Arletta dan Keevan tidak bisa pulang, karena Nadira dan Bagas melarang mereka pulang. Tentu alasannya, karena Nadira dan Bagas masih ingin bermain dengan Keanu. Kedua orang tua Keevan itu meminta Arletta dan Keevan menginap satu malam. Mereka masih ingin bermain dengan Keanu. Tidak hanya bermain saja, tapi mereka juga ingin tidur bersama dengan cucu mereka.Hadirnya Keanu telah memberikan warna baru di keluarga Keevan. Keanu adalah sosok bocah laki-laki yang periang dan menggemaskan. Tak heran jika semua orang sangatlah menyukai Keanu. Untungnya, Keanu bisa langsung dekat dengan kedua orang tua Keevan.Tentu baik Arletta dan Keevan sama sekali tidak melarang Keanu dekat dengan Nadira dan Bagas. Arletta mengerti akan Nadira dan Bagas yang sangat menginginkan cucu dari Keevan sejak lama.Sekarang, impian Nadira dan Bagas sudah terwujud. Bahkan cucu mereka sudah besar dan bisa diajak main. Hal tersebut yang membuat Nadira dan Bagas berat memperbolehkan Keanu untuk pulan.“Arletta,” pangg
Keevan diam melihat Arletta meluapkan segala kemarahan padanya. Dia membiarkan itu, agar Arletta bisa puas memarahi ataupun memaki dirinya. Keevan menyadari bahwa memang dirinya di masa lalu sangatlah berengsek.“Kamu jahat, Keevan! Aku benci kamu!” Arletta memukuli dada bidang Keevan berkali-kali. Tangisnya semakin keras saat mengatakan itu.Lagi, Keevan tetap diam ketika Arletta memukuli dadanya. Pukulan Arletta tak sebanding dengan luka yang Arletta rasakan. Keevan sangat menyesali apa yang telah terjadi. Penderitaan Arletta di masa lalu sangatlah menyakitkan. Keevan memaklumi jika sekarang Arletta tidak bisa memaafkannya dengan mudah. “Aku benci kamu! Berhenti ingetin aku tentang masa laluku yang bodoh!” Arletta tak henti memukuli dada bidang Keevan. Emosinya meluap, tidak lagi bisa tertahankan. Perlahan, tangis Arletta mulai mengecil di kala wanita itu benar-benar merasa lelah dengan semua yang ada. Arletta ingin berteriak sekeras mungkin, namun energy-nya sudah habis akibat m
Bibir Arletta menaut di bibir Keevan. Bibir mereka saling menyesap satu sama lain. Dua insan itu berciuman dengan penuh kelembutan dan damba. Tangan nakal Keevan memberikan remasan di payudara Arletta.“K-Keevan,” desah Arletta di sela-sela ciuman itu.“Aku kangen kamu,” bisik Keevan seraya menyelipkan tangannya ke dress Arletta, dan mengusap-usap puting payudara Arletta dengan lembut—hingga membuat sekujur tubuh Arletta bergelinjang tak menentu.Saat ini Arletta telah dibawa oleh Keevan ke hotel yang letaknya tak jauh dari taman yang mereka kunjungi. Keevan sengaja tak langsung mengajak Arletta pulang, karena pria itu ingin menghabiskan waktu bersama. Keevan mendorong tubuh Arletta hingga terbaring di ranjang, dia menindih tubuh Arletta tanpa melepaskan tautan bibir itu. Tampak napas Arletta sedikit terengah-engah kesulitan mengimbangi ciuman itu.“K-Keevan,” desah Arletta.Keevan melucuti dress Arletta, melemparnya ke sembarangan arah. “Aku kangen, Letta. Please, kasih aku.” Dia me
Arletta menyetujui keinginan Keevan yang akan menemaninya di kala bertemu dengan Arvin. Tentu, Arletta tak menghalangi, karena dia tak ingin Keevan berpikir tidak-tidak tentangnya dan Arvin.Arletta murni hanya ingin memberikan penjelasan pada Arvin. Bagaimanapun, dia berhutang penjelasan. Pun Arletta merasa sudah menyusahkan Arvin. Waktu itu di kala dirinya putus asa, dia meminta Arvin untuk membantunya melarikan diri dari rumah Keevan.Hal tersebut yang pasti membuat banyak sekali pertanyaan dari Arvin. Lepas dari apa pun yang terjadi, Arletta tetap saja merasa bersalah. Arvin terseret masalah bahkan dibenci Keevan karena dirinya.Selama Arvin masih bekerja di perusahaan Keevan, pria itu selalu bersikap baik pada Arletta. Entah apa perasaan Arvin yang sebenarnya, namun yang Arletta tahu adalah Arvin selalu menjadi teman yang baik untuknya.Sifat baik Arvin membuat perasaan bersalah muncul dalam diri Arletta. Wanita itu tak ingin sampai ada yang berpikir dirinya memanfaatkan sifat ba
Perjalanan hubungan Arletta dan Keevan tak bisa dibilang lancar-lancar saja. Satu langkah yang belum Keevan harus tempuh yaitu bertemu dengan keluarga Arletta. Tentu Keevan sama sekali tak menunda-nunda untuk bertemu dengan keluarga Arletta. Setelah memberikan penjelaan pada Arvin, Keevan sudah langsung mengajak Arletta untuk segera menemui kedua orang tau wanita itu. Akan tetapi, Arletta sedikit mengulur-ulur waktu.Alasan utama Arletta mengulur-ulur waktu karena Arletta belum siap bertemu dengan kedua orang tuanya. Sempat Arletta dan Keevan berdebar karena Arletta sedikit mengulur waktu, tapi akhirnya Keevan mengalah apalagi Arletta sampai menangis.Keevan mengerti pasti Arletta membutuhkan waktu, karena bagaimanapun apa yang dilalui Arletta di masa lalu bukanlah hal mudah. Terlebih, Arletta pernah melalui hal berat hanya sendiri tanpa bantuan siapa pun. Mengingat semua itu, membuat rasa bersalah dalam diri Keevan semakin menjadi.Keevan tak akan bisa kembali ke masa lalu untuk me
Mobil yang membawa Arletta bersama dengan Keanu dan Keevan mulai memasuki sebuah rumah besar di wilayah Nusa Dua. Sebuah rumah kental dengan nuansa bali. Desain modern bercampur dengan desain lokal Bali—membuat rumah itu nampak indah dan hangat.Arletta terdiam sebentar di dalam mobil ketika mobil sudah terparkir. Ya, yang ada di hadapan Arletta adalah rumah kedua orang tuanya. Belum pernah satu kali pun dia menginjakkan kakinya ke rumah kedua orang tuanya yang ada di Bali ini.Tak pernah terbesit dalam pikirannya, bahwa dia akan mendatangi rumah kedua orang tuanya yang di Bali ini bersama dengan Keevan serta putra mereka. Debar jantungnya berpacu kencang. Rasa takut dan gugup menyelimuti dirinya.“Kita turun sekarang.” Keevan membelai pipi Arletta, menatap hangat wanita itu.Arletta berusaha mengatur napasnya, berusaha untuk setenang mungkin. Detik selanjutnya, dia mengangguk merespon ucapan Keevan. Lantas, dia turun dari mobil bersamaan dengan Keevan—yang kini menggendong Keanu.“No
“Non Arletta, Bapak dan Ibu minta Non dan Pak Keevan turun ke ruang keluarga.” Kalimat yang pelayan ucapkan di kala masuk ke dalam kamar Arletta. Pelayan itu menyampaikan apa yang dipesan oleh Raka dan Melisa.Arletta mengangguk. “Kami akan turun.”“Baik, Non,” jawab sang pelayan.“Keanu sudah tidur, kan?” tanya Arletta memastikan.Sang pelayan mengangguk. “Sudah, Non. Den Keanu sudah tidur.”“Ya sudah, kamu boleh pergi sekarang. Sebentar lagi aku dan Keevan akan turun,” jawab Arletta hangat.“Baik, Non. Saya permisi.” Sang pelayan menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Arletta dan Keevan.Arletta menatap Keevan dengan tatapan hangat. “Apa kamu siap bertemu lagi dengan kedua orang tuaku?”Keevan tersenyum sambil mengecup kening Arletta. “Mana mungkin aku nggak siap. Meskipun Papamu kembali memukulku, aku nggak akan pernah takut.”Arletta terdiam sebentar dengan wajah yang nampak sedih.“Kita turun sekarang. Orang tuamu sudah menunggu kita.” Keevan membelai pipi Arle
Obrolan hangat tercipta antara kedua orang tua Keevan dan kedua orang tua Arletta. Ya, sejak di mana Raka meminta orang tua Keevan untuk datang—detik itu juga Keevan langsung meminta kedua orang tuanya untuk datang ke Bali.Jarak Jakarta dan Bali sangat dekat membuat kedua orang tua Keevan bisa datang cepat. Pun memang kedua orang tua Keevan sudah ingin bertemu dengan kedua orang tua Arletta. Namun, kedua orang tua Keevan membiarkan Keevan yang bertemu dulu dengan kedua orang tua Arletta, karena mereka tahu bahwa Keevan harus meminta maaf pada kedua orang tua Arletta.“Rencana pernikahan Keevan dan Arletta lebih baik kita adakan secara meriah. Kita harus menyiapkan konsep terbaik.” Nadira nampak semangat membahas tentang pernikahan Keevan dan Arletta.“Aku setuju. Aku juga ingin pernikahan Keevan dan Arletta megah dan mewah,” jawab Melisa yang sependapat dengan ibu Keevan. Bagas dan Raka sama-sama tersenyum. Dua pria paruh baya itu sudah kalah jika membahas tentang pesta. Untuk urus