Share

Bab 57

Penulis: Pohon Camellia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Karina terkejut, dia mengira Rafael sudah bangun.

Dia menoleh ke belakang, menemukan bahwa itu sepertinya hanya tindakan bawah sadar Rafael. Dia menghela napas, berjongkok dan mencoba melepaskan tangan Rafael.

Namun, genggaman Rafael sangat kuat, seakan-akan tidak ingin melepaskan sesuatu yang sangat berharga. Setelah berusaha untuk beberapa saat, Karina tetap bisa melepaskan genggaman Rafael dari pergelangan tangannya.

Karina mulai sedikit marah. 'Kenapa dia bisa begitu kuat meski sedang nggak sadarkan diri?'

"Jangan tinggalkan aku ...."

Bibir tipis Rafael yang sedikit pucat terbuka sedikit, dia bergumam di tengah tidurnya.

Karina terkejut, Wajah tampah Rafael terlihat pucat dan begitu rapuh.

Pria tampan yang sakit-sakitan adalah salah satu spesies yang dapat membangkitkan simpati para gadis. Bahkan Karina merasa kasihan ketika dia melihat Rafael seperti ini.

Namun, dia tahu bahwa sisi ini hanya akan muncul saat Rafael sakit. Dalam keadaan normal, Rafael tetaplah pemuda sombong yang s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 58

    Karina menekan rasa kantuknya, menutupi Rafael dengan selimut dan menepuk-nepuk Rafael seperti sedang menghibur anak kecil untuk tidur. Setelah berpikir, dia merasa malam ini dia pasti tidak akan bisa tidur tenang, jadi dia memutuskan untuk tidak tidur, menjaga Rafael agar penyakitnya tidak kambuh lagi.Dia hanya berharap, Rafael akan berterima kasih padanya setelah dirawat semalam dengan tidak akan mengganggunya lagi.Sepanjang malam ini, seperti yang diperkirakan Karina, suhu tubuh Rafael sebentar-bentar dingin, sebentar-bentar panas. Rafael baru tertidur lelap ketika sudah subuh.Sementara Karina, dia terlihat sangat kelelahan. Matanya sangat merah dan dia sudah tidak dapat menahan rasa kantuknya.Setelah memastikan bahwa Rafael tidak akan menimbulkan masalah lagi, Karina sangat tersentuh hingga ingin menangis. 'Tuan Muda ini akhirnya tenang!'Karena kembali rileks, dia tidak bisa menahan rasa kantuk yang menyerangnya lagi. Setelah menguap beberapa kali, Karina pun tertidur dengan k

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 59

    Karina baru terbangun dari tidurnya saat hari sudah siang.Bisa bangun secara alami adalah hal yang sangat membahagiakan. Setelah melakukan peregangan, dia merasa setiap tubuhnya terasa sangat nyaman.Seperti saat berada di asrama, dia memeluk selimut, berlama-lama di kasur dan tidak ingin membuka matanya.Ketika terdengar tawa kecil di sampingnya, Karina baru menyadari bahwa dia sekarang tidak berada di asrama.Dia seketika bangkit duduk, lalu melihat Rafael duduk di sudut sofa sedang menatapnya sambil tertawa kecil.Rasa malu langsung menyerang Karina.'Kenapa aku ada di sofa? Sudah berapa lama dia memandangku?'Ketika menyadari seorang pria memperhatikan dirinya sedang tidur, Karina merasa malu sampai tidak berani menatap Rafael. Dia refleks menjambak rambut panjangnya yang lembut dan bertanya, "Kapan kamu bangun?"Karina sebenarnya ingin bertanya sudah berapa dia menatap dirinya tidur?Rafael meletakkan koran yang dia baca dan berkata dengan santai, "Belum lama, hanya lima atau ena

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 60

    Selain sifat Rafael tidak terlalu bagus, Karina tidak dapat menemukan kekurangan yang lain.'Memang tak ada orang yang sempurna!'Saat makan, mereka berdua sangat diam, sepenuhnya menunjukkan tata krama tidak berbicara saat sedang makan.Namun, suasana seperti itu justru sangat menyedihkan.Teringat Rafael tumbuh dalam lingkungan keluarga seperti itu, Karina mulai bersimpati kepada Rafael. Keluarga bangsawan penuh dengan berbagai aturan, berbeda dengan keluarga biasa yang jauh lebih santai.Jika harus memilih, Karina pasti akan memilih hidup bebas daripada terikat oleh banyak aturan.Sesudah makan, Karina ingin mencuci piring, tetapi Rafael bilang padanya tidak perlu karena nanti akan ada orang yang datang mencucinya.Sekarang, ada hal yang lebih penting yang ingin Rafael beri tahu kepada Karina.Karina seketika merasa sedikit takut, melihat api hasrat yang terpancar dari mata gelap Rafael.'Seharusnya nggak akan terjadi apa-apa, 'kan?'Karina mengikuti Rafael masuk ke ruang kerja. Beg

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 61

    Karina tiba-tiba merasa tidak dapat menanggung detak jantungnya saat ini, sepasang mata berwarna cokelat terangnya sedikit bergetar saat dia terpaksa menatap Rafael.'Aneh! Rafael memang sangat aneh!'Sebelumnya, dia merasa Rafael memiliki aura hangat meski bersikap mengintimidasi.Selalu membuat dirinya sangat kesal, tetapi tidak membuatnya takut.Namun, aura yang terpancar saat ini membuat orang merasa tertekan dan merinding.Gigi Karina bergemeletuk. "Aku ... nggak takut ....""Nggak takut?" Rafael tertawa kecil, menyentuh wajah kecil Karina yang pucat dengan lembut dan tatapannya semakin mendalam. "Kalau nggak takut, kenapa wajahmu begitu pucat?" tanya Rafael.Kulit yang disentuh oleh Rafael terasa seperti terbakar. Karina langsung menghindari tangan Rafael seperti baru tersengat listrik."Sebenarnya kamu mau apa? Kalau nggak ada hal penting, aku pulang dulu!"Karina tidak tahan dengan situasi aneh seperti ini. Rafael bersikap aneh, dia tidak punya alasan untuk ikut bersikap aneh j

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 62

    "Aku sudah menyuruh orang untuk mengurus pindahanmu. Sekarang barang-barangmu di asrama sudah hampir selesai dikeluarkan," ujar Rafael sambil melihat jam tangannya."Kamu ....." Wajah Karina memucat, dia sudah tidak bisa menahan amarahnya dan berteriak, "Rafael, apa kamu nggak bisa menanyakan pendapatku sebelum melakukan sesuatu?"Mendengar ini, Rafael pun bertanya, "Kamu bisa pindah dan tinggal bersamaku?""Nggak bisa!""Oke. Aku sekarang sudah tanya pendapatmu, 'kan?"Karina kehilangan kata-kata setelah mendengar itu.Karina ingin sekali mencekik pria di depannya ini. "Sekarang ini adalah masyarakat demokratis, kita harus mematuhi hukum!"Rafael mengangguk, "Benar, kita tentu saja harus mematuhi hukum. Kamu tentu saja pindah dengan sukarela."Karina mendengus marah, "Kapan aku sukarela pindah kemari?"Rafael meliriknya, "Saat aku bilang kamu sukarela."Sekali lagi, Karina tidak bisa berkata-kata.Sebelum Karina dapat berbicara, Rafael sudah berbalik dan berjalan ke meja. Matanya tert

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 63

    "Nona Karina, coba periksa apa ada yang ketinggalan? Teman sekamarmu bilang hanya ini saja," ujar Jeremy dengan sopan.Karina tampak marah, "Siapa yang suruh kalian memindahkan barang-barangku?"Jeremy terkejut, lalu menatap Rafael dengan ekspresi tidak berdaya."Aku." Rafael datang, dia menatap Karina sambil melanjutkan ucapannya, "Aku sudah minta pendapatmu tadi."Karina merasa mustahil untuk bicara baik-baik dengan Rafael. Dia sekarang bingung, mengapa Rafael tiba-tiba berubah pikiran setelah satu malam.Melihat situasi kedua orang itu, Jeremy tahu bahwa Rafael gagal membujuk Karina."Tuan Muda Rafael, apa Nona Karina sudah tanda tangan kontrak itu?" tanya Jeremy dengan pelan.Mengingat hal tersebut, ekspresi Rafael menjadi masam. Jeremy yang berdiri cukup dekat dengannya seketika merinding.Rafael memelototi Karina dengan ekspresi masam sambil berkata, "Gadis ini sangat keras kepala."Karina menggertakkan giginya setelah mendengar ini, "Kamu sendiri sangat nggak tahu malu.""Bilang

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 64

    "Tuan Muda Rafael, apa Anda serius akan melakukan ini?" tanya Jeremy yang terlihat sudah pasrah.Anggota Keluarga Stalin jarang muncul di media. Jika diberikan berita ini, Jeremy yakin berita utama besok adalah mengenai kekasih yang disembunyikan Rafael.Rafael melirik Karina sejenak, lalu berkata dengan geram, "Gadis ini perlu diberi pelajaran, jadi segera lakukan perintahku!"Jeremy tentu akan menuruti perintah Rafael. Dia tahu bahwa tidak ada yang bisa mengubah keputusan yang sudah dibuat Rafael. Karena itu, dia hanya menghela napas dan hendak pergi.Tepat dia baru melangkah maju, Karina sudah menghentikannya. "Tunggu dulu!"Rafael melirik Karina sejenak, lalu berkata dengan kesal kepada Jeremy, "Abaikan dia."Mata Karina memerah. Jika teman dan keluarganya mengetahui hal ini, dia pasti akan menjalani sisa hidupnya dengan penuh cemooh. "Kalian nggak boleh pergi!""Kalau begitu tanda tangan ini, jangan bernegosiasi lagi denganku," ujar Rafael yang sangat mengintimidasi.Sekali lagi,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 65

    "Sudahlah. Begitu saja nangis. Apa kamu nggak bisa bersikap lebih tegar?" Rafael dengan datar mengucapkan kata-kata yang terdengar aneh.Ekspresi Jeremy tiba-tiba menegang.Karina awalnya merasa sangat sedih, tetapi setelah mendengar kata-kata Rafael, muncul pemikiran untuk membunuh pria di depannya ini saat tengah malam, lalu melemparnya ke sungai untuk dijadikan makanan ikan.'Kenapa ada orang yang seberengsek ini?''Dipaksa menjadi seorang pelacur dianggap masalah sepele? Kehidupan tiba-tiba menjadi seperti, apa aku nggak boleh bersedih? Apa dia pikir hatiku ini terbuat dari besi!'Sorot mata Karina penuh dengan niat membunuh. Rafael menghampirinya tanpa tahu hal itu dan mengelus ujung rambutnya. Rafael seperti sedang membujuk anak kecil yang sedang marah, "Ada banyak wanita menginginkan perhatianku, tapi aku nggak pernah peduli. Apa kamu tahu, kamu begitu beruntung?"Seketika, keheningan memenuhi ruangan ini.Jeremy menutupi wajahnya dan menggerutu di dalam hati, 'Tuan Muda, bukan

Bab terbaru

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 290

    "Kalian!" teriak Karina.Karina merasa kesal. Dia memandang para wartawan dengan marah, lalu hendak membungkuk untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di tanah. Akan tetapi, bagaimana mungkin orang-orang ini peduli? Demi mendapatkan berita utama, mereka semua tidak segan-segan menggunakan cara apa pun.Dokumen yang tercecer di tanah itu sudah diinjak-injak oleh mereka sebelum sempat diambil Karina. "Cukup! Hubunganku dengan Pak Rafael memangnya ada hubungan dengan kalian?" teriak Karina dengan kesal sambil kembali berdiri tegak.Orang-orang itu sudah menghabiskan kesabaran Karina."Nona Karina, apakah Nona marah karena pernyataan kami benar? Apakah Nona benar-benar merayu CEO Grup Stalin demi bisa menjadi bagian dari keluarga kaya raya?""Nggak!" balas Karina dengan cepat."Jika tidak, bisakah Nona mengungkapkan bagaimana Nona dan Pak Rafael bertemu? Apakah Nona merasa bisa menjadi seperti Cinderella?""Benar, Nona Karina, Keluarga Stalin adalah keluarga terkenal. Apakah Nona y

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 289

    Pada akhirnya yang mendapatkan keuntungan dari keseluruhan kejadian ini adalah Amy.Di dalam mobil.Karina berdebar-debar dan bergumam, "Hubungan kita telah diketahui publik, aku nggak tahu bagaimana reaksi dari pihak kampus ...."Memiliki hubungan dengan Rafael pasti akan menimbulkan sensasi. Karina tahu itu dan dia hanya berharap reaksi orang-orang tidak terlalu berlebihan.Namun, pasti akan menarik banyak perhatian orang terhadapnya.Karina menghela napas, dia merasa tidak ingin pergi ke kampus untuk sementara waktu.Begitu Karina selesai berbicara, Rafael sudah memegang tangannya. Sentuhan hangat itu membuat Karina terkejut. Karina menoleh, menatap Rafael dengan bingung. Terlihat Rafael sedang memandang keluar jendela mobil sambil menopang dagunya, seperti sedang menikmati pemandangan, dan berkata dengan datar, "Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Wanita mana pun pasti akan tersentuh hatinya mendengar perkataan itu.Sudut mata Karina melengkung. Dia menggeser p

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 288

    Karina menggeleng, raut wajahnya tampak bimbang. "Nggak, hanya saja ini terlalu mendadak, aku merasa belum siap.""Apa yang perlu kamu takutkan? Bukankah aku ada di depanmu untuk melindungimu? Kamu hanya perlu bersembunyi di belakangku dengan tenang," jawab Rafael dengan sangat santai dan lancar seakan-akan dia telah berlatih berkali-kali.Hati Karina menjadi hangat. Awalnya dia merasa sedikit bimbang, tetapi sekarang semuanya seketika menjadi jelas. Apa pun yang terjadi, bukankah Rafael selalu ada untuknya?Mengapa dirinya harus khawatir berlebihan?Karina pun mengangguk dengan bersemangat, tersenyum manis dan berkata dengan gaya menggemaskan, "Mulai sekarang, aku akan mengandalkanmu."Rafael mengangkat alisnya ketika dia melihat ekspresi antusias Karina dan berkata, "Kalau aku nggak melindungimu, aku harus melindungi siapa?"Mendengar itu, Karina tertawa lebih bahagia.....Setelah itu, atas permintaan keras Rafael, Karina baru bisa keluar dari ruang perawatan khusus di rumah sakit s

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 287

    "Eh?" Karina mengusap hidungnya, lalu menatap Rafael."Kamu sudah tahu aku sebaik ini, jadi kamu menikah denganku atau nggak?" tanya Rafael sambil memegang dagu Karina, tersenyum lebar.Karina mengangguk mantap dan berkata, "Asalkan kamu mau menikahiku, aku akan menikah denganmu."Rafael benar, jika kamu ingin memakai mahkota, harus siap menanggung bebannya. Rafael telah melakukan begitu banyak hal untuknya, lalu mengapa dirinya tidak menghadapi orang-orang yang datang untuk memprovokasinya demi Rafael?Jika sudah mencintai, mengapa dirinya tidak sanggup menghadapi sedikit kesulitan demi Rafael?Mendengar jawaban yang pasti, Rafael tersenyum lebar, matanya yang hitam penuh arti. "Kamu yakin?"Karina mengangguk tegas. "Aku yakin."Tiba-tiba, Rafael menekan bahu Karina, menghela napas panjang dan berkata, "Sekarang aku merasa lega.""Eh?"Karina tertegun, matanya berkedip-kedip. 'Apa maksudnya?'Ekspresi Rafael tiba-tiba tampak serius, menatap ke arah Karina dan berkata dengan sungguh-su

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 286

    Dia bilang ingin berjalan bersama dengan Rafael, tetapi tidak dapat melakukan banyak hal untuk Rafael dan ini membuatnya merasa sangat tidak berdaya.Karina menghela napas, sorot matanya berkilap dan dia bertanya dengan tidak percaya diri, "Rafael, kenapa kamu begitu baik padaku? Kupikir aku sudah cukup baik, tapi setelah bersamamu, aku baru menyadari kalau aku masih jauh dari cukup baik. Apa aku benar-benar bisa menjadi wanita yang berdiri di sisimu?""Bisa atau nggak kamu menjadi wanita yang berada di sisiku, itu terserah padaku. Aku bilang kamu bisa, maka kamu bisa.""Tapi aku masih belum cukup baik," ujar Karina sambil menggigit bibirnya, kembali merasa ragu."Oh?""Aku punya temperamen yang buruk."Rafael mengangguk, mengakuinya, "Memang, temperamenmu ini sulit ditoleransi oleh kebanyakan orang. Selain itu, kamu suka mempermasalahkan hal-hal kecil, seperti landak yang bisa menyakiti orang jika ia terdesak."Mendengar komentar itu, Karina makin merasa tertekan, "Dan aku juga nggak

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 285

    "Bukan begitu!" Karina tiba-tiba menjadi emosional, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Aku sungguh menyukaimu!""Tapi kamu bahkan nggak memiliki keberanian untuk menghadapi masa depan bersamaku. Kalau kamu ingin memakai mahkota, berarti harus siap menanggung bebannya. Apa kamu bahkan nggak mengerti prinsip ini?""Aku mengerti semua itu!""Kamu benar-benar mengerti?" Rafael mengangkat alisnya.Karina mengangguk dengan tegas, dia menggigit bibirnya dan wajahnya terlihat sedikit bingung."Aku sudah memikirkan semua ini sejak lama, tapi ... aku kurang percaya diri," ujar Karina.Karina menundukkan kepala, suaranya melemah, "Dibandingkan berurusan dengan keluargamu dan teman-temanmu, aku lebih suka berada di laboratorium dengan peralatan dingin. Aku punya temperamen yang buruk, kalau ada orang yang membuatku kesal, aku akan membalasnya. Nggak masalah kalau hanya dengan orang luar, tapi kalau itu terjadi pada orang-orang terdekatmu, aku khawatir akan membuat mereka marah. Aku nggak ingin mem

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 284

    Karina tercekat.Melihat ekspresi konyol Karina, Rafael tersenyum dan mencubit wajah kecilnya. "Kenapa? Kamu sangat bahagia sampai nggak bisa berkata-kata?" tanya Rafael.Karina mengatupkan bibirnya dan menghindari tangan Rafael. Dia menyipitkan matanya dan berkata dengan muram, "Bukankah aku sudah memberitahumu untuk nggak bercanda? Hal ini nggak mungkin terjadi.""Kenapa?"​​ tanya Rafael, yang senyumannya sedikit memudar, sambil menatap Karina.'Kenapa?'Karina juga menanyakan hal sama pada dirinya sendiri di dalam hatinya.Karena kesenjangan status di antara mereka terlalu besar. Meskipun sekarang mereka bersama, tidak ada jaminan mereka tetap dekat seperti ini di masa depan.Dua orang dengan nilai dan pandangan hidup yang berbeda, Karina tidak berpikir mereka bisa melangkah jauh bersama.Secara rasional, dia dan Rafael tidak akan pernah bisa mencapai akhir, jadi sebaiknya mereka menghentikan hubungan ini. Akan tetapi, secara emosional, putus setelah jatuh cinta lebih sulit dari per

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 283

    'Kenapa reaksi Rafael malah aneh?'Tepat ketika pikiran Karina melayang ke mana-mana, Rafael tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang menghiasi wajah tampannya itu sungguh membuat orang terpesona."Karina, jujur saja, cara kamu mengungkapkan perasaanmu berstandar rendah, nggak ada tekniknya sama sekali. Di antara wanita yang pernah menyatakan perasaannya padaku, kamu mungkin yang terburuk.""...."Senyuman Karina memudar.Namun, Rafael melanjutkan tanpa menyadari perubahan ekspresi itu, "Aku sarankan kamu untuk belajar bagaimana menyatakan cinta. Apa yang kamu katakan terlalu lugas dan nggak romantis sama sekali."Kali ini, senyuman di wajah Karina sepenuhnya hilang, lalu terdengar suara gertakan gigi.'Siapa pun tolong seret bajingan bermulut tajam ini keluar dari sini!''Di tengah suasana yang begitu indah, bisa-bisanya dia mengungkit wanita lain! Nggak hanya itu, dia bahkan mengatakan cara aku menyatakan perasaanku adalah terburuk!''Romantis! Romantis!''Kalau kamu begitu ingin romantis,

  • Kesenangan Satu Malam: Jahatnya Suami Triliuner   Bab 282

    Karina bingung, dia menempelkan pipinya ke dada Rafael, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan merasakan detak jantungnya sendiri ikut sinkron.Karena begitu dekat, dia sepertinya dapat merasakan Rafael sedikit gemetar, gemetar yang disebabkan oleh rasa takut.'Dia sebenarnya sangat takut, bukan?'Karina berpikir, meskipun dirinya tidak bodoh, sebodoh apa pun dirinya pada saat ini, dia tetap tahu bahwa Rafael gemetar karena dirinya. Dirinya yang tiba-tiba menghilang pasti membuat Rafael sangat panik.Dia ingin memeluknya kembali Rafael dan memberitahunya bahwa dia ada di sini sekarang, bahwa dia tidak menghilang dan tidak akan menghilang.Begitu dia bergerak, Rafael menghentikannya dengan suara rendah."Jangan bergerak."Gerakan Karina tiba-tiba berhenti. Karina berbisik di pelukannya, "Rafael, apa kamu takut?"Berdasarkan sikap biasanya, Rafael pasti akan menyangkalnya. Bagaimana mungkin dia yang begitu arogan membiarkan dirinya merasakan ketakutan?Tepat ketika Karina mengira Ra

DMCA.com Protection Status