Share

Mata-mata

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 20:47:38

Novi sangat kesal, karena ia belum selesai berurusan dengan Ahmad. Tapi Ahmad malah sudah kabur. Seperti biasa, mood Ahmad memang tidak bisa ditebak. Pagi ini mood Ahmad sedang tidak baik, jadi Novi sebagai tempat pelampiasan. Akhirnya Novi berusaha untuk meredam emosinya sendiri. Ia pun ke warung untuk berbenah dan merapikan barang-barang yang ada di warung.

Tak berapa lama ada seseorang yang datang, laki-laki naik motor. Ternyata ia seorang sales yang biasa datang ke warung Novi.

"Mbak, barangnya masih banyak nggak?" tanya laki-laki itu.

"O iya, Mas. Kebetulan banyak barang yang sudah habis. Saya mau order."

Novi pun menyebutkan barang-barang apa saja yang mau di order.

"Itu ada yang mau saya retur, Mas. Sudah kadaluarsa."

"Iya, Mbak. Kumpulkan saja barang yang mau di retur. Nanti pas kami antar barang, sekalian kami bawa."

Laki-laki masih mencatat semua yang diorder Novi, ketika Lastri datang ke warung.

"Sudah selesai, Mbak. Dua hari lagi barang diantar mobil ya, Mbak." Laki-laki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Perempuan Murahan

    "Kenapa? Kamu nggak mau mengurus anakku? Berarti kamu hanya mau denganku saja atau hartaku?""Nanti kita kan punya anak sendiri juga, Mas," protes Lia."Ternyata kamu sama dengan perempuan murahan yang lain ya, hanya mau dengan harta. Kamu tahu nggak, gara-gara kamu mengirim foto ini pada Novi, setiap hari aku selalu berantem dengan Novi. Kalau sampai Novi mengirimkan foto itu pada orang tuaku, habislah kita. Perlu kamu tahu, orang tuaku sangat menyayangi Novi. Makanya aku selalu memintamu untuk bersabar, biar aku pikirkan jalannya. Tapi kamu terburu-buru." Ahmad berkata dengan kesal. Lia menjadi ketakutan melihatnya."Maafkan aku, Mas. Soalnya aku selalu cemburu kalau kamu ada dirumah. Membayangkanmu bercumbu dengan istrimu, membuatku sakit hati. Aku sangat mencintaimu, Mas. Jangan tinggalkan aku, aku minta maaf," kata Lia dengan sesenggukan. Drtt…drtt..ponsel Ahmad berbunyi. Sebuah pesan dari bapaknya. Dengan gugup, Ahmad membuka pesan itu, ternyata berisi beberapa buah foto mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Senjata Makan Tuan

    Drtt…drtt ponsel Ahmad berdering, ia membuka ponselnya dan melihat ada foto yang dikirim ke ponselnya. Sebuah foto, seorang laki-laki yang sedang duduk di teras rumah Ahmad. Ahmad menjadi sangat kesal dan tentu saja cemburu."Awas kamu, Nov. Berani berselingkuh di belakangku, kamu tahu akibatnya," kata Ahmad dalam hati.Pikirannya menjadi kacau karena masalah yang bertubi-tubi. Ia tidak menyadari kalau masalah itu datang akibat perbuatannya sendiri. Mulai bermain api dan sepertinya ia sudah mulai terbakar.***Brak!Ahmad membuka pintu rumah dan menutupnya dengan keras. Novi yang melihat kejadian itu hanya diam saja. Pasti Ahmad sedang marah gara-gara Novi mengirim foto itu.Novi masih asyik menghitung uang pemasukan warung, kemudian ia menyimpannya ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh Ahmad. Segera ia membereskan warungnya dan menyusun barang-barang yang tadi datang.Dina masih pergi mengaji ke musola, biasanya dilanjutkan salat magrib disana. Novi melangkah menuju ruang makan u

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Pecah Ketuban

    Novi sudah menutup warungnya, tampak Ahmad sudah kelihatan rapi, seperti mau pergi."Mas, mau kemana?" tanya Novi pada Ahmad."Mau keluar sebentar, refreshing dulu,"jawab Ahmad, kemudian bersiap-siap mengeluarkan motor."Ini kan sudah malam Mas, nanti kalau perutku terasa sakit gimana?" kata Novi sambil melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam."Nggak usah manja, ini kan hamil kedua. Kalau ada apa-apa telpon aku ya?" "Mas, kenapa Mas lebih mementingkan teman-teman daripada istri sendiri," teriak Novi."Sudah aku bilang, aku hanya butuh refreshing, sebentar saja.""Oh, jadi kalau di rumah tambah stress, begitu ya?""Tentu saja aku semakin stress, kamu selalu menuduhku selingkuh.""Memang kenyataan, kan? Sepintar-pintarnya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Atau jangan-jangan kamu mau menemui Lia itu ya?""Kamu!" teriak Ahmad sambil mengangkat tangannya."Mau tampar, ayo silahkan tampar. Beraninya menampar istri yang sedang hamil tua. Pengecut!"Ahmad lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Melahirkan

    Sampai dirumah sakit, Novi langsung masuk ke UGD dan diperiksa oleh dokter jaga. Ia tidak tahu apa yang dibicarakan oleh Bidan Wiwik dan dokter itu. Kebetulan malam itu ada dokter kandungan, baru selesai melakukan operasi, jadi sekalian memeriksa kondisi Novi. Akhirnya dokter kandungan memutuskan untuk mengoperasi Novi.Ponsel Novi berbunyi, diangkat oleh Lastri. Ternyata Septi yang menelpon. Novi tidak sanggup untuk berbicara. Lastri meminta Septi datang ke rumah sakit.Dokter kandungan menyarankan Novi untuk melakukan operasi, mengingat cairan ketuban di dalam kandungan Novi tinggal sedikit. Takutnya nanti bayi dalam kandungan Novi meminum air ketuban itu. Novi hanya menurut saja. Tapi butuh tanda tangan suami untuk menyetujui operasi. Tak lama kemudian Septi datang bersama Yoga. Akhirnya Septi yang menandatangani persetujuan operasi cesar.Novi segera dibawa ke ruang operasi, Septi dan Yoga yang menunggu Novi. Lastri pulang bersama Rudi yang tadi ke rumah sakit membawa perlengkapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Tidak Bertanggung jawab

    Terdengar suara motor di depan rumah, kemudian suara pintu terbuka. Ternyata Ahmad yang datang. Ketika ia melihat Yoga tidur di sofa, emosinya langsung memuncak. "Ketahuan kamu, Nov. Ternyata selingkuh dengan Yoga, sampai-sampai Yoga menginap disini. Ah akhirnya ada alasanku untuk menceraikan Novi," kata Ahmad dalam hati.Yoga pun terbangun."Eh, Ahmad, sudah pulang?" tanya Yoga."Ngapain nanya-nanya. Ini rumahku, terserah dong aku mau pulang jam berapa. Ngapain kamu disini? Oh, aku tahu, kamu selingkuh dengan Novi sampai tertidur disini. Nggak nyangka adik ipar sendiri diembat juga," kata Ahmad dengan sinis."Kamu ngomongin apa, sih?" tanya Yoga, kemudian dia duduk dan menatap tajam Ahmad."Sudah lah, nggak usah mengelak. Kamu selingkuh dengan Novi kan? Mana Novi?" kata Ahmad kemudian hendak berjalan ke belakang mencari Novi. "Bisa-bisanya kamu nuduh aku selingkuh dengan Novi. Padahal yang berselingkuh itu kamu. Pandai sekali kamu memutarbalikkan fakta. Aku salut sama kamu.""Nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Berjuang Sendirian

    Pintu ruangan terbuka, tampak Ahmad berjalan perlahan memasuki ruangan tempat Novi dirawat. Novi masih tertidur karena efek obat bius yang belum hilang.Pak Harno langsung mendekati Ahmad.Plak! Plak!Pak Harno menampar kedua pipi Ahmad. Ahmad hanya diam saja, tanpa berani melawan sedikitpun. Ia tertunduk dan bersimpuh di kaki bapaknya.Bu Wulan yang sangat kecewa dengan Ahmad, tidak mau membela Ahmad sedikitpun. Sedangkan Pak Budi dan Bu Murni, mertua Ahmad, hanya diam saja tidak mau ikut campur dengan masalah mereka."Pak, maafkan aku," kata Ahmad dengan meneteskan air mata. "Tidak adanya gunanya kamu minta maaf dengan Bapak. Minta maaflah kepada Novi istrimu, yang berjuang sendirian. Suami macam apa kamu? Sudah tahu istri sedang hamil tua, malah keluyuran malam. Otak kamu itu dimana?" kata Pak Harno dengan pelan tapi tegas."Pak, Bu," kata Novi dengan pelan. Semua mata tertuju pada Novi. Bu Murni dan Bu Wulan mendekati Novi. "Pusing sekali, Bu," kata Novi. "Biar Bapak panggil pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Apa Salahku?

    Tak lama kemudian dokter masuk ke ruangan Novi, bersama dengan perawat untuk memeriksa Novi. "Kondisi Ibu cukup stabil, semangat sehat ya, Bu. Kalau Ibu bersemangat, akan menaikkan kondisi tubuh ibu. Ibu mau bertemu dengan bayi Ibu kan?" kata dokter."Iya, dok. Bagaimana anak saya dok?" tanya Novi."Anak ibu lahir sudah membiru karena minum air ketuban yang sudah hijau layaknya alpukat yang sudah bercampur dengan kotorannya. Paru-parunya infeksi membuat dia susah bernapas, karena itu masih harus berada di inkubator. Mudah-mudahan nanti cepat membaik, ibu jangan khawatir ya? Ibu masih dalam kondisi pemulihan pasca operasi," kata dokter.Setelah memeriksa, dokter keluar ruangan diikuti oleh perawat. Novi langsung menangis. "Apa salahku, Bu. Kok bayiku begitu menderita? Ibu macam apa aku? Apa aku bukan ibu yang baik, yang tidak bisa menjaga bayiku sendiri." Novi menangis sesenggukan, Bu Murni dan Bu Wulan juga ikut meneteskan air mata. Ahmad terdiam, dia dipenuhi oleh penyesalan."Pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Ketika Hati Mulai Lelah   Sudah Muak

    "A.. aku…." Belum selesai Ahmad berbicara, Novi sudah memotongnya."Aku nggak butuh permintaan maafmu. Aku hanya butuh surat cerai darimu. Tenang saja, aku akan keluar dari rumah itu bersama dengan Dina. Hanya membawa pakaian saja. Jadi kamu bisa menikah dengan simpananmu dan tinggal disana. Daripada kamu berzina." Novi menghentikan sejenak ucapannya."Aku sudah muak dengan semua ini, aku ingin mati saja," teriak Novi sambil berlinang air mata.Novi berontak lagi, memukul-mukul Ahmad dengan sekuat tenaga. Ahmad berusaha menenangkan Novi, tentu saja Novi tidak berdaya karena tenaga Ahmad lebih kuat dari Novi. Novi menangis sesenggukan. Sakit di perutnya tidak sesakit yang hatinya saat ini."Bukan seperti ini rumah tangga yang aku inginkan. Aku ingin rumah tangga seperti yang orang tua kita jalani. Langgeng sampai tua, tanpa ada permasalahan yang besar." Novi berkata lagi. Novi berada diperlukan Ahmad, ia sudah kehabisan tenaga."Ah, sakit," teriak Novi sambil meringis menahan sakit."D

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Ingat Anakmu

    Ceklek! Pintu UGD dibuka, tampak dokter dan satu orang perawat keluar dari UGD.Bu Murni segera mendekati dokter dan perawat itu."Dok, bagaimana kondisi anak saya?" tanya Bu Murni."Oh, anak Ibu yang mengalami kecelakaan ya?" tanya dokter perempuan yang cantik dengan hijab berwarna mustard. Dokter tersebut bertanya dengan suara yang lembut dan enak didengar."Iya, Dok," jawab Bu Murni sambil mengangguk. Sesekali tampak ia menghapus air mata yang mengalir dengan sendirinya. Matanya sampai bengkak karena kebanyakan menangis."Masa kritisnya sudah lewat, tapi masih belum sadar." Dokter berkata sambil tersenyum untuk menenangkan ibu pasien, "kami akan berusaha yang terbaik untuk anak Ibu.""Boleh saya melihatnya, Dok?" tanya Bu Murni dengan penuh harap. Melihat perempuan setengah baya itu dengan wajah sangat cemas, dokter pun mengizinkannya."Boleh, gantian ya? Dua orang saja." Dokter memberikan jawaban, wajah Bu Murni memperlihatkan senyum lebar."Baik, Dok. Terima kasih," kata Bu Murni

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Doakan Yang Terbaik

    "Evi, tolong kamu sama Haikal dulu, ya? Mbah Kung mau mengurus Mbah Uti dulu," kata Pak Budi pada Evi."Iya, Mbah," kata Evi, kemudian ia masuk ke kamar Novi untuk menemani Haikal.Terdengar suara langkah kaki yang sangat tergesa-gesa, memasuki ruangan."Ada apa, Pak?" tanya Septi yang baru masuk ke dalam rumah, dibelakangnya ada Yanti."Adikmu kecelakaan," kata Pak Budi. Septi terkejut mendengar ucapan bapaknya, begitu juga Yanti."Kecelakaan? Kapan? Dimana? Bagaimana kondisinya? Sekarang Novi dimana?" cecar Septi dengan panik."Bapak juga nggak tahu kondisinya, sekarang Novi ada di rumah sakit. Yanti, kamu nggak usah buka warung. Tutup warungnya, beresin belanjaan Novi dan tolong tunggu di sini menemani Haikal." Pak Budi memberi arahan pada Yanti, Yanti pun mengangguk.Di rumah sakit, Lastri masih setia menunggu. Ia dan Pak Fahri beserta dua remaja berpakaian SMA menunggu di luar UGD. Novi sendiri masih ditangani oleh dokter.Lastri tampak mondar-mandir, sesekali duduk. Pak Fahri s

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Kecelakaan

    Tiiin…. Suara klakson motor mengagetkan Novi, ia tidak bisa mengendalikan diri."Mau mati ya?" teriak pengendara motor yang melaju dengan kencang.Novi yang mulai oleng mengendarai motor semakin kaget mendengar teriakan orang itu, jantungnya berdetak dengan kencang. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pikirannya benar-benar kosong, ia hanya menatap pengendara motor itu yang sudah menghilang dari pandangan matanya.Brak!! Yang ia rasakan, tubuhnya terkena benda keras dan ia pun terjatuh mencium kerasnya aspal jalanan.Orang-orang pun berlarian dan berteriak-teriak."Kecelakaan.""Oh, yang kecelakaan pelakor.""Karma seorang pelakor.""Biarin aja, nggak usah ditolong."Beberapa orang berkata-kata sambil menonton Novi yang mengalami kecelakaan. Air mata menetes di pipi Novi, menangis karena luka hati dan fisiknya."Hei, orang kecelakaan kok malah dilihat saja," teriak seorang laki-laki yang datang mendekati tempat kejadiam. Orang tersebut tampak cemas melihat darah yang keluar dari t

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Gara-gara Ustadz Yusuf

    "Dasar laki-laki, tidak cukup dengan satu wanita. Maunya memiliki lebih dari satu, tanpa memikirkan perasaan istrinya," kata Novi dalam hati sambil melirik Pak Fahri yang menyandarkan kepala di sofa. Entah apa yang didengarkan oleh Pak Fahri, ia begitu menikmatinya. "Saya masih berharap Dek Novi memikirkannya lagi. Tidak usah terburu-buru mengambil keputusan."Novi hanya terdiam, ia bingung mau berkata apa lagi. Sepertinya Ustadz Yusuf tidak bisa menerima penolakan. "Benar-benar keras kepala," kata Novi dalam hati.Karena sudah mulai larut, Ustadz Yusuf akhirnya berpamitan pada Novi. Mau berpamitan dengan Pak Budi, ternyata sudah tidur."Assalamualaikum, Dek Novi," kata Ustadz Yusuf berpamitan pulang, sambil melangkah keluar dari ruang tamu."Waalaikumsalam," jawab Novi. Kemudian ia segera menutup pintu dan menguncinya. Kalau ia tetap di luar akan ada tetangga yang melihat dan ia bakal jadi bahan ghibahan lagi. Karena menerima tamu laki-laki yang merupakan suami orang."Sudah pulang

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Memastikan Lamaran

    "Ini ayam geprek kesenanganku, Mas. Mas beli dimana?" tanya Indah dengan sumringah sambil menerima bungkusan dari Ahmad.Padahal dari tadi ia sudah emosi dan gelisah karena Ahmad tidak pulang-pulang. Mau menelponnya, tapi ponsel Ahmad ketinggalan di rumah. Ahmad sampai di rumah langsung memberikan dua porsi ayam geprek dari Novi tadi. Tidak mungkin ia berkata jujur, pasti Indah akan marah-marah. Tapi lambat laun ia akan memberitahu Indah kalau ia mengunjungi anak-anaknya."Ada deh. Makanlah semuanya," sahut Ahmad."Benar Mas? Untuk aku semua?" tanya Indah untuk memastikannya."Iya. Makanlah yang kenyang. Biar anak kita nggak kelaparan."Indah segera makan dengan lahap. Ia begitu menikmati ayam geprek ini. Ayam geprek kesukaannya, sudah beberapa hari ini ia tidak makan ayam geprek, karena Lala sedang sakit, jadi tidak mungkin menyuruh Lala membelikan ayam geprek. Perempuan yang sedang hamil itu tidak tahu kalau ayam geprek langganannya adalah milik Novi. Bisa dibayangkan kalau sampai

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Salah Menilai

    "Apakah Mbak Zahra kesini hanya untuk merendahkan saya?" kata Novi dengan tenang. Ia tidak takut berhadapan dengan Zahra. Ini adalah rumahnya, ia sebagai tuan rumah berhak untuk mengusir tamu yang tidak sopan."Oh, kamu menantang aku ya?" kata Zahra dengan sorot mata yang tajam. Tatapan mata yang penuh dengan kebencian."Tidak ada yang menantang Mbak Zahra. Hanya saja dari tadi ucap Mbak Zahra merendahkan saya. Apa sebenarnya tujuan Mbak Zahra kesini?" tanya Novi."Memintamu untuk menolak lamaran Mas Yusuf." Zahra mengungkapkan tujuannya menemui Novi. Novi tersenyum, sebenarnya ia sudah menduga maksud kedatangan Zahra. Ia pun memandang perempuan yang duduk berhadapan dengannya. Perempuan itu sebenarnya cantik, tapi terlihat sangat angkuh, mungkin karena ia orang kaya."Pasti Mbak Zahra belum tahu berita yang sebenarnya," kata Novi dalam hati."Jadi Mbak Aisyah mengutus Mbak Zahra kesini ya?" selidik Novi."Enggak. Mbak Aisyah nggak tahu kalau aku kesini. Mbak Aisyah juga nggak mungki

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Kedatangan Tamu

    "Novi, kami tidak menghalangi kamu menikah lagi. Kamu berhak untuk hidup bahagia. Tapi pilihlah laki-laki yang tidak terikat pernikahan. Kamu tahu kan maksud Ibu?" Bu Wulan menjelaskan."Iya, Bu. Saya tidak mau menjadi istri kedua. Sangat menyakitkan bagi istri pertama.""Betul itu. Ibu lega sekali mendengar jawaban langsung darimu. Berarti cerita orang-orang itu tidak benar. Katanya kamu mau menikah dengan Ustadz Yusuf karena semua permintaanmu akan dipenuhi olehnya. Hidupmu akan terjamin dan nggak capek-capek lagi mencari uang. Memang ya, orang kali bercerita itu selalu ditambahi bumbu biar makin sedap." Bu Wulan berkata sambil tertawa lepas.Novi bahagia mendengar mantan mertuanya bisa tertawa seperti itu. Ia tahu kalau mertuanya itu sedang banyak pikiran. Anak-anaknya hidupnya sedang bermasalah. "Saya bekerja dengan ikhlas demi anak-anak, Bu. Mungkin orang melihat saya ngoyo mencari uang, padahal saya benar-benar menikmati pekerjaan saya.""Biarlah orang menilaimu seperti apa, ya

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Berita Ustadz Yusuf

    "Saya bisa memahami pemikiran Dek Novi. Tapi apakah keputusan Dek Novi tidak berubah? Bukankah nanti semuanya bisa kita pelajari. Kita jalani dan kita niatkan hati untuk menerima semua ini. Saya yakin kalau saling mendukung kita pasti bisa melakukannya." Aisyah masih berusaha membujuk Novi untuk berubah pikiran."Betapa baiknya Mbak Aisyah. Apa aku tega membuatnya terluka? Mungkin ia akan selalu baik denganku, tapi perasaanya tidak ada yang tahu," kata Novi dalam hati."Banyak lho Dek, contoh keluarga yg harmonis walaupun suami berpoligami. Bahkan istri-istrinya saling menghormati dan akur. Kita bisa seperti itu, asal kita sama-sama ikhlas," kata Aisyah. Ia masih saja membujuk Novi untuk berubah pikiran."Itulah yang belum bisa aku lakukan, ikhlas," kata Novi dalam hati.Tapi Novi sudah memutuskan kalau ia tidak mau menjadi istri kedua. Biarlah hidupnya sederhana, daripada mewah tapi menyakiti hati perempuan lain."Mbak, jujur, apa Mbak benar-benar ikhlas ketika suami Mbak mau menikah

  • Ketika Hati Mulai Lelah   Belajar Untuk Ikhlas

    Novi masih merasa berdebar-debar, memikirkan apa yang akan dibicarakan oleh Aisyah. Sesekali ia memandang perempuan cantik yang sedang duduk di depannya itu. Perempuan yang berhati seluas samudra karena mengizinkan suaminya untuk menikah lagi. Saat tatapan mata mereka bertemu, keduanya saling melemparkan senyuman. Senyuman tulus dari Aisyah membuat hati Novi menjadi iba, sesama wanita Novi bisa merasakan itu. Rasa yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.Sama halnya dengan Aisyah, ia bingung mau memulai untuk berbicara. Lidahnya terasa sangat kelu melihat sosok perempuan berpenampilan sederhana, tapi tampak bersahaja. Pantas saja kalau suaminya ingin menikahi perempuan yang ada di depannya ini. Seketika rasa cemburu menguasai dirinya. Tapi kemudian ia beristighfar untuk meredam emosi yang mulai muncul. Ia pun menghela nafas panjang, kemudian memulai untuk berbicara."Pasti Dek Novi kaget dengan kehadiran saya disini. Kita memang saling mengenal walaupun tidak dekat. Tapi nama Dek Novi

DMCA.com Protection Status