Violet menganggukkan kepalanya. Ella mengikuti Violet kembali ke kamar. Namun, ketika mereka baru tiba di pintu, Violet mengulurkan tangannya dan menghalangi Ella untuk memasuki kamar. Ella tampak panik dan bertanya, "Nona Violet, apa yang ingin kamu lakukan?""Nggak ada, tapi sepertinya kamu mengenal gaun ini."Melihat Violet langsung mengonfrontasi, Ella juga tidak lagi menyembunyikannya. "Nona Violet, jangan bilang saya nggak memperingati Anda. Gaun ini milik Nona Grace. Kalau Nona Grace tahu gaunnya telah dipakai orang lain, Nona Violet nggak akan berakhir dengan baik."Violet berkata, "Ini hanya sebuah gaun. Apa dia akan membunuhku hanya karena sebuah gaun?""Mungkin. Nggak ada yang boleh menodai barang Nona Grace. Bukan hanya pakaian, begitu juga dengan orangnya."Ada maksud terselubung dalam perkataan Ella. Pertama kali Violet melihat Ella, dia mengira Ella hanyalah seorang pembantu polos. Namun, tampaknya Ella sudah lama bekerja dengan Howard. Dia pasti memiliki kemampuannya se
Amy melirik Kenny sekilas. Dia melihat Kenny sedang memberinya tatapan peringatan. Amy pun langsung menutup mulutnya, lalu berkata, "Eh, lihat omong kosong yang kukatakan. Nona Grace jangan memikirkannya."Amy sengaja bersikap berlebihan dan itu membuat ekspresi Kenny menjadi masam. Grace melihat Kenny, lalu berkata dengan dingin, "Siapa yang mengizinkan orang lain menyentuh pianoku? Kenny, apa kamu sudah nggak mau bekerja?""Nona Grace, i ... ini nggak ada kaitannya dengan saya. Pianis baru nggak paham peraturan dan saya sudah memberinya pelajaran ...."Sebelum Kenny sempat menyelesaikan kalimatnya, Amy di samping berkata, "Ya, Nona Grace. Anda nggak bisa menyalakan Pak Kenny. Tuan Howard yang membawa pianis baru itu. Pak Kenny hanya bekerja sesuai arahan.""Oh? Howard yang membawanya?"Ekspresi Grace menjadi makin sinis. Kini punggung Kenny sudah berkeringat dingin. Dia memelototi Amy, tapi Amy sudah berlari ke depan Grace dan berkata, "Nona Grace, pianis baru itu sangat licik. Dia s
"Baik, Nona."Sopir segera mengendarai mobil ke rumah Keluarga Lionel.Glenn mendengar ada yang datang berkunjung, jadi dia pergi ke luar untuk menyambut. Saat Glenn melihat orang yang turun dari mobil adalah Grace, wajahnya menjadi pucat. "Nona Grace, Bos masih tidur. Anda nggak bisa menemuinya sekarang."Langit saja belum terang. Mana ada orang yang datang berkunjung tengah malam?Grace melirik vila yang lampunya masih menyala, lalu bertanya, "Aku nggak bisa menemuinya sekarang atau dia sedang tidur bersama wanita lain?"Saat Glenn mendengar itu, dia mengerutkan alisnya. "Nona Grace, Anda sudah keterlaluan.""Keluarga Romanov dan Lionel adalah teman. Aku hanya bertanya."Grace berkata pada sopir di belakang, "Pulanglah. Hari ini sudah malam sekali. Beri tahu Ayah kalau aku menginap di rumah Keluarga Lionel malam ini.""Baik, Nona."Mendengar Grace ingin menginap di sini, alis Glenn menjadi makin berkerut. "Nona Grace, sepertinya ini kurang pantas.""Kenapa nggak pantas? Cepat atau la
Di kamar tidur utama rumah Keluarga Lionel, Grace perlahan-lahan keluar dari kamar mandi. Dia hanya mengenakan gaun tidur renda hitam tipis. Air menetes dari rambutnya yang basah dan setiap gerakan serta senyumannya tampak sangat menggoda.Howard membuka pintu kamar, kemudian Grace langsung pergi memeluk leher Howard. Grace berkata dengan nada manja dan rendah, "Howard, apa kamu merindukanku beberapa hari ini?"Howard menyingkirkan tangan Grace dengan dingin. Saat melihat sikap cuek Howard, senyuman Grace perlahan-lahan menghilang. Howard berjalan ke sofa di seberang, kemudian bertanya, "Ada apa kamu mencariku?""Aku kangen padamu, jadi aku datang untuk melihatmu. Nggak boleh?" Grace berjalan ke sisi Howard, kemudian berkata, "Dengar-dengar kamu ada pianis baru."Setelah Howard mendengar itu, dia mengulurkan tangannya untuk memainkan rambut Grace. Dia berkata dengan tenang, "Hanya seorang pianis. Kamu cemburu?""Aku sudah meminta orang menghancurkan pianonya." Grace berkata dengan kesa
"Dia sudah pergi." Howard mengangkat alisnya dan bertanya, "Kenapa? Kamu takut?""Tentu saja. Tuan Howard memiliki wanita lain di rumah. Kalau Nona Grace mengetahuinya, Tuan Howard nggak bisa menjelaskannya, 'kan?""Wanita lain di rumah? Apa kamu mengatakan dirimu??""Bukankah?"Violet menundukkan kepala untuk melihat dirinya sendiri, kemudian dia berkata, "Apa Nona Grace lebih cantik daripada aku?"Howard memperhatikan Violet, kemudian dia berkata, "Pinggangmu lebih kecil darinya. Wajahmu juga lebih cantik sedikit darinya. Kamu juga ... lebih licik.""Terima kasih atas pujiannya.""Aku nggak memujimu."Howard berbalik dan mengabaikan Violet, tapi lalu dia berkata, "Aku memberimu lima menit. Turun dan naik mobil."Howard berjalan ke bawah. Glenn melihat Howard sudah turun dan diikuti oleh Violet di belakang.Glenn mengernyit dan berkata, "Tuan Howard, bukankah Anda sudah berjanji pada Nona Grace ingin mengusir Violet?""Aku hanya bilang saja. Kenapa kamu juga menganggapnya serius?"Dia
"Eh! Mau! Mau!"Ini kesempatan baik untuk memeras Howard. Violet tidak akan melepaskannya dengan mudah.Violet melihat setiap piano dengan serius untuk memilih.Howard duduk di sofa dan melihat tampang serius Violet, kemudian seulas senyuman tipis tersungging di bibirnya.Setelah Violet memastikan nada dan perasaannya, Violet menunjuk ke salah satu dari mereka dan berkata, "Aku ingin yang ini.""Nona ini mempunyai selera yang bagus. Ini adalah piano terbaik kami di sini dan datang dari luar negeri. Piano ini dibuat dengan sangat teliti.""Baguslah. Aku ingin yang ini."Violet menoleh ke Howard. Dia tersenyum dan bertanya, "Tuan Howard nggak pelit, 'kan?"Tanpa mengangkat kepalanya, Howard berkata pada manajer itu, "Antar piano itu ke kasino Grup Lionel malam ini.""Baik, Tuan Howard."Howard berdiri, kemudian berkata pada Glenn, "Gesek, lalu ayo pergi.""Baik, Bos."Glenn segera menggesek kartu. Semua proses berjalan dengan sangat simpel.Sebelum mereka pergi, Howard berhenti dan menun
Howard mengernyit sedikit. Grace menghampirinya sambil mengangkat alisnya, kemudian dia berkata, "Howard, kebetulan sekali. Apa kamu datang ke sini juga untuk mencoba baju?""Ya. Tadi Tuan Howard datang untuk mencoba jas yang dipesan sebelumnya."Staf wanita itu maju dan membantu Howard menjelaskannya. Violet yang sedang bersembunyi di ruang ganti diam-diam menguping.Grace langsung menoleh ke ruang ganti yang tirainya sudah ditarik, kemudian dia bertanya, "Lalu, kenapa kamu nggak pergi mencobanya di ruang ganti? Sepertinya kamu sedang menunggu orang?""Menurutmu, siapa yang sedang kutunggu?"Howard mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Grace. Grace langsung duduk di atas paha Howard, kemudian pipinya memerah. "Menyebalkan. Ada orang di sini.""Kamu yang mengikutiku dulu.""Aku mengikutimu? Aku hanya mendengar gaunku dipakai orang semalam, jadi aku datang untuk memesan beberapa gaun baru."Grace memeluk leher Howard dan berkata, "Howard, apa kamu sudah menangani pianis itu?""Su
Ada lampu merah di lorong bawah tanah dan suasana aneh memenuhi seluruh lorong itu. Setelah itu, sebuah tangan tiba-tiba menutupi mulut dan hidung Violet. Violet pun terkejut dan sudah bisa merasakan obat itu di mulut dan hidungnya. Itu adalah obat yang sama yang digunakan Howard pada dirinya ketika dia berada di Kota Poseidon!Violet segera menahan napas, lalu berpura-pura pingsan.Sebelum dia pingsan, dia mencubit pahanya kuat-kuat untuk memaksa dirinya tetap sadar.Pasti ada rahasia di jalan misterius ini. Dia harus tahu sebenarnya apa yang spesial dengan toko baju ini.Violet merasa sepertinya dia digendong di bahu seseorang, lalu dia naik mobil terowongan dan diangkut ke tempat lain.Kemudian, terdengar suara orang itu naik lift. Tiga detik kemudian, lift berhenti dan muncul suara "ting".Setelah itu, Violet mendengar suara familier."Cepat. Turunkan dia dengan hati-hati."Violet tahu kalau orang yang berbicara ini adalah Kenny.Kenny menerima Violet, lalu dia menuduh dengan emosi