Mendengar teriakkan nyaring dari Aska, Agni dan Bryan sama-sama menoleh ke arah pintu Kafe. Dan mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran, Samudera.
Aska sudah lebih dulu menyambut kedatangan Samudera dengan menghampiri pria itu. Agni pun demikian, wanita cantik berwajah sendu itu ikut menghampiri Samudera. Sementara Bryan... Pria itu masih terpaku ditempatnya.
“Samudera?” Gumam Bryan, lalu pria itu melihat ke arah Aska. “Ayah...?”
Bryan tahu siapa pria didepannya ini, pria yang dipanggil Ayah oleh anaknya Agni. Dan pria yang saat ini Agni hampiri dengan wajah khawatir.
Samudera Aditama. Kepala keluarga Aditama yang baru. Pria yang membuat tatanan keluarga Aditama sempat goyah karena Bimasakti menyerahkan tonggak kekuasaannya bukan pada sang putra, Lautan, melainkan pada sang cucu yang belum genap berusia 30 tahun, waktu itu.
Keputusan Bimasakti sempat menjadi pembahasan serius, sampai terjadi pertikaian internal dalam kelua
Kedatangan Samudera, Agni dan Aska, di sambut oleh seorang wanita paruh baya berusia pertengahan lima puluhan. Wanita paruh baya itu tersenyum cerah menyambut mereka.Samudera lebih dulu menghampiri wanita itu. “Bu Marni, perkenalkan, ini Agni calon istri saya, dan Aska putranya,” ucap Samudera pada wanita paruh baya bernama Marni itu.Marni sempat terpaku melihat Agni dan Aska. “Ini....” Marni kembali menatap Samudera, lalu kembali pada Agni dan Aska.Karena tidak mendapat respon dari Bu Marni, Samudera kembali memperkenalkan mereka. “Emm... Agni, ini bu Marni, orang yang sudah merawat saya sejak kecil.”“Halo Bu, aku Agni, dan ini Aska putraku. Senang bertemu dengan anda,” Agni menyapa Bu Marni dengan senyum cerah.Seperti dulu saat pertama kali bertemu Samudera di swalayan, kali ini pun Agni merasa sangat familiar dengan wajah Bu Marni. Namun, dimana mereka bertemu Agni tidak ingat.Marni ya
“Ekhm... Kami memiliki informan yang terpercaya,” jawab Bimasakti mencoba terdengar santai.“Baik. Apalagi yang kalian dengar dari informan terpercaya itu? Aku yakin bukan tentang keberadaan mereka berdua saja, bukan?” Sam sengaja menekan ‘informan terpercaya' untuk menyindir kedua Tetua. Entah apa yang mereka lakukan sampai bisa memperdaya si polos Reinhart.Samudera bisa langsung menebak, kalau informasi yang didapat kakek dan neneknya itu berasal dari Reinhart. Karena yang tahu tentang tentang keberadaan Agni dan Aska disini hanyalah kedua orang kepercayaannya itu, juga orang-orang di rumah ini.Namun, kakek dan neneknya tidak berhubungan dengan orang-orang di kediamannya, karena itu sudah pasti informasi itu dari Jona dan Rein. Akan tetapi, sebagai seseorang yang selalu berhati-hati, Jonatan tidak akan seceroboh itu. Jadi bisa dipastikan, semua itu ulah Reinhart.“Tentang rencana pernikahan kalian? Kami juga mendeng
Agni yang tengah berkutat di dapur, mengalihkan perhatiannya saat mendengar langkah kaki. Terlihat mbok Inem berjalan dengan tergopoh-gopoh kearah Agni.“Ada apa, Mbok?”“Itu, Mbak... Ada tamu di depan.”“Tamu? Siapa?”Agni mengerutkan keningnya.“Mama nya pak Samudera, mbak,” jawab Mbok Inem.Agni terkejut mendengar ucapan mbok Inem. Ada keperluan apa, sampai calon ibu mertuanya itu datang kemari?Tidak ingin berlarut dalam dugaan, Agni bergegas mencuci tangannya, dan menghampiri Mayang.“Mama....”Mayang yang tengah melihat foto-foto masa kecil Aska, menoleh saat mendengar suara Agni.“Hai, sayang... Apa mama mengganggu?”Agni menggeleng pelan. “Sama sekali tidak, Mah... Oh iya, duduk Mah, biar aku buatkan minum.”“Tidak usaha.” Cegah Mayang, “Mama hanya sebentar di sini. Emm... Bisa kita bicara sebentar?&
Dan wanita itu adalah Celline, sepupu saya.” Mayang mengambil jeda, untuk menarik nafas panjang.“Celline adalah seorang yatim piatu, yang sejak kecil dirawat oleh kedua orang tua saya. Selama bertahun-tahun, ayah saya menjalankan bisnis yang ditinggalkan almarhum ayah Celline. Hingga suatu hari, perusahaan yang dipimpin oleh ayah saya mengalami kerugian besar.“Dan perusahaan ayah Celline itu, membutuhkan suntikan dana yang besar. Sementara saat itu, Lautan yang baru menjadi CEO salah satu cabang perusahaan Aditama, tidak dapat membantu.“Ditengah keputusasaan kami, Bimasakti Aditama muncul menawarkan bantuan. Dengan syarat, Celline harus menikah dengan Lautan. Singkat cerita, pernikahan mereka terlaksana. Padahal saat itu, baik Lautan maupun Celline sama-sama sudah memiliki kekasih.“Namun, Celline yang sangat menghargai ikatan suci pernikahan langsung memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Berbeda dengan Lautan, yang
Setelah mengantar Mayang sampai ke Mobil, telepon genggam Agni berdering. Tertera nama Samudera sebagai indentitas sang penelepon. Hal itu langsung menerbitkan senyum manis di bibir Agni, saat melihat kalau kekasihnya lah yang menelepon. “Halo, Sam....” setelah menekan ikon hijau, Agni langsung menyapa sang kekasih. ‘Sedang apa?’ suara Samudera terdengar dari balik telepon. “Sedang berbicara dengan calon suami,” jawab Agni sedikit menggoda kekasihnya. Dan ucapan Agni berhasil membuat Samudera tertawa geli. ‘Sudah mulai berani menggoda rupanya.” “Salah?” Tanya Agni lagi. Lalu, mereka mulai membahas banyak hal, dari pekerjaan hingga persiapan pernikahan. Mendengar suara ceria disertai tawa dari Samudera, membuat Agni bahagia. Dia senang karena Sam mau membagi cerita tentang kegiatannya dengan dia. Saat mendengar cerita Mayang tadi, Agni jadi mengerti mengapa Samudera melamarnya dengan Lily putih, dan bukan mawar merah. Ru
Bryan tersenyum samar, saat melihat wajah Agni yang berubah pias.“Kamu pasti tahu, seperti apa keadaan Tony waktu itu, kan? Alat vitalnya sampai dipenggal oleh calon suami kamu itu,” Bryan dengan sekuat tenaga menyakinkan Agni.“Apa kamu masih mau, menikah dengan orang seperti itu? Menikah dengan monster mengerikan yang dengan mudahnya menyiksa orang lain? Dia bahkan tidak pandang bulu, keluarganya sekalipun tidak diberi ampun.“Apakah kamu yakin, rumah tangga kalian akan harmonis? Ini hanya tinggal menunggu waktu, sampai kamu menjadi korban selanjutnya, dari keganasan monster itu.” Brian mengambil jeda, agar Agni bisa berfikir dengan jernih.....Tanpa mereka sadari, sebuah alat penyadap tengah berkedip sejak tadi. Benda itu telah terpasang di sana, bahkan sebelum Bryan memasuki ruangan itu. Orang suruhan Rio langsung bergegas memasang penyadap, begitu Agni memutuskan sambungan telepon.Sementara tiga kepala t
Agni keluar dari ruang VIP dengan cepat. Sesekali dia masih menghentakkan kakinya menahan kesal.“Mbak Angi....” Rara yang berniat menyapa Agni, menghentikan ucapannya saat bos-nya itu berlalu begitu saja.Agni baru sampai di samping mobilnya, tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Saat melihat kalau Samudera lah yang menelepon, wajah Agni yang semula terlihat menahan kesal, menjadi relaks.Agni tersenyum manis, walaupun dia tahu Samudera tidak bisa melihatnya. Lalu menggeser ikon hijau dan menempelkan benda pipih itu pada telinganya.“Halo, Sam,” sapa Agni lembut.“Sudah selesai bertemu Bryan?’ Suara Samudera terdengar dari seberang telepon.Mendengar nama Bryan disebut, wajah Agni kembali terlihat kesal. Wanita cantik itu tidak menjawab pertanyaan Samudera selama beberapa waktu.“Kamu masih disana?’“Oh, I-iya masih. Emm... Aku sudah selesai bertemu dengan Bryan, dan seka
Andi pergi ke tempat yang ditunjukkan pada pesan teks anonim tadi. Dan dia mendapati hamparan hutan lebat, yang membuatnya sedikit ragu. Apa benar tempatnya disini? Andi tahu kalau kawasan ini merupakan hutan lindung, yang biasa dipakai untuk resepsi pernikahan, foto prewedding hingga berkemah. Namun, apa mungkin seseorang seperti kepala keluarga Aditama, mengadakan pesta pernikahannya di tempat seperti ini? Meskipun sedikit ragu, Andi tetap melangkahkan kakinya. Saat memasuki hutan, Andi merasa lega karena melihat resepsi pernikahan mewah, tengah berlangsung dihadapannya. Tanpa membuang waktu, Andi bergegas berbaur dengan tamu undangan. Apalagi, dia melihat tingkat keamanan yang sedikit lengang. Andi yang mengenali beberapa pengusaha ternama, ikut berbincang mencari relasi. Satu hal yang sedikit membuatnya heran adalah, dia tidak melihat kehadiran kedua mempelai di manapun. ‘Mungkin mereka sudah beristirahat,' pikir Andi. Dia tidak peduli dengan hal