyatanya, dia masih hidup. Walaupun kami dipertemukan dengan cara seperti ini. Tapi itu cukup membuat saya bahagia. Ternyata anak saya masih hidup dan sudah mempunyai anak di tempat lain. Kamu adalah cucu saya juga." Pak Hartono menjelaskan semuanya sehingga membuat aku dan Mas Arman terkejut. Berarti Ibu masih mempunyai keluarga. Dan tidak main-main, dia punya keluarga yang sangat kaya raya."Anda sedang tidak bercanda kan, Pak?" tanya Mas Arman memastikan."Saya serius. Kamu bisa tanyakan lagi nanti sama Ibu. Dia akan siuman sebentar lagi. Tadi terpaksa dokter menyuntikkan obat penenang. Karena dia terus menangis memanggil anaknya," jelas Pak Hart

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Meninggal

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 70POV NayaKami berlari mengejar langkah dokter yang semakin menjauh. Perutku rasanya sedikit nyeri bagian bawah karena berlari menyusuri lorong rumah sakit. Ternyata Lela sudah dibawa kembali ke ruang operasi.Aku dan Mas Arman menunggunya dengan harap-harap cemas. Jujur, jika ditanyakan apakah aku membenci Lela. Jawabannya iya, karena dari dulu dia menginginkan aku berpisah dari Mas Arman. Dia selalu menghasut supaya Mas Arman menceraikan aku. Apalagi setelah kejadian kemarin, ketika dia ingin menjualku pada laki-laki hidung belang. Rasa benciku semakin bertambah-tambah rasanya.Tapi jika sekarang ada yang menanyakan, apakah aku mencemaskan Lela. Jawabannya juga iya, aku sangat mencemaskan dia. Jujur, saat ini aku sungguh menginginkan dia untuk sembuh kembali. Walaupun setelah dia sembuh dan sehat dia akan menggangu hidupku. Rasanya aku rela, karena melihat penderitaan yang dia alami sekarang membuatku sadar. Jika doaku selama ini mungkin telah dik

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Lela pendarahan

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 69POV Naya"Baik, Pak. Kami akan segera ke sana. Terimakasih banyak informasinya." Entah dengan siapa Mas Arman bicara di telepon. Sepertinya sangat serius, terlihat jelas raut wajah Mas Arman yang seperti tegang atau terkejut.Aku kembali menyiapkan makan siang. Hari ini aku sengaja membuat menu sederhana makanan kesukaan Mas Arman. Katanya dia sudah lama sekali tidak makan beberapa sayuran dengan lalapan terasi. Dulu ketika kami masih duduk di rumah yang sudah terjual. Aku sering membuatkan Mas Arman makanan kampung seperti ini.Tapi semenjak Daffa lahir, aku jadi jarang ada waktu untuk bersuka ria di dapur. Umi dan Abi tadi pagi pamit untuk pergi ke acara khitanan anak saudara Abi. Sekalian mereka mengajak Daffa ikut serta. Padahal hari ini rencananya aku akan mengajak Mas Arman dan Daffa untuk jalan-jalan ke pantai. Hanya saja Daffa lebih memilih pergi bersama Kakek dan Neneknya.Aku hanya bisa pasrah saat melihat Daffa lebih memilih Umi daripada

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Menolak takdir

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 68POV Putra"Wira, Lo bisa ngerjain ini nggak? Soalnya mendadak ada telepon dari pihak hotel." Aku yang sedang repot dengan semua pekerjaan di kantor terpaksa meninggalkannya pada Wira–sahabatku."Kok mendadak?" tanya Wira saat aku sedang bersiap-siap."Iya, barusan Kakek telpon. Katanya di gudang belakang hotel itu terjadi penyekapan pada seorang wanita gitu. Dan kondisinya parah banget, mana gudang itu milik Kakek juga," jawabku pada Wira yang menunggu penjelasan."Astaghfirullah, yaudah Lo hati-hati ya. Biar ini Gue yang urus," balas Wira mengambil alih pekerjaanku."Tengkiyu, Bro. Nanti kalau udah siap Gue langsung balik sini lagi," pamitku seraya melangkah keluar dari ruangan Wira."Santai aja, Bro." Aku berjalan dengan sedikit tergesa, karena ini adalah masalah besar yang harus aku hadapi sendiri. Untung saja ini hari Minggu, jadi aku bisa keluar dari kantor. Karena akan diadakan event ulang tahun kantor, makanya aku dan Wira harus berkerja le

  • Ketika Istri Berhenti Peduli   Bertemu kembali

    KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 67"Lela!" teriakku saat melihat tubuh Lela yang tergeletak begitu saja di lantai. Seluruh tubuhnya terlihat lebam-lebam, bahkan beberapa bagian tubuhnya mengeluarkan darah segar. Segera aku buka ikatan tangan dan kaki Lela. Aku sangat panik, bagaimana jika Lela sudah meninggal. Tidak, dia tidak boleh meninggalkan aku sendirian di dunia ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi."Tolooong!""Tolong!" Aku berteriak sekuat tenaga, hingga akhirnya beberapa polisi datang dan langsung menolong kami.Segera aku membuka sweater yang menempel ditubuh kemudian menutup bagian tubuh Lela yang sensitif. Air mataku terus mengalir tanpa henti. Rasanya aku sudah sangat lelah hari ini."Hati-hati, Pak. Dia tidak memakai baju," ucapku lirih pada beberapa anggota polisi yang sudah masuk. Mereka menggangguk paham, kemudian salah satu di antara mereka melepaskan jaket. Kembali menempelkan jaket tersebut pada tubuh Lela yang masih terlihat polos.Salah satu anggota pol

DMCA.com Protection Status