Ketika Evelyn mendengar itu, dia menjelaskan dengan panik, "Mungkin dia mengada-ada. Siapa yang bisa tahu apa dipikirkannya? Sudah, jangan memikirkan hal ini lagi. Ayo makan."Setelah mendengar ucapan Evelyn, Jane baru menekan rasa bingungnya.Namun, Sandra di samping menyadarinya. Dia tidak bodoh seperti Jane yang sepenuhnya memercayai apa yang dikatakan Evelyn.Sebaliknya, Sandra merasa ada yang aneh dengan reaksi Evelyn tadi."Nanti malam kita lanjut mengekori wanita itu saja," ujar Sandra."Ya. Kalau kita mengekorinya, aku pasti bisa mendapatkan bukti yang kuat. Aku mau Nicholas tahu kalau wanita itu bukan wanita baik."Raut wajah Evelyn menjadi makin masam.Awalnya, dia mengira setelah kejadian tadi, Sandra dan Jane tidak akan melanjutkan rencana mereka.Tak disangka, ternyata Sandra masih ingin membuntuti Violet.Sandra metap Evelyn dengan menyelidik, lalu mencoba bertanya, "Evelyn, kamu akan mengikuti kami, 'kan?"Evelyn memaksakan seulas senyuman, kemudian berkata, "Tentu saja.
"Maaf, kami harus mengonfirmasi identitas orang luar dan mendapat izin dari pemilik apartemen dulu sebelum kami memperbolehkan kalian masuk."Satpam itu bersikeras menghalangi Jane.Jane berkata, "Aku nggak pernah mendengar harus mengonfirmasi identitas dulu sebelum dapat bertemu dengan teman. Aku sudah bilang orang tadi adalah temanku. Kami sekolah di universitas yang sama.""Maaf, silakan meminta pemilik apartemen menelepon kami. Lalu, kami baru bisa memperbolehkan kalian masuk."Nada satpam itu sudah terdengar agak kesal.Semua orang yang tinggal di gedung ini adalah orang kaya dan berkuasa. Maka itu, satpam gedung ini menjadi pandai menilai orang.Jane sangat marah, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Pada akhirnya, dia hanya bisa pergi dengan pasrah.Saat perjalanan kembali, akhirnya Sandra menyuarakan kebingungannya. "Sebenarnya siapa wanita itu? Aku mendengar orang yang tinggal di gedung itu bukan orang biasa. Apa dia ... benar-benar kupu-kupu malam?""Sandra, apa maksudmu? K
Besok pagi, Evelyn yang mengenakan gaun putih berdiri di depan kelas. Sepertinya dia sedang menunggu orang.Setelah kejadian kemarin, Violet tidak ingin ada hubungan apa pun lagi dengan Evelyn. Jadi, dia berpura-pura tidak melihat Evelyn dan masuk ke kelasnya."Kak Violet!"Evelyn segera memanggil Violet.Violet berhenti, kemudian dia melihat Evelyn dengan sinis. "Apa?"Evelyn menggigit bibirnya. Dia tampak sangat malu."Kak Violet, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin."Evelyn menundukkan kepalanya sambil berkata, "Aku nggak menduga Jane akan tiba-tiba berkata seperti itu padamu. Mereka semua sudah salah paham padamu.""Kamu juga?"Violet menatap Evelyn sambil tersenyum tipis. Dia seakan-akan sudah menebak seluruh isi hati Evelyn.Evelyn segera menggelengkan kepalanya. "Aku nggak! Kak Violet, aku nggak mungkin berpikir seperti itu tentangmu. Kemarin aku terus menghentikan mereka untuk menjelaskan ...."Violet melihat Evelyn yang sedang berakting dengan sungguh-sungguh, kem
Tatapan curiga Sandra membuat wajah Evelyn menjadi kaku, tapi Evelyn segera memasang ekspresi sedih. "Sandra, bagaimana mungkin aku berbohong padamu? Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu padaku?"Ketika Sandra melihat mata merah Evelyn, dia hanya bisa berkata, "Aku hanya bertanya. Kamu nggak usah terlalu memikirkannya."Sandra melihat air mata Evelyn sudah mau menetes, jadi dia menggenggam tangan Evelyn dan berkata dengan lembut, "Kita bertiga adalah sahabat. Kamu nggak boleh berbohong pada kami.""Aku tentu saja nggak akan berbohong pada kalian."Evelyn menganggukkan kepalanya dengan patuh."Ayo ke kelas."Sandra menarik Evelyn naik ke atas. Evelyn menatap Sandra yang sedang berjalan di depannya dan dia menjadi makin waspada.Pokoknya, sebelum mereka lulus, dia tidak boleh membiarkan Sandra dan Jane tahu tentang kebohongannya. Kalau tidak, kehidupan kuliahnya akan berakhir.Di atas, pintu kelas Evelyn dikerumuni orang. Jane juga sedang memandang ke dalam, tapi karena dia terlalu
Apa ada yang salah dengan otak dua orang ini?"Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn ingin sekali kabur dari sini. Tak disangka, ketika dia hendak beranjak pergi, dia mendengar ada yang memanggilnya di belakang. "Evelyn! Komite disiplin memanggilmu!"Saat Evelyn mendengar itu, jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat.Saat ini, komite disiplin juga sudah berjalan keluar. Dia menunjuk punggung Evelyn dan berkata, "Kamu berhenti."Punggung Evelyn pun menjadi tegang. Ketika dia menoleh, dia berkata dengan hati-hati, "A ... aku?""Apa kamu tinggal di asrama 317?"Evelyn menganggukkan kepalanya. Dia tidak mengerti kenapa komite disiplin menanyakan itu."Apa kamu tinggal di kamar asrama yang sama dengan Jane Lorman?""Ya ... ya."Evelyn tanpa sadar melirik ke Jane yang berdiri tidak jauh darinya.Jane tercengang. Komite disiplin juga sudah menoleh ke arahnya."Kamu Jane Lorman?"Jane yang tubuhnya sudah menegang menganggukkan kepalanya.Komite disiplin itu menundukkan kepala
"Kalau begitu, siapa?"Alis Violet berkerut.Kalau benar-benar ingin menghukum orang, seharusnya mereka menghukum Evelyn. Akan tetapi, mereka malah sengaja memfitnah Jane. Setelah huru-hara itu, Jane juga hanya ditegur, sedangkan Evelyn baik-baik saja.Pada saat ini, Violet melihat William yang sedang memegang piring dan sebuah bakpao di dalam mulutnya berjalan melewati Violet.Violet mengulurkan tangannya untuk menarik ujung baju William. "Berhenti!"WIlliam menoleh. Dia bertanya dengan mulut penuh, "Ngapain, sih?!""Kamu yang melakukannya?""Apa yang kulakukan?"William tercengang.Violet langsung menjawab, "Lapor ke komite disiplin."William berpikir sejenak, kemudian dia berkata, "Itu Charles.""Apa Charles akan peduli dengan masalah itu?"Violet mendadak mengingat hari itu Evelyn dan teman-temannya berada di bawah gedung apartemennya.Bisa jadi itu memang Charles.Namun, saat ini, kebingungan Violet digantikan oleh pertanyaan lain. "Apa kamu sangat miskin sampai kamu harus makan d
Violet menganggukkan kepalanya. Tadi ketika Evelyn berlutut padanya, itu yang dikatakan Evelyn."Dia punya pacar?" tanya William dengan heran."Bagaimana aku tahu?""Kalau dia sudah punya pacar, kenapa dia masih melengket pada Romeo? Wanita itu benar-benar hebat!"William merasa sangat jijik dengan wanita seperti itu."Dia mengatakan itu hanya untuk didengar orang lain. Lagi pula, aku nggak percaya dia akan punya pacar selain Romeo."Violet meletakkan sendok, lalu membereskan piring kosong di depannya. "Aku sudah selesai makan. Kalian lanjut."Kemudian, Violet berdiri dan hendak pergi.Nicholas juga meninggalkan piringnya, kemudian berkata, "Aku juga sudah selesai makan."William memasukkan satu bakpao ke dalam mulutnya. "Tunggu aku!"Malam harinya, jantung Evelyn berdetak dengan kencang ketika dia melihat hasil ujian kelas terbarunya di asrama.Selama ini nilainya stabil, tapi nilainya merosot pada ujian kali ini.Saat teman sekamarnya melihat nilai Evelyn, dia pun terkejut. "Evelyn,
Evelyn ingin menjelaskan dirinya, tapi Romeo berkata, "Kamu memang sangat berbakat, tapi itu nggak berarti kamu boleh bermalas-malasan.""Maaf, aku ...."Evelyn hampir tidak bisa menahan air matanya, tapi kali ini Romeo tidak berlembut hati."Seharusnya kamu tahu peraturan Universitas Ace. Kalau selanjutnya nilaimu menurun drastis lagi dan kamu nggak juara sepuluh besar, kamu akan kehilangan beasiswamu dan kamu harus membayar sendiri seluruh biaya sekolah."Dari awal Evelyn sudah mengetahui peraturan itu. Namun, dia tidak pernah menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut Romeo.Evelyn menatap Romeo dengan terkejut. Untuk beberapa saat, Evelyn tidak bisa bereaksi.Maksud Romeo sangat jelas. Kalau nilai Evelyn terus menurun, maka Romeo tidak akan mensponsorinya lagi dan juga tidak akan membantunya lanjut belajar di Universitas Ace. Evelyn harus menanggung semuanya sendiri.Evelyn segera berkata, "Tuan Romeo, aku tahu aku salah. Itu nggak akan terjadi lagi."Sekarang semua pengeluaran
"Apa? Kamu nggak tahu? Kamu nggak tahu, tapi kamu melakukan begitu banyak hal-hal yang nggak bermoral?""Hal-hal nggak bermoral apa yang kulakukan?" Dylan bertanya dengan nada sinis, "Kalian lebih baik dalam melakukan hal-hal nggak bermoral, terutama orang yang berada di lantai atas."Saat ini, semua orang menoleh ke lantai dua.Howard sedang berdiri di tangga lantai dua. Melihat semua orang menatapnya, alisnya pun berkerut.Tatapan sinis Howard pun segera tertuju pada Dylan.William berdeham sebelum berkata, "Em .... Mengakui kesalahan dan memperbaiki diri sendiri adalah hal yang sangat baik. Howard telah membuka lembaran baru dan kini menjadi orang kami.""Siapa bilang aku membuka lembaran baru?"Howard menuruni tangga. Dia duduk di sofa dengan malas dan berkata, "Aku hanya sedang memulihkan diri di sini. Aku nggak bilang aku sudah menjadi orang kalian.""Itu sama saja. Pokoknya, di mata orang luar kamu adalah orang kami sekarang. Kalau nggak, kamu pindah keluar. Kamu sudah kehilanga
Dylan merasa kesal dengan kata-kata Violet. Dia berkata, "Siapa yang akan menolak uang? Terlebih lagi, selalu ada langit di atas langit. Tak peduli seberapa besar Keluarga Dawson, kami nggak sebaik empat keluarga besar. Siapa yang nggak ingin menjadi yang terbaik?""Baiklah. Anggap apa yang kamu katakan benar. Keluarga Dawson menginginkan itu, makanya kalian mengincar harta karun Kota Poseidon. Tapi, orang yang bekerja sama denganmu nggak mungkin membuat begitu banyak rencana hanya karena alasan-alasan itu, 'kan?"Saat mendengar itu, Gwen dan William melihat Violet dengan terkejut. Sedangkan Agnes dan Jacob tampak bingung.Apa?Bekerja sama?Keluarga Dawson bekerja sama dengan orang itu?Suasana langsung menjadi hening.Dylan menatap Violet untuk beberapa saat sebelum berkata, "Apa yang sedang kamu katakan?""Dulu aku terus berpikir. Jarak Keluarga Dawson nggak termasuk dekat dengan Kota Poseidon. Kenapa Keluarga Dawson bisa tahu tentang rahasia Kota Poseidon? Dan waktu itu Keluarga Li
Mata semua orang langsung tertuju pada Jacob.Jacob tidak bisa bersembunyi meskipun dia mau.Dia tidak pernah menyangka ayahnya akan membawa Dylan kemari.Ketika Romeo mengantarkan Dylan di depannya dulu, dia langsung berkata carikan tempat tinggal untuk Dylan. Romeo tidak bisa menampakkan dirinya dan bertanya pada Dylan, jadi dia meminta Sherman yang melakukannya.Jadi, pada beberapa waktu itu, Jacob menyamar sebagai Sherman dan muncul di depan Dylan."Ka ... kalian jangan melihatku."Jacob merasa sedikit bersalah dan berkata, "Ini nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak tahu apa-apa.""Tuan Knowles, tindakanmu ini kurang tepat, 'kan? Dari awal kamu sudah tahu tentang rahasia Kota Poseidon, jadi kenapa dari awal kamu nggak memberi tahu kami?""Ya, kami sampai harus berkeliling."Gwen dan William menatap Jacob, sedangkan Agnes tampak bingung. Dia sama sekali tidak paham apa maksud Dylan.Jacob memandang Violet untuk meminta bantuan.Violet tahu Jacob keluar kali ini dengan identitasn
Charles mengangkat tangan. "Bawa mereka pergi.""Baik."Pengawal Kediaman Edris sudah melangkah maju. Beberapa pengawal Keluarga Knowles ini bukanlah lawan pengawal Kediaman Edris. Pemimpin pengawal juga tidak berani merebut orang di depan Charles. Dia tahu ini sudah kehormatan terbesar yang ditunjukkan Violet kepada Keluarga Knowles. Kalau tidak, tadi mereka sudah bertengkar di dalam rumah.Pemimpin pengawal terdiam untuk beberapa saat, kemudian berkata pada Charles, "Kami akan pulang untuk menanyakan pendapat Tuan Besar. Kalau Tuan Besar bersikeras, kami akan datang ke Kota Poseidon lagi."Charles tidak mendongak, tapi dia mengangguk. "Silakan."Perintah istrinya sudah dilaksanakannya. Hal lain tidak ada hubungan dengannya.Charles menuntun orang kembali ke Kediaman Edris.Jacob dan Agnes menangis. "Hueee! Aku kira aku akan pulang ke rumah dan menjalani kehidupan yang membosankan itu! Untung aku nggak pulang! Kalau nggak, aku akan mati kebosanan!""Huaaa! Aku kira aku akan pulang ke
Namun, kemudian William mengangkat rambut orang itu. Dia langsung tahu siapa orang ini."Eh! Bukankah ini Dylan Dawson yang selama ini kita cari?"Setelah lama tidak bertemu, Dylan benar-benar dirawat dengan baik oleh Keluarga Knowles. Tubuhnya yang awalnya kurus kini tampak agak kuat. Dibandingkan sebelumnya, Dylan jauh lebih tenang.Violet mendekat, lalu berkata, "Apa kamu masih ingat utangmu padaku?"Saat utangnya diungkit, Dylan menjadi emosional. Melihat Dylan ingin berdiri, dua pengawal itu segera menekan Dylan. "Diam!"Saat ini Dylan sudah tidak bergerak. Violet juga sudah memastikan identitas Dylan, baru dia berkata pada kedua pengawal, "Sepertinya Tuan Besar Knowles sangat tulus. Dia mengantarkan musuh kami agar kami melampiaskan amarah.""Tuan besar kami bilang orang ini memiliki sesuatu yang diinginkan Nona Violet. Tapi, apa Nona Violet bisa mendapatkannya atau nggak tergantung pada Nona Violet."Setelah Violet mendengar itu, dia mengangguk dan berkata, "Itu benar.""Violet,
"Pantas saja ...."Violet menundukkan kepalanya. Kemudian, dia mendongak dan bertanya, "Tadi setelah ibumu melihatku, dia memanggilku Vio. Sepertinya dia masih mengingatku. Tapi, kenapa dia mengira Charles adalah Nathan?"Charles dan Nathan tidak mirip.Violet sangat bingung. William melirik Charles dari kaca spion, lalu dia berkata, "Ibuku salah. Mungkin selama ini dia merindukan Nathan yang merupakan kerabatnya, jadi dia sembarangan bicara. Itu bukan masalah besar. Kamu nggak usah memikirkannya."Gwen melihat Violet, lalu bertanya, "Tapi, aneh juga. Kasus penculikan Keluarga Edris melibatkan banyak orang, loh. Vio, apa kamu nggak tahu?"Violet menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Aku nggak ingat apa-apa. Mungkin saat itu aku masih sangat kecil. Aku nggak mengingat kejadian di bawah tujuh tahun. Mungkin itu juga berhubungan dengan demam tinggiku saat aku kecil."Charles di samping berkata, "Nggak ada gunanya kita membahas ini. Apa kalian menemukan barangnya?""Ya! Kalau aku yang be
Bam!Harvey tiba-tiba meletakkan cangkirnya. Dia melihat Nyonya Airlangga dengan alis berkerut dan berkata, "Apa yang kamu katakan? Ini adalah kepala Keluarga Griffin, bukan Nathan Edris."Nyonya Airlangga tercengang. Dia melihat Charles, lalu bertanya, "Dia bukan Nathan? Tapi, Vio ....""Cukup. Tehnya sudah dingin. Ganti tekonya."Harvey memberikan teko teh kepada Nyonya Airlangga. Nyonya Airlangga masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Harvey sudah berkata pada pembantu, "Bawa Nyonya pergi.""Baik, Tuan."Pembantu itu berjalan mendekat, lalu mengantar Nyonya Airlangga ke atas.Violet melihat Nyonya Airlangga sesekali menoleh ke belakang dan terus menatapnya. Perasaan aneh tiba-tiba muncul dalam hati Violet."Maaf." Harvey berkata dengan dingin, "Dia menderita penyakit serius lebih dari sepuluh tahun yang lalu, jadi kondisi mentalnya agak nggak normal dan dia selalu suka bicara omong kosong.""Lebih dari sepuluh tahun yang lalu?"Violet menangkap inti permasalahannya.Harvey mendongak,
"Kamu mencurigaiku?""Nggak, tapi yang mengetahui rahasia empat keluarga besar sekarang tersisa kamu sendiri, Paman Harvey. Kami juga sudah bertemu dengan jalan buntu, makanya kami datang untuk bertanya. Paman Harvey nggak mungkin menyembunyikan sesuatu dari kami, 'kan?"Harvey bisa melihat Violet dan Charles tidak akan pergi hari ini kalau mereka tidak mendapatkan jawaban. Dia hanya bisa menghela napas berat, lalu berkata, "Duduklah."Violet dan Charles saling bertatapan, lalu mereka duduk di depan Harvey.Harvey meminta pembantu menyiapkan teh untuk kedua orang itu sebelum berkata, "Alasan kenapa Keluarga Airlangga aman dan tenteram selama beberapa tahun ini adalah karena kami nggak ikut campur dalam urusan empat keluarga besar. Saranku kepada kalian adalah jangan terlibat dengan empat keluarga besar dan jangan terlalu memikirkan empat keluarga besar. Itu hanya tipu muslihat yang diciptakan oleh empat pemuda seratus tahun yang lalu. Nggak ada harta karun di Kota Poseidon, jadi kalian
Violet berkata, "Tuan Muda William, sepertinya kamu nggak cocok dengan keluargamu.""Itu karena aku orang yang tenang! Aku pemuda progresif di zaman baru!""..."William menuntun ketiga orang itu ke dalam rumah Keluarga Airlangga.Seorang pembantu sedang membersihkan aula. Rumah Keluarga Airlangga seperti museum besar yang penuh dengan koleksi berharga. Violet melihat sekeliling, lalu memperkirakan semua koleksi ini adalah barang asli yang bernilai miliaran. Baik itu porselen atau ornamen, semuanya berusia lebih dari seratus tahun. Di zaman kuno, hanya pangeran dan bangsawan yang mampu membeli barang-barang ini.Dan ayahnya William benar-benar memajang semua barang ini.Dia benar-benar tidak takut dirampok.Saat Violet mengamati koleksi-koleksi itu, dia menyadari dengan cepat kalau salah satu dinding rumah Keluarga Airlangga dipenuhi dengan susunan batu-batu langka dan berharga yang memukau. Selain batu giok dan batu permata berkualitas tinggi, ada banyak jenis yang belum pernah dia li