Elsie melirik bayi mungil yang ada di depannya.Kenapa dia tampak senang sekali? Apa dia tidak tau poop nya bau sekali! Uueeeekk!! Gerutu Elsie di dalam hati. Ia baru saja selesai mengganti popok bayi itu. Elsie terpaksa melakukannya sendiri. Selain Hana tidak ada, saat itupun ada Miranda dan Haidar yang memperhatikannya.Bagaimana mungkin ia menolak mengurus anak itu? Menyebalkan sekali! Awas saja nanti!“Els, apa kamu tidak mau mencoba menyusuinya lagi? Coba makan sayuran yang banyak, siapa tahu asimu bisa lebih banyak.” Miranda datang menghampiri dan berdiri di sebelah Elsie.Elsie langsung merubah ekspresi wajahnya yang sempat geram saat menatap Baby K menjadi tampak sedih. “Bukannya Elsie tidak mau Mah, seperti yang dokter katakan, karena kelainan hormon yang Elsie punya, ASI Elsie tidak bisa keluar banyak. Padahal Elsie sudah makan banyak sekali sayuran dan buah.”Miranda melirik dada Elsie, sembari ia mengangkat Baby K dan menggendongnya. “Apa kamu yakin, tidak keluar walaupun
Bastian menaruh Baby K dengan hati-hati ke dalam ranjang bayi. Putranya itu tidur dengan tenang sementara mulutnya kerap bergerak-gerak. “Kamu tahu di mana kira-kira mama berada?”gumam Bastian sambil mengelus pipi lembut putranya itu. Bastian tersenyum dan matanya tidak sengaja menatap baju onesie putih yang dikenakan Baby K. Baju itu adalah salah satu buah karya tamu yang datang ke acara baby Shower Elsie. Bastian memegang baju onesie itu dan ia teringat jika saat itu Kanaya pun sempat berada di tenda DIY. Tetapi saat ia datang ke sana, ia tidak lagi menemui Kanaya. Tetapi bukan itu yang tengah dipikirkannya. Melainkan apa yang Kanaya lakukan di tenda itu? Apa ia membuat sesuatu untuk Baby K di sana? Bastian langsung berdiri tegak, dan melangkahkan kakinya ke arah lemari pakaian Baby K. Satu persatu ia memeriksa baju onesie yang ada di lemari itu. Namun setelah mengecek semua baju onesie yang ada di sana, ia tidak menemuka apa yang ia cari, atau ia pikir ada di sana. Bastian m
Bastian tahu persis suara siapa itu tanpa ia perlu menoleh.“Ssttt… dia baru saja tidur.” Bastian imridak ingin banyak bicara dengan Elsie di sana. Ia pun berjalan menuju kamar utama melalui pintu penghubung melewati Elsie.Elsie melongok memperhatikan bayi itu sesaat sebelum ia berjalan mengikuti Bastian.Sambil menutup pintu penghubung, Elsie melirik Bastian. Harus diakuinya, Bastian memang memiliki postur tubuh yang sangat ideal. Ototnya kering, dan bentuk tubuhnya proporsional. Belum lagi wajahnya yang tampan.Jika berbicara harta, Bastian bukan kaleng-kaleng. Dan semua itu membuatnya menjadi sosok pria sempurna yang menjadi idaman wanita manapun.Sayangnya, meski Bastian memiliki semua itu, Bastian bukanlah tipe pria yang bisa Elsie ajak bersenang-senang menikmati kehidupan dunia malam dengan kebebasan. Bagi Elsie, Bastian terlalu serius dan lurus. Itu sebabnya ia memilih berselingkuh dengan Rico.Akan tetapi kali ini Elsie tidak ada pilihan lain. Ia harus bisa mempertahankan B
“Acara syukuran kelahiran anak pertama Bastian Aryo Dwipangga dan Elsiana Zhiva rencananya akan diadakan malam nanti di Grand ballroom Hotel Royal.” “Acara yang akan memperkenalkan penerus keluarga Dwipangga ini akan diadakan secara tertutup, dan hanya mengundang keluarga, kolega serta kerabat terdekat saja.” Terdengar suara reporter sebuah stasiun televisi menyiarkan secara langsung dari depan halaman Hotel Royal. Kanaya berdiri tidak jauh dari layar televisi itu, menatap beberapa potongan rekaman masa lalu kebersamaan Bastian dan Elsie yang ditampilkan di layar kaca. Mereka berdua bagaikan sepasang suami istri yang sangat serasi. Dalam berbagai kesempatan terlihat Bastian sangat menjaga Elsie dalam setiap gerak-gerik mereka. Cara Bastian memperlakukan Elsie dilansir menuai banyak komentar positif terhadap hubungan mereka. Bahkan Netizen memberi julukan Bastian sebagai suami idaman. Dan saat ini, keduanya diketahui oleh publik sudah memiliki seorang putra, yang mana menjadi p
“Rizal, bagaimana kamu bisa mendapatkan undangan ini? Acara itu— bukan kah acara itu tertutup untuk umum?” Seperti dikatakan reporter berita tadi, jika acara itu hanya mengundang keluarga, kolega dan kerabat terdekat saja. Bagaimana mungkin Rizal bisa mendapatkannya? Reno menarik nafas dalam. “Karena mereka memang mengundangku, Kanaya.” Ia melirik undangan yang ada di tangan Kanaya. Melihat gestur Rizal, Kanaya serta merta melihat kembali ke arah undangan itu. Kali ini tatapan matanya tertuju pada nama penerima undangan. “Reno Afrizal? Namamu Reno Afrizal?” tanya Kanaya dengan bingung. Tiba-tiba ia teringat kembali dengan inisial nama yang ia lihat di balik frame foto di apartemen 506 milik Rizal. G.D dan R.A. R.A pastilah Reno Afrizal. Tetapi apa hubungan Rizal dengan keluarga Dwipangga? Reno mengangguk menjawab pertanyaan Kanaya itu. Namun tatapan mata Reno yang menyimpan sesuatu, membuat Kanaya merasa ada sesuatu yang lebih dari seorang Reno Afrizal. Dan hal itu membuat
Kanaya menunggu Reno menjawab pertanyaannya. “Kamu adalah bagian dari keluarga Dwipangga, Ri—maksudku Reno. Tidak mungkin kan kalau mereka—” Reno mendengus kasar. “Kamu tidak tahu Kanaya! Kamu pikir mereka tidak mungkin menyakiti keluarga sendiri?” Reno tertawa miris. “Tidak semua orang memiliki keluarga sempurna. Beberapa bahkan bisa bersikap masa bodoh pada keadaan anggota keluarga lainnya.” Kanaya mengerutkan keningnya? Apa mungkin seperti itu? Kanaya tidak begitu mengenal keluarga Dwipangga. Namun, ia mengenal Bastian. Bastian bisa bersikap sangat dingin terhadap orang tidak dikenalnya, akan tetapi ia bisa berubah sikap 180 derajat bila sedang bersama istri, keluarga ataupun orang-orang terdekatnya. Bastian adalah seorang yang hangat. Begitu pula kesan yang ia dapat dari Miranda, ibu Bastian. Walaupun Kanaya hanya bertemu dua kali, namun Miranda tidak bersikap arogan kepadanya. Kanaya sulit percaya jika Keluarga Dwipangga akan bersikap tidak baik pada anggota keluarganya sen
Di salah satu kamar yang ada di Hotel Royal, Bastian sedang menggendong Baby K. Ia tidak pernah merasa bosan menghabiskan waktu dengan putranya itu. Setiap kali ia mempunyai waktu luang, akan dihabiskannya bersama Baby K.“Sayang, apa kamu tidak senang? Mungkin kita akan bisa bertemu dengan Mamamu malam ini,” bisik Bastian pada putranya itu. Tatapan penuh kerinduan tampak dari pancaran matanya. Respon Baby K adalah mengerucutkan mulutnya dan berceloteh, sembari menatap Bastian dengan kedua mata almondnya.“Iya sayang, Papa yakin mamamu akan menemukan cara untuk bisa melihatmu. Sebab dia sangat sayang padamu. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu,” ucap Bastian pada putranya sambil membiarkan jari telunjuknya dipegang oleh putranya itu.Bastian mempunyai insting yang kuat, jika Kanaya akan berada dalam acara malam ini.Setelah berhasil dipastikan Kanaya datang ke rumah sakit ERC pada hari ia diperbolehkan pulang oleh rumah sakit, Bastian merasa sangat yakin jika Kanaya akan memanfaatk
Acara di Ballroom Hotel Royal berjalan dengan lancar. Tamu undangan sudah berdatangan, dan mereka sangat antusias menghadirinya.Hampir satu jam acara berlangsung, dan Bastian bersama Haidar juga Azhar sibuk menemani kolega mereka. Pada akhirnya, diluar keluarga, acara seperti ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan bisnis dengan kolega mereka.Sesekali Bastian mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari sosok seseorang. Namun orang yang ia tunggu itu tidak juga terlihat batang hidungnya.Di salah satu sudut, ia melihat Elsie bersama Miranda yang menggendong Baby K sedang berbicara dengan beberapa orang wanita kelas atas di Emerald City.“Bukan begitu Bas?” Haidar menyentuh lengan Bastian meminta perhatian putranya itu pada percakapan mereka. “Tentu,” jawab Bastian sekedarnya. Ia tidak terlalu berkonsentrasi pada percakapan mereka saat itu.Tiba-tiba terdengar suara Baby K menangis, dan Bastian melihat Elsie mencoba menenangkan putranya itu. Hana pun ikut membantu Elsie
“Freya,” ucap Bastian dengan senyum di wajahnya. “Freya Jacinta Dwipangga.” Miranda dan Ayunda saling bertukar pandang sebelum tersenyum dan mengangguk. “Freya. Nama yang Indah,” gumam keduanya menyetujui. Hari itu semua yang ada di Alpine Nest menyambut baik kehadiran bayi mungil bernama Freya Jacinta Dwipangga. Begitu pula Kenzo yang begitu senang ketika diperbolehkan melihat langsung adiknya itu. Mulai hari itu, ia telah menjadi seorang kakak. Apalagi, adiknya itu hadir sebagai hadiah ulang tahun terindah baginya. Keluarga besar Dwipangga hari itu sangat berbahagia. Bukan hanya karena ulang tahun pertama Kenzo, namun juga hadirnya Freya dalam keluarga mereka. Berita kelahiran Freya langsung tersebar ke seantero Emerald City, meskipun sosok bayi tersebut masih dirahasiakan dan belum di perlihatkan kepada publik. Publik ikut merasa senang dan tidak sabar untuk segera melihat sosok putri keluarga Dwipangga yang diberitakan memiliki paras yang rupawan. Berita persalinan Kanaya p
“Ama… Ama.. atit?” tanya Kenzo pada Haidar, kakeknya. Tampak ia mengkhawatirkan mamanya.Apalagi ia melihat Papanya begitu panik saat membawa mamanya pergi masuk ke dalam ruangan dengan kolam besar yang ada di dekat mereka. Haidar tersenyum dan menggeleng. Ia berusaha untuk tidak tampak gelisah atau khawatir. “Mama tidak sakit, tapi saat ini sedang melahirkan adiknya Kenzo,” terangnya pada cucu kesayangannya itu.“Kenzo di sini dulu ya sama Kakek. Nanti kalau adik sudah keluar dari perut mama, Kenzo bisa ketemu sama adik.” Haidar pun duduk dan memangku Kenzo di sofa.Kanaya sudah pernah menceritakan pada Kenzo mengenai adik bayi yang ada di dalam perutnya, sehingga Kenzo tidak terlalu bingung atau panik saat mengetahui Kanaya akan melahirkan. “Sini, Kenzo boboan di sini.” Haidar menepuk ruang kosong diantara dirinya dan Azhar, agar cucunya itu bisa beristirahat dan tidur. Ia tahu Kenzo tidak akan mau pergi tidur ke kamarnya mengetahui mamanya tengah melahirkan adiknya.Akan tetapi
Ardyan dan Aliya telah menikah sejak 6 bulan yang lalu, dan sekarang kandungan Aliya telah menginjak 3 bulan.Mereka berdua memang tidak menunda kehamilan dan berharap segera diberikan keturunan. Selain itu, Ardyan juga sudah berusia lebih dari 30 tahun, sehingga dia tidak ingin lagi menunda.Dan meskipun kehamilan Aliya masih muda dan belum terlihat benar, namun jika diperhatikan dengan seksama, akan terlihat benjolan kecil di perutnya.Saat ini, Aliya masih bekerja di LiveTV, namun ia tidak lagi bekerja di lapangan untuk mencari berita setelah mengetahui kehamilannya. Ia memilih bertugas di dalam studio untuk sementara waktu. Sedangkan Ardyan, dia masih menjalani hari-harinya sebagai the best neurosurgeon di Emerald City, sekaligus Direktur Emerald Restorative Centre, Rumah Sakit terbesar dan tercanggih di Emerald City.“Bagaimana kehamilanmu kali ini? Ah, Kenzo pasti senang sekali akan segera memiliki seorang adik!” Aliya memegang perut besar Kanaya dan mengelusnya.“Untuk yang
Acara ulang tahun berlangsung dengan sangat meriah. Anak-anak panti yang diundang untuk datang tampak sangat senang. Berbagai macam permainan, hiburan bahkan hadiah-hadiah yang dibagikan membuat mereka tertawa sepanjang acara.Tamu undangan lainnya, keluarga, dan kerabat yang membawa anak-anak mereka juga menikmati acara itu. Mereka membawa berbagai macam hadiah, dari mainan anak-anak yang sangat populer dan diminati, hingga hadiah yang bernilai fantastis.Berbagai macam hidangan disajikan. Dari mulai hidangan berbentuk lucu bertemakan kerajaan untuk anak-anak hingga hidangan estetik dan lezat dari chef terkemuka yang menggunakan bahan-bahan berkualitas premium.Dan Kenzo, bocah berulang tahun yang memiliki paras rupawan perpaduan antara Kanaya dan Bastian, menjadi pusat perhatian di acara itu. Tidak hanya parasnya, tingkah polah anak berusia 1 tahun itu selain menggemaskan juga telah membuat decak kagum tamu undangan. Di usia yang masih sangat kecil, Kenzo telah menunjukkan sikap
Hari itu, di Alpine Nest ramai dengan banyak orang yang datang. Azhar, Haidar, Miranda, Ayunda, Laila, dan Fadly—sepupu Kanaya. Tidak lupa Alea, Fariz dan Clara juga sudah hadir di sana.Mereka semua datang untuk menghadiri ulang tahun pertama Kenzo yang hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat, keluarga dan teman serta anak yatim yang sengaja diundang untuk memeriahkan acara itu.Acara dilangsungkan di halaman belakang rumah mereka, dengan mengusung tema Royal Prince. Sesuai dengan tema, maka di dekat danau itu dibangun sebuah miniatur kastil kerajaan, dengan dekorasi balon dan hiasan lainnya yang berwarna emas, biru dan putih.Makanan yang dihidangkan pun dibuat sesuai tema. Mewah, namun dengan bentuk yang lucu dan menggemaskan sesuai dengan usia baby Kenzo yang baru berulang tahun pertama.“Apa semua sudah siap? Di mana Kenzo?” Kanaya baru selesai berpakaian, dan ia memastikan kembali persiapan mereka untuk acara itu.Ia dan Bastian juga ikut mengenakan kostum Royal King dan Queen
“Bos, itu orangnya!” Seorang pria dengan banyak tato di tangannya melapor pada seorang pria yang duduk di dalam sebuah mobil SUV.Jendela mibil SUV itu diturunkan dan tampaklah wajah seorang pria. Dia mengenakan jaket hitam dan kaca mata hitam. Rambut panjangnya yang diikat ke belakang, dicepol kecil dibagian atas, sehingga menampakkan potongan rambut pendek undercut dibagian bawah yang rapi.Pria itu membuka kaca matanya dan melihat ke luar pada sosok dua orang pria yang sedang berdiri membelakangi mereka yang berjarak cukup jauh. Kedua orang itu berpakaian parlente, kemeja rapi dengan sepatu kulit yang mengkilap.“Hanya berdua saja?” tanya Jono—pria berjaket hitam di dalam mobil.“Hanya mereka dan supir di dalam mobil.” Anak buah Jono menunjuk sebuah mobil Mercedes Benz S class berwarna hitam terparkir di ujung bagian jalan itu.Jono tidak mengetahui siapa orang itu. Mereka berpenampilan rapi dan parlente, namun mereka berdua bukan berasalah dari Emerald City.Jono memberi isyarat
Mobil Rolls Royce limited edition itu, memasuki halaman rumah besar dan luas bernama Alpine Nest, dan berhenti tidak jauh dari pintu utama rumah itu.Kanaya dan Bastian turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Rumah yang kali pertama Kanaya datangi belum memiliki furnitur yang lengkap, saat ini telah berubah menjadi sebuah rumah yang indah dengan berbagai kelengkapan yang memberi kesan tersendiri.Kanaya sengaja memilih furnitur, korden, wallpaper serta berbagai aksesoris rumah lainnya dengan warna dan model yang memberi kesan homy, sebuah tempat tinggal yang hangat dan nyaman untuk ditinggali keluarga mereka.Saat memasuki rumah itu, tidak terasa suasana kaku ataupun asing. Ruangan demi ruangan seakan membuat siapa pun merasa di nyaman berada di sana. Dari mulai ruang tamu, ruang keluarga, dapur, hingga setiap kamar tidur di rumah itu, memberi kesan hangat. “Kenzo mana Bi?” Kanaya bertanya saat ia bertemu Sifa di ruang keluarga.Perempuan yang menjadi pengasuhnya saat menga
“Maaf… maaf, aku tidak sengaja…” ucap orang itu dengan segera. Ia kemudian tampak terkejut ketika melihat Bastianlah yang ia tabrak.“Lain kali jalanlah dengan hati-hati.” tegur Bastian sambil mengingatkan dengan nada dingin.Untung saja dia tidak menabrak Kanaya! Jika sampai itu terjadi, ia akan sangat marah.“Tentu, lain kali saya akan jalan dengan hati-hati.” Mahasiswi yang menabrak Bastian itu tampak tersipu malu. Ia melirik Bastian dengan tatapan menggoda sembari menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.Bastian bersikap acuh tak acuh pada perempuan itu dan sibuk merapikan kemeja yang dikenakannya.Lain halnya dengan Bastian, Kanaya justru menangkap gestur perempuan yang dengan sengaja menggoda Bastian. Dan ini membuat Kanaya kesal.Jelas, bukan hanya dirinya saja yang menyadari betapa menariknya Bastian.Selama ia menjadi istri Bastian, tidak sedikit wanita lain yang mengagumi Bastian, bahkan ada yang dengan berani dan terang-terangan berusaha mendekati suaminya itu.Mahasis
“Kulit lebih bersinar, atau di sebut dengan pregnancy glowing…” Bastian membaca sebuah artikel melalui telepon genggamnya. Ia tampak berpikir sebelum bergumam, “Sepertinya benar.”Ia membayangkan kulit istrinya itu memang terlihat lebih glowing di kehamilan kedua. Jadi, apakah semua mitos itu benar?Bastian kembali membaca lanjutan artikel itu.“Payudara sebelah kiri lebih besar dari yang kanan…” Bastian mengerutkan keningnya. Ah, ada-ada saja. Apa iya perbedaan kehamilan bayi perempuan dan laki-laki bisa dilihat dari besarnya payudara kanan dan kiri?Ujung-ujungnya, Bastian geleng-geleng kepala dan lanjut membaca. “Sifat lebih moody, sensitif dan cerewet…” Bastian terkekeh pelan. Mungkin untuk yang satu ini ada benarnya. Sejak kehamilan kedua, Kanaya menjadi sangat perasa dan sensitif, bahkan sebelum mereka mengetahui jenis kelamin anak yang dikandungnya.Walau begitu, Bastian tidak pernah mempermasalahkannya. Apalagi ia memang tidak keberatan direpotkan oleh istrinya itu.“Ehem…