Kanaya menyadari jika Elsie pandai berkelit dan mereka memang tidak memiliki bukti langsung bahwa Elsie yang memerintahkan penculikan itu.Bahkan dirinya pun tidak bisa menunjukkan bukti jika Elsie adalah orang yang menyuruh perawat dan dokter klinik Kelapa Indah untuk menculik dan menghabisi nyawanya.***flashback persidangan***“Apa saudari mengenali pelaku malam itu?” tanya majelis hakim saat Kanaya bersaksi dalam persidangan.“Ya, Yang Mulia. Mereka adalah orang yang membawa saya secara paksa saat itu,” jawab Kanaya.“Apa saudari bertanya mengenai identitas mereka atau mereka mengatakan siapa mereka?” tanya Hakim kembali.“Ya Yang Mulia.”“Dan apa yang mereka katakan?”“Awalnya mereka mengatakan kalau mereka adalah dokter dan perawat yang akan membantu persalinan saya. Namun setelah itu mereka mengakui jika ada orang yang menyuruh mereka menculik saya dengan imbalan uang yang besar” jawab Kanaya dengan jujur apa adanya.“Apa mereka mengatakan siapa yang menyuruh mereka?” tanya ha
“Jika tidak dioperasi, ibu nona tidak akan bisa bertahan lebih lama...”Tiba-tiba ruangan itu sunyi, hanya terisi oleh suara mesin-mesin rumah sakit yang berdenting begitu lambat.Kanaya menahan napas, dadanya sesak hampir meledak. Di hadapannya, ibunya terbaring koma dan satu-satunya cara menyelamatkannya adalah dengan operasi transplantasi jantung.“Apa tidak ada cara lain, Dok?”Suara Kanaya bergetar. Sebelumnya Dokter itu juga berkata jika biayanya bisa mencapai 20an miliar. Apa yang harus ia lakukan?Dokter yang menangani Ayunda, ibu Kanaya, menggeleng seraya mengalungkan stetoskop.“Itu... satu-satunya cara...”Kanaya menggenggam tangan ibunya lebih keras, ia terisak. Teringat ibunya yang menolak dibawa ke rumah sakit karena tak mau merepotkannya.“Nona bisa pikirkan terlebih dahulu. Saya pamit,” ucap sang dokter yang mengangguk ke arah Kanaya dan langsung pergi dari ruangan itu.Kanaya tak bergerak, ia membeku.Sejak ayahnya meninggal, satu-satunya orang yang bisa diharapkan ib
"Selamat Kanaya, kamu dinyatakan lolos seleksi Ibu pengganti."Dokter Indra Wibisono, seorang Dokter endokrin dan fertilitas menjabat tangan Kanaya dengan senyum lebar di wajahnya."Terima kasih Dokter!" Sejak dua minggu yang lalu, Kanaya telah menjalani serangkaian tes untuk menjadi ibu pengganti. Dan mendengar hasil tes itu, Kanaya merasa sangat senang. Berita itu bagaikan embun yang turun di padang pasir, memberinya semangat dan harapan baru untuk kesembuhan ibunya."Sama-sama, Kanaya. Kami senang kamu mendaftar ke klinik kami. Sudah lama kami mencari seseorang dengan kriteria sepertimu," balas Dokter Indra dengan menghembuskan nafas lega."Namun ada satu hal yang saya ingin sampaikan terkait program bayi tabung ini, dan saya mengharapkan persetujuan darimu, Kanaya." Dokter Indra berkata dengan nada serius.Persetujuan? Kanaya merasa ada hal lain yang ingin disampaikan oleh dokter itu."Apa ada masalah? Apa ini ada kaitannya dengan uang kompensasi yang saya minta?" Kanaya merasa
"Bisa Saya bicara denganmu? Berdua saja.”Dokter Indra datang ke restoran saat Kanaya sedang bekerja.Kanaya tidak menyangka jika dokter klinik kesuburan itu datang mencarinya.Apa yang ia inginkan? Bukankah urusan mereka sudah selesai? Beberapa hari yang lalu Kanaya diketahui mempunyai alergi pada salah satu zat yang ada di hormon kesuburan yang disuntikkan padanya.Untung saja Dokter Indra datang tepat waktu untuk menyelamatkan Kanaya kala itu.Namun yang membuat Kanaya heran, alergi itu tidak terdeteksi sebelumnya.Menurut Dokter Indra, zat itu sebenarnya tidak berbahaya. Akan tetapi, kekebalan tubuh Kanaya mengidentifikasi zat itu sebagai sesuatu yang berbahaya bagi tubuhnya. Itu sebabnya tidak ada yang menyangka jika Kanaya memiliki reaksi alergi pada obat itu.Dan nahasnya lagi, zat itu terdapat pada semua jenis obat hormon kesuburan yang ada yang sangat penting dalam memastikan kualitas sel telur yang akan digunakan sebagai donor. Jika dipaksakan, akan berefek pada kesuburan
Kanaya duduk termangu di sebuah kamar dalam balutan kebaya putih sederhana.Beberapa hari yang lalu, Dokter Indra memberitahukannya jika kliennya setuju menikahinya secara agama. Dan hari ini, pernikahan itu akan diselenggarakan di sebuah rumah di jalan Sunset Summit.Rumah satu lantai itu terletak di sebuah kawasan elit. Di kawasan seperti ini, orang-orang yang tinggal di dalamnya tidak saling berinteraksi. Mereka sangat individual dan tidak pernah bertegur sapa satu sama lainnya.Tidak ada tetangga yang tahu apa yang sedang terjadi di rumah itu. Dan mereka tidak usil mencari tahu. Menjaga privasi adalah hal yang lumrah.Dokter Indra baru saja datang mengatakan jika kliennya akan datang menemuinya. Dan jantung Kanaya berdebar kencang ingin tahu siapa orang yang 'menyewa' rahimnya dan 'membeli' sel telurnya. Orang yang akan menikahinya dan menjadi ayah biologis anaknya kelak.Siapa mereka? Apa ia pernah bertemu dengan mereka sebelumnya?Kanaya berdiri saat pintu kamarnya terbuka dan m
Setelah menikah, Kanaya tinggal di rumah di jalan Sunset Summit bersama seorang perempuan paruh baya bernama Sifa. Sifa bertugas sebagai pengasuh yang menemani dan mengatur segala keperluannya.Beberapa hari sudah Kanaya tinggal di rumah itu, namun Bastian belum pernah datang menemuinya. Hanya Dokter Indra dan timnya yang datang mengecek keadaan Kanaya.Akan tetapi, hari ini berbeda. Tadi pagi Dokter Indra mengabarkan jika Bastian akan datang mengunjunginya malam ini.Ia mengatakan jika sel telurnya berada dalam masa ovulasi. Yaitu waktu di mana sel telur siap untuk dibuahi. Di saat itulah, pembuahan memiliki peluang terbesar untuk berhasil.Itu sebabnya Kanaya duduk dengan gelisah di dalam kamar karena malam ini adalah pertama kali dalam hidupnya seorang pria akan menyentuhnya.Kanaya belum pernah berpacaran, apalagi disentuh oleh laki-laki.Ia tidak punya waktu untuk hal seperti itu karena sisa waktu di luar jam kuliah dipergunakannya untuk bekerja.Kanaya bukan berasal dari keluar
Bastian memutar badannya dan menatap Kanaya dengan heran. Pandang matanya turun ke bawah, ke tangan Kanaya yang memegang pergelangan tangannya. Ia terkejut karena Kanaya berani menyentuhnya. Padahal, sebelumnya gadis itu begitu tegang dan gugup. Menatapnya saja dia tidak berani. Saat itu Kanaya mengira Bastian menyerah, dan hendak pergi meninggalkannya. Itu sebabnya ia mencegah Bastian untuk pergi. Kanaya yang begitu gugup dan takut, membuang jauh-jauh rasa malu, gugup dan ketakutan dalam dirinya. Semua itu demi sang Ibu. Keinginan yang kuat untuk menyelamatkan ibunya membuat keberaniannya timbul. Bagaimanapun pembuahan malam ini harus terjadi. Kanaya mengambil inisiatif. Perlahan, ia berdiri menghampiri Bastian. "Selesaikan tugas Bapak. Lakukan apa yang perlu Bapak lakukan," ucap Kanaya dengan suara bergetar. Tekadnya terlihat jelas. ia memasrahkan dirinya pada Bastian. Perlahan, Kanaya melepas kedua tali gaun di pundaknya sehingga gaun satin putih yang ia kenakan
Elsie duduk di sebuah private room di club malam bersama sahabatnya Rosa. Sepuntung rokok terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah, mengeluarkan kepulan asap yang samar. Tiga gelas martini sudah habis diteguknya, membuat kepala Elsie terasa berat. Suara musik yang hingar-bingar terdengar dari luar private room itu, membuat tubuh Elsie dan Rosa bergoyang mengikuti iramanya. Elsie ingin melupakan hari itu. Hari di mana Bastian sedang bercinta dengan wanita lain. Wanita yang bisa memberinya keturunan. "Perempuan sialan! Kalau bukan karena anak, aku tidak akan biarkan dia menyentuhnya!" seloroh Elsie dalam keadaan mabuk sambil membanting gelas ke atas meja dengan keras. Ia benci perempuan itu. Saat melihat Kanaya dalam balutan kebaya pengantin beberapa hari yang lalu, hatinya iri. Iri sekaligus takut karena perempuan itu terlihat begitu sempurna. Dia tidak hanya cantik dari penampilannya saja, tetapi perempuan itu memiliki semua gen bagus yang tidak dimilikinya!
Kanaya menyadari jika Elsie pandai berkelit dan mereka memang tidak memiliki bukti langsung bahwa Elsie yang memerintahkan penculikan itu.Bahkan dirinya pun tidak bisa menunjukkan bukti jika Elsie adalah orang yang menyuruh perawat dan dokter klinik Kelapa Indah untuk menculik dan menghabisi nyawanya.***flashback persidangan***“Apa saudari mengenali pelaku malam itu?” tanya majelis hakim saat Kanaya bersaksi dalam persidangan.“Ya, Yang Mulia. Mereka adalah orang yang membawa saya secara paksa saat itu,” jawab Kanaya.“Apa saudari bertanya mengenai identitas mereka atau mereka mengatakan siapa mereka?” tanya Hakim kembali.“Ya Yang Mulia.”“Dan apa yang mereka katakan?”“Awalnya mereka mengatakan kalau mereka adalah dokter dan perawat yang akan membantu persalinan saya. Namun setelah itu mereka mengakui jika ada orang yang menyuruh mereka menculik saya dengan imbalan uang yang besar” jawab Kanaya dengan jujur apa adanya.“Apa mereka mengatakan siapa yang menyuruh mereka?” tanya ha
“Naya, kamu tidak perlu melakukannya sayang. Jika dia masih menganggap dirinya keluarga Dwipangga, dia akan datang dengan sendirinya,” ucap Bastian. Walaupun ia berusaha berbicara lembut pada Kanaya, namun siapa pun tahu jika Bastian menentang ide itu. Lagipula siapa yang tidak tahu jika Reno menyimpan hati pada Kanaya dan Bastian sangat cemburu padanya?“Bas, aku hanya ingin bicara padanya. Mungkin jika aku bicara dengannya baik-baik—”“Tidak Sayang, aku tidak ijinkan.” Bastian langsung merespon. Ia tidak suka membayangkan Kanaya berbicara berduaan dengan pria yang jelas menaruh hati padanya.Bagaimana jika Reno salah paham dan menyangka Kanaya menaruh perhatian padanya kemudian dia berbuat nekat?Panas hati Bastian memikirkan hal itu.Kanaya menatap Bastian dan ingin mengatakan sesuatu, namun melihat tatapan Bastian yang bersikukuh menentangnya, lidahnya tiba-tiba terasa kelu. Padahal apa salahnya ia bicara pada Reno? Kanaya merasa iba dan tidak sampai hati melihat Azhar kecewa.
“Selamat kepada kalian berdua!” Miranda memeluk cium Bastian dan Kanaya bergantian. Wajahnya tampak berseri-seri dan senyum tidak putus tersungging di wajahnya.Haidar dan Azhar pun ikut mengucapkan selamat dan memeluk kedua pasangan suami istri itu.Hari itu Bastian dan Kanaya baru mendapatkan penetapan sidang isbat yang mereka ajukan beberapa hari yang lalu. Tanpa mendapatkan kendala yang berarti, permohonan untuk mengesahkan pernikahan mereka disetujui oleh majelis hakim dan telah menjadi penetapan.Dan siang itu, keluarga Dwipangga berkumpul dan mengundang teman-teman Bastian untuk santap siang merayakan penetapan putusan itu di rumah keluarga besar mereka.Bukan hanya Miranda, Haidar dan Azhar yang tampak sangat bahagia. Namun Kanaya dan Bastian pun terlihat sangat bahagia. Pada hari itu, keduanya secara resmi, legal dan sah menjadi pasangan suami-istri oleh negara. Bahkan putra mereka, Kenzo pun mendapatkan status sebagai anak sah dari pasangan suami-istri Bastian dan Kanaya.
Sementara Elsie memaki-makinya, Rico berjalan dengan santai keluar dari ruangan kunjungan itu. Wajahnya terlihat puas setelah melihat Elsie. Rico terus berjalan hingga sampai ke parkuran mobil yang ada di depan kantor polisi, dan ia mengeluarkan kunci mobil SUV mewah miliknya.Baru saja ia memencet kunci itu, ia tidak sengaja bertemu dengan Agni yang baru turun dari mobil.“Kamu— kamu— mau apa ke sini?!” Melihat Rico, Agni pun tampak kesal dan marah.Rico menoleh dan menatap Agni sambil tersenyum.“Melihat keadaan putrimu, tentu saja,” jawabnya dengan santai.“Berani-beraninya kamu datang!” sergah Agni sambil menunjuk wajah Rico.“Tante, tenang saja. Saya tidak mengganggunya. Bahkan sebagai teman, saya hanya ingin memperingatkannya,” ujar Rico sambil mengerling pada Agni. Agni dan Felix tidak pernah menyukainya sejak dulu. Sehingga tidak ada gunanya ia berbicara manis pada mereka.“Kamu—”“Elsie ada di dalam. Tante sebaiknya temui dia. Mungkin dia membutuhkan bantuan Tante untuk men
Kedua mata Elsie membelalak dan wajahnya memerah menahan amarah saat melihat pria yang berdiri di dalam ruangan itu! “Aaarrgghh!” Elsie langsung menerjangnya, namun pria itu menangkap pergelangan tangannya. “Tenang Els! Tenang!” Rico berseru sambil menahan pergelangan tangan Elsie dengan kuat. “Pengkhianat!” teriak Elsie dengan geram. Ia masih ingat bagaimana Rico memberi kesaksian dalam sidang perceraiannya. Dan kesaksian pria itu, justru menjadi bumerang bagi Elsie! “Aku tahu kamu marah, tapi aku hanya berusaha jujur, mengatakan apa adanya,” ucap Rico dengan ekspresi prihatin. “Apa adanya? Sejak kapan kamu jadi orang jujur, hah?!” bentak Elsie dengan emosi. Karena kesaksian orang dihadapannya inilah, Hakim mengabulkan gugatan cerai Bastian, dan menolak tuntutan harta gono gini yang ia ajukan! “Oke, tapi apa semua salahku? Coba pikirkan Els, apa yang bisa kamu lakukan setelah videomu dan Ravioli beredar? Bahkan tanpa kesaksianku pun, nasibmu akan sama!” balas Rico. Ia ke
“Aaarrgghh!” Elsie memekik kesakitan. Ia terjelembab dan hampir saja membentur tembok. “Kamu bukan tuan putri, jadi minggir! Jangan menghalangi jalan kami!” Beberapa orang tahanan wanita mendorong Elsie ke pinggir. Ia tidak ada pilihan lain selain membiarkan mereka melewatinya untuk mengantri makan. Ia dipaksa mengalah dan berdiri di bagian belakang. Mereka dengan arogannya berjalan melaluinya sambil tertawa mengejek. Beberapa bahkan sengaja menabrakkan bahunya untuk mengganggunya. Elsie mengepalkan tangannya dengan erat. Ia merasa sangat geram, namun tidak bisa melakukan apa-apa. Jumlah mereka lebih banyak, dan mereka tidak lagi memandangnya dengan rasa segan. Sejak video syurnya dengan Ravioli tersebar, para tahanan di sana seringkali mengganggunya. Tidak hanya mengganggu saja, mereka bahkan mengejek dan menjulukinya Rav Doll Queen. Menyebalkan sekali! Terlebih setelah putusan cerainya dengan Bastian, tidak ada lagi yang takut padanya. Bahkan petugas tahanan di sana pun
“Saya mengerti mengapa Bapak ingin melegalkan pernikahan Bapak dan Ibu Kanaya. Hal ini tidak terlepas dari terbebasnya Bapak dari rasa tanggung jawab dan janji kepada Ibu Elsie…” Aliya menyimpulkan. Diluar dugaan, Bastian menggeleng. “Anda salah paham. Itu bukan alasan mengapa saya berniat melegalkan pernikahan saya dengan Kanaya. Tetapi hal itu adalah alasan mengapa saya menceraikan Elsie.” Aliya terdiam mencerna ucapan Bastian. “Saya pernah mengatakan bahwa perceraian saya dan Elsie tidak ada hubungannya dengan Kanaya ataupun perihal keturunan. Sekarang kalian mengetahui bahwa kebohongan Elsie dan tipu muslihatnya adalah alasan sebenarnya perceraian kami.” Sampai di sini Aliya mengangguk mengerti. “Akan tetapi kalau Anda menanyakan mengapa saya ingin melegalkan pernikahan saya bersama Kanaya,” ucap Bastian sambil menoleh dan tersenyum pada Kanaya. Ia lalu mengangkat tangan Kanaya dan mengecup punggung tangan istrinya itu. “Alasan sebenarnya sangat mudah dan masuk akal
“Benar. Penculikan itu hanyalah sebuah sandiwara agar Bastian dan keluarga Dwipangga berhutang budi. Dan saya harus bersedia menanggung hukumannya.” “Berhutang budi pada siapa?” “Pada orang yang merencanakan penculikan itu.” “Maksud anda Ravioli?” “Ravioli adalah sekutu mereka. Ada orang lain yang mendalangi dan merencanakan penculikan itu.” “Bisa anda sebutkan siapa orangnya?” “Felix Gunawan dan putrinya, Elsiana.” “Anda yakin? Anda bisa mempertanggungjawabkan ucapan anda?” “Saya bertemu langsung dengan mereka berdua. Dan merekalah yang menyuruh Ravioli untuk mencari orang untuk mengerjakan pekerjaan itu.” “Elsiena baru berusia 18 tahun saat itu. Anda yakin dia ikut merencanakan dan bukan hanya ikut-ikutan saja?” Terdengar sosok itu terkekeh. “Dia yang merencanakan setiap detil penculikan bahkan sampai kepada bagaimana dia akan menyelamatkan Bastian.” Bastian menatap tak berkedip pada rekaman wawancara itu. Memang itulah yang diakui Andre padanya saat ia menemukan pria itu
Wawancara Ekslusif yang dilakukan oleh reporter Aliya dari LiveTV sedang berlangsung dan ditonton oleh jutaan orang yang ada di Emerald City dan bahkan Eastasia. Press conference adalah satu hal, tetapi wawancara ekskkusif adalah hal lain yang juga dinanti. Karena dalam wawancara itu, mereka akan menemukan banyak hal lain yang tidak diceritakan dalam press conference yang bersifat lebih pribadi. “Bagaimana perasaan Bapak dengan dikabulkannya gugatan cerai?” Wawancara itu dilakukan tidak lama setelah keluarnya putusan pengadilan mengenai gugatan cerai Bastian dikabulkan oleh Pengadilan Agama, hanya berselang dua hari saja dari waktu press conference itu dilaksanakan. “Seperti sudah saya katakan sebelumnya, Saya dan Elsie memiliki tujuan yang berbeda dalam hidup. Kami berdua tidak mungkin lagi untuk terus berada dalam ikatan rumah tangga yang sama. Dan kalian melihat sendiri apa yang terjadi dalam sidang di Pengadilan Agama. Tentu dengan adanya putusan pengadilan ini, saya hanya bi